September 30, 2016

SK DIRJEN MENDIKBUD - SPEKTRUM PENDIDIKAN SMK

Judul: SK DIRJEN MENDIKBUD - SPEKTRUM PENDIDIKAN SMK
Penulis: Rian Baroto


KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR : 7013/D/KP/2013
TENTANG
SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
Menimbang : bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/ program/ paket keahlian mempertimbangkan Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
bahwa Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan yang sekarang berlaku perlu dilakukan penyesuaian sejalan tuntutan kurikulum, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan dunia kerja;
bahwa berdasarkan pertimbangan butir a dan b di atas, dipandang perlu menetapkan spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan baru yang diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mengingat : Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Standar Pendidikan Nasional;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 131/M/2011 Tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 60/U/2002 Tentang Pedoman Pendirian Sekolah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentangStandar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentangStandar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentangStandar Penilaian Pendidikan;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 tahun 2013 tentangKerangka Dasar dab Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Memperhatikan : Hasil koordinasi dan kosultasi dengan pemangku kepentingan dan institusi terkait untuk bidang keahlian.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
PERTAMA : Menetapkan spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang memuat bidang keahlian, program keahlian, dan paket keahlian sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
KEDUA : Spektrum sebagaimana dimaksud merupakan acuan dalam pembukaan dan penyelenggaraan bidang/program/paket keahlian pada SMK.
KETIGA : Pada setiap paket keahlian yang dibuka, SMK dapat mengkhususkan kompetensi tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja terkait (konsentrasi keahlian) dengan tidak mengabaikan kemampuan dasar keahlian tersebut.
KEEMPAT : Pembukaan bidang/program/paket keahlian pada SMK baru mengacu pada ketentuan yang mengatur tentang pendirian SMK.
KELIMA : Penambahan/perubahan bidang/program/paket keahlian pada SMK diatur sebagai berikut :
penambahan/perubahan bidang/program/paket keahlian pada SMK sesuai dengan spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan pendirian SMK sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
penambahan dan/atau perubahan paket keahlian sesuai dengan spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
setiap usul penambahan/perubahan bidang/program/ paket keahlian sebagaimana dimaksud pada butir a dan b disertai proposal dan alasan tertulis.
KEENAM : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka keputusan Direktur Jenderal Dikdasmen Nomor 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan dinyatakan tidak berlaku.
KETUJUH : Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
KEDELAPAN : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perubahan/perbaikan sebagaimana mestinya.
Jakarta,
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah,
TTD
Prof. Dr. Ir. Achmad Djazidie, M.Eng
NIP. 195902191986101001

Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah
Nomor : 7013/D/KP/2013
Tanggal: 4 Desember 2013
SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
NO. BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN PAKET KEAHLIAN NOMOR KODE
1 Teknologi dan Rekayasa Teknik Bangunan Teknik Konstruksi Baja 001
Teknik Konstruksi Kayu 002
Tekniok Konstruksi Batu dan Beton 003
Teknik Gambar Bangunan 004
Teknik Furnitur Teknik Furnitur 005
Teknik Plambing dan Sanitasi Teknik Plambing dan Sanitasi 006
Geomatika Geomatika 007
Teknik Ketenagalistrikan Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 008
Teknik Jaringan Tenaga Listrik 009
Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik 010
Teknik Otomasi Industri 011
Teknik Pendingin dan Tata Udara 012
Teknik Mesin Teknik Pemesinan 013
Teknik Pengelasan 014
Teknik Fabrikasi Logam 015
Teknik Pengecoran Logam 016
Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri 017
Teknik Gambar Mesin 018
Teknik Pesawat Udara Pemeliharaan dan Perbaikan Motor dan Rangka Pesawat Udara (Airframe Power Plant) 019
Pemesinan Pesawat Udara (Aircraft Machining) 020
Konstruksi Badan Pesawat Udara (Aircraft Sheet Metal Forming) 021
Konstruksi Rangka Pesawat Udara (Airframe Mechanics) 022
Kelistrikan Pesawat Udara (Aircraft Electricity) 023
Elektronika Pesawat Udara (Aviation Electronis) 024
Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara (Electrical Avionics) 025
Teknik Grafika Persiapan Grafika 026
Produksi Grafika 027
Teknik Instrumentasi Industri Teknik Instrumentasi Logam 028
Kontrol Proses 029
Kontrol Mekanik 030
Teknik Industri Teknik Pelayanan Produksi 031
Teknik Pergudangan 032
Teknologi Tekstil Teknik Pemintalan Serat Buatan 033
Teknik Pembuatan Benang 034
Teknik Pembuatan Kain 035
Teknik Penyempurnaan Tekstil 036
Teknik Perminyakan Teknik Produksi Minyak dan Gas 037
Teknik Pemboran Minyak dan Gas 038
Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petrokimia 039
Geologi Pertambangan Geologi Pertambangan 040
Teknik Kimia Kimia Analisis 041
Kimia Industri 042
Teknik Otomotif Teknik Kendaraan Ringan 043
Teknik Sepeda Motor 044
Teknik Alat Berat 045
Teknik Perbaikan Bodi Otomotif 046
Teknik Perkapalan Teknik Konstruksi Kapal Baja 047
Teknik Konstruksi Kapal Kayu 048
Teknik Konstruksi Kapal Fiberglass 049
Teknik Instalasi Pemesinan Kapal 050
Teknik Pengelasan Kapal 051
Kelistrikan Kapal 052
Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal 053
Interior Kapal 054
Teknik Elektronika Teknik Audio Video 055
Teknik Elektronika Industri 056
Teknik Elektronika Komunikasi 057
Teknik Mekatronika 058
Teknik Ototronik 059
Teknik Energi Terbarukan Teknik Energi Hidro 060
Teknik Energi Surya dan Angin 061
Teknik Energi Biomassa 062
2 Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknik Komputer dan Informatika Rekayasa Perangkat Lunak 063
Teknik Komputer dan Jaringan 064
Multimedia 065
Teknik Telekomunikasi Teknik Transmisi Telekomunikasi 066
Teknik Suitsing 067
Teknik Jaringan Akses 068
Teknik Broadcasting Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio dan Pertelevisian 069
3 Kesehatan Kesehatan Keperawatan 070
Keperawatan Gigi 071
Analis Kesehatan 072
Farmasi 073
Farmasi Industri 074
PekerjaanSosialPekerjaanSosial075
4 Agrobisnis dan Agroteknologi Agribisnis Produksi Tanaman Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura 076
Agribisnis Tanaman Perkebunan 077
Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman 078
Agribisnis Produksi Ternak Agribisnis Ternak Ruminansia 079
Agribisnis Ternak Unggas 080
Agribisnis Aneka Ternak 081
Kesehatan Hewan Kesehatan Hewan 082
Agribisnis PengolahanHasil PertaniandanPerikananTeknologi Pengolahan Hasil Pertanian 083
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan 084
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan 085
Mekanisasi Pertanian Alat Mesin Pertanian 086
Teknik Tanah dan Air 087
Kehutanan Teknik Inventarisasi dan Pemetaan Hutan 088
Teknik Konservasi Sumberdaya Hutan 089
Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan 090
Teknik Produksi Hasil Hutan 091
5 Perikanan dan Kelautan Teknologi Penangkapan Ikan Nautika Kapal Penangkap Ikan 092
Teknika Kapal Penangkap Ikan 093
Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya Budidaya Perikanan 094
Budidaya Krustacea 095
Budidaya Kekerangan 096
Budidaya Rumput Laut 097
Pelayaran Nautika Kapal Niaga 098
Teknika Kapal Niaga 099
6 Bisnis dan Manajemen Administrasi Administrasi Perkantoran 100
Keuangan Akuntansi 101
Perbankan 102
Perbankan Syariah 103
Tata Niaga Pemasaran 104
7 Pariwisata Kepariwisataan Usaha Perjalanan Wisata 105
Akomodasi Perhotelan 106
Tata Boga Jasa Boga 107
Patiseri 108
Tata Kecantikan Tata Kecantikan Rambut 109
Tata Kecantikan Kulit 110
Tata Busana Tata Busana 111
8 Seni Rupa dan KriyaSeni Rupa Seni Lukis 112
Seni Patung 113
Desain Komunikasi Visual 114
Desain Interior 115
Animasi 116
Desain dan Produksi Kriya Desain dan Produksi Kriya Tekstil 117
Desain dan Produksi Kriya Kulit 118
Desain dan Produksi Kriya Keramik 119
Desain dan Produksi Kriya Logam 120
Desain dan Produksi Kriya Kayu 121
9 Seni Pertunjukan Seni Musik Seni Musik Klasik 122
Seni Musik Non Klasik 123
Seni Tari Seni Tari 124
Seni Karawitan Seni Karawitan 125
Seni Pedalangan Seni Pedalangan 126
Seni Teater Pemeranan 127
Tata Artistik 128


Download SK DIRJEN MENDIKBUD - SPEKTRUM PENDIDIKAN SMK.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca SK DIRJEN MENDIKBUD - SPEKTRUM PENDIDIKAN SMK. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

Manajemen Kualitas dalam Perspektif Islam

Judul: Manajemen Kualitas dalam Perspektif Islam
Penulis: Vita Sarasi


Manajemen Kualitas dalam Perspektif Islam
Vita Sarasi, SE. MT.*)
*) Dosen Manajemen Operasi dan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
Pendahuluan
Sebenarnya konsep-konsep dalam Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total) yang selama ini telah kita kenal seperti "konsistensi", "kontinuitas", "keseragaman", "standar" maupun "standarisasi", bukan hal baru dalam Islam. Contoh dari penerapan konsep standar yang paling mudah misalnya dapat dilihat pada cara beribadah yang dilakukan oleh seorang muslim. Agar suatu ibadah dapat diterima oleh Allah SWT, maka ibadah tersebut harus memenuhi persyaratan kualitas minimum yaitu rukun. Misalnya saja pada ibadah puasa rukunnya ada dua, yaitu melafadzkan niat dan menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Jika kedua persyaratan kualitas minimum tersebut tidak dipenuhi, maka ibadah puasanya menjadi batal. Contoh lain yang juga sangat kita kenal adalah ISO, sebuah standar kualitas berlevel internasional yang harus dipenuhi agar produk suatu perusahaan dapat masuk kedalam pasar internasional. ISO tersebut juga sangat islami, karena mensyaratkan tercapainya "efisiensi", "produktivitas", "kualitas", "pertanggungjawaban" dan "transparansi", yang keseluruhannya merupakan nilai-nilai yang ditekankan dalam Islam (Ahmad Sarji, 1996). Namun, walaupun demikian, sistem tersebut adalah buatan manusia yang tentu saja tidak akan dapat bertahan terhadap uji waktu dan ruang. Selama diterapkan, sistem ini ternyata banyak menimbulkan masalah, justru dalam kualitas kehidupan para karyawan yang menerapkannya. Mengapa hal ini dapat terjadi? Berikut kajian literatur dari para ilmuwan, ahli kualitas, profesional bisnis dan industrialis muslim.
Perkembangan manajemen kualitas, dari Jepang hingga Barat
Dunia bisnis yang semakin bergejolak dan kompetitif telah mendorong para pelaku bisnis untuk terus-menerus berusaha mencari "ceruk", "relung" atau "sesuatu yang sederhana namun membuat penampilan dan kinerja jadi berbeda", agar selalu unggul di antara yang lain. Keinginan dan kebutuhan untuk memiliki keunggulan kompetitif tersebut telah menggiring para ilmuwan selama dua dekade terakhir untuk terlibat dalam pengembangan berbagai sistem dan teknik manajemen, terutama manajemen kualitas.
Kemunculan para "guru kualitas" diawali di Jepang yang hancur total selama Perang Dunia II. W. Edwards Deming, seorang ahli statistik yang gagal menerapkan teori kualitasnya di AS, pada tahun 1950 diundang oleh persatuan ilmuwan dan teknisi di Jepang untuk mempresentasikan "14-points of management principle and seven deadly diseases". Ini adalah sebuah alat untuk mendiagnosis permasalahan kualitas secara tepat, sehingga menghasilkan solusi yang akurat. Berkat alat ini, Deming lalu dianggap sebagai pahlawan nasional dan "Deming Prize" diabadikan sebagai penghargaan kualitas tertinggi di Jepang.
Melengkapi alat diagnosis dari Deming, pada tahun 1954, Joseph M. Juran, seorang konsultan manajemen, berhasil meyakinkan Jepang bahwa peranan manajemen juga sangat penting dalam mengelola kualitas. Teorinya tercakup dalam "Juran Trilogy" yang meliputi "Quality Planning", "Quality Control", dan "Quality Improvement", dan menjadi cikal bakal "Total Quality Control" (TQC) yang kita kenal saat ini.
Kesuksesan industri Jepang banyak membuka mata dunia setelah pada akhir tahun 1970, Philip B. Crosby, seorang pebisnis, dalam bukunya "Quality is Free" mengungkapkan "Zero Defects System" yaitu pengurangan bahkan peniadaan produk cacat dan rusak. Konsep ini banyak diadopsi oleh negara lain.
Seiring dengan itu, pada awal 1980, Tom Peters dan Robert H. Waterman, Jr. melalui bukunya "In Search of Excellence" dan "Thriving on Chaos" berkontribusi signifikan terhadap kesuksesan berbagai perusahaan ternama di AS.

Apa sebenarnya yang ingin ditekankan oleh para guru? Jelas! Kualitas sangat penting sebagai ramuan atau unsur dari kesuksesan suatu perusahaan. Hal ini telah terbukti secara empiris dan terdokumentasi dimana-mana. Istilah TQM yang dalam bahasa Jepang disebut "Kaizen" dapat diartikan sebagai "peningkatan secara kontinu". Perusahaan yang menerapkan prinsip tersebut diyakini dapat mencapai "kesinambungan hidup melalui kemampuan untuk menghasilkan profit" (Deming dan Juran) dengan mempertimbangkan "efektivitas biaya" (Feigenbaum, dalam Hellsten dan Klefsjo, 2000).
Munculnya globalisasi kemudian memicu terjadinya kompetisi global antar perusahaan di satu sisi, dan semakin meningkatnya kesadaran dan ekspektasi konsumen terhadap kualitas di sisi yang lain (Fawcett, Calantone dan Roath, 2000). Kedua faktor tersebut memaksa sektor industri untuk lebih mengidentifikasi dan mengembangkan kompetensinya menuju kesuksesan kompetitif. Standarisasi kemudian menjadi penting, sehingga produk perusahaan harus memenuhi standar kualitas industri, konsumen atau pemerintah. Pada tahun 1987, 91 negara anggota International Organization for Standardization (ISO) menerbitkan seri ISO-9000 sebagai standar kualitas bagi perusahaan yang akan menjual produknya di Uni Eropa. Seiring dengan itu, berbagai penghargaan, seperti Malcolm Baldrige Award di AS dan European Quality Award di Eropa didesain untuk perusahaan yang berhasil mencapai kualitas unggul. Alhasil banyak perusahaan, besar maupun kecil, berlomba-lomba untuk mendapatkan penghargaan yang dipercaya sebagai testimoni dari "produk terbaik untuk dikonsumsi". Bahkan melalui sertifikasi kualitas tingkat tertentu diyakini dapat mengurangi berbagai rintangan dalam perdagangan (trade barrier) (Burgess, 1999).
Manajemen Kualitas Konvensional versus Islami
Walaupun sebenarnya sebagian dari konsep-konsep dalam Manajemen Kualitas Total telah sesuai dengan nilai-nilai Islam, namun para ahli manajemen kualitas muslim mendeteksi setidaknya ada tiga masalah utama dalam penerapannya, yaitu: (1) Banyak karyawan yang merasa tidak puas atau "menderita", karena konsep ini terlalu mengandalkan pada alat dan teknik untuk dapat mencapai kualitas secara total dalam perusahaan. Akibatnya walaupun tidak ada lagi produk rusak atau cacat dalam perusahaan, namun kualitas kehidupan individu, keluarga, sosial serta pembangunan bangsa menjadi semakin memburuk, karena belum diperhatikan secara layak; (2) Konsep ini terlalu mengandalkan keberhasilan pada komitmen CEO (pimpinan), yang pada saat bersamaan waktunya telah tersita untuk mengurus berbagai masalah dan strategi dalam hal keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia perusahaan; (3) Dalam literatur tidak ada panduan langkah demi langkah menuju penerapan kualitas secara total, sehingga menyulitkan bagi perusahaan yang akan menerapkan konsep ini (Sohod dan Yusof, 1996).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka tugas para ahli manajemen muslim adalah (1) berusaha menyelidiki bagaimana standar kualitas dari perspektif Islam; (2) mengembangkan kerangka untuk menyiapkan standar kualitas berbasis nilai dan perspektif Islam (Musa dan Salleh, 2005).
Manajemen Kualitas berdasarkan perspektif Islam
Konsep kualitas dalam perspektif Islam bersifat komprehensif, yang sebaiknya ditinjau sebagai sebuah proses yang memberikan perubahan positif menuju kinerja terbaik atau "excellent" untuk semua jenis usaha, dimana tujuan akhirnya adalah meningkatnya kualitas kehidupan manusia. Ini tentu saja merupakan proses jangka panjang melalui peningkatan yang dilakukan secara terus-menerus selama proses berlangsung. Kinerja kualitas tidak diukur berdasarkan output yang diproduksi oleh seorang karyawan, tapi dimulai dari pebisnis atau produsen itu sendiri. Jika produsennya berkualitas, maka diharapkan hasil produksinya juga akan berkualitas. Jadi ada dua hal penting, yaitu (i) kualitas hasil dan (ii) kualitas manajemen yang melakukan produksi. Islam mensyaratkan kualitas yang tinggi untuk keduanya (Sadeq, 2005).
Manajemen kualitas dalam Islam tidak berarti hanya memproduksi produk berkualitas agar konsumen merasa puas, tapi lebih dari itu mencakup keseluruhan aspek kualitas individu, organisasi dan masyarakat, sehingga hasilnya dapat bermanfaat untuk kesejahteraan seluruh umat manusia. Sarker (1999) menjabarkan tujuan dari perusahaan yang islami yaitu "memaksimasi profit dan sekaligus falah (kesuksesan di dunia dan di akhirat)". Dalam Islam, kemampuan berkompetisi tidak digunakan untuk mengeksploitasi yang lain, tapi justru untuk saling membantu dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Kualitas ekonomi Islam membutuhkan semua jenis produksi. Jadi ada kebutuhan untuk bekerja sama di antara semua perusahaan dalam mencapai ekonomi yang berkualitas dan kemakmuran bersama. Perkembangan suatu negara hanya dapat dicapai melalui peningkatan kinerja kualitas dari semua perusahaan di negara tersebut. "Together we develop" harus menjadi strategi, dan "together we share our quality living" harus menjadi tujuan dari perjuangan (Hassan, 2005).
Ada empat filosofi yang mendasari manajemen dalam Islam, yaitu (1) Tawhid, (2) Risalah, (3) Khilafah dan (4) Akhirah (Sadeq, 1996). Setiap muslim harus meyakini bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta alam semesta beserta isinya yang tunduk terhadap hukumNya (tawhid). Jadi Islam memiliki pendekatan tersendiri dalam mengelola semua urusan di muka bumi, termasuk urusan bisnis dan ekonomi.
Selanjutnya muslim perlu menyadari tugasnya sebagai khalifah (wakil) Allah SWT di muka bumi yaitu mengelola berbagai urusan di dunia seefisien mungkin sesuai kehendak, norma dan nilai-Nya. Allah SWT ingin melihat seberapa baik usaha yang dilakukan manusia, dan menganugerah kehidupan yang akan diakhiri dengan sebuah kematian untuk menguji siapa yang terbaik kinerjanya (ahsan 'amal) melalui pemberian ganjaran (reward) yang sesuai di alam akhirat.
Dalam sistem Islam, kualitas lebih penting dibandingkan dengan kuantitas. Kualitas merupakan persyaratan yang harus dipenuhi bukan saja pada masalah yang besar, tapi juga masalah yang kecil seperti ketika menyembelih hewan, kondisi kualitas yang tinggi diterapkan dengan cara memakai pisau yang tajam agar tidak membuat hewan menderita. Tapi berdasarkan kondisi ini bukan berarti lalu kuantitas tidak diperhitungkan. Kuantitas tetap diperhitungkan jika telah memenuhi kriteria kualitas, yaitu dilakukan sesuai dengan risalah, Al Qur'an dan Hadis. Pada hari akhir (akhirah), manusia akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di dunia dan mendapatkan balasan sesuai kualitas perbuatannya.
Beberapa penulis telah mengajukan konsep manajemen kualitas berdasarkan perspektif Islam, diantaranya adalah "The Model of an Islamic Total Quality" (Musa dan Salleh, 1996) (lihat Gambar 1). Berdasarkan konsep ini, ada delapan elemen yang mempengaruhi kualitas total dalam sebuah perusahaan yaitu desain, proses, manajemen, karyawan, hukum dan peraturan, konsumen, lingkungan, dan publik. Semua elemen ini harus memiliki satu tujuan yaitu memperoleh keridhaan Allah SWT.
KUALITAS TOTALDESAINKARYAWANMANAJEMENPUBLIKKONSUMENLINGUKUNGANHUKUM DANPERATURANALLAH SWTPROSES
Gambar 1. Model Kualitas Total Islam
Sumber : Musa dan Salleh, "Quality Standard from the Islamic Perspective", 1996
Total Quality Product atau Service diawali dengan desain kualitas yang sesuai dengan Islam, misalnya prosedur dalam melakukan proses produksi. Sebagai contoh, perusahaan yang akan menyiapkan ayam halal, maka doa pada saat penyembelihan harus diucapkan sendiri oleh penyembelih, bukan berasal dari rekaman CD. Contoh lain, tanggung jawab perusahaan atas pengaruh proses produksinya terhadap lingkungan di sekitarnya. Sebagai landasannya adalah firman Allah SWT dalam QS. al-Qasas ayat 77: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Keleluasaan dalam beribadah juga harus diperhatikan oleh perusahaan. Ketika telah masuk waktu Dhuhur dan Ashar, perusahaan harus mengizinkan karyawan muslim untuk mendirikan shalat. Kewajiban menutup aurat bagi karyawan muslim mensyaratkan perusahaan untuk mengizinkan karyawan wanita muslim mengenakan busana muslimah.
Lebih jauh, pihak manajemen juga bertanggung jawab untuk menyediakan pelatihan religius bagi karyawan muslim. Melalui pendidikan yang kontinu atau tarbiyyah, diharapkan semua pegawai akan memiliki tujuan yang sama yaitu bekerja dalam mencari ridha Allah SWT, sehingga terjalin hubungan yang baik antara pihak manajemen dan karyawan, dan karenanya lingkungan kerja menjadi harmonis dan kondusif. Dalam perspektif Islam, karyawan akan menyadari bahwa pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik hanya jika dikerjakan sesuai dengan syariah Islam. Setiap individu –pihak manajemen dan karyawan- memiliki kewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya secara kontinu, tetapi tanggung jawab penyediaan fasilitasnya tetap berada di pihak manajemen.
Konsep lain yang dikemukakan adalah "Model Manajemen Kualitas" oleh Sadeq (1996). Menurut konsep ini atribut manajemen kualitas dibagi dalam dua kategori, yaitu atribut yang dipersyaratkan untuk mengelola kualitas dan atribut yang bersifat interaktif. Atribut yang dipersyaratkan untuk mengelola kualitas, diantaranya adalah : (a) komitmen untuk menerapkan syariah Allah SWT dalam mengelola perusahaan secara profesional; (b) pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan bisnis; (c) integritas berupa kejujuran dan keikhlasan dalam bekerja; (d) perencanaan, mulai dari penetapan tujuan, prioritas, target hingga metode yang efektif untuk mencapainya disertai antisipasi terhadap berbagai kemungkinan terjadinya perubahan; (e) perubahan dalam arti kedinamisan berpikir dan melakukan ijtihad untuk menyelesaikan masalah yang tidak dapat diekspektasi sebelumnya atau dengan kata lain melakukan "continuous improvement".
Atribut yang bersifat interaktif adalah atribut yang diterapkan di seluruh perusahaan, di antaranya adalah : (a) model peran dimana norma Islam bersifat universal, tidak dibatasi oleh ras, bahasa, warna kulit dan dapat direfleksikan dalam mengelola bisnis atau perusahaan; (b) motivasi yang terdiri dari motivasi positif berupa pemberian penghargaan untuk karyawan yang memiliki kinerja baik dan motivasi negatif berupa hukuman bagi karyawan yang tidak melaksanakan kewajiban; (c) konsultasi yaitu melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan; (d) keadilan dimana karyawan berhak mendapatkan apa yang layak didapatkan atas apa yang telah dikerjakannya, dan (e) persaudaraan, yaitu hubungan yang baik antara pihak karyawan dan manajemen (Lihat Gambar 2).
OrganisasiManajemen KualitasTenaga kerja dan Input KualitasKinerja yang terbaikHasil yang terbaikAtibut interaktifAtibut kualifikasi diriKomitmenPengetahuanPerencanaanPerubahanModel PeranMotivasiKonsultasiKeadilanPersaudaraan
Gambar 2. Model Manajemen Kualitas
Sumber : Sadeq, "Quality Management in the Islamic Framework", 1996
Penetapan Standar yang Islami
Standar terdiri dari tiga jenis, yaitu : standar desain produk (bentuk dan karakteristik), standar kinerja (spesifikasi produk yang diinginkan) dan standar proses (spesifikasi aktivitas yang dilakukan hingga produk akhir) (Bahaldin, 2005).
Beberapa standar islami yang telah dikembangkan para ilmuwan, ahli kualitas, profesional bisnis dan industrialis muslim, diantaranya adalah MS 1900 : 2005 yaitu standar yang dikeluarkan oleh Departemen Standar Malaysia. Standar ini dikembangkan dari ISO 9001 dengan menambahkan tiga komponen syariah, yaitu "akidah" (kepercayaan), "akhlak"(perilaku) dan "fiqh" (interaksi antar manusia, lingkungan dan hukum). Standar lainnya, juga dari Malaysia adalah IQOMS 313 (Islamic-based Quality Organizational Management Systems) yaitu standar kualitas yang berbasis Islam untuk sistem manajemen organisasi, HAFAS (Halal Food Assurance System) yaitu standar untuk perusahaan yang memproduksi makanan halal, dan Universal Integrated System ISI 2020 (the Institute of Islamic Standard) yaitu standar berbasis etika dan nilai moral Islam yang terdiri dari tiga komponen, yaitu kepercayaan, perilaku organisasi dan pengendalian manajemen.

Pada saat ini standar yang islami sangat dibutuhkan mengingat pasar Islam yang semakin meningkat, yaitu 2,9 persen per tahun. Pada tahun 2001, perdagangan dunia bernilai sekitar US$ 6142 milyar, dimana 8 persennya (US$ 491 milyar) berlangsung di negara muslim, yang dilakukan dengan negara berkembang, dimana sebagian besar penduduknya adalah non muslim (77,9 persen dari total) (IMF, Direction of Trade Statistics Yearbook, 2003). Kebutuhan makanan halal dunia pada saat ini telah mencapai nilai US$560 milyar per tahun (Malaysia Business Times, 2004).
Di samping itu standar islami diperlukan untuk diambil nilai-nilai islamnya dalam mengatasi masalah etika yang banyak terjadi pada perusahaan saat ini seperti : (i) penyalahgunaan alkohol dan narkoba; (ii) pencurian; (iii) konflik kepentingan; (iv) isu pengendalian kualitas; (v) diskriminasi dalam pengangkatan dan promosi karyawan; (vi) penyalahgunaan informasi; (vii) penyalahgunaan laporan pengeluaran perusahaan; (viii) penutupan perusahaan, pemberhentian karyawan; (ix) penyalahgunaan aset perusahaan (x) laporan palsu pada pemegang saham; dan (xi) polusi lingkungan.
Standar yang islami diperlukan juga dalam membentuk budaya manajemen yang islami pada sebuah perusahaan, yaitu menerapkan prinsip keadilan, keprogresifan dan keetisan dalam hubungan kerja, baik antar pegawai yang muslim maupun dengan pegawai yang non muslim.
Dengan mengetahui betapa komprehensifnya standar islami ini kita dapat menilai bahwa terdapat beberapa kelemahan pada standar manajemen lain, diantaranya adalah : (a) Kurangnya elemen moral dan etika; (b) Mendukung praktek monopoli; (c) Terbatas dalam cakupan dan tujuan hidup yang bersifat keduniawian, (c) Tidak mengandung nilai-nilai budaya, keluarga, lingkungan dan agama (d) Hambatan perdagangan terselubung melawan negara berkembang; (e) Tidak mencakup pengetahuan bagaimana meningkatkan kemajuan perusahaan. Sebagai contoh, pada ISO 9001 : 2000 tidak ada standar mengenai praktek etika, keamanan dan kesehatan, transparansi dan keterbukaan dalam operasi perusahaan.
Penutup
Nilai-nilai Islam dalam Al Qur'an dan Hadis telah terbukti bersifat universal, termasuk dalam manajemen kualitas. Hal yang diperlukan bagi kita adalah mengoperasionalkan nilai-nilai tersebut, sehingga dapat digunakan oleh semua perusahaan dan diterapkan oleh semua orang, baik muslim maupun non muslim.
Diharapkan pengembangan manajemen kualitas yang berdasarkan nilai-nilai Islam ini dapat membawa dunia Islam menjadi semakin dekat pada kesatuan, pengertian dan kerjasama antar muslim dalam menghadapi tantangan di dunia modern. Hal ini juga dapat menjadi syiar bahwa Islam adalah suatu pandangan hidup terbaik bagi seluruh umat manusia.
Referensi:
Abulhasan M.Sadeq. 1996. "Quality Management in the Islamic Framework", Leeds Publication, K. Lumpur.
Ahmad Sarji. Abdul Hamid. 1996. Perkhidmatan Awam menuji Era Baru. Kuala Lumpur.
Burgess, N. 1999. "Standards and TQM at the opening of the twenty-first century". The TQM Magazine.
Fawcett, S.E., R.J. Calantone dan A.Roath. 2000. "Meeting quality and cost imperatives in a global market", International Journal of Physical Distribution & Logistics Management.
Hellsten, U dan B. Klefsjӧ. 2000. "TQM as a managemen system consisting of values, techniques and tools". The TQM Magazine.
Ma'amor Osman. 2005. "Towards a Universal Intefrated System Isi 2020".
Mazilan Musa, Shaikh Mohd Saifuddeen Shaik Mohd Salleh. 2005. "The Elements of an Ideal Total Quality from the Islamic Perspective", IKIM, Kuala Lumpur.
Mohd Salmi Sohod dan Rushaimi Zien Yusof. 1996. "Re-addressing the TQM Movement : Towards an Alternative Model". IKIM. Kuala Lumpur.
Nik Mustapha Hj. Nik Hassan. 2005. "An Islamic approach to Quality and Productivity". Leed Publication.
Shea, J. dan D.Gobeli. 1995. "TQM: The experiences of ten small businesses". Business Horizons.


Download Manajemen Kualitas dalam Perspektif Islam.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Manajemen Kualitas dalam Perspektif Islam. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

Menciptakan Organisasi Layanan yang Baik

Judul: Menciptakan Organisasi Layanan yang Baik
Penulis: Azmi Shiddiq


Makalah
MENCAPAI KEPEMIMPINAN LAYANAN
Alrijal Rizqa1202112746
Adithya fajar yufizar1202135310
Mhd Azmi Shiddiq1202120463
Elda Jayanti1202135515
Mata KuliahPemasaran Jasa
Kelompok 9
Fakultas Ekonomi
Universitas Riau
Pekanbaru
RANTAI LAYANAN LABA
Pertumbuhan mendorong inovasi dan kreativitas,menghasilkan ide-ide dan inisiatif baru, dan menstimulasi manajer di seluruh area untuk berpikir kreatif. Pertumbuhan membuat perusahaan tetap hidup dan bergairah. Membuatnya sebagai tempat yang baik untuk bekerja sebuah tempat yang menyediakan manfaat ekonomis dan kesempatan kemajuan bagi pegawai. Disamping ini, kami meneliti cara mengelola bisnis jasa untuk meraih kepuasan pelanggan dan kinerja yang menguntungkan. Satu fokus selalu ada pada pemasaran, satu-satunya fungsi yang benar-benar dari strategi pemasaran jasa membutuhkan kolaboras iaktif dengan manajemen operasi dan sumber daya manusia. Membangun loyalitas pelanggan dan meningkatkan kualitas jasa dan produktivitas, seiring kita mempelajari tugas-tugas dalam memimpin bisnis jasa yang ingin berfokus kepada pelanggan dan berorinentasi pasar.
KAITAN PENTING DALAM RANTAI LAYANAN LABA
James heskett dan koleganya di harrvard berpendapat bahwa ketika perusahaan jasa memprioritaskan pegawain dan pelanggan,sebuah perusahaan radikal akan muncul dalam cara mereka mengelola dan mengukur kesuksesan. Mereka akan menghubungkan profitabilitas, loyalitas, pelanggan, dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang diciptakan oleh pegawai yang puas, loyal dan produktif. Eksekutif tingkat atas dari organisasi jasa yang sukses menghabiskan sedikit waktu untuk menentukan tujuan laba atau pangsa pasar. Rantai layanan laba, dikembangkan dari analisis tentang organisasi jasa yang sukses,menempatkan nilai-nilai keras pada pengukuran yang lunak hal ini membantu manajer menargetkan investasi baru untuk mengembangkan layanan dan tingkat kepuasan sehingga memaksimalkan dampak kompetitif memperlebar celah antara pemimpin layanan dan pesaingnya.
MEMBUAT RANTAI LAYANAN LABA YANG BENAR MENCIPTAKAN NILAI BAGI PEMAGANG SAHAM
Bagi perusahaan yang melakukannya dengan benar, sukses akhirnya akan dihargai dengan sebuah peningkatan pada nilai terkait dengan organisasi itu sendiri,bagi perusahaan publik terlihatdari harga sahamnya. Sebuah perbedaan penting antara perusahan pemimpin layanan dan perusahaan di kategori lain melalui kepuasan pelanggan nilai. Pemimpin layanan mencari penciptaan nilai melalui kepuasan pelanggan dan turunannya, sedangkan perusahaan lain sering kali bertujuan meningkatkan nilai pemegang saham melalui pengukuran taktis dalam meningkatkan penjualan,penghematan jangka pendek,membuka nilai asset melalui penjualan terpilih, dan mengambil keuntungan dari dinamika pasar finansial.
MENGINTEGRASIKAN PEMASARAN,OPERASI, DAN SUMBER DAYA MANUSIA
Tema dan hubungan yang mendasari rantai layanan laba menggambarkan ketergantungan mutual yang menarik antara pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia, dalam memenuhi kebutuhan pelanggan jasa dan menunjukkan bagaimana setiap bagian saling terkait.
BAGAIMANA PEMASARAN,OPERASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA SALING TERKAIT
Seperti yang kita lihat banyak perusahaan jasa, khususnya yang melibatkan layanan proses manusia sebetulnya adalah pabrik di lapangan. Pelanggan masuk kapan pun mereka membutuhkan jasa tersebut. Di dalam layanan berkontak tinggi, hasil yang kompetitif dapat hidup atau mati berdasarkan kemampuan personel layanan yang direkrut dan dilatih oleh SDM. Organisasi jasa tidak boleh memiliki sdm yang tidak mengerti pelanggan dan kebutuhannya. Ketika pegawai mengerti dan mendukung tujuan organisas imereka, memiliki kemampuan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk sukses dalam pekerjaan mereka.Dan mengenali kebutuhan dari menciptakan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, aktivitas pemasaran dan operasi akan menjadi lebih mudah dikelola.masing-masing dari ketiga fungsi ini harus memiliki persyaratan dan tujuan yang terkait dengan pelanggan dan berkontribusi kepada misi perusahaan, persyaratan dan tujuan itu dapat diungkapkan secara umum sebagai berikut.
FUNGSI PEMASARANMenyasar tipe pelanggan spefesifik dimana perusahaan memiliki kelengkapan untuk melayani dan menciptakan hubungan dengan mereka dengan cara memberikan produk jasa yang sudah didefinisikan dengan seksama, sebagai imbalan atas harga yang menawarkan nilai kepada pelanggan serta potensi laba bagi perusahan.
FUNGSI OPERASIMenciptakan dan menyajikan produk jasa yang spesifik kepada target pelanggan dengan memilih teknik-teknik operasi yang menjadikan perusahaan dapat secara konsisten memenuhi kualitas, jadwal, dan biaya yang diinginkan pelanggan dan tujuan produktivitasnya. Serta memungkinkan bisnis untuk mengurangi biaya melalui peningkatan produktivitas secara terus- menerus. Metode operasi yang dipilih akan menyamai keterampilan yang dimiliki oleh pegawai dan perantara atau kontraktor saat ini, atau dapat di latih untuk dikembangkan.
FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIAMerekrut, melatih dan memotivasi pegawai garis depan, pemimpin tim proses pelayanan, dan menejer yang dapat bekerja bersama dengan baik untuk paket kompensasi yang realistik untuk menyeimbangkan tujuan dari kepuasan pelanggan dan efisiensi operasi.
APAKAH KITA MEMBUTUHKAN KEAHLIAN TAMBAHAN SELAIN PEMASARAN,OPERSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sistem layanan menjadi semakin kompleks atau rumit. Banyak layanan yang sangat bergantung kepada teknologi informasi dan infrastruktur komunikasi misalnya, perusahaan jasa finansial global. Fasilitas besar dan kompleks infrastruktur bandara yang terpadu. Dan rekayasa proses kompleks misalnya, rantai pasokan global terpadu pada kompleks B2B dan lainnya. Pada tingkat yang lebih tinggi, sistem layanan berkembang menjadi suatu ilmu dimana diperlukan para ahli di bidangnya masing-masing.
MEMADUKAN AREA-AREA FUNGSIONAL DI PERUSAHAAN JASA
Salah satu tantangan yang di hadapi oleh manajer senior di berbagai tipe organisasi adalah menghindari menciptakan apa yang disebut sebagai silo fungsional. Dimana area fungsi terisolasi dari fungsi yang lain. Dan mempertahankan kemandirian yaitu, seiring dengan perusahaan jasa yang semakin menekankan pengembangan orintasi pasar yang kuat dan melayani pelanggan dengan baik. Terhadap peningkatan potensi konflik di antara ketiga fungsi, terutama antara pemasaran dan operasi. Namun, dibanyak perusahaan kita masih menemukan individu dari latar belakang pemasaran dan operasi yang saling bertentangan. Pemasar mungkin melihat peran mereka sebagai pihak yang terus menambahkan nilai pada penawaran produk, memperkuat daya tarik kepada pelanggan, dan mendorong penjualan.
Menciptakan Organisasi Layanan yang Baik
Dari Pecundang menjadi Pemimpin : Empat Tingkat Kinerja Pelayanan

Pemimpin layanan bukan kepemimpinan yang didasarkan pada kinerja luar biasa satu dimensi saja. Sebaliknya, pemimpin layanan mencerminkan keunggulan di beum kiberapa dimensi. Dalam upaya menangkap spektrum kinerja, kita perlu mengevaluasi organisai dalam setiap tiga bidang fungsional. Berdasarkan fungsi pemasaran kia melihat peran pemasaran, kemampuan kompetitif, profil pelanggan, dan kualitas pelayanan. Dalam fungsi operasi, kita mempertimbangkan peran operasi, pelayanan layar depan, operasional belakang layar, produktivitas, dan pengenalan teknologi baru. Dalam fungsi sumber daya manusia, tenaga kerja dan manajemen garis depan. Jelas ada tumpang tindih antara dimensi-dimesi dan lintas fungsi tersebut. Selain itu, mungkin ada variasi dalam kepentingan relatif dari beberapa dimensi dalam industri yang berbeda dan di sistem penyempaian yang berbeda.
Pecundang Layanan
Pecundang layanan berada di bawah laras dari pelanggan dan perspektif manajerial, mendapakan nilai gagal dalam pemasaran, operasi, dan SDM. Pelanggan menggunakan mereka karena alasan lain di luar perusahaan. Manajer dari organisasi seperti itu bahkan mungkin melihat penyajian layanan sebagai suatu kejahatan ang diperlukan. Teknologi baru diperkenalkan di bawah tekanan, dan tenaga kerja yang tidak peduli merupakan kendala negatif pada kinerja.
Nonentitas
Meskipun kinerja mereka masih jauh dari apa yang diharapakan, layanan nonentitas telah menghilangkan fitur terburuk dari pecundang. Nonentitas didominasi oleh pola pikir operasi tradisonal, biasanya didasarkan pada pencapaian penghematan biaya melalui standardisasi. Konsumen tidak mencari atau menghindari organisasi tersebut. Manajer mungkin merasa hampa akan pemikiran mengenai meningkatkan kualitas dan tujuan – tujuan lain tetapi tidak mampu untuk mengatur prioritas yang jelas, grafik program yang jelas, atau rasa hormat dan komitmen bawahan mereka. Pemberian harga diskon secara berkala cenderung merupakan metode utama mereka untuk menarik perhatian pelanggan baru. Siklus-siklus biasa saja menggambarkan lingkungan sumber daya manusia pada banyak organisai yang seperti ini dan konsekuesinya terhadap pelanggan.
Profesional
Layanan profesional berada dalam liga yang berbeda dari nonentitas dan memilik strategi posisi pasar yang jelas. Pelanggan dalam segmen target mencari perusahaan – perusahaan ini berdasarkan reputasi berkelanjutan perusahaan dalam memenuhi harapan pelanggan. Teknik pemasaran lebih canggih, menggunakan komunikasi yang ditargetkan dan harga berdasarkan nilai kepada pelanggan. Penelitian digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan dan mendapatkan ide-ide untuk peningkatan pelayanan. Operasi dan pemasaran bekerja sama untuk memperkenalkan penyajian pelayanan baru dengan mengenali perbandingan antara produktivitas dan kualitas yang ditentukan pelangan. Ada hubungan eksplisit antara aktivitas bagian belakang panggung dan depan panggung, yakni lebih proaktif, pendekatan yang berorientasi pada investasi SDM daripada yang ditemukan di nonentity. Siklus kesuksesan menyorototi strategi SDM yang mengarah ke tingkat kinerja yang lebih tinggi oleh sebagia besar karyawan organisai dalam kategori pelayana profesional, bersama dampak positifnya.
Pemimpin
Pemimpin layanan adalah creme de la creme dari indusrinya masing-masing. Dimana layanan profesional mendapatkan predikat baik, pemimpin layanan mendapatkan predikat luar biasa. Nama perusahaan mereka sinonim dengan kenggulan dan kemampuan untuk menyenangkan pelanggan. Pemimpin layanan diakui untuk inovasi mereka dalam setiap area fungsional manajemen serta untuk komunikasi dan koordinasi internal di antara ketiga fungsi terebut. Upaya pemasaran para pemimpin layanan menggunkan sistem hubungan pelanggan / customer relationship (CRM) yang menawarkan wawasan strategis tentang pelanggan. Konsep pengujian, pengamatan, dan kontak dengan pelanggan digunakan untuk pengembangan baru, layanan terobosan yang merespons kebutuhan yang sebelumnya tidak dikenal. Pemimimpin layanan biasanya menyempurnakan dan mengintegrasikan siklus kesuksesan. Para karyawan berkomitmen terhadap nilai-nilai dan tujuan perusahaan.
Bergerak ke Tingkat Kinerja yang Lebih Tinggi
Kinerja perusahaan dapat bergerak naik turun. Pelaku yang memiliki kinerja sangat baik, bisa menjadi cepat puas dan lamban. Organisasi yang untuk memuaskan pelanggan mereka saat ini ungkin kehilangan pergeseran penting di pasar dan menjadikan mereka sebagai perusahaan yang "dulu pernah". Bisnis ini dapat terus melayani pelanggan yang loyal, tapi dengan jumlah yang berkurang dari pelanggan konservatif, tetapi merak tidak mampu menarik konsumen baru dengan ekspektasi yang berbeda. Perusahaan yang keberhasilannya didasarkan pada penguasaan proses tertentu akan mengetahui bahwa dalam mempertahankan kendali mereka dalam proses itu, mereka telah mendorong pesaing untuk menemukan alternatif yang lebih tinggi kinerjanya. Manajemen dan organisasi yang telah bekerja selama bertahun-tahun untuk membangun tenaga kerja yang loyal dengan etika pelayanan yang kuat akan tahu bahwa budaya semacam itu bisa cepat dihancurkan oleh merger atau akuisis dengan pemimpin baru yang perumenekankan keunungan jangka pendek. Sayangnya, manajer senior kadang-kadang menipu diri kita sendiri dengan berpikir bahwa perusahaan mereka telah mencapai tingkat superior kinerja ketika, pada kenyataanya, fondasi keberhasilannya sedang runtuh.
Di sebagian pasar, kita juga dapat menemukan perusahaan meningkat kinerjanya melalui upaya-upaya mengoordinasikan funsi pemasaran, operasi, dan SDM merka untuk membangun posisi kompetitif yang lebih menguntungkan dan lebih memuaskan pelanggan mereka.
Mengarahkan Perubahan Menuju Kinerja yang Lebih Tinggi
Tranformasi organisasi yang bergerak menaiki tangga kinerja dapat terjadi dalam dua cara berbeda : evolusi atau berbalik arah (turnaraound). Evolusi dalam konteks bisnis melibatkan mutasi terus-menerus yang dirancang untuk menjamin keberlangsungan perusahaan. Manajemen puncak harus secara proaktif mengengembangkan fokus dan strategi perusahaan untuk mengambil keuntungan dari perubahan kondisi dan munculnya teknologi baru. Tanpa serangkaian mutasi yang terus-menerus, tidak mungkin sebuah perusahaan bisa tetap sukses dalam pasar yang dinamis. Berbagai jenis transformasi terjadi dalam situasi turnaorund di mana para pemimpin berusaha untuk membawa organisasi yang tertekan kembali dari ambang kegagalan dan mengatur mereka pada arah yang sehat.
Chain Kim dan Renee Mauborgne mengidentifikasi empat rintangan pemimpin dalam mereorientasi dan merumuskan srategi :
Rintangan kognitif hadir ketika orang tidak setuju pada penyebab masalah saat ini dan kebutuhan untuk perubahan.
Rintangan sumber daya ada ketika organisasi terhambat oleh keterbatasaan dana.
Rintangan motivasi mencegah eksekusi strategi yang cepat ketika karyawan enggan untuk membuat perubahan yang diperlukan.
Rintangan politis mengambil bentuk perlawanan teroganisasi dari kepentigan pribadi yang kuat, yang berusaha untuk melindungi posisi mereka.
Memutar arah sebuah organisasi yang memiliki keterbatasan sumber daya mengharuskan pemusatan sumber daya pada kebutuhan dan kemunginan memberikan manfaat yang terbesar. John Kotter berpendapat bahwa dalam sebagian proses perubahan manajemen yang berhasil, mereka yang berperan sebagai pemimpin harus menavigasi delapan tahapan yang relatif rumit dan sering kali memakan waktu
Mencipatkan rasa urgensi dalam mengembangkan keinginan untuk berubah.
Menyusun tim yang cukup kuat untuk mengarahkan proses.
Menciptakan suatu visi yang tepat yang menjadi tujuan organisasi.
Mengomunikasikan visi baru yang luas.
Memberdayakan karyawan untuk bertindak atas visi tersebut.
Memproduksi hasil jangka pendek untuk menciptakan kredibilitas dan kontrasinisme.
Membangun momentum dan menggunakannya untuk mengatasi masalah perubahan yang lebih sulit.
Menetapkan dasar perilaku baru yang kuat dalam budaya organisasi.
Menurut penulis terkenal, Rosabeth Moss Kanter, membawa seorang CEO baru dari luar organisasi dapat memberikan keuntungan dalam situasi turnaround. Kanter berpendapat, lebih baik mengurai dinamika sistem karena CEO baru itu sebelumnya tidak terjebak didalamnya, serta dapat menyuarakan masalah dan mengubah kebiasaaan CEO baru juga ungkin memiliki kredibilitas lebih dalam mewakili dan menghormati pelanggan. Pemimpin perubahan teladan, memamahami efek kekuatan dan pemersatu dari fokus pada pelanggan. Fokus ini dapat memfaslitasi tugas yang sulit dalam memperoleh kolaborasi di seluruh departemen dan divisi. Selain untuk meruntuhkan hambatan pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia atau berbagai produk atau divisi geografis, CEO perubahan mungkin juga perlu melakukan reorientasi prioritas keungan untuk meungkinkan kelompok-kelompoka kolaboratif menghadapi peluang bisnis.

KEPEMIMPINAN VERSUS MANAJEMEN

MENETAPKAN ARAH VERSUS PERENCANAAN
Perencananaan adalah sebuah proses manajemen yang didesain untuk memproduksi hasil secara teratur. Penetapan arah menciptakan visi dan strategi yang menggambarkan sebuah bisnis, teknologi, atau budaya korporat dalam hal apa yang harus mereka capai dalam jangka panjang dan menjelaskan cara yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Kualitas Kepemimpian Individual
Pemimpin cendereung mengandung tiga elemen umum
Melibatkan sebuah kelompok karena pemimpin tidak dapat terjadi tanpa kerja sama dari pegawai.
Diarahkan oleh tujuan dimana pemimpin memengaruhi pengikut mereka menuju pencapaian dari beberapa tujuan dan visi.
Cenderung terdapat hierarki di dalam kelompok. Kadang-kadang, hierarkinya adalah dimana pemimpin jelas terlihat puncak, dan di lain waktu bentuknya lebih informal.
Kualitas yang harus dimiliki oleh pemimpin yang efektif dalam sebuah organisasi jasa :
Kecintaan terhadap bisnis. Kesukaan terhadap suatu bisnis akan mendorong individu untuk mengajarkan bisnis tersebut ke orang lain dan menyebarkan seni dan rahasia mengoperasikannya kepada mereka.
Pemimpin jasa harus melihat kualitas jasa sebagai sebuah dasar untuk bersaing.
Mengenali bagian kunci yang dijalankan oleh pegawai dalam menghantarkan layanan, pemimpin layanan harus percaya pada orang-orang yang bekerja untuk mereka dan menyisihkan waktu untuk berkomunikasi dengan pegawai.
Banyak pemimpin terkemuka yang dipicu dengan nilai-nilai inti yang mereka sebarkan di dalam organisasi.
Pemimpin yang efektif memiliki bakat untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang mudah dipahami. Mereka mengenal audiens mereka dan mampu mengkomunikasikan ide yang sangat rumit ke dalam istilah yang sederhana yang dapat dipahami oleh semua orang.
Pemimpin yang efektif mampu menanyakan pertanyaan hebat dan mendapatkan jawaban dari tim, bukan hanya mengandalkan diri sendiri untuk mendominasi proses pengambilan keputusan.
CEO terbaik mampu memulai lagi tujuan mereka, dan tidak akan bertahan dengan keputusan yang tepat untuk kemarin, tetapi tidak untuk hari esok.
Pemimpin yang efektif harus mengetahui tujuan dari pendirian perusahaan lalu merumuskan dan melaksanakan strategi, mengawasinya setiap hari dan menjalaninya seiring dengan waktu.
Teladan Perilaku yang Diharapkan
Salah satu ciri pemimpin yang berhasil adalah kemampuan mereka untk menjadi titeladan perilaku yang diharapakan dari manajer dan karyawan lain. Sering kali, ini membutukan pendekatan yang dikenal sebagai "management by walking around (MBVAy dipopulerkan oleh Thomas Peters dan Robert Waterman. Pendekatan ini memberikan wawasan terhadap operasional di depan dan belakang layar, kemampuan untuk mengamati dan memenuhi kebutuhan karyawan dan juga pelanggan, serta kesempatan untuk melihat bagaimana strategi perusahaan dilaksanakan di garis depan. Secara berkala, pendekatan ini dapat menyebabkan pengakuan bahwa perubahan memang diperlukan dalam strategi suatu perusahaan.
Kepemimpinan, Budaya, dan Iklim
Budaya organisasi dapat dapat didefinisikan sebagai :
Persepsi bersama atau tema tentang apa yang penting dalam organisasi.
Nilai-nilai bersama tentang apa yang benar dan salah.
Pemahaman bersama tentang apa yang berhasil dan apa yan tidak berhasil.
Keyakinan dan asumsi bersama tentang mengapa keyakinan ini merupakan sesuatu yang sangat penting.
Gaya yang sama dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain.
John Hamm percaya bahwa komunikasi yang efektif adalah alat kepemimpinan utama terhadap tugas penting menginspirasi organisai dalam menganmbil tanggung jawab untuk mencipatakan masa depan yang lebih baik. Mengubah organisasi untuk mengembangkan dan memelihara budaya baru yang selaras dengan lima dimensi tersebut bukanlah tugas yang mudah, bahkan untuk pemimpin yang berbakat. Hal ini menjadi dua kali lipat lebih sulit ketika organisasi merupakan bagian dari sebuah industri yang berakar pada tradisi lama, termasuk berbagai departemen yang dijalankan secara mandiri oleh profesional di berbagai bidang, yang sangat peka terhadap bagaimana mereka dipersepsikan oleh sesama profesional di bidan yang sama di institusi lainnya.
Iklim organisasi mewakili lapisan permukaan terluar di puncak budaya organisasi. Di antara enam faktor utama yang mempengaruhi lingkungan organisasi kerja adalah fleksibilitas, rasa tanggung jawab terhadap organisasi, tingkat standar yang ditetapkan, kesesuaian penghargaan yang diberikan, pemahaman orang-orang tentang misi dan nilai-nilai, dan tingkat komitmen terhadap tujuan bersama.
Setelah nilai-nilai organisasi menjadi bagaian dari hati dan pikiran karyawan, mereka dapat bekerja secara independen namun bersifat kolaboratif karena mereka semua berpikir sejalan dengan misi dan tujuan bersama. Iklim merupakan persepsi bersama karyawan tentang praktik, prosedur, dan jenis perilaku yang dihargai dan didukung dalam lingkungan tertentu.
Pemimpin bertanggung jawab untuk mencipatakan budaya dan iklim layanan yang mengikuti mereka. Kepemimpinan transformasional mungkin memerlukan perubahan budaya yang telah menjadi disfungsional secara konstektual mengenai apa yang diperlukan menjadi sukses. Pendatang baru diorganisasi dengan cepat harus membiasakan diri dengan budaya yang ada, jika tidak, mereka akan dipimpin oleh budaya itu, dan bukan memimpin melaluinya, bahkan jika perlu mengubahnya.


Download Menciptakan Organisasi Layanan yang Baik.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Menciptakan Organisasi Layanan yang Baik. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

MANAJEMEN

Judul: MANAJEMEN
Penulis: Nur Khaeriyani 95


TUGAS KEDUA: MANAJEMEN BAB 2
SEJARAH MANAJEMEN

Nama: NUR KHAERIYANI CHAERUL
Stambuk: 02320130123
Kelas : AWP.3/ N.203
EKONOMI/ AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
2014

RANGKUMAN
     1.      SEJARAH AWAL MANAJEMEN
            Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Secara etimologi kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan".
            Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
            Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Beberapa orang melihat (dengan definisi) sebagai konseptualisasi modern akhir. Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern. Beberapa penulis juga melacak pemikiran manajemen pada perdagang-pedangang dari Sumeria dan pembangun piramida Mesir.
            Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
            Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venisia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut.
      2.      TEORI-TEORI MANAJEMEN
Perkembangan manajemen yang sangat cepat melalui studi di perguruan tinggi memunculkan teori-teori manajemen dari berbagai aliran. Teori tersebut dapat dikelompokkan ke dalam enak aliran
              1.      Aliran Klasik
              2.      Aliran Prilaku
              3.      Aliran Manajemen Ilmiah
              4.      Aliran Analisis Sistem
              5.      Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil
             6.      Aliran Manajemen Mutu
      1)      Aliran Klasik
            Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen. Perhatian dan kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut. Tokoh dalam teori ini ada dua yaitu Robert Owen dan Charless Babbage.
      (a)   Robert Owen (1771-1858)
            Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapan di New Lanark, Skotlandia, beliau mencurah perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan pada perusahaan, demikian pula halnya dengan tenaga kerja.
            Selanjutnya dikatakan bahwa kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Menurutnya meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga layak dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal.
            Jadi, dalam bahasa teorinya, pandangan Robert Owen ini bisa dirumuskan menjadi: "Kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern pekerjaan.
      (b)   Charles Babbage (1792-1871)
            Charles Babbage adalah seorang profesor matematika dari Inggris, dia mempercayai bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktifitas dan menurunkan biaya.
            Dia sekaligus penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisa. Dimana setiap tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. (pencipta alat penghitungan/kalkulator mekanis pertama.
            Charles Babbage mengembangkan prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah. konsep ini dapat memudahkan menejemen untuk menganalisis efektifitas bidang kedja sebuah perusahaan. Menejemen dapat menentukan seorang manajer, fasilitas, bahan, dan tenaga kerja yang sesuai (efektif) untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
            Selain efisiensi dan prinsip pengetahuan, Babbage juga memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
      2)      Aliran Perilaku
            Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia. Aliran ini menggunakan disiplin ilmu psikologi dan sosiologi dalam menerapkan teori-teorinya.
            Tokoh-tokoh penting dalam aliran prilaku adalah Hugo Munsterberg dan Elton Mayo. Melalui eksperimen aliran ini mengganti konsep "manusia rasional" (manusia yg hanya dapat dimotivasi dgn pemenuhan kebutuhan ekonomi) dengan konsep "manusia social" (dpt dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan social berupa hubungan kerja).
            (a) Elton Mayo (1880 – 1949)
            Mayo melakukan percobaan dengan teman-temannya di sebuah pabrik. Percobaan pertamanya meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Dan bisa disimpulkan bila kondisi penerangan naik, maka produktivitas juga akan naik, bagitupun sebaliknya. Penelitian lainnya yaitu kelompok kerja informal-lingkungan sosial karyawan signifikan terhadap produktivitas.
            Konsep makhluk sosial di motivasi kebutuhan sosial, hubungan timbal-balik lebih responsif terhadap dorongan kerja. Pengawasan manajemen telah menggantikan konsep "makhluk rasional" yang di motivasi oleh kebutuhan-kebutuhan fisik manusia.
      3)      Aliran Manajemen Ilmiah
            Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen. Tokoh dari teori ini adalah Henry Laurance Gantt.
            (a) Henry Laurance Gantt (1861-1919)
            Henry merupakan seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskan olehnya yaitu :
       1.      Kerja sama yang saling manguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan  bersama.
      2.      Mangadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
      3.      Membayar upah pegawai dengan manggunakan sistem bonus.
      4.      Penggunaan instruksi kerja terperinci.
      4)      Aliran Analisis Sistem
            Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, memotivasi pegawai akan dilihat hubungannya dengan kesejahteraan, penggajian, jam kerja, jaminan hari tua, dan faktor lainnya.
      5)      Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil
            Aliran manajemen berdasarkan hasil (management by objective) diperkenalkan  pertama kali oleh Peter Drucker pada awal tahun 1950-an. Aliran ini memfokuskan pemikiran pada hasil-hasil yang dicapai, bukan pada interaksi kegiatan karyawan.
       6)      Aliran Manajemen Mutu
            Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk kepuasan pelanggan (konsumen). Oleh karena itu, fokus utama aliran manajemen mutu mengatakan apakah barang atau jasa yang dihasilkan bermutu atau tidak.


Download MANAJEMEN.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca MANAJEMEN. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga

Judul: Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga
Penulis: Rosdiana Saniapon


Tugas III Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga
Universitas Hasanuddin
Rosdiana S, Ners B 2013, Universitas Hasanuddin.
Paper Ini adalah tugas Manajemen Keperawatan.
Tugas III Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga
Analisa Struktur Organisasi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional dan merupakan pusat pengembangan kesehatan ,masyarakat serta membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan terpadu kepada masyarakat dalam wilayah kerjanya CITATION Efe13 \l 1033 (Efendi & Makhfudli, 2013). Puskesmas Waiboga merupakan salah satu puskesmas peningkatan dari puskesmas pembantu menjadi puskesmas rawat jalan yang mulai diresmikan pada bulan Januari Tahun 2011. Puskesmas Waiboga sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan mempunyai peranan penting dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Puskesmas Waiboga terletak di Kecamatan Sulabesi Tengah Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara. Puskesmas Waiboga memiliki luas wilayah kerja kurang lebih 950 Ha dan mencakup wilayah kerja di 6 desa yaitu Desa Waiboga, Soamole, Waiman, Fatiba, Bega dan Manaf. Puskesmas Waiboga juga memiliki beberapa puskesmas pembantu atau Pustu serta poskesdes. Adapun sistem pelayanannya, pasien langsung datang ke Puskesmas Waiboga atau dapat merupakan pasien rujukan dari Pustu. Apabila tidak dapat ditangani maka pasien dapat dirujuk ke RSUD Sanana.
Untuk menunjang kegiatan puskesmas, perlu adanya pembuatan struktur organisasi. Struktur organisasi adalah susunan dari suatu organisasi yang menggabungkan unsur-unsur kecil menjadi unsur yang lebih besar dan tersusun secara sistematis CITATION Hub10 \l 1033 (Huber, 2010). Susunan organisasi Puskesmas Waiboga disusun berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepulauan Sula No. 71 tahun 2011. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Puskesmas Waiboga Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara.
Struktur Organisasi Puskesmas Waiboga
KEPALA PUSKESMAS dr. Ilham Wahyudi Soamole

KOORDINATOR TATA USAHA Hasdiana Umamit
KOORD. PELAYANAN. MEDIK Salma Leatemia


BENDAHARA
UMUM : Hilda Alkatiri, AMK
BOK : Jamila Ohorella, A.MK
JAMKESMAS : Nurdiana Mayau
BARANG/GUDANG: Nuryanti Wahab, AMK


UNIT PROMOSI KESEHATAN Fanty Umahuk, SKM


UNIT KESEHATAN LINGKUNGAN Maida Basahona

UNIT P2M
A. SURVEILANCE : Rosdiana S, AMK
B. ISPA : Zubaidah Latif, AMK
C. TB PARU : Lili Sanuapon
D. DIARE : Rosdiana Umasugi, SKM
E. MALARIA : Jaira Umasugi, Amd. Keb
F. IMUNISASI : Munandar, Amd. Kep
G. KUSTA : Nasida
H. PENY. NON MENULAR :Alfiana , AMK

UNIT SP2TP Nasida


UNIT PERBAIKAN GIZI Nining Kabau,AMdg


UNIT KIA & KB Nining Kabau,AMdg



POSKESDES SOAMOLE Soraya Y, A.md. Keb
POSKESDES WAIBOGA Maida Basahona
UNIT PENGOBATAN
A. POLI UMUM : Munandar, Amd.Kep
B. TINDAKAN : Masri Masuku, Amd. Kep


UNIT KESSEHATAN PENGEMBANGAN
KAMAR OBAT : Maryati tidore, S.Farm
LAB : Lili Saniapon
UKS : Hasdiana Umamit
LANSIA : Jaira Umasugi, Amd. Keb


PUSTU BEGA Akhmad, Amd. Kep
PUSTU WAIMAN Anto, Amd. Kep
PUSTU FATIBA Nurida Selpia

Struktur organisasi Puskesmas Waiboga merupakan suatu bagan yang mencakup beberapa program pada tiap-tiap unit puskesmas. Kepala puskesmas membawahi beberapa unit sesuai dengan bagan di atas. Selama bertugas di Puskesmas Waiboga saya diamanahkan untuk memegang program Surveilans yang termasuk dalam unit P2M. Selain itu saya juga bertanggungjawab untuk membuat laporan kesehatan jiwa. Dalam struktur organisasi, saya bertanggungjawab langsung kepada kepala puskesmas. Adapun tugas dan tanggung jawab sebagai pemegang program suveilans adalah melakukan pengamatan, mendata dan melaporkan jumlah kejadian penyakit serta Kejadian Luar Biasa atau KLB. Sedangkan tugas sebagai pemegang laporan kesehatan jiwa adalah mendata, mengidentifikasi dan melakukan skrining kasus kesehatan jiwa seperti skizofrenia, depresi, retardasi mental, dan lain-lain yang terjadi di masyarakat serta kunjungan ke rumah pasien. Semua kegiatan yang dilakukan harus dilaporkan kepada kepala puskesmas. Setiap bulan laporan yang berkaitan dengan program tersebut juga harus dimasukkan ke dinas kesehatan kabupaten.
Analisa Proses Manajemen. Dokter yang memimpin Puskesmas adalah dr. Ilham Wahyudi Soamole. Beliau adalah dokter umum yang telah diangkat menjadi PNS. Selama memimpin Puskesmas Waiboga beliau menerapkan gaya demokratis karena setiap pengambilan keputusan melibatkan staf serta mengarahkan staf melalui dukungan dan pendampingan. Tetapi kadang beliau juga menerapkan gaya otoriter sesuai dengan situasi tertentu. Ini sesuai dengan gagasan bahwa gaya kepemimpinan harus bervariasi sesuai dengan situasi atau biasa dikenal dengan teori kepemimpinan situasional CITATION Mar10 \l 1057 (Marquis & Huston, 2010).
Selama memimpin di Puskesmas Waiboga, dr. Ilham termasuk pemimpin yang bijaksana dan disiplin serta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di puskesmas. Beliau juga selalu memberikan contoh yang baik dengan turut serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan puskesmas. Beliau juga rela berkorban untuk kepentingan puskesmas, bahkan beliau sering mengeluarkan biaya pribadi dan menggunakan fasilitas pribadi untuk kegiatan puskesmas. Beliau juga dekat dengan stafnya sehingga semua staf dapat bekerja dengan baik dan kegiatan-kegiatan di puskesmas yang telah direncanakan dapat mencapai target yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Huber (2010) bahwa pemimpin itu harus memiliki nilai, keterampilan dan gaya dalam memimpin serta harus menjadi contoh yang baik bagi bawahannya.
Analisa Mutu Pelayanan. Mutu pelayanan kesehatan dapat dinilai melalui enam dimensi quality of care. Definisi quality of care atau kualitas pelayanan di bidang kesehatan adalah pelayanan yang secara klinis efektif, aman, dan memberi pengalaman yang baik bagi pasien. Secara menyeluruh hal ini mengacu pada kualitas pelayanan yang sesuai standar dengan cara aman, berpusat pada pasien, efektif, efisien, tepat waktu, dan adil CITATION PMN10 \l 1033 (PMNCH, 2010). Aplikasi enam dimensi ini di Puskesmas Waiboga belum terlaksana sepenuhnya karena puskesmas ini adalah puskesmas baru dan masih dalam tahap pengembangan.
Dimensi quality of care yang pertama adalah patient safety atau keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah prinsip fundamental dari perawatan kesehatan. Setiap proses pemberian tindakan keperawatan mempunyai risiko yang dapat mengancam keselamatan pasien. Untuk meningkatkan patient safety membutuhkan upaya peningkatan kinerja, keamanan lingkungan dan manajemen risiko, termasuk pengendalian infeksi, penggunaan obat-obatan yang aman, praktek klinis, peralatan dan lingkungan perawatan yang aman CITATION WHO14 \l 1033 (WHO, 2014). Dimensi Patient safety sudah dilaksanakan dengan baik di Puskesmas Waiboga namun masih ada sedikit kekurangan misalnya pasien yang dilayani kadang mendapatkan pelayanan yang kurang aman misalnya tindakan perawatan luka yang dilakukan kepada pasien kadang kurang memperhatikan hand hygiene dan tidak menggunakan handscoon sehingga pasien berisiko infeksi. Patient safety menjadi perhatian utama karena semakin banyak terjadi kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian, kecacatan, dan kerugian biaya yang tidak sedikit CITATION Uta14 \l 1033 (Utarini, 2014).
Dimensi yang kedua yaitu patient-centered atau perawatan berpusat pada pasien. Umumnya ini dipahami sebagai pelayanan kesehatan yang berfokus pada perawatan individu atau pasien CITATION WHO141 \l 1033 (WHO, Health systems strengthening glossary, 2014). Di Puskesmas Waiboga dimensi ini dapat terlaksana dengan baik karena pada pemberian pelayanan kepada pasien petugas kesehatan selalu memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna. Salah satu contohnya yaitu ketika melakukan skrining dan mendapatkan pasien dengan skizofrenia maka langsung dilakukan pengkajian dan berkolaborasi dengan dokter untuk mengatasi masalah pasien tersebut.
Dimensi ketiga yaitu dimensi effective yaitu pelayanan yang diberikan secara efektif dan sesuai dengan dasar ilmu pengetahuan. Dalam hal ini di Puskesmas Waiboga sudah melaksanakannya namun masih belum begitu optimal karena masih kurangnya tenaga profesional seperti tidak ada sarjana keperawatan/ners. Selain itu setiap pelaksanaan tindakan keperawatan di puskesmas juga belum memiliki Standar Operasional Prosedur atau SOP yang jelas. Padahal tanggung jawab perawat memberikan jaminan kualitas keamanan dan kepuasan pasien dimana dalam melaksanakan tindakan keperawatan harus bekerja secara efektif berdasarkan SOP CITATION Sha09 \l 1033 (Shaffer & Tuttas, 2009).
Dimensi yang keempat yaitu efficiency dapat terlaksana dengan baik di Puskesmas Waiboga. Pelayanan akan efisien apabila birokrasi pelayanan atau lembaga pemerintah dapat menyediakan input atau output pelayanan seperti biaya dan waktu pelayanan yang meringankan masyarakat pengguna jasa serta memberikan produk yang berkualitas CITATION Mon12 \l 1033 (Monoarfa, 2012). Dalam hal ini bisa diberikan contoh setiap pelayanan umum hanya dikenakan biaya Rp 5000. Ini sangat efisien bagi pasien sehingga pasien dapat memperoleh pelayanan yang berkualitas dengan biaya yang murah. Sedangkan bila pasien yang menggunakan Askes dan Jamkesmas tidak dipungut biaya sedikitpun. Selain dalam hal biaya, perlu juga diperhatikan mengenai pendokumentasian agar lebih efisien. Pendokumentasian di Puskesmas Waiboga juga sudah ada namun masih didokumentasikan secara manual. Untuk mengefisienkan kerja petugas kesehatan, sebaiknya dilakukan pendokumentasian secara elektronik sehingga pekerjaan perawat dapat berkurang. Di negara-negara maju pendokumentasian menggunakan teknologi informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas, efisiensi, keamanan, dan aspek lainnya dari perawatan pasien CITATION Jha10 \l 1033 (Jha, Desroches, Kralovec, & Joshi, 2010).
Dimensi kelima yaitu timely juga terlaksana dengan baik di puskesmas. Hal ini terlaksana karena puskesmas ditunjang dengan fasilitas kesehatan yang sesuai sehingga waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga yang profesional juga lebih optimal. Selain itu pasien diberi kesempatan untuk datang berkunjung di puskesmas dari jam 08.00 sampai 13.00. Bila berkunjung di luar jam kerja bisa langsung datang ke petugas kesehatan misalnya tenaga keperawatan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Waiboga. Pentingnya pengelolaan waktu dalam manajemen keperawatan terutama tentang masalah waktu dinas perawat seharusnya tidak membatasi waktu pelayanan sehingga tidak menutup kemungkinan pasien dapat berkunjung di malam hari CITATION Sul08 \l 1033 (Sulkin, 2008).
Dimensi keenam yaitu equitable atau adil. Seharusnya penyediaan pelayanan yang diberikan sama kualitasnya tanpa memandang karakteristik personal misalnya jenis kelamin, suku bangsa, lokasi geografis, dan sosial ekonomi. Dalam hal equitable, di Puskesmas Waiboga sudah dilaksanakan dengan baik. Contohnya yaitu jika pasien datang ke puskesmas dengan latar belakang ekonomi dan suku yang berbeda baik suku sula, taliabu, maupun mangoli tetap diberikan pelayanan yang sama. Keadilan dalam memberikan pelayanan kesehatan merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh seorang perawat, karena setiap pasien memiliki hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal tanpa memandang status sosial ekonomi dan dari mana mereka berasal.
Daftar Pustaka
BIBLIOGRAPHY Coben, J. H., Owens, P. L., Steiner, C. A., & Crocio, T. J. (2008). Hospital and demographic influence on the dispotition of transient ischemic attack. Academic emergency medice , 15. 171-176.
Efendi, F., & Makhfudli. (2013). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Huber, D. L. (2010). Leadership and nursing care management. Missouri: Saunders elsevier.
Jha, A. K., Desroches, C. M., Kralovec, P. D., & Joshi, M. S. (2010). A progress report on electronic health records in U.S hospital. Health affairs , 29 (10) 1951-1957.
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta: EGC.
Monoarfa, H. (2012). Jurnal pelangi ilmu. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from Efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik:: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/view/891/831
PMNCH. (2010). The partnership for maternal, newborn and child health. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from PMNCH knowledge summary 07 assure quality care: http://www.who.int/pmnch/knowledge/publications/summaries/ks7/en/
Shaffer, F. A., & Tuttas, C. A. (2009). Nursing leadership's responsibility for patient quality, safety, and satisfaction. Nurse leader , 7 (3) 34-43.
Sulkin, D. J. (2008). Like night and day-shedding light on off-hours care . New england journal of medicine , 358. 2091-2093.
Utarini, A. (2014). Safety and quality in health care. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from Clustering penelitian S3 fakultas kedokteran universitas gadjah mada: http://clusters3.fk.ugm.ac.id/cluster/36
WHO. (2014). Health systems strengthening glossary. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from World health organization: http://www.who.int/healthsystems/hss_glossary/en/index8.html
WHO. (2014). Patient safety. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from World health organization: http://www.who.int/topics/patient_safety/en/


Download Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

Manajemen Pendidikan

Judul: Manajemen Pendidikan
Penulis: Ahmad Zaman Huri


Mata Kuliah: Manajemen Pendidikan
PEMAHAMAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Di
S
U
S
U
N
Oleh
Kelompok I :
Achyar Munawar (150203151)
Ahmad Zaman Huri (150203152)
Dosen Pembimbing : Emawati, MA.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR RANIRY
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN BAHASA INGGRIS
BANDA ACEH 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia mengerjakan fungsi-fungsinya dengan jalan mempengaruhi perbuatan orang-orang. Proses ini meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sessuatu mengenai urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan seklah seperti kurikulum, guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan bimbingan. Juga soal-soal tentang tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan pembiayaan yang diperlukan penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya.
Rumusan Masalah
Pengertian manajemen, pendidikan, dan manajemen pendidikan
Pengertian pemimpin, kepemimpinan, dan perbedaan dengan manajer
Peranan pemimpin dalam sebuah manajemen pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Manajemen, Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Manajemen
Kata manajemen bersal dari bahasa latin , yaitu dari asal kata mantis yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :
"Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan".
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai berikut:
"Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien".
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian
manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu:
Usaha kerjasama,
Dikerjakan oleh dua orang atau lebih, dan
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.
Pendidikan
Pengertian pendidikan menjadi hal yang sebaiknya kita juga perlu ketahui untuk menambah wawasan kita terhadal hal yang selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu melewati proses pendidikan maka oleh sebab itulah kita sebagai pelaku harus paham juga apa pengertian pendidikan itu sendiri.
Berkaitan dengan Pengertian Pendidikan para Ahli telah menyampaikan pendapat mereka masing-masing tentang apa itu penertian pendidikan, namun sebelum kependapat para Ahli kita akan bahas tentang kata Pendidikan itu sendiri :
Kata Pendidikan berasal dari Bahasa yunani kuno yaitu dari kata pedagogi kata dasarnya paid yang berartikan anak dan juga kata ogogos artinya membimbing. Dari beberapa kata tersebut maka kita simpulkan kata pedagos dalam bahasa yunani adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik anak.
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
Pengertian pendidikan berdasarkan apa yang di sampaikan oleh bapak pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara, beliau telah menjelaskan tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:
"Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya".
Manajemen Pendidikan
Pengertian Manajemen pendidikan secara umum adalah manajemen yang perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Manajemen juga merupakan organisir agar dapat sampai pada suatu tujuan. Termasuk mengarah pada perlunya pengawasan yang terarah agar manajemen pendidikan tidak keluar dari tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari manajemen pendidikan ini ada dua bagian. Pertama tujuan yang diarahkan untuk tenaga pendidikan, ini dapat memberikan bekal pendidikan dengan manajemen yang baik, sehingga peserta didik menjadi paham dengan pendidikan yang diajarkan. Kedua ialah tujuan yang diarahkan untuk peserta didik, yaitu agar dapat mematuhi manajemen pendidikan yang telah dibuat. Kemudian dengan tertib mengikuti proses pendidikan sesuai dengan kurikulum yang ada. Pengertian dan tujuan dari manajemen pendidikan juga perlu dipahami melalui konsep manajemen. Sehingga dapat berjalan secara terarah.
Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari "administratie" yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian manajemen tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan adalah suatu proses dari perencanaan, penorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan penilaian usaha-usaha pendidikan supaya dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Atau definisi manajemen pendidikan yang lainnya yaitu merupakan suatu bentuk kerjasama antar pihak-pihak pendidikan demi pencapai target pendidikan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Yang menjadi tujuan umum dalam manajemen pendidikan adalah melaksanakan pembentukan kepribadian pelajar yang berdasarkan dengan tujuan dari pendidikan nasional dan tingkat perkembangan maupun perbaikan untuk usia pendidikan.
Pengertian Pemimpin, Kepemimpinan dan Perbedaannya Dengan Manajer
Pemimpin
Dalam bahasa Indonesia pemimpin sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Pemimpin adalah suatu lakon atau peran dalam sistem tertentu, karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Robbins kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
Di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Pengertian Manager
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan.
Perbedaan Pemimpin Dengan Manager
Adapun perbedaan Pemimpin dengan Manajer yang sudah kami rangkup dalam sebuah tabel dibawah ini yaitu:
4867275255905
Peranan Pemimpin Dalam Sebuah Manajemen Pendidikan
Adapun peranan seorang pemimpin yang baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam, yaitu :
Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh hanya memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha menjalankan/memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama.
Sebagai perencana (planner)
Seorang pemimpin yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara ngawur saja, tetapi segala tindakannya diperhitungkan dan bertujuan.
Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian, terutama keahlian yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
Mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representatif)
Ia harus menyadari bahwa baik buruknya tindakan diluar kelompoknya mencerminkan baik dan buruk kelompok yang dipimpinnya.
Mengawasi hubungan anggota kelompok (controller of internal relationship)
Seorang pemimpin harus bisa menjaga jangan sampai terjadi perselisihan, dan berusaha membangun hubungan yang harmonis dan menimbulkan semangat bekerja kelompok.
Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman (purveyor of reward and punishment)
Ia harus dapat membesarkan hati anggota-anggotanya yang giat bekerja dan banyak sumbangannya terhadap kelompoknya, dan berani pula menghukum anggotanya yang berbuat merugikan kelompok.
Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan-pengaduan diantara anggota-anggotanya, ia harus tegas, tidak pilih kasih ataupun mementingkan salah satu golongan.
Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
Pemimpin bukanlah seorang yang bediri di luar atau di atas kelompoknya. Ia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kelompoknya. Dengan demikian, segala tindakan dan usahanya hendaklah dilakukan demi tujuan kelompoknya.
Merupakan lambang kelompok (symbol of the group)
Sebagai lambang kelompok, ia hendaknya menyadari bahwa baik buruknya kelompok yang dipimpinnya tercermin pada dirinya.
Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility)
Ia harus bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggotanya yang dilakukan atas nama kelompok.
Sebagai pencipta / memiliki cita-cita (ideologis)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai suatu konsepsi yang baik dan realistis sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju arah yang telah dicita-citakan.
Bertindak sebagai seorang ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaklah mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak-anak/anggota keluarga.
Sebagai kambing hitam (scape goat)
Seorang pemimpin haruslah menyadari bahwa dirinya merupakan tempat pelemparan kesalahan atau keburukan yang terjadi di dalam kelompoknya. Oleh karena itu dia harus pula mau dan berani turut bertanggung jawab tentang kesalahan orang lain atau anggota kelompoknya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Manajemen dalam pendidikan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan global disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.
Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diperlukan manajemen pendidikan yang dapat menggerakkan segala sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Alfabeta.
Hasibuan, Malayu Sp. 1993. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Hajimas Agung
Idris, Zahara. 1982. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung: Angkasa.
Kartono, kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan .Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.Thoha


Download Manajemen Pendidikan.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Manajemen Pendidikan. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

Tugas anjab drg rahma dinanti (2)

Judul: Tugas anjab drg rahma dinanti (2)
Penulis: Rina Sihombing


TUGAS INDIVIDU
UTSA & UAS
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
DOSEN :…………………..

Disusun Oleh :
RAHMA DINANTI
NPM 201400000
PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes Indonesia Maju (STIKIM)
JAKARTA
2015
MAHASISWA STIKIM S2 KELAS CIANJUR
TUGAS UTS
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
NAMA : RAHMA DINANTI
NPM : 20140000066
INTANSI KERJA : PUSKESMAS CIJEDIL
JABATAN : FUNGSIONAL KHUSUS SEBAGAI DOKTER GIGI

KEBUTUHAN TENAGA DOKTER GIGI
Perhitungan kebtuhan doktergigi di Puskesmas Cijedil berdasarkan analisa jabatan:
JENIS KEGIATAN WAKTU (MENIT) WAKTU (JAM) STANDAR BEBAN KERJA KUNJ/
TH KEBUTUHAN SDM
1 Melakukan pelayana/tindakan medik gigi dan mulut 15 0,25 5760 2304 0,4000
2 Melakukan penambalan gigi 15 0,25 5760 864 0,1500
3 Melakukan pencabutan gigi 20 0,33 4320 1440 0,3333
4 Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut 20 0,33 4320 120 0,0278
5 Menerima dan melakukan rujukan 5 0,08 17280 36 0,0021
6 Menerima kosultasi pasien 10 0,17 8640 60 0,0069
7 Melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dan anak sekolah 120 2,00 720 24 0,0333
8 Membuat rencana kerja tahunan 60 1,00 1440 2 0,0014
9 Melakukan tidak lanjut UKGS 30 0,50 2880 3 0,0010
10 Membuat laporan bulan 120 2,00 720 12 0,0167
11 Menghadiri pertemuan 120 2,00 720 24 0,0333
12 Melakukan monev managemen Puskesmas 120 2,00 720 12 0,0167
13 Melakukan koordinasi LS 120 2,00 720 24 0,0333
14 Melakukakan pembinaan Dokter Kecil/UKS 180 3,00 480 2 0,0042
15 Melakukan pelatihan 180 3,00 480 12 0,0250
16 Melakukan pembinaan Posyandu Balita 120 2,00 720 36 0,0500
17 Melakukan pembinaan Posyandu Usila 120 2,00 720 36 0,0500
18 Melakukan kegiatan Skrening 180 3,00 480 13 0,0271
19 Melakukan kegiatan BIAS 180 3,00 480 13 0,0271
20 Membuat angka kredit jabatan fungsional 180 3,00 480 12 0,0250
21 Membuat POA Jamkesmas 240 4,00 360 1 0,0028
22 Membuat POA Jamkesos 240 4,00 360 1 0,0028
1,2698
Dari analisa beban kerja diatas dapat diketahui kebutuhan dokter gigi di puskesmas cijedil hanya 1 orang
MAHASISWA STIKIM S2 KELAS CIANJUR
TUGAS UAS
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
NAMA : RAHMA DINANTI
NPM : 20140000066
INTANSI KERJA : PUSKESMAS CIJEDIL
JABATAN : FUNGSIONAL KHUSUS SEBAGAI DOKTER GIGI

ANALISA JABATAN
KOMPONEN ANALISA JABATAN
Jabatan : Dokter Gigi di Puskesmas Cijedil
Deskripsi pekerjaan; Kewajiban, tugas, tanggungjawab dari pekerjaan
a. Pengertian Dokter Gigi adalah pegawai yang diberi tugas, tanggung, wewenang dan hak untuk melakukan penangananpelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas (kepmenpan no. 141/KEP/M.PAN/11/2003
b. Kewajiban Memberikan pelayanan medis dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien
Merujuk pasien kedokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik apabila tidak mampu melakukian suatu pemeriksaan atau pengobatan
Merahasiakan segala sesuatu yang dietahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi
c Tugas1 Melakukan pelayana/tindakan medik gigi dan mulut
2 Melakukan penambalan gigi
3 Melakukan pencabutan gigi
4 Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut
5 Menerima dan melakukan rujukan
6 Menerima kosultasi pasien
7 Melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dan anak sekolah
8 Membuat rencana kerja tahunan
9 Melakukan tidak lanjut UKGS
10 Membuat laporan bulan
11 Menghadiri pertemuan
12 Melakukan monev managemen Puskesmas
13 Melakukan koordinasi LS
14 Melakukakan pembinaan Dokter Kecil/UKS
15 Melakukan pelatihan
16 Melakukan pembinaan Posyandu Balita
17 Melakukan pembinaan Posyandu Usila
18 Melakukan kegiatan Skrening
19 Melakukan kegiatan BIAS
20 Membuat angka kredit jabatan fungsional
21 Membuat POA Jamkesmas
22 Membuat POA Jamkesos
Spesifikasi pekerjaan; Persyaratan minimal/yang dibutuhkan
a. Persyaratan Seorang dokter gigi umum harus memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi selama kurang lebih 8 semester, dilanjutkan dengan kerja praktik di Rumah Sakit selama kurang lebih 2 tahun, serta setelah melewati berbagai ujian.
Standar kinerja pekerja; tingkat kinerja yang diharapkan dengan kriteria pelaksanaan pekerjaan diukur
SKP……


Download Tugas anjab drg rahma dinanti (2).docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Tugas anjab drg rahma dinanti (2). Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat