Judul: Manajemen Stategik narotama
Penulis: Lisa Amalia
HYPERLINK "http://ika-marlina.mhs.narotama.ac.id/2013/04/10/analisa-kondisi-eksternal-eksternal-melalui-strengths-dan-weaknessess-pt-baba-rafi-indonesia/" \o "Permanent Link to MANAJEMEN STRATEGI"MANAJEMEN STRATEGI
ANALISA SWOT PENERAPAN VISI DAN MISI FRENCHISE PECEL LELE LELA
1228725262255
ANALISA SWOT FRENCHISE PECEL LELE LELA
Profil Frenchise Pecel Lele Lela SudirmanSejarah Pendirian
Bentuk kepemilikan pecel lele lela secara keseluruhan adalah PT Lele Lela Internasional yang berada di Jakarta. Dalam pengembangan usahanya pendiri pecel lele lela mencari owner yang bersedia membeli franchise miliknya untuk dapat mengembangkannya menjadi cabang pecel lele lela di berbagai daerah.
Pembentukan cabang Pecel lele lela Jln Sudirman Bogor berawal dari franchise yang dibeli oleh owner dari pendiri pecel lele lela pusat yaitu Rangga Umara pada tahun 2009. Merek, resep menu utama, desain resto, SOP pelaksanaan diperoleh langsung dari pendiri pecel lele lela.
Pemilik/ownerfranchise pecel lele lela membentuk struktur organisasi untuk menjalankan kegiatan usahanya agar berjalan dengan lancar.Pemilik membentuk manajer, yang dipilih sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Pemilik melakukan training kepada manajer, dimana training dilakukan langsung oleh pecel lele lela yang ada dipusat di Jakarta. Kemudian manajer membentuk karyawan sesuai dengan syarat penerimaan yang telah ditentukan dan di training langsung ditempat resto pecel lele lela Jln Sudirman no.22 Bogor.
Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi pecel lele lela sudirman adalah organisasi garis/lini. Organisasi lini adalah organisasi yang semata-mata memiliki hubungan wewenang lini dalam organisasinya. Dimana;
Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui suatu garis wewenang
Jumlah karyawan tidak terlalu banyak
Pucuk pimpinannya adalah pemilik usaha
Struktur Organisasi
Dari ukuran yang belum terlalu besar maka struktur organisasi Pecel Lele Lela di Jln Sudirman No 22 Bogor hanya meliputi owner/pemilik, manajer, dan satu level dibawahnya yaitu karyawan yang terdiri dari koki, pelayan, dan kasir.
Bagan SEQ Bagan \* ARABIC 1 struktur organisasi
Visi dan Misi
Visi
Menjadi Brand Nasional dan Pemimpin pasar usaha pecel lele modern di Indonesia
Menjadi Brand Nasional kebanggaan Indonesia, dan memberikaan manfaat yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat, mitra usaha dan karyawan
Membawa makanan tradisional khas Indonesia pada dunia internasional
Misi
Menyediakan berbagai variasi produk hidangan lele yang enak dan unik
Memberikan kualitas pelayanan yang sangat baik, dengan mengutamakan QSV = Quality, Service & Value
Senantiasa berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dan mitra usaha.
Tujuan :
Senantiasa memelihara dan meningkatkan mutu produk, proses dan sistem mutu yang baik, konsisten, bertanggung jawab dan selalu fokus pada proses, bukan tujuan
Menciptakan dan Menyediakan Produk unggulan yang inovatif
Menempatkan Brand dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan potensi manfaat Restoran
Strategi :
Terus mengembangkan franchise dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan
Memperkenalkan variasi baru melalui promo – promo
Menggunakan internet sebagai salah satu sarana promosi
Membuka pasar baru dengan minat konsumen yang berbeda
Mengutamakan citarasa dan kualitas
Memperolah kepuasan dari pelanggan
Memberikan pelayanan yang terbaik
Segmentasi Pasar :
Produk ini dijual pada semua kalangan dan lapisan masyarakat yang diyakini akan menyukai citarasa yang khas dari Pecel Lele Lela sendiri.
Target Pasar :
Seluruh masyarakat Indonesia. Sejauh ini Sejauh ini pecel lele lela sudah membuka 100 Outlet yang tersebar di Indonesia dan bahkan 25 Outlet di luar negeri.
Macam-macam menu yang di tawarkan & Promo :
318135042545-37147542545
Analisis Faktor Eksternal Pecel Lele Lela SudirmanLingkungan Mikro
Bahan baku lele, ayam, beras dan es batu dipasok oleh pemasok langganan dengan standar mutu dan harga yang telah disepakati. Untuk sayur, bahan-bahan minuman dan bumbu utama masakan dibelanjakan sendiri di pasar. Rata-rata kebutuhan lele hidup per hari sebanyak 250 ekor ditampung dalam bak penampungan ukuran panjang 1,5 m x Lebar 0,5 m x Tinggi 1 m. Lele yang dipergunakan dengan ukuran rata-rata 2 ons per ekor. Selama ini belum pernah terjadi keterlambatan pengiriman maupun pasokan terputus. Sasaran pelanggan adalah golongan pendapatan kelas menengah keatas, karena suasana tempat dan mutu produk yang berkualitas baik. Konsumen yang berkunjung pun mengatakan tidak mempermasalahkan harga, yang penting mutu produk dan Kenya-manan tempat dipertahankan atau ditingkatkan lagi.
Pesaing ketat yaitu restoran sejenis seperti pedagang pecel lele tenda yang berjualan di pinggir jalan sekitar lokasi dan restoran-restoran di sekitar lokasi Sudirman yang menawarkan produk berbeda dan unik untuk menarik minat konsumen.
Lingkungan Makro
Tingginya tingkat inflasi dan kenaikan harga BBM di Indonesia, menyebabkan kenaikan harga bahan baku berdampak pada naiknya biaya produksi. Kondisi perekonomian di Indonesia dapat mempengaruhi perkem-bangan restoran, khususnya di Jakarta. Perkembangan teknologi yang telah dilakukan antara lain di bidang komunikasi, yaitu penggunaan telepon. Telepon dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan dalam melakukan transaksi khususnya untuk pembeli-an dan penjualan. Pembelian dikaitkan dengan transaksi terhadap pemasok sementara pen-jualan dikaitkan dengan konsumen yang melakukan pembelian melalui pesan antar (delivery order atau DO). Perkembangan teknologi lainnya yang telah dilakukan restoran dalam hal keuangan adalah dengan menggunakan laptop untuk mencatat dan menghitung aliran kas masuk maupun keluar. Pemanfaatan teknologi dalam produksi antara lain dengan menggunakan mixer (mesin pengaduk adonan), blender (penghancur dan pengaduk makanan) danlain-lain. Diharapkan dengan adanya beberapa alat tersebut dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses produksi. Pecel Lele Lela telah mendapat sertifikasi halal dari LP POM MUI, sehingga dengan demikian semua produk yang dihasilkan dijamin kehalalannya. Dalam melaksanakan usahanya, restoran ini telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), memiliki akta notaris, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), memperoleh izin dari Instansi terkait. Gaya hidup masyarakat modern cenderung konsumtif dan sering beraktivitas di luar rumah menyebabkan peningkatan permintaan akan produk makanan jadi. Peningkatan permintaan makanan ini juga diiringi dengan perubahan orientasi terhadap makanan yang semula hanya bersifat sebagai pemuas kebutuhan konsumsi menjadi bersifat peningkatan harga diri (prestige).
Lingkungan Industri
Kemampuan pendatang baru, baik dari segi keuangan, format bisnis maupun teknologi banyak yang lebih baik. Hal ini menimbulkan persepsi konsumen mengenai mutu produk pendatang baru sangat baik dan dapat menjadi ancaman bagi restoran. Adanya inovasi, diferensiasi dan diversifikasi produk, serta didukung dengan kualitas dan kuantitas produk, serta pelayanan yang baik,mutlaksangat diperlukan untuk membedakan Restoran Pecel Lele Lela Cabang Sudirman, dengan restoran lainnya. Hidangan lele yang menjadi produk andalan dapat digantikan dengan produk lainnya yang dianggap lebih sehat dan prestisius. Dengan adanya isu mengenai cara budidaya lele yang jorok dan makanan kelas rendah dapat mengakibatkan persepsi negatif konsumen tentang hidangan pecel lele, sehingga dengan mudah konsumen berpindah ke restoran lain yang menawarkan produk dengan mutu dan harga lebih bersaing.
Kekuatan tawar menawar pemasok di Restoran Pecel Lele Lela ini lemah dibandingkan pihak restoran. Restoran menggunakan bahan baku yang mudah diperoleh dari pemasok lokal di wilayah Bogor, sehingga restoran dapat mencari pemasok lainnya, jika mutu bahan baku yang diberikan pemasok menurun atau memberikan harga tinggi. Hubungan dengan pemasok terjalin baik, karena tidak pernah terjadi permasalahan dalam hal mutu produk, man bahan baku.
Hubungan yang baik juga akan menguntungkan pemasok, karena dalam suatu sistem agribisnis ikan lele, terjaminnya pasokan dan kepastian pemasaran dari produk yang dihasilkan merupakan salah satu kunci yang sangat berperan dalam menjamin kesuksesan dan kesinambungan usaha (Nugroho, 2007).
Kekuatan tawar menawar pembeli yang kuat akan mengakibatkan adanya persaingan usaha restoran di Jakarta meningkat, sehingga konsumen memiliki banyak alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja restoran dalam menghasilkan laba. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka diferensiasi dan diversifikasi produk merupakan salah satu hal penting yang harus dilaksanakan. Keberagaman jenis masakan dan keunikan cita rasa sebagai alternatif konsumen dalam memilih menu makanan, sehingga konsumen tidak pindah ke restoran lain. Strategi produk dan harga yang dibuat oleh pihak restoran memiliki pengaruh yang besar dalam persaingan antar industri sejenis. Pada dasarnya konsumen ingin mendapatkan produk bermutu, tetapi dengan harga terjangkau. Pihak restoran dalam mengatasi perma-salahan ini, dapat melakukan pengembangan produk untuk mencegah kejenuhan konsumen yangada dan juga untuk meraih pangsa pasar yang baru.
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pecel Lele Sudirman
Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara adalah siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita.
Ancaman
Inflasi
Inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang, artinya kenaikan harga barang akan mempengaruhi usaha pecel lele lela. Misalnya bahan pokok seperti beras dan bahan lain juga akan ikut naik dan tentu akan berpengaruh terhadap usaha lele lela dimana menyebabkan produsen mau tidak mau harus menaikan harga produk yang dijual atau memilih mengurangi porsi makanan yang dijual.
Perubahan nilai tukar (melemahnya nilai rupiah)
Berdasarkan data Setneg (2008-2012), Pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin berlanjut pada awal tahun 2013 hingga mendekati Rp.10.000/US$ di satu sisi membuat harga produk ekspor Indonesia bertambah kompetitif dan di sisi lain dapat menahan pembelian domestik terhadap produk impor yang harganya semakin tinggi. Namun nilai tukar rupiah harus dijaga agar tidak menembus angka psikologis tersebut mengingat kondisi perekonomian ke depan masih dibayang-bayangi dengan ancaman kenaikan harga minyak dunia. Melemahnya nilai tukar tersebut akan berpengaruh terhadap usaha lele lela.
Pengaruh harga barang
Perekonomian yang mengancam kenaikan harga BBM, akan mengakibatkan harga barang lain juga ikut meningkat, sehingga hal ini akan mempengaruhi biaya variable usaha lela menjadi meningkat.
Peluang
Pendapatan perkapita
Berdasarkan data setnag (2008-2012), Peningkatan pendapatan per kapita menjadi US$ 3.660 membuat Indonesia masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah, hal ini dapat menjadi peluang bagi usaha lela, karena pendapatan menigkat menjadi menengah ke atas, kemungkinan akan meningkatkan permintaan pecel lele lela juga.
Supply tenaga kerja
Adanya Peningkatan pendapatan per kapita mengharuskan untuk mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan memanfaatkan modal fisik dan sumber daya manusia terampil, hal ini juga akan menyebabkan Meningkatnya persaingan di dunia pekerjaan, namun ini dapat menjadi peluang bagi usaha lela, untuk lebih mudah mendapakan tenaga kerja yang terampil.
Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan dari data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 mengalami peningkatan sebesar 7,5 % disbanding tahun sebelumnya. Hal ini akan menjadi peluang bagi usaha lela untuk dapat mengembangkan usahanya.
Faktor Politik
Peluang
Kestabilan pemerintahan
Kestabilan pemerintah merupakan faktor yang berpengaruh, karena kestabilan pemerintah merupakan ukuran mutlak terhadap indikator indikator lain dalam suatu negara. Kestabilan bisa berpengaruh dalam hal ekonomi, dalam hal politik, maupun hal lain yang turut berpengaruh dalam suatu usaha termasuk usaha pecel lele lela ini.
Kebijakan perkreditan
Kebijakan perkreditan berpengaruh disaat usaha lele lela membutuhkan modal tambahan, dan salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengkreditan dengan bank. Dimana dalam permintaan kredit tentu saja ada hal-hal yang harus diperhatikan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kebijakan lingkungan hidup
Limbah yang dihasilkan usaha lele berupa limbah minyak yang berasal dari sisa penggorengan, limbah yang dihasilkan menjadi peluang usaha lela karena limbah dijual kembali sebagai bahan bakar pada bus trans pakuan.
Ancaman
Kebijakan mengenai upah
Kebijakan upah misalnya saja seperti kebijakan pemerintah dalam menentukan upah minimum kota/upah minimum regional. Tinggi rendahnya upah otomatis akan mempengaruhi pembelian/permintaan konsumen, begitupun dengan permintaan terhadap lele lela. Hal ini menjadi ancaman bagi usaha lela, mengingat upah yang diberikan masih berada di bawah dari UMR yaitu Rp 850.000,- /bulanya.
Kebijakan Penyesuaian Harga
Berdasarkan data setnag, Penyesuaian harga BBM yang dilakukan secara seksama, baik waktu, tahapan dan besarannya mengingat akan diikuti oleh kenaikan berbagai harga secara luas. Di sisi lain administered inflation sudah pasti akan meningkat akibat kebijakan kenaikan harga listrik sebesar 15% (secara bertahap/triwulan) dan kenaikan upah minimum provinsi (UMP). ini dapat menjadi ancaman bagi usaha lela, karena dapat meningkatkan biaya operasional usaha lela.
Faktor Teknologi
Kemajuan teknologi yang pesat tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran yang luas, meliputi mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus menerus harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau cara operasinya.
Peluang
Teknologi di bidang produksi
Penggunaan teknologi yang sesuai dengan produksi menjadi peluang bagi usaha lele lela untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kepuasan konsumen. Penggunaan exhaust yang berfungsi sebagai penghisap asap hasil produksi.
Temuan-temuan baru
Adanya teknologi baru menjadi peluang bagi usaha lele lela untuk dapat meningkatkan produktivitas.
Perkembangan teknologi informasi
Berkembangnya teknologi informasi, mempermudah usaha lele lela dalam memasarkan produknya. Lele lela dapat memasarkan produk nya dengan mudah melalui media social dengan menggunakan biaya yang murah.
Ancaman
Adanya teknologi baru
Adanya teknologi baru yang meningkatkan produktivitas pesaing menjadi acaman bagi usaha lele lela.
Faktor Sosial/Budaya
Peluang
Gaya hidup
Gaya hidup seseorang biasanya mempengaruhi permintaan dan konsumsi orang tersebut. Gaya hidup sendiri dipengaruhi oleh misalnya saja kekayaan atau pendapatan seseorang. Adanya peningkatan gaya hidup masyarakat menjadi mengah ke atas merupakan peluang usaha lele lela untuk memperluas dalam memperoleh pelanggannya.
Konsumerisme
Tingkat konsumerisme juga mempengaruhi usaha ini, karena jika konsumerisme meningkat permintaan juga akan ikut meningkat, begitupun sebaliknya.Berdasarkan data Republika.co.id (2011) Rata-rata permintaan pecel lele 100 ton perhari dengan tingkat penawaran yang masih krang dari 100 ton. ini menunjukkan adanya peluang usaha lele lela untuk dapat meningkatkan produktivitasnya.
Memiliki citra merek yang kuat
Citra merek pecel lele lela dapat menjadi peluang bagi usaha lele lela, di bandingkan dengan usaha pecel lele sejenis lainnya.
Mobilitas sosial
jika mobilitas yang terjadi adalah mobilitas ke atas, misalnya saja dengan kenaikan jabatan, kenaikan gaju atu hal lain yang sifatnya positif tantu akan berpengaruh baik dengan usaha karena permintaan akan meningkat.
Ancaman
Mobilitas sosial
Namun jika yang terjadi mobilitas ke bawah, seperti penurunan jabatan, bangkrut, pemecatan dan hal negatif lain tentu akan menjadi ancaman bagi usaha karen permintaan konsumen yang menurun.
Pesaing baru
Munculnya pesaing baru yang lebih unggul dapat menjadi ancaman bagi usaha lele lela.
Analisis Faktor Internal Pecel Lele Lela Sudirman
Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)Jumlah Pekerja/Karyawan
Jumlah karyawan mempengaruhi faktor internal perushaam. Restoran Pecel Lele Lela ini memiliki 14 orang jumlah karyawan, terdiri dari;
1 orang manajer,
1 orang Asisten Manajer,
1 orang kepala dan asisten kepala dapur
4 orang juru masak
1 orang kepala dan asisten kepala frontline
6 orang anggota frontline.
Jumlah pekerja yang ada, masih mampu untuk menjalankan kegiatan operasional dengan lancar pada restoran pecel lele lela sudirman.
Job Description
Pada restoring pecel lele lela sudirman, masing-masing pekerja sudah mempunyai deskripsi pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Deskripsi pekerjaan ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan, efektivitas dan juga optimalisasi dalam melakukan pekerjaan.
Tugasdan fungsi dari masing-masing bagian pada struktur organisasi Pecel Lele Lela di Bogor adalah sebagai berikut:
Pemilik /owner
Pemilik pecel lele lela Jln Sudirman No. 22 merupakan orang yang memiliki resto pecel lele lela. pemilik membeli franchisee dari pendiri pecel lele lela yaitu Rangga Umara. Pemilik memiliki hak yang kuat atas restoran Pecel Lele Lela di Jln Sudirman No 22.
Tugas dan tanggung jawab pemilik;
Melakukan pemeriksaan pembukuan keuangan
Melakukan pemeriksaan tindakan yang dijalankan oleh manajer restoran
Bertanggungjawab dalam melakukan pembayaran PBB, izin usaha dan pembayaran hutang pada bank (Bank NISP).
Pemilik tidak diwajibkan selalu ada setiap hari pada restoran Pecel Lele Lela di Jln Sudirman dikarenakan kesibukannya mengurus bisnis yang lainnya.
Manajer Restoran
Manajer dari pecel lele lela ini merupakan orang yang diangkat langsung oleh pemilik dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh pusat pecel lele lela.
Tugas dan tanggung awab
Manajer restoran bertanggung jawab atas kelancaran administrasi dan operasional
Mengkoordinir segala keselarasan kegiatan di unit restoran dan dapur dari segala aspek operasionalnya, termasuk juga terhadap pengontrolan pembiayaan dari target hasil usaha yang selaras dengan tujuan perusahaan.
Manajer bertanggung jawab dalam memberikan gaji dan bonus kepada karyawan sesuai dengan SOP yang telah disepakati antara pemilik dan manajer.
Manajer juga bertanggung jawab dalam menerima kritik dan saran yang diberikan konsumen terhadap pelayanan, produk dan kinerja karyawan.
Chef (Koki)
Koki merupakan orang yang diangkat manajer yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dan melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dapur sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.
Tugas dan tanggung jawab
Chefbertanggung jawab atas persediaan bahan baku untuk mengolah makanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan menu, berdasarkan resep standar dan biaya pembuatan makanan yang telah ditentukan.
Chef bertanggung jawab dalam menyediakan (memasak) makanan sesuai dengan pesanan konsumen yang terdapat pada menu yang telah disediakan.
Chef bertanggung jawab dalam mempertahankan kualitas rasa dan kebersihan makanan sesuai dengan SOP resep standar yang telah ditentukan.
Chef bertanggung jawab dalam merawat peralatan dan menjaga kebersihan dapur.
Waiter/waiteress (Pelayan)
Pelayan adalah orang yang diangkat oleh manajer yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.
Tugas dan tanggung jawab
Pelayan bertanggung jawab atas tugasnya dalam menyiapkan susunan meja yang rapih.
Pelayan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan resto, meja dan kursi.
Pelayan bertanggung jawab dalam membersihkan peralatan makan setelah digunakan oleh konsumen.
Pelayan bertanggung jawab memberikan pelayanan dalam penghidangan makanan dan minuman secara ramah, sopan dan efisien terhadap konsumen yang datang ke restoran sesuai standar pesanan dari konsumen.
Delivery Crew (Staf Pengantar)
Delivery dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai Delivery Crew.
Tugas dan tanggung jawab
Delivery crew bertugas mempersiapkan perlengkapan delivery dan kondisi motor dalam keadaan baik.
Delivery crew bertugas memastikan bahwa makanan yang dibawa sesuai pesanan konsumen, dan menyampaikan laporan keluhan konsumen.
Kasir
Kasir di pecel lele lela dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai petugas kasir.
Tugas dan tanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab kasir yaitu memberikan bill kepada konsumen serta bertanggung jawab untuk menerima pembayaran.
Tingkat Pendidikan Pekerja/Karyawan
Jenjang pendidikan yang dimiliki pada pekerja pecel lele lela sudirman tergolang menengah. Latar belakang pendidikan karyawan paling rendah tingkat SMP dan paling tinggi tingkat Sarjana (Strata 1). Namun, untuk meningkatkan kualitas pekerjanya, pecel lele lela sudirman terlebih dahulu melakukan training sebelum penerimaan karyawan-karyawannya. Semua karyawan baru juga diberikan waktu untuk di training selama 10 hari untuk teori di pusat Pecel Lele Lela dan enam hari praktek di tempat kerja.
Sistem Gaji
Sistem penggajian yang diterima oleh seluruh karyawan secara bulanan. Setiap karyawan diberikan gaji pokok, uang transportasi, uang makan, seragam, bantuan kesehatan, bonus, bantuan pinjaman untuk Down Payment (DP) kendaraan bermotor, pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) satu kali gaji serta pemberian parsel pada hari raya.
Aspek PemasaranMarket-share Pecel Lele Lela
Market-Share adalah presentase (share) yang dapat kita capai dari jumlah keseluruhan konsumen (market) yang bisa memakai/atau membeli produk kita pada suatu wilayah tertentu.
Sedangkan untuk permintaan pecel lele didaerah bogor diperoleh daridata Jabodetabek = 100.000 kg/hari (Republika.co.id,2011)
Maka, untuk permintaan pecel lele di daerah Bogor (jumlah penduduk 3,39% dari jumlah jabodetabek) dapat diasumsikan sebesar3,39% x 100.000= 3390kg/hari.Sedangkan pada pecel lele lela yang berada di Jln. Sudirman No. 22, mampu menyediakan pecel lele sebesar 53 kg/ hari. Maka untuk market-share pecel lele lela tersebut untuk daerah bogor, dapat diperoleh sekitar 1,56 %Diperoleh dari: 53 kg/hari3.390 kg/harix 100%=1,56 %127444599060
Kesimpulannya bahwa Pecel Lele Lela cabang Jl. Sudirman no.22 Bogor mampu menyediakan 1,56% dari permintaan total Pecel lele di Kota Bogor.
Penentuan Eksternal Dan Internal Pecel Lele Lela Sudirman
Penentuan Variabel Faktor Eksternal
Variabel dan Deskriptor Eksternal
Variabel politik, deksriptornya;
Kestabilan pemerintahan
Kebijakan perkreditan
Kebijakan lingkungan hidup
Kebijakan mengenai upah
Kebijakan penyesuaian harga
Kebijakan mengenai keamanan makanan
Kebijakan pajak dan tarif
Kebijakan mengenai izin usaha
Kebijakan mengenai keamanan berusaha
Variabel ekonomi, deksriptornya;
Pertumbuhan ekonomi
Kemudahan mendapatkan dana dan kredit
Nilai tukar mata uang
Supply tenaga kerja
Tingkat Inflasi
Pengaruh harga barang
Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya
Variabel sosial/budaya dan demografi, deksriptornya;
Gaya hidup
Tingkat konsumerisme
Citra merek yang kuat
Munculnya pesaing
Sikap terhadap kualitas/mutu produk
Variabel teknologi, deksriptornya;
Kecepatan dalam mengakses informasi
Perkembangan teknologi dibidang produksi
Ketepatan penggunaan teknologi
Perkembangan teknologi dibidang pemasaran
Temuan teknologi baru
Penentuan Variabel Faktor EksternalPenentuan variabel faktor eksternal dilakukan berdasarkan teknik Delphi. Teknik Delphi merupakan Suatu tahapan analisis data yg dikembangkan oleh Rand Corporation tahun 1950-an
"Delphi technique is forecasting aid based on concensus of a panel expert", dimana Teknik Delphi mengembangkan pendapat para ahli mengenai suatu permasalahan tertentu sampai akhirnya didapat suatu konsensus mengenai permasalahan tersebut. Dalam penentuan variabel faktor eksternal dengan menggunakan teknik delphi, memerlukan beberapa dari Ekspert (pakar),dan saya sudah melakukan klasifikasi ekpert yang terdiri dari praktisi dan akademisi dari beberapa universitas di tempat saya menenpuh pendidikan.
Ringkasan Data Dari KuesionerRingkasan data dari kuesioner berisi rata-rata, median atau kuartil dari jawaban para ahli yang disesuaikan dengan kondisi dan teori untuk faktor eksternal pada resto Pecel Lele Lela.
Dengan ketentuan Pembobotan nilai jawaban :
Sangat Penting= 5
Penting= 4
Sedang/tidak penting= 3
a.Responden Pakar
Kasus; resto pecel lele lela sudirman
Wawancara; 11 orang pakar bidang makanan yang berhasil ditemui
Peneliti; Lisa Amalia
1. Firman Muhammad Basar Dosen Program Keahlian Gizi
2. Tita Nopitawati, M.Si Dosen Keahlian Perikanan
3. Purana Indrawan Dosen Keahlian MAB
4. Eddy Setyo M Dosen Keahlian Gizi
5. Elah Nurlaela Dosen Keahlian Gizi
6. Rahmat Saleh Dosen Keahlian Akuntansi
7. Tedy Praktisi manajer Pecel Lele Lela Sudirman
8. Murti Praktisi Owner Rumah Makan Malabar
9. Iwan
PraktisiOwner Rumah Makan Djogja
10. Putri Ferayanti Praktisi supervisor Resto Dapur Geulis
11. Sudarsono Praktisi Owner Pecel Lele Jakarta
Hasil Analisis Gabungan (Setelah Pembobotan)
Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan
1. Politik a. Kestabilan pemerintahan 4 Penting
b. Kebijakan perkreditan 4 Penting
c. Kebijakan lingkungan hidup 4 Penting
d. Kebijakan mengenai upah 4,5 Sangat Penting
e. Kebijakan penyesuaian harga 4,2 Penting
f. Kebijakan mengenai keamanan makanan 4,7 Sangat Penting
g. Kebijakan pajak dan tarif 4,4 Penting
h. Kebijakan mengenai izin usaha 4,5 Sangat Penting
i. Kebijakan mengenai keamanan berusaha 4,7 Sangat penting
Rata – Rata Skor 4,33 Penting
Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan
2. Ekonomi a. Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya 4,3 Penting
b. Pengaruh harga barang 4,8 Sangat Penting
c. Tingkat Inflasi 4,4 Penting
d. Supply tenaga kerja 4,3 Penting
e. Nilai tukar mata uang 4,1 Penting
f. Kemudahan mendapatkan dana dan kredit 4,1 Penting
g. Pertumbuhan ekonomi 4,3 Penting
Rata - Rata Skor 4,32 Penting
Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan
3. Teknologi a. Kecepatan dalam mengakses informasi 4.3 Penting
b. Perkembangan teknologi dibidang produksi 4,5 Sangat Penting
c. Ketepatan penggunaan teknologi 4,2 Penting
d. Perkembangan teknologi dibidang pemasaran 4,5 Sangat penting
e. Temuan teknologi baru 4,2 Penting
Rata – Rata Skor 4,34 Penting
Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan
4. Sosial/Budaya dan Demografi a. Gaya hidup 4 Penting
b. Tingkat konsumerisme 4,4 Penting
c. Citra merek yang kuat 4,4 Penting
d. Munculnya pesaing 4,6 Sangat Penting
e. Sikap terhadap kualitas/mutu produk 4,6 Sangat Penting
f. Trend yang berkembang di masyarakat 4 Penting
Rata – Rata Skor 4,33 Penting
Skor Tiap AspekMasing – masing skor pada setiap aspek di tabel hasil analisis gabungan di jumlah dan dibagi dengan jumlah keseluruhan skor dan hasil yang di dapat di hitung dalam bentuk presentase.
Aspek Skor Bobot (%)
Politik 4,32 (4.32/17.3) = 24.9
Ekonomi 4,33 (4.33/17.3) = 25
Teknologi 4,34 (4.34/17.3) = 25
Sosial/Budaya&demografi 4,33 (4.33/17.3) = 24.9
Jumlah 17,3 100 %
Formulasi Strategi Pecel Lele Lela
Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Penentuan eksternal pada pecel lele lela di dasarkan pada teknik Delphi yang telah dilakukan sebelumnya, berdasarkan pandangan dari praktisi dan akademisi yang telah berpengalaman dibidangnya. Deskriptor yang yang terdapat pada eksternal (peluang dan ancaman) di peroleh dari skor tertinggi dengan tingkat kepentingan "sangat penting" pada masing- masing variabel yang berkaitan dengan keadaan eksternal pecel lele lela Sudirman saat ini.
Peluang (Opportunity)
Variabel sosial/budaya dan demografi
(Tingkat konsumerisme dan sikap kualitas mutu)
Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan
(Gaya hidup)
Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar
Variabel ekonomi
(Supply tenaga kerja)
Tersedianya tenaga kerja
Variabel Teknologi
(Perkembangan teknologi dibidang pemasaran)
Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran/promosi.
(Perkembangan teknologi dibidang produksi)
Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat.
(Kebijakan mengenai keamanan makanan)
Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal.Ancaman (Threat)
Variabel sosial/budaya dan demografi
(Munculnya pesaing)
Persaingan usaha sejenis
(Trend yang berkembang di masyarakat)
Perubahan selera konsumen
Variabel ekonomi
(Pengaruh harga barang)
Kenaikan harga bahan baku
(Pertumbuhan ekonomi)
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan.Variabel Lingkungan
(Kebijakan lingkungan hidup)
Adanya isu pencemaran lingkungan
(Kebijakan mengenai izin usaha)
Tinggi nya biaya perizinan usaha
Variabel Politik
Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon
Internal
Penentuan internal pada pecel lele lela di dasarkan pada hasil wawancara kepada manajer pecel lele lela sudirman pada beberapa aspek (finansial, manajemen, SDM, produksi serta pasar dan pemasaran) yang dapat mempengaruhi keadaan internal pecel lele lela sudirman saat ini.
Kekuatan (Strenght)
Brand Image
Tenaga terlatih
Pegawai yang ada di pecel lele lela sudirman sudah terlatih, karena sebelum masuk menjadi pegawai, dilakukan training terlebih dahulu, untuk mendidik para calon pegawai agar lebih terlatih dan siap bekerja dengan baik.
Kelezatan dan cita/varian rasa rasa
Kebersihan dan kenyamanan tempat
Memiliki lokasi yang strategis
Keramahan dan kesopanan karyawan
Kelemahan (Weakness)
Kegiatan Promosi kurang gencar
Pengorganisasian kerja kurang teratur
Hal ini disebabkan karena masih ada pekerja yang bertugas merangkap, pelayan sekaligus menjadi kasir.Tidak ada paket-paket makanan dan diskon khusus
Tempat parkir terbatas
Hal ini disebabkan karena frenchise pecel lele lela Sudirman terletak pada ruko-ruko sehingga penggunaan parkir untuk umum.
Kurang menerapkan kemajuan teknologi
Teknologi yang digunakan dalam pengolahan produksi masih tergolong sederhana/semi modern.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal
(external strategic factors analysis summary: EFAS)
Penyusunan matriks EFE (External Factor Evaluation)
Identifikasi faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman
Pembobotan terhadap masing-masing faktor berkaitan dengan pengaruhnya terhadap faktor strategis, mulai dari 1,00 (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk keseluruhan faktor adalah 1,00.
Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi sistem. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (semakin besarpeluang semakinbesar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan untuk ancaman dilakukan sebaliknya (semakin besar ancaman semakin kecil nilai rating).
Selanjutnya dilakukan perkalian bobot dengan rating, untuk menentukan skor terbobot untuk masing-masing faktor. Jumlah skor terbobot menentukan kondisi eksternal sistem. Jika total skor terbobot ≥ 2,5 berarti sistem mampu merespon kondisi eksternal yang ada.
Identifikasifaktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan
Pembobotan terhadap masing-masing faktor, mulai dari 1,00 (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk keseluruhan faktor adalah 1,00.
Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap permasalahan. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif (semakin besar kekuatan semakin besar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan untuk kelemahan dilakukan sebaliknya.
Selanjutnya dilakukan perkalian bobot dengan rating, untuk menentukan skor terbobot untuk masing-masing faktor.
Jumlah dari skor terbobot menentukan kondisi internal sistem. Jika nilai total skor terbobot ≥2,5 berarti kondisi internal sistem memiliki kekuatan untuk mengatasi situasi.Penentuan Nilai Bobot Dengan Menggunakan Metode AHPPenentuan nilai bobot Pecel Lele Lela Sudirman dilakukan dengan menggunakan matriks banding berpasangan metode AHP (Analytic Hierarchy process)
Metode ini digunakan agar nilai bobot yang diperoleh dapat mengurangi tingkat subjektivitas sehingga hasilnya menjadi lebih objektif. Tingkat objektivitas nilai bobot dapat dilihat dari nilai rasio inkonsistensinya.
Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Rating Nilai terbobot
Kekuatan :
Brand Image 0.10 4 0.40
Tenaga Terlatih 0.13 3.5 0.45
Kelezatan dan Cita Rasa 0.09 4 0.36
Lokasi Strategis 0.05 4 0.19
Kebersihan dan Kenyamanan Tempat 0.18 3 0.54
Keramahan dan Kesopanan Karyawan 0.18 3.5 0.62
Kelemahan :
Kegiatan Promosi Kurang Gencar 0.07 1 0.07
Pengorganisasian Kurang teratur 0.07 2 0.15
Tidak Ada Paket Makanan dan Diskon Khusus 0.06 2 0.12
Tempat Parkir Terbatas 0.02 1 0.02
Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi 0.06 1.5 0.09
Jumlah 1.00 3.00
Faktor-Faktor Eksternal Kunci Bobot Rating Nilai Terbobot
Peluang:
Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan 0.04 3 0.12
Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar 0.05 3.5 0.16
Tersedianya tenaga kerja 0.08 3 0.24
Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran/promosi. 0.04 3.5 0.15
Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat. 0.06 3 0.18
Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal. 0.13 4 0.53
Ancaman:
Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon 0.09 1.5 0.13
Tinggi nya biaya perizinan usaha 0.01 3 0.04
Adanya isu pencemaran lingkungan 0.10 3 0.31
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan. 0.12 2 0.24
Perubahan selera konsumen 0.07 1.5 0.11
Persaingan usaha sejenis 0.07 1.5 0.10
Kenaikan harga bahan baku 0.17 2 0.35
Jumlah 1.04 2.66
Bagan SEQ Bagan \* ARABIC 2 Formulasi Strategi
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan EFAS dan IFAS, koordinat dari faktor internal dan ekstrnal terdapat pada titik (3,00 ; 2,66) yaitu pertumbuhan melalui integrasi horizontal yang artinya strategi berfokus pada produk. strategi yang sebaiknya dilakukan oleh Pecel Lele Lela adalah dengan menciptakan varian menu baru, membuat paket paket menu baru dengan diskon khusus. Selain itu, Pecel Lele Lela bisa juga menjalin hubungan kemitraan dengan usaha makanan atau minuman lainnya untuk memperbanyak varian menu, sehingga konsumen tidak merasa bosan.
Terimakasih telah membaca Manajemen Stategik narotama. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat
0 komentar: