September 16, 2016

Teori Akuntansi Bab 8 Konsep Biaya

Judul: Teori Akuntansi Bab 8 Konsep Biaya
Penulis: Ridho Dharul Fadli


BAB 8
KONSEP BIAYA
Oleh: Ridho Dharul Fadli – F0312102
KONSEP BIAYA
Cost atau biaya sebagaimana yang telah dijelaskan di bab sebelumnya yaitu sebagai kuantifikasi besar kecilnya potensi jasa. Berdasarkan konsep kontinuitas usaha, cost diperlukan mula-mula sebagai aset dan baru diperlakukan sebagai beban atau biaya. Dengan konsep kontinuitas usaha serta upaya dan hasil, masalah dalam pembebanan adalah pemecahan aliran cost yang telah diakui sebagai aset menjadi bagian yang merupakan biaya periode berjalan dalam rangka penentuan laba periodic dan bagian yang baru akan menjadi biaya pada periode berikutnya.
Teknisnya dalam menunjukkan pemecahan adalah dalam statemen laba rugi dan neraca. Pernyataan akan laba rugi menyajikan bagian cost yang dibebankan pada periode berjalan, sedangkan neraca melaporkan cost yang masih akan dibebankan pada periode berikutnya.
Terdapat beberapa definisi yang menjelaskan makna biaya oleh beberapa ahli, terdapat dua karakteristik utama yang melekat pada makna biaya, yaitu adanya aliran keluar atau penurunan aset dan akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus. Biaya dapat timbul akibat adanya transaksi yang dapat mengurangi aset atau adanya aliran keluar aset. Tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk biaya. Agar menjadi biaya, konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral kesatuan usaha. Seperti halnya dengan untung, perlu dibedakan antara biaya dengan rugi. Rugi dibedakan dengan biaya karena timbul dari sumber yang secara tidak langsung berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Rugi berasal dari transaksi berupa kegiatan peripheral, transfer non timbal balik, penahanan aset dan faktor lingkungan.
Berdasarkan SFAC No.5, tidak terdapat perbedaan criteria pengakuan biaya dan rugi, kriteria pengakuannya dibedakan menjadi dua dan harus dipenuhi yaitu konsumsi manfaat dan lenyapnya atau berkurangnya manfaat akan datang. Dalam pengakuan biaya tersebut, biaya akan diakui apabila manfaat ekonomik dikonsumsi dalam rangka penyerahan barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan dan biaya diakui bila aset yang telah diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap manfaat ekonomisnya.
Pada dasarnya biaya diukur dengan cost yang sebelumnya melekat pada aset. Biaya dapat dipandang sebagai bagian kos yang telah terhabiskan dalam rangka menciptakan pendapatan. Bagian kos yang terhabiskan tersebut dapat dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab akibat, alokasi rasional atau pengakuan segera.
Dalam proses dan konsep penandingan, laba akan mempunyai makna jika laba dapat merepresentasikan hubungan tertentu antara pendapatan dan biaya. Untuk memahaminya diperlukan proses penandingan dan konsep penandingan. Proses penandingan adalah proses penentuan laba dengan cara mengukur pendapatan suatu periode, kemudian baru menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Konsep penandingan akan menghasilkan dasar penandingan antara pendapatan dan biaya. Penandingan yang tepat akan menghasilkan hubungan yang masuk akal antara pendapatan dan biaya, misalnya adanya korelasi positif diantara keduanya, jika pendapatan besar maka biayanya juga akan besar.

Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hamper sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karekteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaian dengan biaya. 
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan mudah diidetifikasi sehinnga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang cost yang sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan. Konsep dasar yang melandasi pembebanan cost adalah konsep upaya dan hasil (efforts and accomplishment). 
Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu: cost yang masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi jasanya dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan. Pembebanan cost satu periode akuntansi di dasarkan pada kreteria penentuan habisnya manfaat cost tersebut. 
Pertama, apakah manfaat cost habis dalam rangka penyerahan produk/jasa, atau sering disebut dengan biaya (expenses). Kedua, apakah manfaat cost habis karena sebab lain, yang digolongkan sebagai rugi (losses), dalam makalah ini akan mengutip tentang masalah manfaat cost yang yang kemungkinan bias disebut biaya dan juga bias disebut rugi, yang semua itu tergantung pada masa manfaat. ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>1</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>1</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="v9a2ss9pg5drtqevpac5p5vjapwfv9w2v0ax" timestamp="1428687840">1</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005)
PENGERTIAN BIAYA
Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai berikut : "Biaya adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas" . 
Sedangkan IAI (1994) mendefinisikan biaya (beban) sebagai berikut: Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar aktiva meskipun kadang-kadang harus melalui hutang lebih dahulu.
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder's equity) sebagai akibat pemakian barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
Dari definsi-definisi di atas, definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan definisi yang diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas). Sebaliknya definisi yang dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam. Perbedaan sudut pandang tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
 Definisi yang diajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara peristiwa moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan biaya saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah memiliki sifat moneter, karena dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan perubahan nilai obyek ekonomi tersebut. Biaya menunjukkan peristiwa moneter yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam kegiatan operasional perusahaan. Pemakaian aktiva harus menunjukkan adanya suatu cost yang dinyatakan keluar (dikonsumsi) sebagai biaya.
Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan FASB menunjukkan bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Apabila prinsip penandingan (matching) dilakukan dengan tepat, maka pembebanan biaya harus ditunda lebih dahulu sebagai aktiva, selama pemanfaatan jasa masa sekarang dapat membantu menghasilkan pendapatan pada priode yang akan datang. FASB tidak menunjukkan kondisi tersebut.
Terlepas dari perbedaan tersebut, yang jelas setiap cost yang dinyatakan keluar dalam rangka menghasilkan pendapatan disebut dengan biaya. Baik itu biaya yang berasal dari cost yaang langsung dibebankan sebagai biaya tanpa dicatat lebih dahulu sebagai aktiva.
ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Awang</Author><Year>2012</Year><RecNum>3</RecNum><DisplayText>(Awang and Mokhtar 2012)</DisplayText><record><rec-number>3</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432369343">3</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>Norhamizah Awang</author><author>Mohd Zulkifli Mokhtar</author></authors></contributors><titles><title>Comparative Analysis of Current Values and Historical Cost in Business Zakat Assessment: An Evidence from Malaysia</title><secondary-title>International Journal of Business and Social Science</secondary-title></titles><periodical><full-title>International Journal of Business and Social Science</full-title></periodical><pages>286-298</pages><volume>3</volume><number>7</number><dates><year>2012</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Awang and Mokhtar 2012)Terdapat dua karakteristik penting yang melekat pada makna biaya yaitu:
Aliran keluar atau penurunan aset
Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus
BIAYA DAN RUGI
Agar pemakai laporan keuangan mendapat tambahan informasi yang lebih lengkap, rugi dapat disertakan dalam laporan rugi laba sebagai penentu besarnya laba komprehensif. Rugi sebaiknya disajikan terpisah dari biaya. Dari definisi yang terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI tidak memisahkan biaya dengan rugi ataupun tidak langsung untuk memperoleh pendapatan disebut dengan biaya.
Istilah-istilah yang melekat pada pengertian rugi adalah:
Penurunan ekuitas
Transaksi peripheral atau incidental
Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik
Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah SFAC No.6 sebagai berikut:
Periferal dan incidental
Transfer non timbal balik dengan pihak lain
Penahanan aset
Faktor lingkungan
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BIAYA
Pengukuran dan pengakuan biaya memainkan peranan penting dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu pemahaman secara konseptual tentang pengukuran dan pengakuan pendapatan tidak dapat diabaikan.
PENGUKURAN BIAYA
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu pengukuran biaya dapat didasarkan pada:
1.    Cost Historis.
ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Schutt</Author><Year>2012</Year><RecNum>2</RecNum><DisplayText>(Schutt 2012)</DisplayText><record><rec-number>2</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432369252">2</key></foreign-keys><ref-type name="Unpublished Work">34</ref-type><contributors><authors><author>Harm Schutt</author></authors></contributors><titles><title>The Matching Principle: Insights into Earning's Usefulness to&#xD;Investors</title><tertiary-title>Haas School of Business</tertiary-title></titles><dates><year>2012</year></dates><pub-location>California</pub-location><publisher>University of California</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Schutt 2012)2.    Cost pengganti/cost masukan terkini (Replacement Cost/Current Input Cost).
3.    Setara kas (Cash Equivalent)
Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktek yang paling banyak digunakan untuk mengukur biaya adalah cost historis.
PENGAKUAN BIAYA
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu :
1.    sebagai aktiva (potensi jasa)
2.    sebagai beban pendapatan (biaya)
Proses pembebanan cost padas dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu, agar informasi yang dihasilkan akurat, bagain cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya peda periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas.
Kriteria pengakuan menurut SFAC No. 5 adalah
Konsumsi manfaat
Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang
Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut, yaitu :
1.   Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada pendapatan periode berjalan.
2.   Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya apabila cost tersebut memenuhi criteria sebagai berikut :
·    memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan perusahaan, berasal dari transaksi masa lalu).
·    Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
·    Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Dari uraian diatas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep penandingan (matching), pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapatan tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya.
ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Muller</Author><Year>2008</Year><RecNum>1</RecNum><DisplayText>(Muller, Riedl et al. 2008)</DisplayText><record><rec-number>1</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="0raa2p50ydzapdedez6vtta0w9zv0rpf0ard" timestamp="1432369157">1</key></foreign-keys><ref-type name="Conference Proceedings">10</ref-type><contributors><authors><author>Karl A. Muller</author><author>Edward J. Riedl</author><author>Thorsten Sellhorn </author></authors></contributors><titles><title>Causes and Consequences of Choosing Historical Cost versus Fair Value </title></titles><dates><year>2008</year></dates><publisher>University of Notre Dame</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Muller, Riedl et al. 2008)Kaidah pengakuan menurut APB statement No. 4 adalah:
Mengasosiasi sebab dan akibat
Alokasi sistematik dan rasional
Pengakuan segera
KONSEP PENANDINGAN
Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.
Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya mencari dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh akuntan.
Paton dan Littleton mengungkapkan masalah utama dalam menandingkan pendapatan dan biaya adalah mencari dasar penandingan yang paling tepat antara pendapatan dengan biaya yang berhubungan dengan pendapatan tersebut. Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai media untuk melacak dan membebankannya. Meskipun demikian harus diakui bahwa dengan melihat kondisi yang ada, dasar penandingan yang paling penting adalah kelayakan (reasonable) bukannya pengukuran fisik.
Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari hubungan antara biaya pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut adalah: hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dann pembebanan segera (immediate recognition).
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
Komite American Accounting Association juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan: Cost harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.
Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya. Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.
PENYAJIAN BIAYA
Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan sarana untuk itu adalah laporan laba rugi. Penyajian elemen pendapatan, untuk, biaya dan rugi bergantung pada konsep tentang apa saja yang membentuk laba.
DAFTAR PUSTAKA
ADDIN EN.REFLIST Awang, N. and M. Z. Mokhtar (2012). "Comparative Analysis of Current Values and Historical Cost in Business Zakat Assessment: An Evidence from Malaysia." International Journal of Business and Social Science 3(7): 286-298.
Muller, K. A., et al. (2008). Causes and Consequences of Choosing Historical Cost versus Fair Value University of Notre Dame.
Schutt, H. (2012). The Matching Principle: Insights into Earning's Usefulness to
Investors. California, University of California.
Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.


Download Teori Akuntansi Bab 8 Konsep Biaya.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Teori Akuntansi Bab 8 Konsep Biaya. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

Related Posts:

0 komentar: