Oktober 21, 2016

MAKALAH GEOGRAFI

Judul: MAKALAH GEOGRAFI
Penulis: Rahmat Dandy


MAKALAH GEOGRAFI
JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA SERTA LAHAN POTENSIAL DAN LAHAN KRITIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KETUA : M. RIZKY FIRDAUS
ANGGOTA : ALFI MAGHFIROH
RAHMAT DANDY
RIZKI FEROZA MARUDDANI
YESSI MEILASARI
MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA JAMBI
KABUPATEN MUARO JAMBI
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh .
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah S.W.T karena berkah rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang " Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia serta Lahan Potensial dan Lahan Kritis .
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah guna menambah wawasan para siswa dan memenuhi syarat untuk mendapatkan nilai tugas Geografi . Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan support dan juga bimbingan ilmu pengetahuan oleh guru, Oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penyusun mengucapkan terimakasih.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Muaro Jambi, Januari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme . Manusia tergantung pada tanah dan sampai batas-batas tertentu tanah yang baik tergantung pada manusia dan pengelolanya. Tanah sebagai tubuh alam dimana tumbuhan dapat hidup. organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-prosesfisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Tanah di Indonesia memiliki beberapa jenis yaitu : Tanah vulkanis ,tanah organosol ,tanah litosol (berbatu-batu), tanah podsol,tanah laterit,tanah mergel,dan tanah terarosa(kapur) . Jenis yang paling banyak adalah tanah litosol yang hampir tersebar di banyak daerah di Indonesia yaitu : Nusa Tenggara,Maluku Selatan,Jawa Timur ,Madura,Jawa Tengah,dan Sumatra.
Istilah lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi beserta segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi perikehidupan manusia (Christian dan Stewart, 1968). Secara lebih rinci, istilah lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang (Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO, 1976). Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas (i) komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan, dan (ii) komponen fungsional yang sering disebut kualitas lahan. Kualitas lahan ini pada hakekatnya merupakan sekelompok unsur-unsur lahan (complex attributes) yang menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan (FAO, 1976).
Lahan sebagai suatu "sistem" mempunyai komponen- komponen yang terorganisir secara spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran-sasaran tertentu. Komponen-komponen lahan ini dapat dipandang sebagai sumberdaya dalam hubung- annya dengan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Oleh karena kegiatan yang dilakukan manusia dalam pemanfaatan lahan, baik untuk area pertanian, pemukiman dan lain-lain, maka lahan dapat dibagi menjadi lahan yang potensial dan lahan yang kritis.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas geografi terutama untuk menambah wawasan para siswa mengenai :
Jenis-Jenis tanah di Indonesia
Lahan Potensial , dan
Lahan Kritis
1.3 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu :
Mengetahui Jenis-Jenis tanah di Indonesia serta Lahan Potensial dan Lahan Kritis
Memberi tambahan informasi terhadap siswa
Mengetahui cara menanggulangi lahan kritis

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Jenis Tanah yang ada di Indonesia
Jenis jenis tanah yang ada di Indonesia sangat beragam.Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal,salah satunya relief dataran Indonesia yang beragam.Berikut adalah jenis jenis tanah yang ada di Indonesia :
Tanah Organosol atau Tanah Gambut
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organikdari hutan rawa,memiliki ciri ciri:
Warna coklat hingga kehitaman
Tekstur debu lempung
Tidak berstruktur
Kandungan organik > 30% untuk tanah lempung
Kandungan organik > 20% untuk tanah tekstur pasir
Kandungan unsur hara rendah
Tanah gambut adalah tanah yang mendominasi tanah di Indonesia.Contoh penyebarannya dapat ditemukan di Cilacap(jawa tengah),Sumatera,Dataran Tinggi Dieng.
Tanah Aluvial
  Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai,tekstur beraneka ragam,belum terbentuk struktur,PH bermacam-macam. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai,dataran aluvial pantai,dan daerah cekungan(depresi)
Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar.Ciri-ciri tanah regosol:
Jenis tanah masih muda
Belum mengalami diferensiasi horizon
Tekstur pasir
Sruktur berbukit tunggal
Konstitensi lepas-lepas
PH umumnya netral
Kesuburan sedang
Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dan gumuk-gumuk pasir pantai.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna.tekstur tanah beraneka ragam,pada umumnya berpasir,umumnya tidak berstruktur,terdapat kandungan batu,kerikil,dan kesuburannya bervariasi. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Tanah Latosol
Jenis tanah ini telah mengalami diferensiasi horizon,tekstur lempung,sruktur remah hingga gumpal,warna coklat merah hingga kuning,batuan induk dari tuf atau material vulkanik contohnya breksi dari hasil batuan intrusi. Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter.
Tanah Grumusol
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil,agak tebal,tekstur lempeng beratkonsistensi sangatlekat dan plastis bila basah,dan sangat kering dan retak-retak bila kering.Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumidatau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.
Tanah Podsolik
Tekstur tanah ini lempung hingga berpasir,struktur gumpal,konstitensi lekat,bersifat agak asam (Ph kurang dari 5,5),kesubaran rendah hingga sedang,warna merah hingga kuning,kejenuhan basa rendah,peka erosi.Tanah ini berasal dari batuan pasir karsa ,tuf vulkanik,bersifat asam.Jenis tahah podsolik ini banyak tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering,curah hujan lebih dari 2500/tahun.

Tanah Podzol
Jenis tanah ini telah mengalami perubahan profil,susunan horizonnya dari horizon albic(A2) dan spodic(B2H).Kandungan pasir kuarsanya tinggi,sangat masam,kesuburan rendah,batuan lempung dan tuf vulkan masam.Tanah ini tersebar di daerah beriklim basah,curah hujan lebih dari 2000mm/tahun tanpa bulan kering,topografi pegunungan.Daerahnya Kalimantan Tengah,Sumatera Utara,dan Irian Jaya.

Tanah Andosol
Tanah ini baresal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.Tanah ini juga telah mengalami perkembangan profil,solum agak tebal,warna agak coklat kekelabuan hingga hitam,kandungan organik tinggi,tekstur geluh berdebu,struktur remah,konstitensi gembur dan bersifatlicin berminyak,agak masam,kejenuhan basa tinggi dan gaya absorpsi sedang,permeabilitas sedang,kelembapan tinggi,peka erosi.
Tanah Mediteran Merah Kuning
Tanah mempunyai perkembangan profil,solum sedang hingga dangkal,warna coklat hingga merah,horizon B argilik,tekstur geluh hingga lempung,struktur gumpal bersudut,konstitensi teguh dan lekat bila basah,pH basa hingga agak asam ,berasal dari batuan keras(limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa.penyebaran di daerahpegunungan lipatan,topografi karst dan lereng vulkan ketinggian dibawah 400m.Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut terra rossa .
Hidromorf Kelabu
Tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal,topografinya merupakan dataran rendah atau cekungan ,hampir selalu tergenang air,solum tanah sedang,warna kelabu hingga kekuningan ,tekstur geluh atau berlumpur,bersifat asam(pH 4.5-6.0).Ciri khas tanah ini yaitu adanya lapisan glei yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0,5 m akibat dari profil tanah selalu jenuh air.Penyebarannya di daerah beriklim hunid hingga subhumid,curah hujan lebih dari 2000mm/tahun.
2.2 lahan Potensial dan lahan Kritis di Indonesia
Lahan adalah suatu wilayah di permukaan bumi (daratan) yang berkaitan dengan ciri-ciri alami, yaitu : Iklim, batuan, tanah, topografi, hidrologi, dan biologi .
Sumber daya lahan mempunyai potensi yang sangat berbeda-beda, antara lain sebagai berikut.
Lahan tanah humus sangat subur dan merupakan lahan pertanian yang baik.
Lahan tanah vulkanis banyak mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan. Tanah vulkanis sangat subur dan baik untuk pertanian. Lahan ini cocok ditanami padi, kina, kopi dan teh.
Lahan tanah mergel merupakan tanah yang subur, terdapat didaerah lereng pegunungan dan didataran rendah. Tanah mergel cocok untuk lahan pertanian.
Lahan tanah kapur relative subur untuk pertanian . Lahan ini cocok untuk ditanami pohon jati, palawija, dan tembakau
Lahan Potensial
Lahan potensial adalah sebidang lahan yang dapat memberikan produk secara optimal. Umumnya lahan potensial dikaitkan dengan sector pertanian, sehingga lahan ini mempunyai kemampuan untuk lahan produksi. Permasalahan dan penggunaan lahan di seluruh dunia bersifat umum, baik di negara maju maupun negara sedang berkembang. Hal ini terutama akan menjadi menonjol bersamaan dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan proses industrialisasi.
Ciri-ciri lahan potensial untuk permukiman antara lain:
1.Daya Dukung Tanah Besar
Artinya memiliki kemampuan untuk menahan beban dalam ton tiap satu meter kubik. Jadi bila didirikan bangunan di atasnya tidak amblas.
2.Fluktuasi Air Baik
Artinya memiliki kedalaman air tanah yang sedang. Fluktuasi air berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, jika air tanahnya dangkal maka keadaan di atasnya lembab dan jika air tanahnya dalam maka keadaan di atasnya gersang (kering/tandus).
3.Kandungan Lempung cukup
Kandungan lempung berpengaruh terhadap kembang kerutnya tanah. Hal ini erat kaitannya dengan pembuatan pondasi,pembangunan jalan, saluran air, dan sebagainya.
4.Topografi
Topografi yang ideal untuk permukiman adalah yang kemiringan lahannya antara 0% sampai 3%. Kemiringan merupakan perbandingan antara jarak vertikal dan jarak horisontal dikali 100%.
 Kemiringan lereng 0% berarti tanahnya rata, dan kemiringan lereng 100% berarti sudut kemiringannya 45% (sangat curam). Topografi erat kaitannya dengan kenyamanan hunian (tempat tinggal) dan keamanan dari ancaman bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan sebagainya.
Ciri-ciri Lahan Potensial Untuk Pertanian
1.Tingkat Kesuburan Tinggi
Lahan yang subur adalah lahan dengan tanah yang banyak mengandung mineral untuk kebutuhan hidup tanaman. Hal ini sangat tergantung pada jenis tanaman yang diusahakan. Untuk tanaman biji-bijian banyak membutuhkan mineral posfor, untuk tanaman sayuran membutuhkan mineral zat lemas (N2), dan tanaman umbi-umbian membutuhkan mineral alkali. Jadi agar lahan dapat berproduksi secara optimal harus disesuaikan, antara jenis mineral yang dikandung lahan dengan jenis tanaman yang akan diusahakan.
 2.Memiliki Sifat Fisis yang Baik
Lahan yang memiliki sifat fisis baik adalah lahan yang daya serap air dan sirkulasi udara di dalam tanahnya cukup baik. Sifat fisis ini ditunjukkan oleh tekstur dan struktur tanahnya. Tekstur tanah adalah sifat fisis tanah yang berkaitan dengan ukuran partikel pembentuk tanah. Partikel utama pembentuk tanah adalah pasir, lanau (debu), dan lempung (tanah liat). Berasarkan ukuran partikel batuan.
3.Belum Terjadi Erosi
Terjadinya erosi pada suatu lahan akan menyebabkan berubahnya lahan potensial menjadi lahan kritis. Lahan yang telah mengalami erosi, tingkat kesuburannya berkurang, sehingga kurang baik untuk pertumbuhan tanaman. Erosi mengakibatkan lahan tanah yang paling atas terkelupas. Sisanya tinggal tanah yang tandus, bahkan sering merupakan batuan yang keras (padas). Proses erosi yang kuat sering dijumpai di daerah pantai, akibat abrasi (pengikisan oleh gelombang laut) dan di daerah pegunungan dengan lereng terjal serta miskin tumbuhan. Erosi di pegunungan akibat adanya longsor dan soil creep (tanah merayap).
Lahan Kritis
Lahan Kritis adalah sebidang lahan yang penggunaan atau pemanfaatannya tidak sesuai dengan kemampuannya.sehingga tanah menjadi sulit untuk dimanfaatkan kembali,maka pemanfaatan tanah harus disesuaikan dengan kemampuan tanah tersebut.akan tetapi kita masih bisa mengolah lahan tersebut menjadi lahan yang produktif.
Ciri-ciri Lahan Kritis Untuk Pertanian
1.Tidak Subur
Lahan tidak subur adalah lahan yang sedikit mengandung mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Umumnya lahan tidak subur terdapat di daerah yang resiko ancamannya besar (ancaman erosi dan banjir).
2.Miskin Humus
Lahan yang miskin humus umumnya kurang baik untuk dijadikan lahan pertanian, karena tanahnya kurang subur. Anda pernah mendengar istilah tanah humus? Tanah Humus adalah tanah yang telah bercampur dengan daun dan ranting pohon yang telah membusuk. Tanah humus dapat dijumpai di daerah yang tumbuhannya lebat, contohnya hutan primer. Sedangkan lahan yang miskin humus adalah lahan yang terdapat di daerah yang miskin atau jarang tumbuhan, contohnya kawasan pegunungan yang hutannya rusak.
Ciri-ciri Lahan Kritis untuk Permukiman
Ciri-ciri lahan kritis untuk permukiman adalah kebalikan dari ciri-ciri lahan potensial untuk pertanian, yaitu:
1) Daya dukung tanah rendah, artinya tidak mampu menahan beban dalam ton tiap satu meter kubik. Sehingga bila didirikan bangunan di atasnya, bangunan tersebut akan roboh (amblas).
2) Fluktuasi air tidak baik, artinya air tanahnya terlalu dangkal atau terlalu dalam. Hal ini dapat mempengaruhi bangunan dan kesehatan penduduk yang tinggal di atas lahan tersebut.
3) Topografi
Topografi yang tidak cocok untuk permukiman adalah yang kemiringannya lebih dari 3%. Karena topografi dengan kemiringan lebih dari 3% resiko ancaman bencana alam seperti tanah longsor dan banjir besar. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan hunian dan keamanan dari bencana alam tersebut.
                 Kemiringan lereng 0% berarti tanahnya rata, dan kemiringan lereng 100% berarti sudut kemiringannya 45% (sangat curam). Topografi erat kaitannya dengan kenyamanan hunian (tempat tinggal) dan keamanan dari ancaman bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan sebagainya.
Berikut beberapa cara yang dilakukan untuk penanggulangan lahan kritis:
Reboisasi hutan pelindung yang keadaannya gundul
Penghijauan lahan-lahan terbuka
Diadakan pohon-pohon penyangga
Penebangan hutan jangan berlebihan karena dapat mengakibatkan terbukanya lahan
Menghindari erosi tanah yang diakibatkan oleh tetesan air hujan secara langsung
Tanah yang belum kritis diusahakan dilakukan pemupukan secara seimbang dan tidak berlebihan dengan tujuan menghindari kejenuhan atau keracunan tanah yang dapat menjadikan tanah menjadi kritis kembali.
Eksplorasi hutan di Kalimantan Timur pada awal Orde Baru selain meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, ternyata juga menyebabkan munculnya permasalahan sosial budaya.
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Jadi,dari makalah yang penyusun sampaikan tentang "Jenis Jenis Tanah serta Lahan Potensial dan Lahan kritis"dapat diambil kesimpulan bahwa tanah yang mendominasi Indonesia adalah Tanah Gambut.Namun hal ini dapat diatasi dengan beberapa metode.Begitupun dengan lahan potensial di Indonesia.Di Indonesia banyak terdapat Lahan Potensial yang berguna untuk sektor pertanian dan sektor produksi.Lahan potensial ini berguna untuk menunjang kemakmuran suatu negara.Sedangkan Lahan Kritis adalah lahan yang penggunaannya tidak sesuai kemampuannya.Namun bukan berarti tidak dapat digunakan.Lahan Kritis dapat digunakan kembali dengan berbagai cara dan metode.contohnya melakukan penghijauan pada lahan lahan terbuka.
B . Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari para pembaca.
Apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini mohon dapat dimaafkan dan memakluminya karna kesempurnaan hanya milik Allah dan karna kami hanya hamba Allah yang tak luput dari khilaf dan salah.

Daftar Pustaka
Anhar Aan, Vege Zamaludin. 2007. Geografi SMA/MA kelas X. Bogor: CV. Regina
Sugiyanto, Danang Endarto. 2012. Mengkaji Ilmu Geografi 1. Solo: Platinum
http://geografi-geografi.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-tanah-di-indonesia.htmlhttp://www.seputarpengetahuan.com/2014/10/lahan-potensial-dan-lahan-kritis.htmlhttp://belajarilmugeografi.blogspot.com/2013/04/mengurai-jenis-jenis-tanah-di-indonesia_12.html


Download MAKALAH GEOGRAFI.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca MAKALAH GEOGRAFI. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: