Judul: Teori Akuntansi Bab 12 Akuntansi Perubahan Harga
Penulis: RIDHO DHARUL FADLI
BAB 12
AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
Oleh: Ridho Dharul Fadli â" F0312102
RERANGKA AKUNTANSI POKOK
Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan. Berbagai usulan akuntansi untuk memperbaikki kelemahan akuntansi berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur akuntansinya ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
MASALAH AKUNTANSI
Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah pemertahanan kapital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya. Perubahan harga umunya terjadi karena perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama dalam jangka waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi pokok dilandasi oleh asumsi bahwa daya beli uang stabil, dan manfaat ekonomik barang tidak berubah. Jadi, apabila terjadi perubahan harga yang cukup mencolok akuntansi mengalami permasalahan dalam penilaian, unit pengukur dan pemertahanan kapital ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
Masalah Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan harga semacam ini  disebut dengan perubahan harga spesifik.
Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang  yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.
Masalah Unit Pengukur
Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan  nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli uang berubah.
Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal sebenarnya tidak bermakna lagi.
Masalah Pemertahanan Kapital
Laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji lebih. Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untuk penahanan melekat pada angka laba. Angka laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi laba yang melebihi jumlah yang dapat menyisakan laba untuk mempertahankan kapital.
POS-POS MONETER DAN NON-MONETER
Perubahan harga mempunyai implikasi yang berbeda antara pos-pos moneter dan nonmoneter. Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung / rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter berkaitan dengan untung / rugi penahanan. Pos moneter dan non moneter berkaitan erat dengan implikasi perubahan harga .pembagian pos-pos neraca menjadi moneter dan non moneter didasarkan pada potensi jasa yang melekat pada pos bersangkutan, yaitu potensi jasa berupa aliran kas atau berupa aliran potensi jasa fisis (non kas) ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli berubah.
Pos-Pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda.
Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmonete dengan untung atau rugi penahanan.
PERUBAHAN HARGA
Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan / keluaran). Perubahan harga terdiri atas perubahan harga umum, spesifik dan relatif. Perubahan harga umum mencerminkan perubahan nilai tukar / daya beli uang. Perubahan harga spesifik mencerminkan perubahan karakteristik barang tertentu akibat teknologi / selera terhadap barang. Perubahan harga relatif mencerminkan perubahan harga spesifik setelah pengaruh perubahan harga umum diperhitungkan. Dalam rangka akuntansi perubahan harga, secara umum perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang dan jasa yang sama pada waktu yang berbeda. Berdasarkan karakteristik perubahan harga, ada tiga jenis perubahan harga yaitu (perubahan harga umum), (2) perubahan harga spesifik dan (3) perubahan harga relatif ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
Perubahan Harga Umum
Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara. Penyebab  lain adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
Inflasi dan Daya Beli Uang
Indeks harga dapat memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu. Perubahan indeks harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar uang. Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli demikian pula sebaliknya. Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat tertentu untuk ditukarkan dengan barang. Gejala kenaikan tingkat harga umum dari waktu ke waktu disebut inflasi. Inflasi ditunjukkan oleh indeks harga umum yang cenderung menaik dari waktu ke waktu. Perubahan relatif indeks harga dari perioda satu ke perioda berikutnya disebut dengan laju inflasi.
Implikasi Akuntansi
Kos berbagai objek yang diukur dengan satuan uang pada waktu yang berbeda-beda sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak homogenus sehingga tidak dapat dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia sudah merefleksi kos atau harga sekarang setiap saat atau pada tanggal pelaporan. Dengan adanya perubahan daya beli, perusahaan kemungkinan akan mendapat untung atau menderita rugi karena perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung atau rugi daya beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset moneter atau mempunyai utang moneter dalam jangka waktu tertentu. Dalam kondisi inflasi, menahan aset moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kndisi deflasi menahan aset moneter akan memberikan untung  daya beli dan menahan utang moneter akan mengakibatkan rugi daya beli.
Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah rupiah untung atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai dalam menentukan laba ekonomik perusahaan karena informasi tersebut berkaitan dengan seberapa jauh kapital secara ekonomik harus dipertahankan.
Untung daya beli penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang diperoleh dengan utang tersebut.  Untung atau rugi daya beli pos moneter lancar dapat dianggap terrealisasi pada saat pos aset moneter lancar diterima uangnya atau pada saat utang moneter lancar dilunasi. Dari sudut pandang perusahaan sebagai kesatuan usaha, untung atau rugi daya beli utang jangka panjang dalam suatu perioda tidak mempengaruhi besarnya laba.
Dari sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi apakah perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi, tentu saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya.
Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat. Perubahan harga spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos aset yang  yang akhirnya mempengaruhi biaya bagi perusahan. Perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
Implikasi Akuntansi
Dalam akuntansi kos historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan dengan sendirinya perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba. Seandainya pengaruh perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba, pengaruh ini akan menjadi untung atau rugi penahanan.
Interpretasi Untung/Rugi Penahanan
Untung penahanan merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk mempertahankan kapital. Dari segi evaluasi kinerja manajemen, akuntansi kos sekarang sebenarnya memberi informasi tentang kegiatan yang benar-benar merupakan upaya manajemen dan kegiatan yang semata-mata hanya menahan aset dalam kaitannya dengan pengelolaan kapital fisis.  Laba operasi merupakan hasil kegiatan produktif, sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan penahanan aset semata. Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur efisiensi pengelolaan dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam kondisi harga yang menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan ke pendapatan akan cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba akan cenderung lebih kecil.
Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau unit moneter dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos sekarang. Model hibrida tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan.
DAYA BELI KONSTAN
Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli. Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan. Dengan konsep daya beli konstan, daya beli dapat menjadi golongan kapital yang lain yaitu kapital daya beli. Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Dalam mengatasi perubahan harga akibat daya beli, maka digunakan akuntansi daya beli konstan. Dengan daya beli sebagai basis pengukuran diharapkan perusahaan mampu mempertahankan sumber ekonomik untuk membeli barang dan jasa, dalam suatu kondisi perekonomian tertentu. Dalam mengatasi masalah penilaian diatasi dengan akuntansi kos sekarang dan berbagai variannya. Masalah unit pengukur diatasi dengan akuntansi daya beli konstan dengan berbagai variasinya dan akuntansi hibrida mengatasi dua jenis masalah tersebut. Secara khusus, berbagai model akuntansi ditawarkan untuk mengatasi masalah perubahan harga . tiap model merupakan hasil interaksi antar tiga faktor penentu laba dalam konsteks perubahan harga, yaitu dasar penilaian, definisi kapital dan skala pengukuran ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
Berkaitan dengan dasar pengukuran
Jika kos sekarang digunakan sebagai dasar pengukuran, maka :
Laba akana terbagi menjadi dua ; laba akibat operasi dan laba akibat menahan kapital fisis.
Untung atau rugi yang belum terealisasi akibat penahanan aset, dimasukkan dalam statemen laba rugi.
Konsep ini bertentangan dengan akuntansi kos historis, yang mendasari diri pada realisasi untuk mengakui pendapatan.
Jika harga jual sekarang diguanakan sebagai dasar pengukuran, maka :
Laba dapat dipandang sebagai aliran dana bersih yang masuk, akibat perubahan harga pasar.
Laba bukan jumlah rupiah yang timbul karena kegiatan menghasilkan laba.
Berkaitan dengan kapital
Sebagai kapital fisis
Perubahan dalam kos sekarang karenan penahanan aset fisis dipisahkan dari laba dan dianggap sebagai penyesuai kapital fisis, sehingga tidak menjadi komponen penentu laba.
Sebagai kapital finansial
Kegiatan untung rugi penahanan merupakan komponen penentu laba sehingga masuk dalam statemen laba rugi pelengkap.
Berkaitan dengan skala
Menggunakan daya beli konstan sebagai unit pengukur laba
Untung rugi daya beli dapat ditentukan atau dikeluarkan dari laba atas dasar kos historis atau kos sekarang.
Untung rugi daya beli timbul karena perusahaan menahan aktiva moneter bersih selama periode tertentu.
Jika untung rugi daya beli dikeluarkan dari laba, hasilnya angka laba yang menggambarkan laba real.
Dari berbagai usulan akuntansi akibat perubahan harga diatas, diharapkan mampu mengatasi kelemahan akuntansi berbasis kos historis, sehingga masih dapat diadopsi akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur akuntansinya. Akuntansi perubahan harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian informasi keuangan. Jika konsep pemrosesan data dapat dipisahkan dari proses pelaporan data, maka akuntansi perubahan harga tidak perlu mengganti rerangka akuntansi pokok. Patton dan Littleton menyatakan bahwa akuntansi perubahan harga akan berkurang makna dan manfaatnya, tanpa disertai dengan informasi atas dasar kos historis ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
AKUNTANSI KOS SEKARANG
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital semula. Akuntansi kos sekarang digunakan sebagai dasar. Ada dua perbedaan yang tampak,yaitu: Pertama, laba akan terbagi menjadi dua komponen yaitu laba akibat kegiatan operasi perusahaan dan laba akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua, untung / rugi yang belum terrealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-laba ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
Pemilihan Indeks Harga untuk Konversi
Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan.
Untuk menyusun statemen keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik neraca atau laba-rugi harus dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan pos-pos laba rugi terjadi secara merata selama perioda, rupiah daya beli yang didapat untuk suatu pos biasanya hampir sama dengan jumlah rupiah nominalnya.
Kapital Daya Beli
Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Kapital finansial, laba terjadi dari kenaikan jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan wujud kapital tersebut. Kapital daya beli adalah jumah rupiah kapital finansial yang telah dikonversi menjadi daya beli.
AKUNTANSI KOS SEKARANG
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau kemampuan untuk menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas atau kemampuan kapital sebelumnya.
Dasar Pengukuran Kos Sekarang
Kos Pengganti
Penekanan diletakkan pada kos pengganti aset yang dikuasai perusahaan dengan aset yang sejenis atau sama fungsinya. Kos pengganti ini, secara konseptual laba perioda akan terjadi atas dua unsur yaitu : (1) laba operasi dan (2) untung atau rugi penahanan akibat perubahan harga relatif.
Nilai Jual Sekarang
Kos sekarang aset diukur atas dasar harga aset senandainya pada saat sekarang perusahaan memilih untuk menjual aset tersebut alih-alih memakainya untuk operasi. Nilai jual sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat direalisasi seandainya aset dijual sekarang.
Nilai Terrealisasi Harapan
Pendekatan ini sama dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar nilai sekarang aliran kas masa datang yang diterima dari aset atau dibayar untuk aset atau utang bersangkutan. Nilai penggunaan adalah nilai sekarang aliran kas di masa mendatang yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aset oleh perusahaan. Nilai pasar sekarang adalah jumlah rupiah kas, atau setara kas yang diharapkan akan dapat diperoleh dari penjualan suatu aset dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam proses penjualan aset tersebut.
Berbagai teknik dan sumber informasi dapat digunakan untuk penentuan kos sekarang, yaitu :
Pengindeksan.
Sumber informasi berupa indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang / jasa yang diukur dan indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang / jasa yang diukur. Teknik ini memungkinkan digunakannya komputer untuk menyatakan kembali angka-angka dasar secara cepat.
Penghargaan Langsung.
Teknik ini membebankan secara langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu aset / kelompok aset. Teknik ini biasanya berupa harga faktur sekarang, daftar harga dari penjual barang / jasa dan kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
Pengkosan Unit.
Teknik ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan untuk barang / jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran / barang yang bersifat khusus.
Penghargaan Fungsional.
Teknik ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi / pemrosesan dan bukannya suatu aset secara individual / kelompok aset yang masing-masing berdiri sendiri.
AKUNTANSI HIBRIDA
Akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah panilaian.
Perbedaan Akuntansi Daya Beli Konstan dan Kos Sekarang
Akuntansi Daya Beli Konstan
1.         Mengatasi masalah unit pengukur.
2.         Merevisi atau merevaluasi aset moneter pada akhir perioda.
3.         Menggunakan indeks harga umum karena sasaeannya perubahan umum.
4.         Mengabaikan untung atau rugi penahanan pada saat revaluasi.
5.         Mengungkapkan untung atau rugi daya beli atas aset monoter reto.
6.         Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai kapital daripada komponen laba dalam rangka pemertahanan kapital.
Akuntansi Kos Sekarang
1.         Mengatasi masalah penilaian.
2.         Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara terus menerus.
3.         Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik.
4.         Mengabaikan untung atau rugi daya beli.
5.         Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas aset nonmoneter neto.
6.         Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.
STANDAR AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
Di Amerika, standar akuntansi mula-mula mewajibkan pelaporan pengaruh perubahan harga sebagai informasi pelengkap dengan berbagai argumennya. Kemudian standar tersebut diganti dengan berbagai standar baru yang tidak lagi mewajibkan tetapi tetap menganjurkan pelaporan pengaruh perubahan harga dengan berbagai argumennya. Akibatnya buku-buku teks akuntansi keuangan menengah tidak lagi memasukkan topik akuntansi perubahan harga. Walaupun demikian, pembahasan mengenai perubahan harga beserta teorinya tetap penting untuk memberi wawasan yang luas dan dalam khususnya bila perubahan harag cukup berarti dalam sistem perekonomian negara tertentu termasuk Indonesia ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>4</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>4</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432974527">4</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005).
DAFTAR PUSTAKA
ADDIN EN.REFLIST Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.
Download Teori Akuntansi Bab 12 Akuntansi Perubahan Harga.docx
0 komentar: