September 30, 2016

Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga

Judul: Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga
Penulis: Rosdiana Saniapon


Tugas III Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga
Universitas Hasanuddin
Rosdiana S, Ners B 2013, Universitas Hasanuddin.
Paper Ini adalah tugas Manajemen Keperawatan.
Tugas III Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga
Analisa Struktur Organisasi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional dan merupakan pusat pengembangan kesehatan ,masyarakat serta membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan terpadu kepada masyarakat dalam wilayah kerjanya CITATION Efe13 \l 1033 (Efendi & Makhfudli, 2013). Puskesmas Waiboga merupakan salah satu puskesmas peningkatan dari puskesmas pembantu menjadi puskesmas rawat jalan yang mulai diresmikan pada bulan Januari Tahun 2011. Puskesmas Waiboga sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan mempunyai peranan penting dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Puskesmas Waiboga terletak di Kecamatan Sulabesi Tengah Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara. Puskesmas Waiboga memiliki luas wilayah kerja kurang lebih 950 Ha dan mencakup wilayah kerja di 6 desa yaitu Desa Waiboga, Soamole, Waiman, Fatiba, Bega dan Manaf. Puskesmas Waiboga juga memiliki beberapa puskesmas pembantu atau Pustu serta poskesdes. Adapun sistem pelayanannya, pasien langsung datang ke Puskesmas Waiboga atau dapat merupakan pasien rujukan dari Pustu. Apabila tidak dapat ditangani maka pasien dapat dirujuk ke RSUD Sanana.
Untuk menunjang kegiatan puskesmas, perlu adanya pembuatan struktur organisasi. Struktur organisasi adalah susunan dari suatu organisasi yang menggabungkan unsur-unsur kecil menjadi unsur yang lebih besar dan tersusun secara sistematis CITATION Hub10 \l 1033 (Huber, 2010). Susunan organisasi Puskesmas Waiboga disusun berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepulauan Sula No. 71 tahun 2011. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Puskesmas Waiboga Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara.
Struktur Organisasi Puskesmas Waiboga
KEPALA PUSKESMAS dr. Ilham Wahyudi Soamole

KOORDINATOR TATA USAHA Hasdiana Umamit
KOORD. PELAYANAN. MEDIK Salma Leatemia


BENDAHARA
UMUM : Hilda Alkatiri, AMK
BOK : Jamila Ohorella, A.MK
JAMKESMAS : Nurdiana Mayau
BARANG/GUDANG: Nuryanti Wahab, AMK


UNIT PROMOSI KESEHATAN Fanty Umahuk, SKM


UNIT KESEHATAN LINGKUNGAN Maida Basahona

UNIT P2M
A. SURVEILANCE : Rosdiana S, AMK
B. ISPA : Zubaidah Latif, AMK
C. TB PARU : Lili Sanuapon
D. DIARE : Rosdiana Umasugi, SKM
E. MALARIA : Jaira Umasugi, Amd. Keb
F. IMUNISASI : Munandar, Amd. Kep
G. KUSTA : Nasida
H. PENY. NON MENULAR :Alfiana , AMK

UNIT SP2TP Nasida


UNIT PERBAIKAN GIZI Nining Kabau,AMdg


UNIT KIA & KB Nining Kabau,AMdg



POSKESDES SOAMOLE Soraya Y, A.md. Keb
POSKESDES WAIBOGA Maida Basahona
UNIT PENGOBATAN
A. POLI UMUM : Munandar, Amd.Kep
B. TINDAKAN : Masri Masuku, Amd. Kep


UNIT KESSEHATAN PENGEMBANGAN
KAMAR OBAT : Maryati tidore, S.Farm
LAB : Lili Saniapon
UKS : Hasdiana Umamit
LANSIA : Jaira Umasugi, Amd. Keb


PUSTU BEGA Akhmad, Amd. Kep
PUSTU WAIMAN Anto, Amd. Kep
PUSTU FATIBA Nurida Selpia

Struktur organisasi Puskesmas Waiboga merupakan suatu bagan yang mencakup beberapa program pada tiap-tiap unit puskesmas. Kepala puskesmas membawahi beberapa unit sesuai dengan bagan di atas. Selama bertugas di Puskesmas Waiboga saya diamanahkan untuk memegang program Surveilans yang termasuk dalam unit P2M. Selain itu saya juga bertanggungjawab untuk membuat laporan kesehatan jiwa. Dalam struktur organisasi, saya bertanggungjawab langsung kepada kepala puskesmas. Adapun tugas dan tanggung jawab sebagai pemegang program suveilans adalah melakukan pengamatan, mendata dan melaporkan jumlah kejadian penyakit serta Kejadian Luar Biasa atau KLB. Sedangkan tugas sebagai pemegang laporan kesehatan jiwa adalah mendata, mengidentifikasi dan melakukan skrining kasus kesehatan jiwa seperti skizofrenia, depresi, retardasi mental, dan lain-lain yang terjadi di masyarakat serta kunjungan ke rumah pasien. Semua kegiatan yang dilakukan harus dilaporkan kepada kepala puskesmas. Setiap bulan laporan yang berkaitan dengan program tersebut juga harus dimasukkan ke dinas kesehatan kabupaten.
Analisa Proses Manajemen. Dokter yang memimpin Puskesmas adalah dr. Ilham Wahyudi Soamole. Beliau adalah dokter umum yang telah diangkat menjadi PNS. Selama memimpin Puskesmas Waiboga beliau menerapkan gaya demokratis karena setiap pengambilan keputusan melibatkan staf serta mengarahkan staf melalui dukungan dan pendampingan. Tetapi kadang beliau juga menerapkan gaya otoriter sesuai dengan situasi tertentu. Ini sesuai dengan gagasan bahwa gaya kepemimpinan harus bervariasi sesuai dengan situasi atau biasa dikenal dengan teori kepemimpinan situasional CITATION Mar10 \l 1057 (Marquis & Huston, 2010).
Selama memimpin di Puskesmas Waiboga, dr. Ilham termasuk pemimpin yang bijaksana dan disiplin serta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di puskesmas. Beliau juga selalu memberikan contoh yang baik dengan turut serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan puskesmas. Beliau juga rela berkorban untuk kepentingan puskesmas, bahkan beliau sering mengeluarkan biaya pribadi dan menggunakan fasilitas pribadi untuk kegiatan puskesmas. Beliau juga dekat dengan stafnya sehingga semua staf dapat bekerja dengan baik dan kegiatan-kegiatan di puskesmas yang telah direncanakan dapat mencapai target yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Huber (2010) bahwa pemimpin itu harus memiliki nilai, keterampilan dan gaya dalam memimpin serta harus menjadi contoh yang baik bagi bawahannya.
Analisa Mutu Pelayanan. Mutu pelayanan kesehatan dapat dinilai melalui enam dimensi quality of care. Definisi quality of care atau kualitas pelayanan di bidang kesehatan adalah pelayanan yang secara klinis efektif, aman, dan memberi pengalaman yang baik bagi pasien. Secara menyeluruh hal ini mengacu pada kualitas pelayanan yang sesuai standar dengan cara aman, berpusat pada pasien, efektif, efisien, tepat waktu, dan adil CITATION PMN10 \l 1033 (PMNCH, 2010). Aplikasi enam dimensi ini di Puskesmas Waiboga belum terlaksana sepenuhnya karena puskesmas ini adalah puskesmas baru dan masih dalam tahap pengembangan.
Dimensi quality of care yang pertama adalah patient safety atau keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah prinsip fundamental dari perawatan kesehatan. Setiap proses pemberian tindakan keperawatan mempunyai risiko yang dapat mengancam keselamatan pasien. Untuk meningkatkan patient safety membutuhkan upaya peningkatan kinerja, keamanan lingkungan dan manajemen risiko, termasuk pengendalian infeksi, penggunaan obat-obatan yang aman, praktek klinis, peralatan dan lingkungan perawatan yang aman CITATION WHO14 \l 1033 (WHO, 2014). Dimensi Patient safety sudah dilaksanakan dengan baik di Puskesmas Waiboga namun masih ada sedikit kekurangan misalnya pasien yang dilayani kadang mendapatkan pelayanan yang kurang aman misalnya tindakan perawatan luka yang dilakukan kepada pasien kadang kurang memperhatikan hand hygiene dan tidak menggunakan handscoon sehingga pasien berisiko infeksi. Patient safety menjadi perhatian utama karena semakin banyak terjadi kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian, kecacatan, dan kerugian biaya yang tidak sedikit CITATION Uta14 \l 1033 (Utarini, 2014).
Dimensi yang kedua yaitu patient-centered atau perawatan berpusat pada pasien. Umumnya ini dipahami sebagai pelayanan kesehatan yang berfokus pada perawatan individu atau pasien CITATION WHO141 \l 1033 (WHO, Health systems strengthening glossary, 2014). Di Puskesmas Waiboga dimensi ini dapat terlaksana dengan baik karena pada pemberian pelayanan kepada pasien petugas kesehatan selalu memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna. Salah satu contohnya yaitu ketika melakukan skrining dan mendapatkan pasien dengan skizofrenia maka langsung dilakukan pengkajian dan berkolaborasi dengan dokter untuk mengatasi masalah pasien tersebut.
Dimensi ketiga yaitu dimensi effective yaitu pelayanan yang diberikan secara efektif dan sesuai dengan dasar ilmu pengetahuan. Dalam hal ini di Puskesmas Waiboga sudah melaksanakannya namun masih belum begitu optimal karena masih kurangnya tenaga profesional seperti tidak ada sarjana keperawatan/ners. Selain itu setiap pelaksanaan tindakan keperawatan di puskesmas juga belum memiliki Standar Operasional Prosedur atau SOP yang jelas. Padahal tanggung jawab perawat memberikan jaminan kualitas keamanan dan kepuasan pasien dimana dalam melaksanakan tindakan keperawatan harus bekerja secara efektif berdasarkan SOP CITATION Sha09 \l 1033 (Shaffer & Tuttas, 2009).
Dimensi yang keempat yaitu efficiency dapat terlaksana dengan baik di Puskesmas Waiboga. Pelayanan akan efisien apabila birokrasi pelayanan atau lembaga pemerintah dapat menyediakan input atau output pelayanan seperti biaya dan waktu pelayanan yang meringankan masyarakat pengguna jasa serta memberikan produk yang berkualitas CITATION Mon12 \l 1033 (Monoarfa, 2012). Dalam hal ini bisa diberikan contoh setiap pelayanan umum hanya dikenakan biaya Rp 5000. Ini sangat efisien bagi pasien sehingga pasien dapat memperoleh pelayanan yang berkualitas dengan biaya yang murah. Sedangkan bila pasien yang menggunakan Askes dan Jamkesmas tidak dipungut biaya sedikitpun. Selain dalam hal biaya, perlu juga diperhatikan mengenai pendokumentasian agar lebih efisien. Pendokumentasian di Puskesmas Waiboga juga sudah ada namun masih didokumentasikan secara manual. Untuk mengefisienkan kerja petugas kesehatan, sebaiknya dilakukan pendokumentasian secara elektronik sehingga pekerjaan perawat dapat berkurang. Di negara-negara maju pendokumentasian menggunakan teknologi informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas, efisiensi, keamanan, dan aspek lainnya dari perawatan pasien CITATION Jha10 \l 1033 (Jha, Desroches, Kralovec, & Joshi, 2010).
Dimensi kelima yaitu timely juga terlaksana dengan baik di puskesmas. Hal ini terlaksana karena puskesmas ditunjang dengan fasilitas kesehatan yang sesuai sehingga waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga yang profesional juga lebih optimal. Selain itu pasien diberi kesempatan untuk datang berkunjung di puskesmas dari jam 08.00 sampai 13.00. Bila berkunjung di luar jam kerja bisa langsung datang ke petugas kesehatan misalnya tenaga keperawatan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Waiboga. Pentingnya pengelolaan waktu dalam manajemen keperawatan terutama tentang masalah waktu dinas perawat seharusnya tidak membatasi waktu pelayanan sehingga tidak menutup kemungkinan pasien dapat berkunjung di malam hari CITATION Sul08 \l 1033 (Sulkin, 2008).
Dimensi keenam yaitu equitable atau adil. Seharusnya penyediaan pelayanan yang diberikan sama kualitasnya tanpa memandang karakteristik personal misalnya jenis kelamin, suku bangsa, lokasi geografis, dan sosial ekonomi. Dalam hal equitable, di Puskesmas Waiboga sudah dilaksanakan dengan baik. Contohnya yaitu jika pasien datang ke puskesmas dengan latar belakang ekonomi dan suku yang berbeda baik suku sula, taliabu, maupun mangoli tetap diberikan pelayanan yang sama. Keadilan dalam memberikan pelayanan kesehatan merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh seorang perawat, karena setiap pasien memiliki hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal tanpa memandang status sosial ekonomi dan dari mana mereka berasal.
Daftar Pustaka
BIBLIOGRAPHY Coben, J. H., Owens, P. L., Steiner, C. A., & Crocio, T. J. (2008). Hospital and demographic influence on the dispotition of transient ischemic attack. Academic emergency medice , 15. 171-176.
Efendi, F., & Makhfudli. (2013). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Huber, D. L. (2010). Leadership and nursing care management. Missouri: Saunders elsevier.
Jha, A. K., Desroches, C. M., Kralovec, P. D., & Joshi, M. S. (2010). A progress report on electronic health records in U.S hospital. Health affairs , 29 (10) 1951-1957.
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta: EGC.
Monoarfa, H. (2012). Jurnal pelangi ilmu. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from Efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik:: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/view/891/831
PMNCH. (2010). The partnership for maternal, newborn and child health. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from PMNCH knowledge summary 07 assure quality care: http://www.who.int/pmnch/knowledge/publications/summaries/ks7/en/
Shaffer, F. A., & Tuttas, C. A. (2009). Nursing leadership's responsibility for patient quality, safety, and satisfaction. Nurse leader , 7 (3) 34-43.
Sulkin, D. J. (2008). Like night and day-shedding light on off-hours care . New england journal of medicine , 358. 2091-2093.
Utarini, A. (2014). Safety and quality in health care. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from Clustering penelitian S3 fakultas kedokteran universitas gadjah mada: http://clusters3.fk.ugm.ac.id/cluster/36
WHO. (2014). Health systems strengthening glossary. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from World health organization: http://www.who.int/healthsystems/hss_glossary/en/index8.html
WHO. (2014). Patient safety. Diakses tanggal 19 Oktober 2014, from World health organization: http://www.who.int/topics/patient_safety/en/


Download Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Analisa Struktur Organisasi Puskesmas, Analisa Manajemen dan Analisa Mutu Pelayanan 6 Dimensi Quality of Care di Puskesmas Waiboga. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: