Februari 16, 2021

AKUNTANSI

Judul: AKUNTANSI

Penulis: Rizky Ramadhana



Pengertian dan Ciri-ciri Kas

Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membayar kegiatan perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan harus disediakan di perusahaan dalam jumlah yang mencukupi dalam pelaksanaan operasi perusahaan selama periode tertentu. Bila persediaan kas yang disimpan di perusahaan berlebih (idle money) akan menjadi tidak produktif. Oleh karena itu, saldo kas di perusahaan jangan terlalu besar, namun tidak boleh juga terlalu kecil.

Kas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau alat penukar dalam berbagai transaksi.

Dapat diterima oleh bank sebagai setoran untuk dimasukkan ke rekening perusahaan.

Bentuk Kas

Beberapa bentuk yang termasuk kas adalah sebagai berikut :

Uang tunai berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh pemerintah indonesia atau oleh pemerintah negara lain (mata uang asing)

Uang kas yang disimpan di bank dalam bentuk rekening giro (demand deposit).

Cek yang diterima dari pihak lain, tetapi belum diuangkan ke bank.

Cek dalam perjalanan (outstanding checks) , yakni cek yang telah dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, tetapi belum diuangkan ke bank .

Cek kasir (chashier's checks) , yakni surat perintah kepada bagian keuangan (kasir) untuk mengeluarkan uang bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan sendiri .

Wesel pos yang menurut sifatnya dapat diuangkan pada waktu yang diperlukan.

Simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikan. saldo simpanan ini dalam neraca dilaporkan dalam mata uang rupiah sebesar nilai kursnya.

Beberapa bentuk yang tidak termasuk dalam golongan kas adalah sebagai berikut :

Cek mundur (post date chek)

Pembayaran-pembayaran di muka (prepaid expenses).

Surat berharga jangka pendek.

Prangko dan materai , walaupun dapat digunakan untuk pembayaran dalam jumlah kecil , tetapi oleh bank tidak akan diterima sebagai setoran. Prangko dan materai digolongkan sebagai perlengkapan.

Deposito berjangka (time deposit) , yakni simpanan di bank yang pengambilannya hanya pada waktu tertentu .

Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terikat , seperti untuk dana pensiun pelunasan obligasi , pembayaran deviden.

Wesel tagih , yakni perintah tertulis bersyarat kepada tertarik untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada penarik pada tanggal yang telah ditentukan .

Jenis dan fungsi kas

Kas meliputi uang logam, uang kertas, cek, wesel pos (kiriman uang lewat pos;  money orders) dan deposito. Perangko bukan merupakan kas melainkan biaya yang dibayar di muka atau beban yang ditangguhkan. Pada umumnya, perusahaan membagi kas menjadi dua kelompok, yaitu : 

1. Kas kecil (Petty Cash/Cash on Hand) 

Merupakan uang kas yang ada dalam brankas perusahaan yang digunakan untuk membayar dalam jumlah yang relatif kecil, misalnya pembelian perangko, biaya perjalanan, biaya telegram dan pembayaran lain dalam jumlah kecil. 

2. Kas di bank (Cash in Bank) 

Merupakan uang kas yang dimiliki perusahaan yang tersimpan di bank dalam bentuk giro/bilyet dan kas ini dipakai untuk pembayaran yang jumlahnya besar dengan menggunakan cek. (Hery 2014:27) 

Sistem pencatatan dan metode penilaian dari kas kecil dan kas di bank berbeda. Kas di bank menggunakan prosedur rekonsiliasi bank yang dilakukan secara periodik antara pihak perusahaan dengan pihak bank. Sedangkan kas kecil, terdapat dua metode pencatatan, yaitu  Imprest Fund System  (Sistem dana tetap) dan Fluctuation Fund System (Sistem dana berubah). 

Adapun fungsi dari kas sebagai berikut : 

Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar/kecil. 

Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya. 

Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap. 

Pengendalian Kas

Kas merupakan alat pembayaran yang bebas dan siap digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas bersifat liquid karena kas kas sangat mudah digunakan sewaktu-waktu dan mudah untuk dipindah tangankan. Kas sangat penting bagi suatu perusahaan karena jika tidak ada kas maka kegiatan operasional perusahaan tidak akan dapat berjalan. Sifat-sifat kas antara lain:

Volume fisik kecil

Nilainya tetap sebesar nilai nominalnya

Tidak adanya identifikasi kepemilikan

Sangat mudah untuk dipindah tangankan

Mengingat sifat-sifatnya, mengelola kas dalam perusahaan memerlukan perhatian yang cukup serius agar tidak terjadi penyalahgunaan atau penyelewengan terhadap kas. Yaitu dengan cara Pengendalian Kas. Pengendalian Kas adalah proses pengendalian uang tunai yang dimiliki perusahaan agar tidak terlalu kecil, sehingga membahayakan likuiditas, atau terlalu besar sehingga menurunkan kemampuannya mendatangkan laba. Pada dasarnya, tujuan pengendalian kas adalah mencapai kas yang optimal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu mengelola kas yakni sebagai berikut :

Pengendalian Penerimaan Kas

Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas perlu dirancang sedimikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, mencatat, daan yang menerima uang. Untuk perusahaan kecil pemisahan tugas seperti demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan

Setiap penerimaan uang langsung disetorkan ke Bank sebagaimana adanya. Untuk pembayaran piutang maupun pembayaran dalam jumlah besar dari pelanggan bisa juga dengan cara pelanggan tersebut langsung mentransfer pembayaran itu ke Bank.

Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas atau bukti kas masuk. Bukti transaksi tersebut hendaklah perlu juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran untuk menguatkan adanya bukti transaksi tersebut. Dan setelah itu dari bukti transaksi tersebut akan di catat pada jurnal penerimaan kas.

Menggunakan penomoran dokumen transaksi untuk mencegah transaksi dicatat lebih dari sekali

Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik

Menetapkan laporan kas setiap hari. Laporan mengenai setiap pengeluaran dan penerimaan kas.

Pengendalian Pengeluaran Kas

Seperti halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga memerlukan prosedur dan pengawasan yang baiik sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Semua pengeluaran uang yang relatif besar dialakukan dengan menggunakan check sedangkan untuk pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil dilakukan dengan menggunakan kas kecil.

Mengadakan pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas, dan yang mencatat pengeluaran kas

Melakukan pemeriksaan Intern dalam waktu yang tidak tentu

Setiap pengeluaran kas dibuatkan bukti pengeluaran kas atau kas masuk serta dilengkapi dengan lampiran-lampiran. Setelah itu bukti transaksi akan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

Melakukan Rekonsiliasi Bank

Setiap bulan biasanya perusahaan akan menerima rekening koran dari Bank, rekening koran tersebut digunakan untuk mencocokkan saldo kas yang ada di Bank tersebut dengan saldo kas yang ada di perusahaan. Terkadang saldo antara Bank dan perusahaan tidak sama, itu terjadi karena ada kemungkinan ketika perusahaan menyetor uang ketika akhir bulan masih belum dicatat oleh Bank tapi telah dicatat oleh perusahaan, begitu juga ketika perusahaan melakukan pembayaran melalui tansfer Bank, oleh Bank telah dicatat tetapi oleh perusahaan belum dicatat. Itu semua dapat membuat saldo kas perusahaan dengan saldo kas Bank tidak sama

Perencanaan Arus Kas (Cash Flow Planning)

Memiliki uang kas yang relatif sedikit dalam perusahaan dapat membahayakan sebab ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Namun, mempunyai uang kas yang terlalu banyak juga tidak baik. Uang kas yang terlalu banyak akan menganggur dan tidak akan menghasilkan apa-apa, oleh karena itu manajemen perusahaan perlu melakukan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Termasuk didalamnya merencanakan sumber-sumber penerimaan yang bisa diperoleh jika suatu saat mengalami kekurangan kas dan merencanakan pemanfaatanntya apabila mengalami kelebihan.

Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran kas (cash budget) unutk periode-periode tertentu. Misalnya satu tahun, enam bulan, tiga bulan, atau satu bulan di masa mendatang. Anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. Pada kala tertentu anggaran kas dibandingkan dengan realisasinya. Apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mencolok, manajemen perusahaan segera dapat melakukan tindakan perbaikan.

Metode Pencatatan Kas Kecil

Metode pencatatan kas kecil dibagi menjadi dua, yaitu sistem dana tetap (imprest fund system) dan sistem dana berubah (fluctuation fund system).

Sistem dana tetap (imprest fund system)

Di dalam metode ini, jumlah kas keci yang akan dicadangkan bersifat tetap. Perubahan jumlah kas kecil akan dilakukan apabila pihak perushaaan menghendakinya. Sebagai contoh, apabila perusahaan merasa bahwa jumlah kas kecil dianggap kurang dan perlu untuk menambahnya kembali. Kondisi ini akan menyebabkan adanya penyesuaian terhadap kas kecil yan mengalami penambahan atau pengurangan.

System dana tidak tetap (fluctuation fund system)

Dalam metode ini, penetapan jumlah kas kecil disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Sebagai contoh, jumlah kas kecil pada awal kebijakan sebesar Rp. 2.000.000, setelah itu dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Setelah dimanfaatkan diisi kembali, pengisian dengan sistem dana tetap jumlahnya harus disesuaikan dengan saldo awal, sedangkan jika menggunakan system fluktuasi jumlah pengisiannya tidak harus disesuaikan dengan jumlah saldp awalnya, jumlah pengisian bisa lebih atau kurang dari saldo awal.


Download AKUNTANSI.docx

Download File

Alternatif Link


banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: