Judul: RPP BIOLOGI SMA MA KELAS X JILID 1
Penulis: Nenty Hariyanti
70612015240NAMA GURU: ………………….....................
NAMA SEKOLAH: ………………………….........
ALAMAT: ……………………………….
00NAMA GURU: ………………….....................
NAMA SEKOLAH: ………………………….........
ALAMAT: ……………………………….
Nama Sekolah : Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelompok : Peminatan MIA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : X
Tahun Ajaran : 2014 – 2015
Semester : 1 dan 2
Kompetensi Inti (KI) :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan pada semua proses pembelajaran:
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam maupun di luar kelas/laboratorium.
Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor : 1
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Ruang Lingkup Biologi
Alokasi Waktu : 9 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali
Kompetensi Dasar (KD)
Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah, dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Merinci prosedur keselamatan kerja dan biosafety sederhana di laboratorium biologi.
Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan.
Menganalisis cabang biologi beserta manfaatnya bagi manusia dan lingkungannya.
Mendemonstrasikan prosedur keselamatan kerja di laboratorium.
Merancang penelitian sederhana tentang suatu objek biologi dan permasalahannya pada suatu tingkat organisasi kehidupan.
Menggunakan rancangan penelitiannya untuk praktik di laboratorium atau di lapangan.
Membuat tabel data hasil observasi identifikasi objek, permasalahan, produk, dan profesi berbasis biologi.
Tujuan Pembelajaran
Afektif:
Siswa dapat mengubah perilakunya untuk mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan menurut agama yang dianutnya.
Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi di dalam kelas maupun di luar kelas.
Kognitif:
Siswa dapat merinci prosedur keselamatan kerja dan biosafety sederhana di laboratorium biologi, setelah mempelajari tata tertib dan tata cara penggunaan laboratorium.
Siswa dapat menganalisis cabang biologi beserta manfaatnya bagi manusia dan lingkungannya, berdasarkan pengalaman kehidupannya sehari-hari.
Siswa dapat mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan berdasarkan pengalamannya dan kajian teori.
Psikomotorik:
Siswa dapat mendemonstrasikan prosedur keselamatan kerja di laboratorium, sesuai dengan petunjuk yang telah dipelajarinya.
Siswa dapat membuat tabel data hasil observasi identifikasi objek, permasalahan, produk, dan profesi berbasis biologi.
Siswa dapat merancang penelitian sederhana tentang suatu objek biologi dan permasalahannya pada suatu tingkat organisasi kehidupan melalui diskusi kelompok.
Siswa dapat menggunakan rancangan penelitiannya untuk praktik di laboratorium atau di lapangan dalam rangka menerapkan metode ilmiah melalui kegiatan mandiri.
Materi Pembelajaran
Materi Fakta: Penerapan biologi dalam kehidupan (misalnya gambar-gambar kemajuan di bidang kedokteran, farmasi, pertanian, peternakan, perikanan, dan teknologi pangan.
12707620000
Kedokteran 6357620000
Pertanian
2686058572500
Peternakan 2698758382000
Industri makanan
Materi Konsep
Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup.
Biologi sebagai sains memiliki karakteristik: rasional, objektif, empiris, akumulatif.
Cabang biologi: anatomi, anestesi, bakteriologi, bioteknologi, botani, ekologi, embriologi, entomologi, etologi, evolusi, fisiologi, genetika, higiene, histologi, imunologi, mikologi, morfologi, ornitologi, paleontologi, patologi, filogeni, taksonomi, teratologi, virologi, dan zoologi.
Peranan biologi: bidang kedokteran, farmasi, teknologi pangan, pertanian, peternakan, perikanan, industri, pengelolaan lingkungan hidup.
Sikap ilmiah: peka dan kritis, tidak percaya takhayul, rasa ingin tahu yang tinggi, minat yang besar untuk menghasilkan produk sains, berpikir logis dan terbuka, jujur dan objektif, teliti, tekun, optimis, serta hormat dan menghargai penelitian dan penemuan orang lain.
Ketrampilan proses: klasifikasi objek, mengajukan pertanyaan, observasi, menyajikan/menafsirkan/prediksi data, dan identifikasi variabel percobaan.
Macam variabel: variabel bebas, terikat, kontrol, dan pengganggu.
Metode ilmiah: menemukan dan merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan, analisis data percobaan, membuat kesimpulan, dan mengomunikasikan hasil penelitian.
Tata tertib penggunaan laboratorium, langkah-langkah keselamatan kerja, biosafety, dan P3K.
Penulisan laporan praktikum: judul kegiatan, tujuan, landasan teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil pengamatan, jawaban pertanyaan, kesimpulan, serta lampiran.
Objek kajian biologi pada tingkat organisasi kehidupan: tingkat molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.
Ragam permasalahan biologi, contohnya: penyakit anemia, AIDS, kepunahan organisme tertentu, kebakaran hutan, dan pemanasan global.
Materi Prinsip
Peranan biologi dalam kehidupan
Keselamatan kerja
Materi Prosedural
Mengenal peralatan laboratorium
Metode ilmiah (penelitian sederhana)
Metode Pembelajaran
Inkuiri
Diskusi kelas
Demonstrasi
Praktikum
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi ruang lingkup biologi. Apa yang Anda ketahui tentang ruang lingkup biolologi?
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar tentang penerapan biologi dalam kehidupan (hal-hal terbaru yang berkaitan dengan biologi di bidang kedokteran, pertanian, peternakan, dan teknologi pangan), misalnya semangka kotak dan sapi hasil rekayasa genetika.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar tentang penerapan biologi dalam kehidupan (hal-hal terbaru yang berkaitan dengan biologi di bidang kedokteran, pertanian, peternakan, dan teknologi pangan), misalnya semangka kotak dan sapi hasil rekayasa genetika.
Siswa secara individu melakukan pengamatan gambar-gambar (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu).
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisisnya dan berdiskusi tentang ruang lingkup biologi (misalnya karakteristik sains, pengertian biologi, cabang-cabang biologi).
Diskusi kelas tentang peranan biologi, ragam permasalahan biologi.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ruang lingkup biologi.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan ruang lingkup biologi.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket Rencana pembelajaran selanjutnya: Pengenalan peralatan laboratorium, keselamatan kerja.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).
Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang laboratorium. Bagaimana tata tertib penggunaan laboratorium pada saat di SMP?
Memotivasi: Guru menunjukkan peralatan (benda-benda) yang terdapat di laboratorium. Pernahkah Anda melihat sebelumnya peralatan yang ada di laboratorium ini?
Penyampaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati peralatan (benda-benda) di laboratorium, seperti bentuknya, terbuat dari bahan kaca/besi/gips, dll.
Siswa secara individu melakukan pengamatan peralatan laboratorium dengan cermat dan teliti.
Siswa mendata peralatan laboratorium.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Guru menjelaskan fungsi dan cara-cara perawatan peralatan tersebut.
Eksplorasi: Siswa diperkenalkan pada hal-hal lainnya yang berkaitan dengan laboratorium biologi (membaca tata tertib laboratorium, langkah-langkah keselamatan kerja).
Elaborasi: Demontrasi langkah-langkah keselamatan kerja, biosafety, P3K, peragaan penggunaan beberapa alat-alat laboratorium (seperti mikroskop, torso, termometer, higrometer).
Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang belum paham tentang langkah keselamatan kerja, biosafety, P3K, peragaan penggunaan alat-alat laboratorium.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang tata tertib bekerja di dalam laboratorium dan penggunaan peralatan laboratorium.
Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa, hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja di laboratorium dan cara-cara menggunakan peralatan laboratorium.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Sikap ilmiah dan metode ilmiah.
Pertemuan ke-3
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang materi metode ilmiah dan penulisan karya ilmiah.
Guru memotivasi: Menunjukkan contoh-contoh hasil penemuan para ahli khususnya bidang biologi. Mengapa para ilmuwan dapat menemukan atau menghasilkan produk sains?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Eksplorasi: Siswa diberikan tugas mencari permasalahan biologi dan merumuskannya sebagai langkah awal dalam metode ilmiah.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya terhadap hal-hal yang kurang dimengerti.
Setiap kelompok mengemukakan rumusan permasalahan biologi yang telah disepakati.
Kelompok lain menanggapi dan guru mengonfirmasi rumusan masalah yang diajukan oleh setiap kelompok.
Elaborasi: Siswa bersama kelompoknya mendesain/merancang eksperimen sederhana untuk penelitian karya ilmiah yang akan dilakukan di lapang (bisa di rumah/di sekolah) sesuai dengan permasalahan yang dipilih.
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mendesain/merancang eksperimen untuk penelitian karya ilmiah.
Siswa dan guru menyepakati atas rancangan eksperimen yang akan dilakukan oleh kelompok.
Guru memberikan tambahan informasi tentang sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh para siswa dalam melakukan eksperimen, sehingga praktik eksperimen akan berjalan dengan baik.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang metode ilmiah.
Refleksi: Bertanya pada kelompok tentang rancangan eksperimen sederhana yang akan dipraktikkan di rumah/sekolah.
Tindak lanjut: Penugasan untuk melaksanakan proyek penelitian atau eksperimen sederhana untuk karya ilmiah yang dilakukan di lapang (bisa di rumah/di sekolah); pembuatan laporan tertulis; dan mengerjakan soal-soal latihan.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Keanekaragaman Hayati (observasi tingkat keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar dan praktik menggunakan kunci determinasi sederhana untuk mengklasifikasikan makhluk hidup (misalnya, tumbuh-tumbuhan).
Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 1.
Bahan ajar:
Bahan presentasi, gambar-gambar penerapan biologi dalam kehidupan.
Lembar tata tertib keselamatan kerja laboratorium biologi
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player.
Berbagai alat laboratorium untuk pengenalan.
Perangkat penelitian dan percobaan sederhana.
Penilaian
Kognitif
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Sebutkan empat karakteristik sains dan jelaskan artinya.
Jelaskan manfaat biologi di bidang: farmasi dan kedokteran.
Jelaskan sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan.
Jelaskan langkah-langkah metode ilmiah.
Temukan dan tuliskan satu masalah biologi yang terdapat di sekitar kehidupan Anda.
Psikomotorik
Praktik di laboratorium: Pengenalan peralatan biologi.
Eksperimen dalam praktik metode ilmiah yang dilakukan di rumah, yang dibuktikan dengan hasil akhir percobaan, laporan, dan foto-foto sebagai dokumen bukti.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator :
Menggunakan rancangan penelitiannya untuk praktik di laboratorium atau di lapangan dalam rangka menerapkan metode ilmiah melalui kegiatan mandiri.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Metode ilmiah
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Rancangan penelitian Kegiatan penelitian
(foto-foto) Hasil akhir/produk penelitian Laporan akhir penelitian Presentasi hasil penelitian 1. 2. 3. 4. 5. Mengetahui, ……………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 2
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Keanekaragaman Hayati
Alokasi Waktu : 6 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali
Kompetensi Dasar
Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi.
Indikator
Mengidentifikasi perbedaan keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar.
Mengemukakan tipe ekosistem pada keanekaragaman ekosistem dengan ciri-cirinya baik abiotik maupun biotik.
Mengemukakan kekayaan flora dan fauna Indonesia.
Menjelaskan penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia.
Mengaitkan keanekaragaman hayati di Indonesia dengan fungsi dan manfaatnya.
Menjelaskan plasma nutfah (sumber daya genetik).
Menganalisis penyebab-penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati.
Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi sederhana.
Mengidentifikasi ancaman kelestarian berbagai hewan dan tumbuhan khas Indonesia, yang disusun dalam bentuk laporan kegiatan.
Mengusulkan usaha-usaha pelestarian (konservasi) sumber daya alam hayati yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi.
Tujuan Pembelajaran
Afektif
Siswa dapat mengubah sikap dan perilakunya untuk senantiasa menjaga keanekaragaman hayati sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
Siswa dapat menunjukkan kepeduliannya terhadap kelestarian keanekaragaman hayati.
Kognitif
Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar.
Siswa dapat mengemukakan tipe ekosistem pada keanekaragaman ekosistem dengan ciri-cirinya baik abiotik maupun biotik.
Siswa dapat mengemukakan kekayaan flora dan fauna Indonesia.
Siswa dapat menjelaskan penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia.
Siswa dapat mengaitkan keanekaragaman hayati di Indonesia dengan fungsi dan manfaatnya.
Siswa dapat menjelaskan plasma nutfah (sumber daya genetik).
Siswa dapat menganalisis penyebab-penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati.
Psikomotorik
Siswa dapat melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi sederhana.
Siswa dapat mengidentifikasi ancaman kelestarian berbagai hewan dan tumbuhan khas Indonesia, yang disusun dalam bentuk laporan kegiatan.
Siswa dapat mengusulkan usaha-usaha pelestarian (konservasi) sumber daya alam hayati yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi, misalnya leaflet.
Materi Pembelajaran
Materi Fakta: Keanekaragaman hayati di bumi, misalnya sungai, perkebunan, laut, danau, dan hutan
-25405905500Hutan 584205905500Semak -38105905500Perkebunan
-38105524500Terumbu karang 57156794500Laut 920756477000Danau
Materi Konsep
Tingkatan keanekaragaman hayati: keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis (spesies), dan keanekaragaman ekosistem.
Tipe Ekosistem
Ekosistem perairan: air tawar dan air laut (laut dalam, terumbu karang, estuari/padang lamun/hutan mangrove, pantai pasir, dan pantai batu).
Ekosistem darat: hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra.
Kekayaan flora dan fauna di Indonesia: rangking ke-1di dunia (mamalia, kupu-kupu), ke-3 (reptilia), ke-4 (burung), ke-5 (amfibia), ke-7 (tumbuhan berbunga).
Flora Indonesia termasuk kawasan Malesiana (Malaysia, Filipina, Indonesia, Papua Nugini).
Penyebaran fauna Indonesia: kawasan barat (gajah, badak, orang utan, dan banteng), peralihan (anoa, komodo, dan maleo), timur (kanguru, burung kasuari gelambir ganda, cendrawasih, dan buaya Irian).
Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati: sumber pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan, aspek budaya.
Plasma nutfah: bagian tubuh tumbuhan, hewan, mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat.
Faktor menghilangnya keanekaragaman hayati: hilangnya habitat, pencemaran, perubahan iklim, eksploitasi, spesies pendatang, industrialisasi pertanian dan hutan.
Usaha Pelestarian
Konservasi insitu: cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, taman hutan raya, taman laut.
Konservasi eksitu: kebun raya, taman safari, kebun koleksi, kebun binatang.
Cagar biosfer: kawasan terestrial dan pesisir yang melaksanakan konservasi biodiversitas melalui pemanfaatan ekosistem yang berkelanjutan.
Sistem klasifikasi makhluk hidup: sistem alamiah, artifisial (buatan), filogenetik, dan modern.
Tingkatan takson: kingdom/regnum, filum/divisio, classis (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), spesies (jenis), varietas (ras).
Sistem tata nama makhluk hidup.
Materi Prinsip
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi (megabiodiversitas).
Usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati secara insitu dan eksitu.
Materi Prosedural
Tingkat keanekaragaman hayati (tingkat gen, spesies, ekosistem).
Klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi
Praktik pembuatan media informasi (misalnya, leaflet) tentang usulan pelestarian hewan dan tumbuhan Indonesia yang terancam punah.
Metode Pembelajaran:
Pembelajaran kolaboratif.
Observasi
Eksperimen
Ekplorasi perputakaan/internet.
Diskusi kelompok
Kegiatan Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pemahaman siswa tentang pengertian keanekaragaman hayati (biodiversitas).
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar/film video tentang berbagai macam keanekaragaman hayati di Indonesia sebagai ciptaan Tuhan. Apa tema gambar/film video ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/film video tentang keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap gambar/film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisisnya dan berdiskusi tentang tingkatan keanekaragaman hayati, tipe ekosistem, fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati.
Eksplorasi: Siswa melakukan observasi tingkat keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar (misalnya, kebun, kolam, halaman sekolah).
Praktik menggunakan kunci determinasi sederhana untuk mengklasifikasikan makhluk hidup (misalnya, tumbuh-tumbuhan).
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif (diskusi kelas dengan presentasi) tentang tingkatan keanekaragaman hayati, tipe ekosistem, fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang keanekaragaman hayati.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan tingkat keanekaragaman hayati.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Keanekaragaman hayati Indonesia.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang peringkat kekayaan flora dan fauna Indonesia di dunia.
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar/film video tentang flora dan fauna Indonesia yang terancam punah. Apa tema gambar/film video ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/film video tentang flora dan fauna Indonesia yang terancam punah.
Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap gambar/film video.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi: Siswa melakukan kajian pustaka/browsing di internet tentang penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif tentang kekayaan flora dan fauna Indonesia, plasma nutfah, data flora dan fauna Indonesia yang terancam punah.
Siswa lainnya menanggapi, bertanya, atau menjawab pertanyaan dari teman lainnya untuk mendapat penilaian keaktifan.
Siswa membuat usulan/pesan pelestarian hewan dan tumbuhan Indonesia yang terancam punah melalui media informasi, misalnya berbentuk leaflet.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang kekayaan flora dan fauna Indonesia, plasma nutfah, data flora dan fauna Indonesia yang terancam punah dan usaha pelestariannya.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kekayaan flora dan fauna Indonesia, plasma nutfah, data flora dan fauna Indonesia yang terancam punah dan usaha pelestariannya.
Refleksi: memberikan kuis/pertanyaan berkaitan dengan kekayaan flora dan fauna Indonesia, plasma nutfah, data flora dan fauna Indonesia yang terancam punah.
Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa mengerjakan soal-soal latihan buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Virus.
Sumber Belajar/Alat/Bahan
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 2.
Bahan Ajar:
Bahan presentasi, gambar-gambar/foto/film video, berita/informasi dari media massa.
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet (modem).
Penilaian
Kognitif
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Apakah perbedaan keanekaragaman hayati tingkat genetik, spesies, dan ekosistem?
Jelaskan perbedaan ciri abiotik dan biotik pada bioma sabana dengan padang rumput.
Indonesia merupakan negara dengan megabiodiversitas. Apa maksudnya?
Bagaimanakah pembagian kawasan penyebaran flora berdasarkan ketinggian di wilayah Indonesia?
Psikomotorik
Laporan tertulis hasil observasi ke suatu tipe ekosistem (misalnya kolam atau danau) untuk mengamati dan mencatat jenis organisme yang hidup di dalamnya.
Laporan tertulis praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi sederhana.
Pembuatan media informasi (misalnya, leaflet) tentang usulan pelestarian hewan dan tumbuhan Indonesia yang terancam punah.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar di kelas, melakukan observasi ke suatu tipe ekosistem, dan praktikum klasifikasi makhluk hidup.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN OBSERVASI/PRAKTIK
Indikator:
Mengidentifikasi perbedaan keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Tingkat Keanekaragaman Hayati
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi dalam teman kelompok Hasil laporan tertulis 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator:
Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi sederhana.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Klasifikasi makhluk hidup
Tanggal Penilaian:
Kelas:
Indikator :
Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi sederhana.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Klasifikasi makhluk hidup
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Persiapan bahan Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi dalam teman kelompok Kerapihan, kebersihan tempat bekerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator:
Mengusulkan usaha-usaha pelestarian (konservasi) sumber daya alam hayati yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi, misalnya leaflet.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Pembuatan media informasi (leaflet) usaha-usaha pelestarian sumber daya alam hayati.
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Kelompok Aspek yang dinilai dalam leaflet Skor Nilai
Kesesuaian isi dengan tema Model/Bentuk/Perpaduan warna Susunan Kalimat Ketepatan waktu penyelesaian 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui, ….…………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 3
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Virus
Alokasi Waktu : 6 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali
Kompetensi Dasar
Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta.
Indikator
Menjelaskan ciri-ciri virus.
Membandingkan siklus litik dengan siklus lisogenik pada reproduksi virus.
Menjelaskan peranan virus dalam kehidupan.
Menjelaskan peranan virus dalam rekayasa genetika.
Merancang model replikasi virus.
Menggunakan rancangan model replikasi virus untuk presentasi atau belajar.
Membuat daftar usulan tindakan preventif untuk meminimalisir dampak infeksi virus penyebab penyakit AIDS, SARS, herpes, cacar, flu burung, rabies, demam berdarah, campak, hepatitis, poliomielitis, chikungunya, influenza.
Tujuan Pembelajaran
Afektif
Siswa dapat menunjukkan kekagumannya terhadap salah satu ciptaan Tuhan, yaitu virus yang ternyata sebagian dari jenisnya telah diketahui berperanan penting dalam kehidupan manusia.
Siswa dapat menunjukkan kepekaan dan kepedulian sosial terhadap penanggulangan penyakit-penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus.
Kognitif
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri virus berdasarkan kajian pustaka/teori.
Siswa dapat membandingkan siklus litik dengan siklus lisogenik pada reproduksi virus.
Siswa dapat menjelaskan peranan virus dalam kehidupan berdasarkan pengalamannya dan kajian teori.
Siswa dapat menjelaskan peranan virus dalam rekayasa genetika melalui diskusi kelas.
Psikomotorik
Siswa dapat merancang model replikasi virus.
Siswa dapat menggunakan rancangan model replikasi virus untuk presentasi atau belajar.
Siswa dapat membuat daftar usulan tindakan preventif untuk meminimalisir dampak infeksi virus penyebab penyakit AIDS, SARS, herpes, cacar, flu burung, rabies, demam berdarah, campak, hepatitis, poliomielitis, chikungunya, influenza dan berani mengemukakannya melalui diskusi kelas.
Materi Pembelajaran
Materi Fakta: Terdapat penyakit yang menyerang masyarakat, yang disebabkan oleh virus, seperti flu burung, cacar, polio, AIDS, dan chikungunya.
41719510858500
200 Ribu Penduduk Indonesia Menderita Positif HIV/AIDS
JAKARTA - Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember. Seperti kita ketahui bahwa sampai sekarang penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia ini belum ditemukan obatnya. Penderitanya pun semakin bertambah dari tahun ke tahun, itu pun yang terdata. Belum lagi yang tidak tercatat karena fenomena penderita penyakit ini seperti gunung es, hanya terlihat sedikit di permukaan, namun sebenarnya masih banyak yang tersembunyi di bawahnya.
Jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Indonesia mencapai 26.483 kasus per Juni 2011. Bahkan baru-baru ini, Kementerian Kesehatan mengeluarkan data yang mengejutkan soal penderita HIV/AIDS. Diperkirakan sebanyak lebih dari 200 ribu penduduk Indonesia menderita penyakit HIV/AIDS. Daerah penderita terbanyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, dan Bali.
Berdasarkan cara penularannya, seks bebas atau berganti pasangan masih menjadi nomor 1 dalam menyumbang angka penderita HIV/AIDS. Sementara itu jika dilihat dari kelompok umur, kasus AIDS terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun yakni sebesar 46,4%, disusul kelompok umur 30-39 tahun 31,5 %, dan kelompok umur 40-49 tahun 9,8%.
Dari data tersebut terlihat bahwa penderita HIV/AIDS terbanyak berada pada usia produktif, yang seharusnya masih bisa melakukan hal-hal yang positif. Pemerintah atau Kementerian Kesehatan sudah banyak menghimbau melalui media cetak maupun elektronik agar menjaga diri untuk tidak tertular atau menulari penyakit mematikan ini. (war/ego/ce1).
Sumber: http://www.sumeks.co.id
Materi Konsep:
Sejarah penemuan virus oleh Adolf Mayer, Dimitri Ivanowsky, Martinus Beijerinck, dan Wendell Stanley.
Ciri-ciri Virus
Bentuk tubuh : batang, bulat, oval, filamen, polihedral,seperti huruf T.
Struktur tubuh: kapsid, selubung ekor, dan asam nukleat (DNA/RNA).
Cara hidup: parasit intraseluler obligat.
Reproduksi terdiri 5 tahap: adsorpsi, penetrasi, sintesis (eklifase), pematangan, dan lisis.
Siklus: litik dan lisogenik.
Tingkatan takson klasifikasi virus: famili, genus, spesies.
Peranan Virus
Menguntungkan: rekayasa genetika, vaksin, pengobatan secara biologis.
Merugikan: penyebab penyakit pada manusia (gondongan, herpes, cacar variola, cacar air varisela, hepatitis, influenza dan parainfluenza, morbili, AIDS, poliomielitis, tumor, kanker, karsinoma, kutil, demam berdarah, chikungunya, ebola, flu burung, SARS); penyakit pada hewan (rabies, mulut dan kuku, tetelo/NCD, tumor/kutil); penyakit pada tumbuhan (tungro, mosaik, TYLC).
Pencegahan dan pengobatan penyakit: vaksin, interferon, kemoterapi antivirus.
Organisme yang lebih sederhana daripada virus: Viroid dan Prion.
Materi Prinsip
Peranan virus yang menguntungkan dan merugikan.
Materi Prosedural
Membuat model untuk memahami reproduksi virus
Metode Pembelajaran
Diskusi kelas dengan presentasi kelompok
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).
Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang seluk-beluk virus.
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar lambang internasional pita merah (kepedulian terhadap penyakit HIV/AIDS). Tahukah kamu tentang lambang ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mengamati lambang internasional pita merah (kepedulian terhadap penyakit HIV/AIDS).
Siswa secara individu mengamati dan mencari tahu tentang maksud lambang internasional pita merah (kepedulian terhadap penyakit HIV/AIDS).
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi memaparkan ciri-ciri virus, cara reproduksi atau replikasi virus (daur litik dan lisogenik), viroid dan prion.
Elaborasi: Pada saat diskusi kelas, kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya atau bertanya kepada penyaji presentasi.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang ciri-ciri virus, cara bereproduksi virus, viroid dan prion.
Siswa membuat model replikasi virus sesuai dengan kreatifitas kelompok, untuk lebih memahami daur litik dan lisogenik.
Guru memberikan saran-saran dalam pembuatan model replikasi virus (daur litik dan lisogenik).
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri virus, cara reproduksi virus.
Refleksi: Guru memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan ciri-ciri virus, cara reproduksi atau replikasi virus (daur litik dan lisogenik), viroid dan prion.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket kuis bio dan diskusi.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Peranan virus, pencegahan dan pengobatan penyakit oleh virus.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
Memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa berkaitan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus.
Memotivasi: Menayangkan film video tentang cara penularan virus (misalnya, penularan virus penyebab flu). Apa maksud film video ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk menganalisis cara penularan virus (misalnya, penularan virus penyebab flu).
Siswa secara individu menganalisis cara penularan virus (misalnya, penularan virus penyebab flu).
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang peranan virus baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, pencegahan dan pengobatan penyakit.
Elaborasi: Diskusi kelas tentang permasalahan penyakit AIDS dan penularannya yang dikaitkan dengan pergaulan remaja yang salah (free sex dan narkoba).
Diskusi kelas tentang peranan virus dalam rekayasa genetika.
Pada saat diskusi kelas, memberikan kesempatan pada kelompok/siswa lainnya menanggapi.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang peranan virus baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, pencegahan dan pengobatan penyakit.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang peranan virus baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, pencegahan dan pengobatan penyakit.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan peranan virus baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, pencegahan dan pengobatan penyakit.
Tindak lanjut: Mengerjakan soal-soal latihan dari buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Archaebacteria dan Eubacteria.
Sumber Belajar/ Bahan ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 3.
Bahan Ajar:
Bahan presentasi, gambar-gambar/foto/film video, berita/informasi dari media massa.
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player.
Peralatan untuk membuat model reproduksi virus dan poster.
Penilaian
Kognitif
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Berikut ini yang merupakan ciri-ciri virus adalah ....
tubuh uniseluler
sel prokariotik
sel eukariotik
tubuh multiseluler
tubuh aseluler
Berikut ini bukan merupakan alasan mengapa virus dapat dianggap sebagai makhluk hidup adalah ….
kapsidnya terdiri dari protein
dapat dikristalkan
tubuh terdiri atas DNA/RNA
dapat menduplikasi diri
dapat hidup hanya pada sel hidup
Virus yang berbentuk huruf T adalah….
Adenovirus
Rabdovirus
Ebolavirus
Bakteriofaga
HIV
Fase-fase dari siklus litik pada reproduksi virus secara berurutan adalah....
lisis – penetrasi – adsorpsi – sintesis – pematangan
penetrasi – adsorpsi – lisis – sintesis – pematangan
adsorpsi – lisis – penetrasi – sintesis – pematangan
sintesis – pematangan – adsorpsi – penetrasi – lisis
adsorpsi – penetrasi – sintesis – pematangan – lisis
Penyakit pada organisme yang disebabkan oleh virus, antara lain....
tungro, mosaik, dan CVPD
antraks dan chikungunya
kolera, flu burung, dan SARS
kutil, cacar, dan gondok
rabies, AIDS, dan sifilis
Psikomotorik
Produk berupa model replikasi/reproduksi virus.
Poster kampanye bebas penyakit AIDS, flu burung, sars, demam berdarah.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan diskusi.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator : Merancang model replikasi virus.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Membuat model reproduksi virus
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Kesesuaian gambar dengan materi Inisiatif/kreativitas dalam bekerja Kontribusi dalam teman kelompok Hasil model reproduksi virus 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator:
Membuat daftar usulan tindakan preventif untuk meminimalisir dampak infeksi virus penyebab penyakit AIDS, SARS, herpes, cacar, flu burung, rabies, demam berdarah, campak, hepatitis, poliomielitis, chikungunya, influenza dan berani mengemukakannya melalui diskusi kelas.
Aspek penilaian:Psikomotorik
Judul kegiatan:Poster kampanye bebas penyakit AIDS, flu burung, SARS, dan demam berdarah.
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Kelompok Aspek yang dinilai dalam leaflet Skor Nilai
Kesesuaian isi dengan tema Model/Bentuk/Perpaduan warna poster Kalimat Ketepatan waktu penyelesaian 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui, ……………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 4
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Archaebacteria dan Eubacteria
Alokasi Waktu : 9 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali
Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator
Mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria.
Membedakan ciri-ciri bakteri gram positif dengan gram negatif.
Menjelaskan cara hidup, habitat, reproduksi, dan peranan bakteri dalam kehidupan.
Menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, reproduksi Cyanobacteria dan peranannya dalam kehidupan.
Melakukan percobaan pengamatan koloni bakteri pada medium buatan dari berbagai lokasi.
Membuat laporan tertulis hasil percobaan pengamatan koloni bakteri dari berbagai tempat dan cara penanggulangannya dengan menggunakan desinfektan.
Tujuan Pembelajaran
Afektif
Siswa dapat menyadari adanya ciptaan Tuhan berupa bakteri yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di bumi.
Siswa dapat menunjukkan sikap peduli sosial terhadap pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Kognitif
Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria melalui diskusi kelompok.
Siswa dapat embedakan ciri-ciri bakteri gram positif dengan gram negatif berdasarkan kajian literatur.
Siswa dapat menjelaskan cara hidup, habitat, reproduksi, dan peranan bakteri dalam kehidupan melalui diskusi kelas.
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, reproduksi Cyanobacteria dan peranannya dalam kehidupan diskusi kelas.
Psikomotorik
Siswa dapat melakukan percobaan pengamatan koloni bakteri pada medium buatan dari berbagai lokasi melalui kerja kelompok.
Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil percobaan pengamatan koloni bakteri dari berbagai tempat dan cara penanggulangannya dengan menggunakan desinfektan.
Materi Pembelajaran
Materi Fakta: Fenomena alam, terkadang terjadi beberapa wabah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, misalnya kolera (muntaber), penyakit antraks, dan legionellosis.
Waspadai Penyakit Akibat Bakteri Legionella
Berita pemulangan 10 turis asing karena terjangkit bakteri Legionela membuat masyarakat khawatir tentang kemungkinan wabah penyakit ini. Kementerian Kesehatan menyatakan akan terus menyelidiki dugaan wabah legionella di Bali setelah dilaporkan ada beberapa turis terkena serangan bakteri tersebut. Penyakit ini disebut legionaire disease dan masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. Bakteri Legionella biasanya berkembang di air, khususnya pada lingkungan yang hangat seperti pada bak mandi dengan air panas, tangki berisi air panas, sistem pipa dan sistem pendingin udara. Legionellosis adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionellosis adalah Legionella pneumophila. Legionellosis pernah terjadi di Philadelphia Amerika Serikat pada tahun 1976 dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang. Di Indonesia kasus ini ada di sejumlah tempat antara lain di Bali (1996), di Karawaci Tangerang (1999), dan di sejumlah kota lainnya. Dari hasil survai tahun 2001 menara sistem pendingin di hotel-hotel di Jakarta dan Denpasar ditemukan hampir 90% pernah terpajan bakteri Legionella. Bakteri Legionella biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, air menara sistem pendingin di gedung bertingkat, hotel, spa, pemandian air panas, air tampungan sistem air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik, endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran, atau benda asing lainnya. (UG).
Sumber: http://dinkes.jogjaprov.go.idWaspadai Penyakit Akibat Bakteri Legionella
Berita pemulangan 10 turis asing karena terjangkit bakteri Legionela membuat masyarakat khawatir tentang kemungkinan wabah penyakit ini. Kementerian Kesehatan menyatakan akan terus menyelidiki dugaan wabah legionella di Bali setelah dilaporkan ada beberapa turis terkena serangan bakteri tersebut. Penyakit ini disebut legionaire disease dan masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. Bakteri Legionella biasanya berkembang di air, khususnya pada lingkungan yang hangat seperti pada bak mandi dengan air panas, tangki berisi air panas, sistem pipa dan sistem pendingin udara. Legionellosis adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionellosis adalah Legionella pneumophila. Legionellosis pernah terjadi di Philadelphia Amerika Serikat pada tahun 1976 dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang. Di Indonesia kasus ini ada di sejumlah tempat antara lain di Bali (1996), di Karawaci Tangerang (1999), dan di sejumlah kota lainnya. Dari hasil survai tahun 2001 menara sistem pendingin di hotel-hotel di Jakarta dan Denpasar ditemukan hampir 90% pernah terpajan bakteri Legionella. Bakteri Legionella biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, air menara sistem pendingin di gedung bertingkat, hotel, spa, pemandian air panas, air tampungan sistem air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik, endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran, atau benda asing lainnya. (UG).
Sumber: http://dinkes.jogjaprov.go.id
Materi Konsep
Pengertian: Archaebacteria (organisme prokariotik yang hidup di lingkungan ekstrim), Eubacteria (organisme prokariotik yang hidup kosmopolit), bakteri (prokariotik, uniseluler, pada umumnya berdinding sel, tetapi tidak berklorofil).
Ciri-ciri Bakteri
Ukuran 0,5 – 5 mµ, bentuk (basil, kokus, spirilum, kokobasil, vibrio, spiroseta).
Bentuk agregat: kokus (monokokus, diplokokus, tetrakokus, sarkina, streptokokus, stafilokokus); basil (monobasil, diplobasil, streptobasil).
Struktur sel: kapsul, dinding sel, membran plasma, mesosom, sitoplasma, ribosom, DNA, granula, vakuola gas, klorosom, flagela (atrik, monotrik, lofotrik, amfitrik, peritrik), pilus (fimbria).
Pengelompokan Bakteri.
Bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Bakteri autotrof (fotoautotrof dan kemoautotrof) dan heterotrof (saproba, parasit, dan simbiosis mutualisme).
Bakteri aerob dan anaerob (anaerob fakultatif dan anaerob obligat).
Pertahanan bakteri dengan endospora.
Reproduksi bakteri: aseksual (pembelahan biner) dan seksual (konjugasi, transduksi, transformasi).
Archaebacteria: bakteri metanogen, halofil, termofil, termoasidofil.
Peranan Bakteri
Menguntungkan: pengurai organisme mati, penyubur tanah, produksi/industri (makanan, minuman, vitamin, antibiotik, obat, enzim, biogas, logam), pembunuh hama, membantu pencernaan makanan.
Merugikan: penyebab penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Pembiakan bakteri dengan medium cair, kental, padat.
Penanggulangan bahaya bakteri: pemanasan (sterilisasi, pasteurisasi), pengeringan, pendinginan, zat pengawet (kimia, alami), kemasan, iradiasi.
Cyanobacteria
Tubuh uniseluler/ multiseluler; cara hidup (bebas, bersimbiosis mutualisme); habitat (air, tanah, tembok, batu, gurun, tempat ekstrim/panas dan asam); reproduksi (pembelahan biner, fragmentasi, endospora).
Peranan yang menguntungkan (makanan suplemen, obat, penyubur tanah); peranan yang merugikan (menutup permukaan air bila blooming, melapukan batuan candi).
Materi Prinsip
Peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan.
Usaha-usaha menanggulangi bahaya bakteri.
Materi Prosedural
Membuat biakan/kultur bakteri.
Metode Pembelajaran
Diskusi kelas
Diskusi kelompok dan kelas
Eksperimen
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan SMP tentang bakteri.
Memotivasi: Guru menyuruh siswa membaca ilustrasi tentang peristiwa keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri, misalnya berupa makanan kemasan kaleng yang rusak/sudah kedaluarsa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk menganalisis bacaan ilustrasi tentang peristiwa keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri, misalnya berupa makanan kemasan kaleng yang rusak/sudah kedaluarsa.
Siswa secara individu menganalisis bacaan ilustrasi tentang peristiwa keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri yang terdapat pada makanan kemasan kaleng yang rusak/sudah kedaluarsa.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang ciri-ciri bakteri, struktur sel bakteri, bentuk agregat bakteri, pengelompokan bakteri, Cyanobacteria.
Elaborasi: Pada saat diskusi kelas, kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya atau bertanya kepada penyaji presentasi.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang ciri-ciri bakteri, struktur sel bakteri, bentuk agregat bakteri, pengelompokan bakteri, Cyanobacteria.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri bakteri, struktur sel bakteri, bentuk agregat bakteri, pengelompokan bakteri, Cyanobacteria.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan ciri-ciri bakteri, struktur sel bakteri, bentuk agregat bakteri, pengelompokan bakteri, Cyanobacteria.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket kuis bio dan diskusi.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Eksperimen pengamatan bakteri dalam koloni.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
Guru menyiapkan peralatan praktikum kultur bakteri di laboratorium.
Siswa duduk berkelompok di laboratorium.
Guru memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius).
Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan bagaimana cara mengkultur bakteri.
Memotivasi: Guru menanyakan persiapan melaksanakan eksperimen kultur bakteri dan menunjukkan peralatan kultur bakteri yang sudah dipersiapkan di laboratorium.
Penyampaian tujuan pembelajaran.
Siswa mengambil alat-alat dan menyiapkan bahan-bahan praktikum.
Kegiatan Inti (100 menit)
Siswa mempelajari literatur cara kerja mengkultur bakteri.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu tentang cara mengkultur bakteri.
Eksplorasi: Siswa mendiskusikan dengan teman sekelompok, tentang cara kerja dan menentukan tempat menangkap bakteri.
Para siswa dalam kelompok menyepakati tempat menangkap bakteri.
Elaborasi: Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara-cara pembuatan kultur bakteri yang benar dan mengajak siswa untuk memperhatikan keselamatan kerja.
Setiap kelompok melakukan eksperimen kultur bakteri.
Siswa membersihkan dan mengembalikan peralatan laboratorium setelah pembuatan kultur bakteri selesai.
Diskusi kelas tentang peranan bakteri dan penanggulangan bahaya bakteri.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang peranan bakteri dan penanggulangan bahaya bakteri.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang cara-cara mengkultur bakteri, peranan bakteri dan penanggulangan bahaya bakteri.
Refleksi: Memberikan pertanyaan peranan bakteri dan penanggulangan bahaya bakteri.
Tindak lanjut: Menugaskan siswa untuk mengontrol eksperimen kultur bakteri, mencatat data-data hasil eksperimen.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan eksperimen di rumah tentang pemanfaatan bakteri dalam produksi makanan (misalnya, nata de coco).
Rencana pembelajaran selanjutnya: Membahas hasil eksperimen kultur bakteri, dan pengamatan bentuk bakteri dengan menggunakan mikroskop.
Pertemuan ke-3
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang bentuk-bentuk koloni bakteri.
Memotivasi: Menanyakan hasil eksperimen kultur bakteri.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mengamati dan membandingkan bentuk-bentuk dan jumlah koloni bakteri dari kultur dengan sumber bakteri pada tempat yang berbeda.
Eksplorasi: Siswa bersama kelompoknya mengamati bentuk-bentuk dan jumlah koloni bakteri hasil eksperimen.
Siswa mengamati bentuk-bentuk bakteri dengan menggunakan mikroskop secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya berkaitan dengan hasil percobaannya.
Elaborasi: Diskusi kelompok tentang hasil eksperimen kultur bakteri.
Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat dan hasil eksperimen antar kelompok.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan materi dan kesimpulan siswa.
Siswa disuruh membuat laporan tertulis hasil eksperimen.
Guru menyuruh siswa membersihkan cawan petri bekas kultur bakteri dan mengembalikan ke laboratorium.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang bentuk koloni dan bentuk bakteri.
Refleksi: memberikan pertanyaan berkaitan dengan hasil eksperimen.
Tindak lanjut: Penugasan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) pengawetan makanan secara aman dan mengerjakan soal-soal latihan di buku teks.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Protista.
Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 5.
Bahan Ajar:
Bahan presentasi, gambar-gambar bakteri.
Bahan untuk eksperimen pengamatan bakteri dalam koloni (misalnya, agar-agar, daging, kentang, metilin biru).
Bahan untuk praktik pemanfaatan bakteri dalam produksi makanan (misalnya untuk membuat nata de coco diperlukan air kelapa, starter bakteri, asam cuka).
Bahan untuk praktik pengawetan makanan yang aman (misalnya, garam, gula, ikan, telur, buah-buahan).
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player.
Peralatan untuk eksperimen pengamatan bakteri dalam koloni (misalnya, autoklaf, mikroskop, kaca objek).
Peralatan untuk praktik pemanfaatan bakteri dalam produksi makanan (misalnya kompor, panci, pisau).
Peralatan untuk praktik pengawetan makanan yang aman.
Penilaian
Kognitif
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Jelaskan persamaan dan perbedaan antara Archaebacteria dengan Eubacteria.
Jelaskan perbedaan sel-sel yang terdapat pada Cyanobacteria: heterokista, akinet, dan baeosit.
Jelaskan perbedaan bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif, berikut contohnya masing-masing.
Beberapa jenis Cyanobacteria dapat merusak candi-candi peninggalan sejarah jaman dahulu. Bagaimana cara hidup Cyanobacteria tersebut? Sebutkan contohnya.
Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis praktik pengamatan bakteri dalam koloni.
Produk makanan pemanfaatan bakteri
Produk pengawetan makanan secara aman.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar, diskusi, praktik di laboratorium.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator:
Melakukan percobaan pengamatan koloni bakteri pada medium buatan dari berbagai lokasi.
Membuat laporan tertulis hasil percobaan pengamatan koloni bakteri dari berbagai tempat.
Aspek penilaian:Psikomotorik
Judul kegiatan:Membuat kultur bakteri dan pengamatan bakteri dalam koloni.
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Persiapan alat dan bahan Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Kontribusi dalam teman kelompok Laporan eksperimen 1. 2. 3. 4. 5. 6. INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR/TIDAK TERSTRUKTUR
Aspek Penilaian:Psikomotor
Materi:Archaebacteria dan Eubacteria
Judul Kegiatan:1.Membuat produk makanan pemanfaatan bakteri.
Membuat produk pengawetan makanan secara aman.
Hari /Tgl:
Kelas:
No. Nama Kualitas produk Kelayakan pemanfaatan produk/ makanan Waktu penyelesaian Jumlah Skor Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui, ……………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor : 5
Kelas/Semester : X/1
Materi Pembelajaran : Protista
Alokasi Waktu : 9 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali
Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Merencanakan dan melaksanan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran Protista dalam kehidupan serta menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar.
Indikator
Mengidentifikasi ciri-ciri umum setiap filum dalam kingdom Protista.
Mengklasifikasikan Protista mirip hewan (Protozoa), (Protista mirip tumbuhan (ganggang), dan Protista mirip jamur.
Menjelaskan cara hidup, habitat, reproduksi, dan peranan Protista dalam kehidupan.
Membuat kultur Paramecium sp. dan membuat gambar dari hasil pengamatannya dengan mikroskop.
Membuat gambar organisme Protista baik yang mikroskopik maupun makroskopik berdasarkan pengamatan langsung.
Tujuan Pembelajaran
Afektif
Siswa dapat mengagumi salah satu ciptaan Tuhan berupa Protista yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di bumi.
Siswa menunjukkan sikap peduli sosial terhadap pencegahan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Protista.
Kognitif
Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri umum setiap filum dalam kingdom Protista berdasarkan kajian teori dan pengalamannya.
Siswa dapat mengklasifikasikan Protista mirip hewan (Protozoa), (Protista mirip tumbuhan (ganggang), dan Protista mirip jamur.
Siswa dapat menjelaskan cara hidup, habitat, reproduksi, dan peranan Protista dalam kehidupan.
Psikomotorik
Siswa dapat membuat kultur Paramecium sp. dan membuat gambar dari hasil pengamatannya dengan mikroskop.
Siswa dapat membuat gambar organisme Protista baik yang mikroskopik maupun makroskopik berdasarkan pengamatan langsung/eksperimen.
Materi Pembelajaran
Materi Fakta: Di alam terdapat banyak jenis organisme Protista yang merugikan maupun yang menguntungkan.
2476510795000Amoeba 6286510795000Paramecium
247658572500Turbinaria ornata 628658572500Jamur lendir
Materi Konsep:
Protista adalah organisme eukariotik yang paling sederhana.
Penggolongan: Protista mirip hewan (Protozoa), mirip tumbuhan (alga), mirip jamur (jamur Protista).
Protozoa
Ciri-ciri: eukariotik, heterotrof, uniseluler, alat gerak ada/tidak ada, tubuh tetap/berubah-ubah, bercangkang/tidak, hidup bebas/parasit/simbiosis mutualisme, membentuk kista/tidak.
Klasifikasi: Ciliata, Rhizopoda, Flagellata, Sporozoa.
Alga (Ganggang)
Ciri-ciri: uniseluler/multiseluler, fotoautotrof, memiliki klorofil, pigmen fotosintetik lainnya, pirenoid, berdinding sel/tidak, soliter/berkoloni, bergerak/tidak, reproduksi aseksual/seksual, metagenesis/tidak, hidup bebas/simbiosis membentuk lichen.
Klasifikasi: Euglenoid, Chrysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Jamur Protista
Jamur lendir plasmodial (Myxomycota), ciri-cirinya: heterotrof fagosit, memiliki massa ameboid, bereproduksi aseksual (sporangium) dan seksual (singami).
Jamur lendir seluler (Acrasiomycota), ciri-cirinya: heterotrof, memiliki fase soliter dan agregat, reproduksi aseksual (membentuk fruiting body) dan seksual (singami sel ameboid).
Jamur air (Oomycota), ciri-cirinya: uniseluler/multiseluler, berdinding sel dari selulosa, heterotrof, saproba/parasit, reproduksi aseksual (zoospora biflagel) dan seksual (pembuahan oogonium dengan inti sperma).
Peranan Protista
Menguntungkan: sumber minyak bumi, bahan pasta gigi, penggosok, isolasi, PST, bahan agar-agar.
Merugikan: penyakit tidur, chagas, surra, kerusakan gigi, keputihan, diare, malaria, keracunan, late blight pada tumbuhan.
Materi Prinsip
Peranan Protista yang merugikan dan menguntungkan.
Materi Prosedural
Membuat kultur Paramecium sp.
Metode Pembelajaran
Pembelajaran kolaboratif.
Eksperimen
Proyek (penugasan kelompok)
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang materi Protista.
Memotivasi: Guru menunjukkan gambar produk makanan puding yang terbuat dari ganggang laut yang termasuk kelompok Protista.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati gambar produk makanan puding yang terbuat dari ganggang laut yang termasuk kelompok Protista.
Siswa secara individu mengamati gambar produk makanan puding dan mencari tahu bahan dasar untuk membuat puding.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Eksplorasi: Salah satu kelompok melakukan presentasi tentang ciri-ciri dan klasifikasi Protista, serta jenis Protista mirip hewan.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif. Siswa lainnya bisa bertanya materi yang belum dimengerti atau menanggapinya. Kelompok penyaji presentasi kemudian memberikan pertanyaan dalam bentuk kuis ke forum dan memberikan penilaian kepada teman-temannya.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila ada pertanyaan-pertanyaan/kuis yang tidak terjawab oleh siswa.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri dan klasifikasi Protista, serta kelompok Protista mirip hewan.
Refleksi: memberikan pertanyaan tambahan berkaitan dengan ciri-ciri dan klasifikasi Protista, serta kelompok Protista mirip hewan terutama tentang penyakit-penyakit yang ditimbulkannya.
Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan pada fitur diskusi dan kuis bio dari buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur.
Memotivasi: Menayangkan gambar-gambar/video tentang Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur. Apa yang Anda ketahui tentang gambar/film video ini?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati gambar-gambar/film video tentang Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur.
Siswa secara individu mengamati gambar-gambar/film video tentang Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur secara cermat.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Eksplorasi: Siswa mengidentifikasi ciri-ciri Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur berdasarkan gambar atau video.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif dengan presentasi kelompok yang dilengkapi kuis. Siswa lainnya bisa menanggapinya atau menjawab kuis. Kelompok penyaji peresentasi memberikan penilaian kepada teman-temannya yang berhasil menjawab pertanyaan kuis.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat berkaitan dengan materi Protista mirip tumbuhan dan mirip jamur.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan Protista mirip tumbuhan maupun mirip jamur.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan Protista mirip tumbuhan maupun mirip jamur.
Tindak lanjut: Penugasan membuat kultur Paramecium sp. di rumah dan mempersiapkan bahan pratikum lainnya untuk pengamatan Protista pada pertemuan KBM (kegiatan belajar mengajar) mendatang.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pengamatan Protista.
Pertemuan ke-3
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri Protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
Memotivasi: Menanyakan persiapan bahan-bahan praktikum yang di bawa siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktik pengamatan Protista dengan menggunakan mikroskop dan lup.
Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
Guru menjelaskan kembali untuk mempertegas cara kerja praktikum yang benar.
Eksplorasi: Siswa melakukan pengamatan Protista dari berbagai sumber (misalnya air kolam, air rendaman jerami, air sungai, laut), dengan alat bantu mikroskop dan lup.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Elaborasi: Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan ciri-ciri Protista yang berhasil ditemukan.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi jenis Protista yang ditemukan siswa berdasarkan identifikasi ciri-cirinya.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang jenis Protista yang berhasil ditemukan.
Refleksi: Menanyakan ciri-ciri dari jenis Protista yang berhasil ditemukan pada kegiatan pengamatan.
Tindak lanjut: Penugasan KTT (kegiatan tugas terstruktur) berupa membuat laporan tertulis pengamatan Protest, mengerjakan latihan soal (uji kompetensi dan latihan ulangan semester 1 pada buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: ulangan harian Protista, ulangan semester 1, dan dimulai KBM semester 2.
Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 5.
Bahan Ajar:
Bahan presentasi, gambar-gambar Protista.
Bahan untuk eksperimen pengamatan Protista (misalnya, air kolam, air rendaman jerami, air sungai, air got).
Protista makroskopis, misalnya ganggang awetan dalam botol.
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player.
Peralatan untuk eksperimen pengamatan Protista (misalnya, mikroskop, kaca objek cekung, lup).
Penilaian
Kognitif
Nilai dari sesama murid saat berlangsung pembelajaran kolaboratif (misalnya, dari pemberian pertanyaan dalam bentuk kuis).
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri Protista adalah.....
uniseluler
multiseluler
heterotrof
prokariotik
eukariotik
Protozoa dan alga termasuk ke dalam kingdom Protista. Namun, Protozoa berbeda dengan alga, karena alga bersifat .....
heterotrof
kemoautotrof
fotoautotrof
eukariotik
tidak memiliki alat gerak
Sporozoa yang menyebabkan keguguran janin pada ibu hamil adalah....
Plasmodium sp.
Toxoplasma gondii
Trichomonas vaginalis
Giardia lamblia
Leishmania donovani
Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis praktik pengamatan Protista dan pembuatan kultur Paramecium sp.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator:
Membuat kultur Paramecium sp. dan membuat gambar dari hasil pengamatannya dengan mikroskop.
Membuat gambar organisme Protista baik yang mikroskopik maupun makroskopik berdasarkan pengamatan langsung.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Pengamatan Protista
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Persiapan alat dan bahan Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Kontribusi dalam teman kelompok Laporan observasi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor: 6
Kelas/Semester: X/2
Materi Pembelajaran: Jamur (Fungi)
Alokasi Waktu: 6 × 45 menit
Jumlah Pertemuan: 2 kali
Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator
Menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, dan reproduksi jamur.
Mengklasifikasikan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-cirinya.
Menemukan contoh jamur yang merugikan dan menguntungkan berdasarkan pengalamannya.
Menyebutkan contoh-contoh jamur baik yang menguntungkan maupun yang merugikan berdasarkan kajian literatur.
Membuat preparat segar jamur untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.
Menseketsa tubuh buah berbagai jenis jamur (misalnya, jamur merang dan jamur kuping).
Membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.
Tujuan Pembelajaran
Afektif
Siswa dapat mengagumi ciptaan Tuhan berupa organisme jamur yang sangat berperanan penting dalam kehidupan di bumi.
Siswa dapat mengubah sikap dan perilakunya untuk memanfaatkan jamur dalam kehidupan, terutama sebagai sumber pangan.
Kognitif
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri, cara hidup, habitat, dan reproduksi jamur berdasarkan pengalamannya dan kajian pustaka.
Siswa dapat mengklasifikasikan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-cirinya.
Siswa dapat menemukan contoh jamur yang merugikan dan menguntungkan berdasarkan pengalamannya.
Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh jamur baik yang menguntungkan maupun yang merugikan berdasarkan kajian literatur.
Psikomotorik
Siswa dapat membuat preparat segar jamur untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
Siswa dapat menseketsa tubuh buah berbagai jenis jamur (misalnya, jamur merang dan jamur kuping).
Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.
Materi Pembelajaran
Materi Fakta: Banyak jenis jamur yang dibudidayakan, karena dapat dikonsumsi dan bernilai ekonomi tinggi. Namun ada pula jamur yang merugikan karena menyebabkan penyakit.
-38104762500Jamur tiram 19054826000Amanita muscaria -209554826000Amanita phalloides
Materi Konsep:
Ciri-ciri jamur: eukariotik, heterotrof, dinding sel dari kitin, uniseluler/ multiseluler, tidak berklorofil, hidup secara saproba/parasit/simbiosis mutualisme, reproduksi vegetatif (fragmentasi, spora aseksual) dan generatif (spora seksual).
Klasifikasi
Zygomycota, ciri-cirinya multiseluler, hifa tidak bersekat, senositik, tidak memiliki tubuh buah, memiliki rizoid dan stolon, hidup saproba/parasit/simbiosis mutualisme, reproduksi vegetatif (fragmentasi, sporangiospora) dan generatif (zigospora).
Ascomycota, ciri-cirinya uniseluler/multiseluler, hifa bersekat, tubuh buah askokarp ada/tidak ada, hidup saproba/parasit/simbiosis mutualisme, reproduksi vegetatif (pembelahan sel/pelepasan tunas, fragmentasi, konidiospora) dan generatif (askospora).
Basidiomycota: multiseluler, hifa bersekat, tubuh buah basidiokarp ada/tidak ada, reproduksi vegetatif (konidiospora) dan generatif (basidiospora), hidup saproba/parasit/simbiosis mutualisme.
Deuteromycota: bereproduksi secara vegetatif, sedangkan reproduksi secara generatif belum diketahui.
Simbiosis jamur dengan organisme lain: lichen dan mikorhiza (ektomikorhiza, endomikorhiza).
Peranan
Menguntungkan: makanan (campuran dalam masakan, pembuatan keju, tempe, sufu, kecap, tauco), minuman (sake, tuak, anggur), obat, dan antibiotik.
Merugikan: menimbulkan penyakit pada manusia (ketombe, blastomikosis, gatal), penyalit pada tumbuhan, pembusukan buah, makanan basi/busuk.
Pembiakan/budidaya jamur bisa menggunakan medium serbuk kayu.
Materi Prinsip
Peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan.
Materi Prosedural
Pengamatan struktur tubuh jamur.
Metode Pembelajaran
Pembelajaran kolaboratif.
Ekplorasi perputakaan/internet.
Eksperimen
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (10 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan SMP tentang ciri-ciri jamur.
Memotivasi: Menayangkan gambar tempe yang merupakan jenis makanan Indonesia, yang terbuat dari bahan kedelai dan jamur.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati gambar tempe sebagai jenis makanan Indonesia, yang terbuat dari bahan kedelai dan jamur.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis jamur yang bisa merubah kedelai menjadi tempe.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Eksplorasi: Siswa disuruh menjelaskan ciri-ciri jamur berdasarkan pengalamannya (pernah melihat, memegang, atau memakan jamur). Siswa disuruh menjelaskan peranan jamur berdasarkan eksplorasi pustaka atau browsing materi di internet.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif dengan presentasi kelompok tentang ciri-ciri, cara hidup, habitat, klasifikasi, cara bereproduksi, dan peranan jamur.
Siswa bisa memberikan penilaian kepada sesama temannya yang aktif atau yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang ciri-ciri, cara hidup, habitat, klasifikasi, dan cara bereproduksi jamur.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (25 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri, cara hidup, habitat, klasifikasi, cara bereproduksi jamur, dan peranan jamur.
Refleksi: memberikan pertanyaan ciri-ciri, cara hidup, habitat, klasifikasi, cara bereproduksi, dan peranan jamur.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada buku paket fitur kuis bio, diskusi, latihan soal (uji kompetensi).
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pengamatan jamur.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Bertanya pada siswa tentang berbagai macam bentuk, ukuran, dan jenis jamur yang biasa ditemukan di lingkungan sekitar.
Memotivasi: Menanyakan persiapan praktikum pengamatan jamur.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktik pengamatan jamur dengan menggunakan mikroskop dan lup.
Siswa mempelajari cara kerja praktikum pengamatan jamur.
Siswa dimotivasi/diberi kesempatan menanya tentang cara kerja praktikum.
Guru menjelaskan kembali untuk mempertegas cara kerja praktikum yang benar.
Eksplorasi: Siswa melakukan kegiatan praktik pengamatan jamur.
Siswa dimotivasi/diberi kesempatan menanya tentang hasil praktikum pengamatan jamur sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Elaborasi: Diskusi kelas membahas hasil pengamatan jamur.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat misalnya, bentuk dan struktur tubuh jamur mikroskopik maupun makroskospik.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang struktur tubuh jamur.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan bentuk, ukuran, dan struktur tubuh jamur.
Tindak lanjut: Penugasan KMTT (kegiatan mandiri tidak terstruktur) berupa budidaya jamur di rumah/sekolah, membuat laporan tertulis.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Dunia Tumbuhan (Plantae)
Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 6.
Bahan Ajar:
Bahan presentasi, gambar-gambar jamur.
Bahan untuk eksperimen pengamatan jamur (misalnya jamur tempe, oncom, jamur merang, jamur kuping, lichen (simbiosis jamur dengan ganggang).
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Peralatan untuk eksperimen pengamatan jamur (misalnya, mikroskop, kaca objek).
Penilaian
Kognitif
Nilai dari sesama murid saat berlangsung pembelajaran kolaboratif (misalnya, dari pemberian pertanyaan dalam bentuk kuis).
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Gambarkan struktur mikroskopis tubuh Rhizopus sp. lengkap dengan keterangan bagian-bagiannya.
Tempe dan oncom merupakan produk asli Indonesia. Jelaskan perbedaan tempe dengan oncom dalam hal bahan baku, nama jamur yang berperan, dan ciri-ciri jamurnya.
Jelaskan persamaan dan perbedaan antara Ascomycota dengan Basidiomycota.
Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis praktik pengamatan jamur, hasil eksplorasi pustaka/internet.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator:
Membuat preparat segar jamur untuk diamati secara langsung dengan mikroskop melalui eksperimen.
Menseketsa tubuh buah berbagai jenis jamur (misalnya, jamur merang dan jamur kuping).
Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil pengamatan jamur.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Pengamatan Jamur
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Persiapan alat dan bahan Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Kontribusi dalam teman kelompok Laporan tertulis praktikum 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui, ……………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor: 7
Kelas/Semester: X/2
Materi Pembelajaran: Dunia Tumbuhan (Plantae)
Alokasi Waktu: 12 × 45 menit
Jumlah Pertemuan: 4 kali
Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi.
Menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator
Membandingkan ciri-ciri umum divisio dalam kingdom Plantae (tumbuhan).
Menjelaskan ciri-ciri tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
Mengemukakan peranan berbagai tumbuhan berdasarkan pengalaman dan kajian literatur.
Mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar berdasarkan pengamatan ciri-cirinya.
Membuat laporan tertulis hasil kegiatan pengamatan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar.
Tujuan Pembelajaran
Afektif
Siswa dapat mengagumi ciptaan Tuhan berbagai jenis tumbuhan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di bumi.
Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku dalam eksploitasi dan pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan secara arif dan menjaga kelestariannya.
Kognitif
Siswa dapat membandingkan ciri-ciri umum divisio dalam kingdom Plantae (tumbuhan) melalui pengamatan.
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri tubuh, cara hidup, habitat, reproduksi tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
Siswa dapat mengemukakan peranan berbagai tumbuhan berdasarkan pengalaman dan kajian literatur.
Psikomotorik
Siswa dapat mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar berdasarkan pengamatan ciri-cirinya.
Siswa dapat membuat laporan tertulis hasil kegiatan pengamatan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar.
Materi Pembelajaran:
Materi Fakta: Terdapat berbagai jenis tumbuhan di bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kehidupan makhluk hidup lainnya.
43795952415540E
00E
43795951644015D
00D
4379595996315B
00B
4379595367665A
00A
4227195920115004236720139636500423672022345650042271958191500
Stratum A = lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk oleh pepohonan dengan tinggi lebih dari 30 meter.
Stratum B = lapisan tajuk ke dua dari atas yang dibentuk oleh pepohonan dengan tinggi 20 – 30 meter.
Stratum C = lapisan tajuk ke tiga dari atas yang dibentuk oleh pepohonan dengan tinggi 4 – 20 meter.
Stratum D = lapisan tajuk ke empat dari atas yang dibentuk oleh spesies tumbuhan semak dan perdu dengan tinggi 1 – 4 meter.
Materi Konsep:
Ciri-ciri tumbuhan: eukariotik; multiseluler; dinding sel dari selulosa; berklorofil; berfotosintesis; memiliki akar, batang, daun; menyimpan cadangan makanan; bereproduksi secara vegetatif dan generatif.
Tumbuhan terdiri atas Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku), Spermatophyta (berbiji).
Lumut memiliki ciri-ciri: tubuh berbentuk peralihan antara talus dengan kormus, tidak memiliki pembuluh angkut, metagenesis, gametofit lebih dominan daripada sporofit, menghasilkan spora, habitat tempat yang lembap.
Tumbuhan paku, ciri-cirinya bentuk tubuh kormus, memiliki rizom dan pembuluh angkut, metagenesis, sporofit lebih dominan daripada gametofit, menghasilkan spora, daun muda menggulung, batang bercabang, habitat terutama tempat yang lembap.
Tumbuhan Berbiji
Gymnospermae, ciri-cirinya bakal biji tidak dilindungi daun buah, memiliki trakeid dan strobilus, pembuahan tunggal.
Angiospermae, ciri-cirinya bakal biji dilindungi daun buah, memiliki xilem dan floem, berbunga, reproduksi vegetatif dan generatif.
Peranan Tumbuhan
Lumut: bahan pembalut, obat, dan bahan bakar.
Tumbuhan paku: tanaman hias, obat, sayuran, pupuk, pembuatan petasan, bahan penggosok, dan tiang bangunan.
Tumbuhan berbiji: tanaman hias, bahan makanan, obat, bahan industri, kayu bangunan, dan gulma.
Materi Prinsip
Perbedaan tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
Materi Prosedural
Praktikum pengamatan tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji .
Metode Pembelajaran:
Pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kolaboratif.
Eksperimen
Kegiatan Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri umum tumbuhan.
Memotivasi: Menunjukkan gambar/film video berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan pada hutan hujan tropis.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/ film video berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan pada hutan hujan tropis.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis gambar/ film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Guru membentuk siswa menjadi kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Siswa dalam kelompok kecil mengemukakan pendapatnya sesuai dengan pengetahuannya berkaitan dengan materi yang dibahas (lumut dan paku) berdasarkan pengalamannya sehari-hari dan kajian pustaka.
Elaborasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu lumut (Bryophyta) dan paku (Pteridophyta).
Tanya jawab secara lisan oleh guru tentang lumut (Bryophyta) dan paku (Pteridophyta).
Pembelajaran kolaboratif materi yang sulit dengan presentasi kelompok tentang metagenesis (pergiliran keturunan) lumut dan paku. Siswa lainnya bisa bertanya dan temannya boleh mencoba menjawab.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang lumut (Bryophyta) dan paku (Pteridophyta).
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan lumut dengan paku.
Refleksi: Memberikan kuis berkaitan dengan ciri-ciri tumbuhan lumut dan paku.
Tindak lanjut: Penugasan menanam tumbuhun paku sebagai tanaman hias di rumah.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pengamatan tumbuhan lumut dan paku.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan tentang ciri-ciri umum tumbuhan lumut dan paku berdasarkan pengetahuan dan pengalaman siswa sehari-hari.
Memotivasi: Menanyakan persiapan praktikum tumbuhan lumut dan paku.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Siswa mempersiapkan peralatan praktikum pengamatan lumut dan paku.
Eksplorasi: Siswa melakukan pengamatan lumut dan paku sesuai dengan petunjuk cara kerja praktikum secara berkelompok.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Elaborasi: Diskusi kelompok dilanjutkan diskusi kelas tentang persamaan dan perbedaan antara lumut dengan paku, klasifikasi, dan peranan tumbuhan lumut dan paku.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan lumut dengan paku.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan lumut dengan paku, klasifikasi, peranannya.
Refleksi: Memberikan kuis berkaitan dengan ciri-ciri lumut dan paku.
Tindak lanjut: Mengerjakan soal-soal latihan dari buku teks tentang lumut dan paku.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Spermatophyta (tumbuhan berbiji).
Pertemuan ke-3
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri umum tumbuhan berbiji.
Memotivasi: Guru menayangkan gambar/film video berbagai macam tumbuhan berbunga .
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/ film video berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan berbunga/berbiji.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis gambar/ film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Membentuk kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu tumbuhan berbiji (Spermatophyta), yang meliputi Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif materi yang sulit dengan presentasi kelompok tentang siklus hidup Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Siswa lainnya bisa bertanya dan temannya boleh mencoba menjawab.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Refleksi: memberikan pertanyaan berkaitan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Tindak lanjut: Penugasan KTT (kegiatan tugas terstruktur) melakukan survei ke suatu tempat yang banyak ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan untuk mengidentifikasi ciri-cirinya dan mendata nama jenis tumbuhannya, serta membuat laporannya secara tertulis.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pengamatan tumbuhan berbiji terbuka dan tertutup (monokotil dan dikotil).
Pertemuan ke-4
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang perbedaan tumbuhan berbiji Gymnospermae dengan Angiospermae; tumbuhan Angiospermae (monokotil dengan dikotil).
Memotivasi: Menanyakan persiapan praktikum tumbuhan berbiji Gymnospermae dan Angiospermae (monokotil dan dikotil).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktik pengamatan tumbuhan berbiji Gymnospermae dan Angiospermae (monokotil dan dikotil).
Siswa mempelajari cara kerja praktikum pengamatan tumbuhan berbiji Gymnospermae dan Angiospermae (monokotil dan dikotil).
Eksplorasi: Siswa melakukan kegiatan praktik pengamatan tumbuhan berbiji Gymnospermae dan Angiospermae (monokotil dan dikotil).
Siswa dimotivasi/diberi kesempatan menanya tentang hasil pengamatannya.
Elaborasi: Siswa berdiskusi tentang persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan berbiji Gymnospermae dengan Angiospermae; tumbuhan Angiospermae (monokotil dengan dikotil).
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang persamaan/ perbedaan ciri-ciri tumbuhan berbiji Gymnospermae dengan Angiospermae; tumbuhan monokotil dengan dikotil.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan berbiji Gymnospermae dengan Angiospermae; tumbuhan Angiospermae (monokotil dengan dikotil).
Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan persamaan/perbedaan tumbuhan berbiji Gymnospermae dengan Angiospermae; tumbuhan monokotil dengan dikotil.
Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis praktikum tentang pengamatan tumbuhan berbiji, mengerjakan soal-soal latihan di buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Dunia Hewan (Animalia)
Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 7.
Bahan Ajar:
Bahan presentasi, gambar/film video tentang stratifikasi hutan hujan tropis dan berbagai jenis tumbuhan.
Bahan untuk praktikum pengamatan tumbuhan (misalnya lumut, paku, dan tumbuhan berbiji).
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Peralatan untuk praktikum pengamatan tumbuhan (misalnya, mikroskop, kaca objek, lup).
Penilaian
Kognitif
Nilai dari sesama murid saat berlangsung pembelajaran kolaboratif (misalnya, dari pemberian pertanyaan dalam bentuk kuis).
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri kelompok Plantae adalah ....
memiliki klorofil
eukariotik
memiliki dinding sel
tubuh multiseluler
memiliki pembuluh angkut
Seorang siswa menemukan tumbuhan kecil yang tumbuh tegak di pagar tembok dengan ciri-ciri berukuran sekitar 1 cm, memiliki akar sederhana berbentuk benang, daunnya sangat kecil, di bagian ujung atas terdapat struktur berbentuk bulat lancip berwarna kecokelatan. Tumbuhan tersebut adalah ....
Spermatophyta
Gymnospermae
Angiospermae
Pteridophyta
Bryophyta
Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri, yaitu ….
memiliki bagian-bagian bunga berjumlah 3 atau kelipatannya
ujung akar tidak dilindungi oleh koleoriza
ujung batang dilindungi oleh koleoptil
tipe ikatan pembuluh angkut kolateral tertutup
letak xilem dan floem tersebar
Psikomotorik
Unjuk kerja dan laporan tertulis praktik pengamatan tumbuhan di laboratorium, dan hasil survei tumbuhan di lapang.
Laporan tertulis hasil survei kesuatu tempat untuk mengidentifikasi ciri-ciri berbagai jenis tumbuhan (lumut, paku, tumbuhan berniji terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator :
Mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar berdasarkan pengamatan ciri-cirinya.
Membuat laporan tertulis hasil kegiatan pengamatan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Pengamatan Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Persiapan alat dan bahan Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Kontribusi dalam teman kelompok Laporan tertulis praktikum di laboratorium Laporan tertulis hasil survei 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui, ……………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor: 8
Kelas/Semester: X/2
Materi Pembelajaran: Dunia Hewan (Animalia)
Alokasi Waktu: 12 × 45 menit
Jumlah Pertemuan: 4 kali
Kompetensi Dasar:
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator
Membandingkan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Animalia (hewan).
Menjelaskan habitat, cara hidup, ciri-ciri tubuh, cara reproduksi, peranannya bagi kehidupan berbagai hewan invertebrata.
Menjelaskan habitat, cara hidup, ciri-ciri tubuh, cara reproduksi, peranannya bagi kehidupan berbagai hewan vertebrata.
Membuat tabel kompleksitas proses fisiologis berbagai jenis hewan invertebrata dari pengamatan gambar.
Menseketsa bentuk tubuh dan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan vertebrata melalui pengamatan pada praktik pembedahan hewan.
Membuat tabel perbedaan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan vertebrata berdasarkan pengamatan objek maupun gambar.
Tujuan Pembelajaran:
Afektif
Siswa dapat mengagumi ciptaan Tuhan berbagai jenis hewan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di bumi.
Siswa dapat menunjukkan sikap dalam eksploitasi dan pemanfaatan berbagai jenis hewan secara arif dan menjaga kelestariannya.
Kognitif
Siswa dapat membandingkan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Animalia (hewan).
Siswa dapat menjelaskan habitat, cara hidup, ciri-ciri tubuh, cara reproduksi, peranannya bagi kehidupan berbagai hewan invertebrata.
Siswa dapat menjelaskan habitat, cara hidup, ciri-ciri tubuh, cara reproduksi, peranannya bagi kehidupan berbagai hewan vertebrata.
Psikomotorik
Siswa dapat membuat tabel kompleksitas proses fisiologis berbagai jenis hewan invertebrata dari pengamatan gambar.
Siswa dapat menseketsa bentuk tubuh dan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan vertebrata melalui pengamatan pada praktik pembedahan hewan.
Siswa dapat membuat tabel perbedaan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan vertebrata berdasarkan pengamatan objek maupun gambar.
Materi Pembelajaran:
Materi Fakta: Berbagai jenis hewan hidup di bumi.
914409461500Siput 723909461500Burung
5334010922000Capung 25336510922000Kelinci
Materi Konsep:
Ciri-ciri Animalia: eukariotik, multiseluler, tidak berdinding sel, tidak berklorofil, heterotrof, menggerakkan tubuh untuk mencari makan dan pertahanan diri terhadap musuh.
Hewan invertebrata terdiri dari beberapa filum:
Porifera, tidak memiliki jaringan sejati, hidup di air laut/tawar, tubuh berpori-pori, contohnya hewan spons.
Cnidaria, memiliki rongga tubuh gastrovaskuler dan alat sengat, contohnya ubur-ubur, hewan terumbu karang.
Ctenophora, dikenal sebagai ubur-ubur sisir, tidak memiliki alat sengat, hidup di laut, contohnya Neis cordigera.
Platyhelminthes, cacing berbentuk pipih, tidak berongga tubuh, hidup bebas/parasit, contohnya cacing hati.
Nematoda, cacing gilik, hidup bebas/parasit, contohnya cacing kremi dan cacing perut.
Annelida, cacing yang tubuhnya beruas-ruas, hidup bebas di air/di darat, contohnya cacing tanah dan lintah.
Mollusca, bertubuh lunak, tidak beruas-ruas, bercangkang/tidak, contohnya bekicot, kerang, cumi-cumi.
Arthropoda, tubuh dan kaki beruas-ruas; hidup bebas/ parasit/ simbiosis; contohnya laba-laba, luing, belalang, udang.
Echinodermata, hewan berkulit duri, hidup di laut, contohnya bintang laut, landak laut, dan mentimun laut.
Chordata
Urochordata (Tunicata): Ascidiacea (contohnya, sea squirt/hewan penyemprot laut), Thaliacea (contohnya Pyrosoma sp.), Larvacea (contohnya, Oikopleura sp.).
Cephalochordata (lancelet), contohnya, Amphioxus sp.
Vertebrata: Pisces (ikan), Amphibia, Reptilia, Aves (burung), Mammalia.
Pisces (ikan), ciri-cirinya bernapas dengan insang/dilengkapi labirin; memiliki gelembung renang; bersisik; gurat sisi; jantung dua ruangan; peredaran darah tertutup tunggal; poikiloterm; alat ekskresi ginjal; alat pencernaan makanan lengkap (mulut – faring – esofagus – lambung – usus – rektum – anus); contohnya kuda laut, ikan lele, bandeng.
Amphibia, ciri-cirinya kulit lunak dan basah; alat pernapasan insang, paru-paru, kulit; jantung tiga ruangan, peredaran darah tertutup ganda; poikiloterm; alat ekskresi ginjal; alat pencernaan lengkap dari mulut hingga kloaka; contohnya salamander dan katak.
Reptilia, ciri-cirinya kulit kering dan bersisik; alat pernapasan paru-paru; jantung empat ruangan; peredaran darah tertutup ganda; alat ekskresi ginjal; alat pencernaan lengkap mulai dari mulut hingga kloaka; poikiloterm; contohnya kadal, penyu, buaya.
Aves (burung), ciri-cirinya tubuh berbulu; homoioterm; alat pencernaan lengkap (mulut – esofagus – tembolok – lambung kelenjar – empedal – usus halus – usus besar – kloaka); mulut berparuh; memiliki alat suara siring, pundi-pundi udara, sayap; jantung empat ruangan; peredaran darah tertutup ganda; alat pernapasan paru-paru; alat ekskresi ginjal; contohnya ayam, beo, merpati, penguin.
Mammalia, ciri-cirinya hewan menyusui; berambut; alat pencernaan lengkap mulai dari mulut hingga anus; homoioterm; bernapas dengan paru-paru; jantung empat ruangan; peredaran darah tertutup ganda; alat ekskresi ginjal; contohnya tikus, gajah, monyet.
Peranan Hewan
Menguntungkan: bahan makanan (daging sapi, ikan, udang, telur), obat (madu, minyak ular), bahan sandang (sutera, kulit hewan untuk jaket dan sepatu).
Merugikan: hama tanaman, vektor suatu penyakit, penyakit cacingan.
Materi Prinsip
Hewan memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia.
Materi Prosedural
Pengamatan dan bedah hewan vertebrata.
Metode Pembelajaran:
Pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kolaboratif.
Praktikum
Kegiatan Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (10 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang ciri-ciri hewan dan klasifikasinya.
Memotivasi: Guru memperlihatkan sampel hewan/gambar/film video berbagai jenis hewan yang hidup di lingkungan sekitar (misalnya ayam dan ulat).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis sampel hewan/gambar/ film video berbagai jenis hewan yang hidup di lingkungan sekitar (misalnya ayam dan ulat).
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis sampel hewan/gambar/ film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Membentuk kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif materi yang sulit dengan presentasi kelompok tentang siklus hidup ubur-ubur dan cacing. Siswa lainnya bisa bertanya dan temannya boleh mencoba menjawab.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (25 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda.
Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis) berkaitan dengan Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda.
Tindak lanjut: Penugasan KTT (kegiatan tugas terstruktur) melakukan survei ke suatu tempat di lingkungan sekitar untuk menemukan berbagai jenis hewan invertebrata dan membuat laporannya sacara tertulis.
Rencana pembelajaran selanjutnya: invertebrata (Annelida,Mollusca, Arthropoda, Echinodermata).
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan tentang ciri-ciri Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata.
Memotivasi: Guru memperlihatkan sampel hewan/gambar/film video tentang Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata yang hidup di lingkungan sekitar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati sampel hewan/gambar/ film video tentang Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata yang hidup di lingkungan sekitar.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis sampel hewan/gambar/ film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Membentuk kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif materi yang sulit dengan presentasi kelompok tentang proses metamorfosis serangga dan perbedaan anggota subfilum Arthropoda (Chelicerata, Myriapoda, Crustacea, Hexapoda). Siswa lainnya bisa bertanya atau menanggapinya.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata.Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata.
Refleksi: memberikan pertanyaan (kuis) berkaitan dengan Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata.
Tindak lanjut: Penugasan KMTT (kegiatan mandiri tidak terstruktur) pengamatan secara langsung proses metamorfosis serangga (mulai dari ulat hingga menjadi kupu-kupu) yang hidup di suatu tanaman dan membuat laporannya secara tertulis.
Pertemuan ke-3
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan tentang perbedaan ciri-ciri hewan yang termasuk vertebrata, seperti Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
Memotivasi: Guru memperlihatkan gambar/film video tentang contoh-contoh hewan vertebrata yang hidup di lingkungan sekitar, misalnya ikan, katak, kadal, ayam, dan kucing.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati gambar/film video tentang contoh-contoh vertebrata yang hidup di lingkungan sekitar, misalnya ikan, katak, kadal, ayam, dan kucing.
Siswa secara individu melakukan pengamatan gambar/ film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Membentuk kelompok kecil (misalnya, 4 orang) dengan tingkat kepandaian yang seimbang antar kelompok.
Eksplorasi: Siswa anggota kelompok kecil mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan materi yang dibahas yaitu vertebrata, sesuai dengan pengetahuannya/ pengalamannya.
Elaborasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok) tentang materi yang dibahas, yaitu vertebrata. Dilanjutkan diskusi kelas.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang vertebrata.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang vertebrata.
Refleksi: Memberikan pertanyaan (kuis) berkaitan dengan vertebrata.
Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket teks dan latihan soal.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum bedah hewan vertebrata.
Pertemuan ke-4
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang cara membedah hewan.
Memotivasi: Menanyakan jenis dan keadaan hewan vertebrata yang akan dibedah.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktik pembedahan hewan vertebrata (misalnya ikan, katak, kadal, burung, dan tikus putih).
Guru menjelaskan cara kerja membedah hewan vertebrata dengan benar.
Eksplorasi: Siswa melakukan kegiatan pengamatan dan pembedahan hewan vertebrata .
Siswa dimotivasi/diberi kesempatan menanya tentang hasil praktikum pembedahan hewan vertebrata sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Elaborasi: Mendiskusikan hasil pengamatan dan pembedahan hewan vertebrata seperti morfologi, anatomi, dan membandingkan perbedaan kompleksitas alat-alat tubuh (sistem organ).
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi tentang morfologi, anatomi, nama-nama organ dan sistem organ pada anatomi vertebrata.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang morfologi, anatomi, dan perbedaan kompleksitas alat-alat tubuh.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan morfologi, anatomi, dan perbedaan kompleksitas alat-alat tubuh (sistem organ).
Tindak lanjut: Penugasan setiap kelompok membuat laporan tertulis praktik bedah hewan vertebrata.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Ekologi
Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 8.
Bahan Ajar:
Sampel hewan, gambar/film video tentang hewan invertebrata maupun vertebrata.
Bahan untuk praktikum pembedahan hewan (ikan, katak, kadal, burung, tikus putih), dan zat pembius (kloroform).
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Sarung tangan karet, masker kain (penutup hidung)
Peralatan bedah hewan (seperti papan bedah, pisau, gunting, pinset), lup, dan kamera.
Penilaian
Kognitif
Nilai dari pemberian pertanyaan/kuis.
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Gambarkan skema siklus hidup Obelia pada fase reproduksi seksual maupun aseksual.
Jelaskan siklus hidup Ascaris lumbricoides (cacing perut).
Jelaskan perbedaan antara Pisces dengan Amphibia mengenai ciri-ciri fisik tubuhnya, sistem pencernaan makanan, sistem respirasi, dan sistem peredaran darah.
Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis hasil praktikum bedah hewan.
Laporan tertulis hasil survei penemuan berbagai jenis hewan invertebrata.
Laporan tertulis tugas mandiri: Hasil pengamatan langsung proses metamorfosis serangga yang hidup di suatu tanaman.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan praktikum di laboratorium.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator:
Membuat tabel kompleksitas proses fisiologis berbagai jenis hewan invertebrata dari pengamatan gambar.
Menseketsa bentuk tubuh dan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan vertebrata melalui pengamatan pada praktik pembedahan hewan.
Membuat tabel perbedaan kompleksitas sistem organ berbagai jenis hewan vertebrata berdasarkan pengamatan objek maupun gambar.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Bedah Hewan Vertebrata (Pengamatan Morfologi dan Anatomi)
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Persiapan alat dan bahan Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Kontribusi dalam teman kelompok Laporan tertulis praktikum di laboratorium 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui, ……………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor: 9
Kelas/Semester: X/2
Materi Pembelajaran: Ekologi
Alokasi Waktu: 6 × 45 menit
Jumlah Pertemuan: 2 kali
Kompetensi Dasar:
Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media.
Indikator
Menganalisis peranan komponen-komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia.
Menjelaskan interaksi antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya dalam ekosistem.
Membedakan tipe piramida ekologi.
Mengemukakan terjadinya dinamika komunitas akibat perubahan ekosistem.
Membuat media diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang terjadi pada suatu ekosistem.
Membuat media charta daur biogeokimia (siklus nitrogen/ siklus karbon/ siklus sulfur/ siklus fosfor) dari kajian literatur.
Menggunakan media charta daur biogeokimia untuk presentasi di kelas.
Tujuan Pembelajaran:
Afektif
Siswa dapat menyadari dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas siklus energi dan daur biogeokimia sebagai ciptaan Tuhan.
Siswa dapat mengubah perilaku untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian hubungan interaksi antarkomponen ekosistem.
Kognitif
Siswa dapat menganalisis peranan komponen-komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia.
Siswa dapat menjelaskan interaksi antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya dalam ekosistem.
Siswa dapat membedakan tipe piramida ekologi.
Siswa dapat mengemukakan terjadinya dinamika komunitas akibat perubahan ekosistem.
Psikomotorik
Siswa dapat membuat media diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang terjadi pada suatu ekosistem.
Siswa dapat membuat media charta daur biogeokimia (siklus nitrogen/ siklus karbon/ siklus sulfur/ siklus fosfor) dari kajian literatur.
Siswa dapat menggunakan media charta daur biogeokimia untuk presentasi di kelas/belajar di rumah.
Materi Pembelajaran:
Materi Fakta: Terjadi hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungan tak hidup di dalam suatu ekosistem.
1676405842000Gurun
1485906667500Sawah
Materi Konsep:
Komponen ekosistem:
Komponen abiotik (udara, air, tanah, garam mineral, sinar matahari, suhu, kelembapan, pH).
Komponen biotik (bakteri, jamur, ganggang, tumbuhan, hewan, manusia).
Interaksi antarspesies: netralisme, kompetisi, komensalisme, amensalisme, parasitisme, predasi, protokooperasi, mutualisme.
Aliran energi dan siklus materi dalam ekosistem terjadi melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Piramida ekologi: piramida jumlah, piramida biomassa, piramida energi.
Produktivitas: produktivitas primer dan sekunder.
Daur biogeokimia: daur karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang.
Dinamika Komunitas
Perubahan komunitas siklis, terjadi pada periode tertentu, tetapi mudah kembali ke keadaan yang hampir sama dengan keadaan sebelumnya.
Perubahan komunitas non-siklis adalah perubahan komunitas yang terjadi secara drastis dengan kondisi komunitas cenderung berubah secara permanen.
Suksesi
Suksesi primer adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang mula-mula tidak bervegetasi atau lahan yang pernah bervegetasi, tetapi mengalami gangguan berat hingga komunitas asal hilang secara total atau tidak ada lagi kehidupan.
Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang pada awalnya telah bervegetasi sempurna, kemudian mengalami kerusakan, tetapi tidak sampai menghilangkan komunitas asal secara total.
Materi Prinsip
Dalam ekosistem terjadi hubungan saling ketergantungan (timbal balik) antara komponen biotik dengan komponen abiotik.
Dalam ekosistem terjadi siklus materi dan arus energi.
Materi Prosedural
Mendata komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem di lingkungan sekitar.
Metode Pembelajaran:
Pembelajaran kolaboratif.
Diskusi kelas
Observasi
Kegiatan Pembelajaran:
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang komponen ekosistem biotik dan abiotik.
Memotivasi: Guru memperlihatkan gambar/film video tentang contoh ekosistem dengan komponen biotik dan abiotik (misalnya gurun).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/film video tentang contoh ekosistem dengan komponen biotik dan abiotiknya (misalnya gurun).
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis gambar/ film video secara cermat dan teliti.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Eksplorasi: Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya melakukan observasi ke lingkungan sekitar (misalnya, kebun, kolam halaman sekolah) untuk mendata komponen abiotik dan biotik.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya setelah melakukan observasi ekosistem di lingkungan sekitar.
Elaborasi: Pembelajaran kolaboratif dengan presentasi kelompok yang dilengkapi kuis tentang komponen ekosistem, interaksi antar spesies, rantai makanan/jaring-jaring makanan, piramida ekologi, dan produktivitas. Siswa lainnya menanggapi, bertanya, atau menjawab pertanyaan kuis untuk mendapatkan penilaian dari teman sesama.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang komponen ekosistem, interaksi antar spesies, rantai makanan/jaring-jaring makanan, piramida ekologi, dan produktivitas.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang komponen ekosistem, interaksi antar spesies, rantai makanan/jaring-jaring makanan, piramida ekologi, dan produktivitas.
Refleksi: memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan komponen ekosistem, interaksi antar spesies, rantai makanan/jaring-jaring makanan, piramida ekologi, dan produktivitas.
Tindak lanjut: Penugasan KMTT (kegiatan mandiri tidak terstruktur) proyek melakukan penelitian berkaitan dengan interaksi antar spesies (misalnya, kompetisi antara tanaman jagung dengan rumput di suatu kebun).
Rencana pembelajaran selanjutnya: Daur biogeokimia, perubahan komunitas dan suksesi.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang siklus biogeokimia di alam, contohnya siklus air.
Memotivasi: Menunjukkan gambar skema terjadinya hujan yang merupakan bagian dari siklus air.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar skema terjadinya hujan yang merupakan bagian dari siklus air.
Siswa secara individu melakukan pengamatan dan menganalisis gambar skema terjadinya hujan pada siklus air.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Eksplorasi: Siswa disuruh mencoba menjelaskan keterlibatan unsur tumbuhan, hewan dan manusia dalam siklus karbon.
Elaborasi: Pembelajaran kolaborasi melalui presentasi kelompok dengan media diagram daur biogeokimia (misalnya, daur karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang).
Diskusi kelas dengan presentasi kelompok untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan perubahan komunitas dan suksesi. Siswa lainnya menanggapi, bertanya, atau menjawab pertanyaan kuis.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang daur biogeokimia (misalnya, daur karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang), perubahan komunitas dan suksesi.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (20 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang daur biogeokimia (misalnya, daur karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang), perubahan komunitas dan suksesi.
Refleksi: Memberikan pertanyaan yang terdapat pada fitur berupa kuis, diskusi, dan soal-soal latihan dari buku teks.
Tindak lanjut: Membuat beberapa lukisan daur biogeokimia (misalnya, daur karbon, nitrogen, air, fosfor, dan belerang) sebagai KTT (kegiatan tugas terstruktur). Mengerjakan soal-soal latihan buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 9.
Bahan Ajar:
Gambar/film video tentang contoh ekosistem dengan komponen biotik dan abiotiknya.
Gambar skema daur biogeokimia.
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Penilaian
Kognitif
Nilai dari pemberian pertanyaan/kuis.
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Jelaskan hubungan antara topografi dengan keadaan suhu dan kelembapan.
Jelaskan jenis interaksi antara spesies berikut, dan sebutkan contohnya.
Protokooperasi
Simbiosis mutualisme
Buatlah contoh jaring-jaring makanan yang terjadi di danau.
Psikomotorik
Unjuk kerja, laporan tertulis hasil observasi ke lingkungan sekitar (misalnya, kebun, kolam halaman sekolah).
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar dan observasi ekosistem di lingkungan sekitar.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator:
Membuat media charta daur biogeokimia (siklus nitrogen/ siklus karbon/ siklus sulfur/siklus fosfor) dari kajian literatur.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Membuat media charta daur biogeokimia
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Kesesuaian materi Model skema daur biogeokimia Perpaduan warna Ketepatan waktu penyelesaian 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui, ……………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
Nomor: 10
Kelas/Semester: X/2
Materi Pembelajaran: Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Alokasi Waktu: 9 × 45 menit
Jumlah Pertemuan: 3 kali
Kompetensi Dasar
Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan.
Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Indikator
Mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran.
Memprediksi dampak negatif dari pencemaran udara di atmosfer terhadap bumi.
Mengemukakan penanganan berbagai jenis limbah (cair, gas, padat, B3).
Memproduksi daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Tujuan Pembelajaran
Afektif
Siswa dapat mengubah perilaku untuk menjaga dan menyayangi lingkungan hidup sebagai manivestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
Siswa dapat menunjukkan sikap kepekaan dan kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup.
Kognitif
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran.
Siswa dapat memprediksi dampak negatif dari pencemaran udara di atmosfer terhadap bumi.
Siswa dapat mengemukakan penanganan berbagai jenis limbah (cair, gas, padat, B3).
Psikomotorik
Siswa dapat memproduksi daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Materi Pembelajaran
Materi Fakta: Banyak ekosistem terutama yang padat penduduknya, telah mengalami perubahan keseimbangan lingkungan yang disebabkan oleh faktor buatan manusia seperti pencemaran.
Pencemaran Limbah Industri di Citarum semakin Parah
Sampah di Sungai Citarum, Jawa Barat
Republika.co.id, Bandung, 29/6/2012. Lagi, persoalan limbah industri tekstil pada sungai Citarum mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Limbah industri yang langsung dibuang ke aliran sungai tanpa proses instalasi pengolahan limbah mengancam puluhan hektar sawah, penyakit kulit, hingga penurunan kuantitas listrik pada waduk sepanjang sungai Citarum. Pencemaran itu terjadi di kawasan dekat hulu Citarum, di kampung Balekambang, Majalaya, Kabupaten Bandung. Sejumlah warga mengaku pasrah terhadap pencemaran pabrik tekstil di sekitar kawasan tersebut.Sejumlah petani di Balekambang, Majalaya, Kabupaten Bandung, mengaku mengalami kondisi terparah dari pencemaran limbah tujuh pabrik di sekitar kawasan Balekambang. "Banyak pipa-pipa saluran limbah yang bocor ke areal sawah, tak jarang banyak padi yang rusak," ujar Ojang (60 tahun), warga Balekambang. Air sumur juga kotor mengakibatkan penyakit gatal dan diare.
Sumber: http://www.republika.co.id
Pencemaran Limbah Industri di Citarum semakin Parah
Sampah di Sungai Citarum, Jawa Barat
Republika.co.id, Bandung, 29/6/2012. Lagi, persoalan limbah industri tekstil pada sungai Citarum mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Limbah industri yang langsung dibuang ke aliran sungai tanpa proses instalasi pengolahan limbah mengancam puluhan hektar sawah, penyakit kulit, hingga penurunan kuantitas listrik pada waduk sepanjang sungai Citarum. Pencemaran itu terjadi di kawasan dekat hulu Citarum, di kampung Balekambang, Majalaya, Kabupaten Bandung. Sejumlah warga mengaku pasrah terhadap pencemaran pabrik tekstil di sekitar kawasan tersebut.Sejumlah petani di Balekambang, Majalaya, Kabupaten Bandung, mengaku mengalami kondisi terparah dari pencemaran limbah tujuh pabrik di sekitar kawasan Balekambang. "Banyak pipa-pipa saluran limbah yang bocor ke areal sawah, tak jarang banyak padi yang rusak," ujar Ojang (60 tahun), warga Balekambang. Air sumur juga kotor mengakibatkan penyakit gatal dan diare.
Sumber: http://www.republika.co.id
Materi Konsep:
Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran dibedakan 4 macam: pencemaran udara, air, tanah, dan suara.
Penyebab pencemaran udara: CO, NOX, CFC, O3, gas rumah kaca (H2O, CO2, CH4, NO).
Penyebab pencemaran air: limbah domestik, industri, pertanian, pertambangan.
Penyebab pencemaran tanah: penggunaan insektisida, fungisida, herbisida, DDT, pupuk kimiawi secara berlebihan; limbah sulit terurai, misalnya plastik, kaca, styrofoam, dan kaleng.
Penyebab pencemaran suara: suara dari mesin pabrik, lalu-lalang kendaraan bermotor, pesawat terbang, ledakan mercon.
Penanganan Limbah
Penanganan limbah cair: cubluk, tangki septik konvensional dan biofilter, IPAL.
Penanganan limbah padat: reuse, replacement, refusal, repair, reconstruct, redurability, reduce, recycle, recovery.
Penanganan limbah gas: filter udara, pengendap siklon dan elektrostatik, filter basah.
Penanganan limbah B3: reduksi, pengolahan dengan teknologi, penimbunan, diekspor, penyimpanan dengan persetujuan Bapedal.
Materi Prinsip:
Keseimbangan lingkungan bisa mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor alami maupun faktor buatan manusia.
Materi Praktik:
Daur ulang kertas.
Pembuatan pupuk kompos
Metode Pembelajaran
Diskusi kelas
Diskusi kelompok.
Praktikum
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan keseimbangan lingkungan.
Memotivasi: Guru menyuruh siswa membaca berita dari media massa tentang peristiwa perubahan keseimbangan lingkungan (misalnya, "Peneliti temukan merkuri cemari pantai Banyuwangi").
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis berita dari media massa tentang peristiwa perubahan keseimbangan lingkungan (misalnya, "Peneliti temukan merkuri cemari pantai Banyuwangi").
Siswa secara individu menganalisis isi berita dari media massa tentang peristiwa perubahan keseimbangan lingkungan tersebut.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya.
Eksplorasi: Siswa diminta untuk menjelaskan adanya pencemaran yang terjadi di lingkungan sekitar.
Elaborasi: Diskusi kelompok yang dilanjutkan dengan diskusi kelas tentang penyebab pencemaran udara, air, tanah, suara, beserta dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kehidupan organisme lainnya di bumi. Siswa lainnya menanggapi, bertanya, menjawab pertanyaan antar teman.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang penyebab pencemaran udara, air, tanah, suara, beserta dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kehidupan organisme lainnya di bumi.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang penyebab pencemaran udara, air, tanah, suara, beserta dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kehidupan organisme lainnya di bumi.
Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan penyebab pencemaran udara, air, tanah, suara, beserta dampaknya terhadap kesehatan manusia dan kehidupan organisme lainnya di bumi.
Tindak lanjut: Penugasan mengerjakan soal-soal latihan (uji kompetensi) dari buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Cara mencegah pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-kiat hemat energi.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa, bagaimana cara mengatasi tumpukan sampah yang semakin banyak.
Memotivasi: Menayangkan gambar/film video tentang peristiwa banjir di kota (misalnya Jakarta) akibat aliran sungai tertutup sampah.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/film video tentang peristiwa banjir di kota (misalnya Jakarta) akibat aliran sungai tertutup sampah.
Siswa secara individu menganalisis gambar/film video tentang peristiwa banjir di kota (misalnya Jakarta) akibat aliran sungai tertutup sampah.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Eksplorasi: Siswa mengemukakan cara-cara mengatasi sampah di rumah dan lingkungan sekitarnya, berdasarkan pengalamannya (mungkin dengan cara dibakar, ditimbun, dibuang ke sungai, atau dimanfaatkan kembali).
Elaborasi: Diskusi kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi kelas tentang cara mencegah pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-kiat hemat energi. Siswa lainnya menanggapi, bertanya, menjawab pertanyaan antar teman.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat tentang cara mencegah pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-kiat hemat energi.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang cara mencegah pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-kiat hemat energi.
Refleksi: memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan cara mencegah pencemaran dan menangani limbah cair, padat, B3, serta kiat-kiat hemat energi.
Tindak lanjut: Penugasan KMTT (kegiatan mandiri tidak terstruktur) yaitu proyek melakukan suatu kegiatan kelompok peduli lingkungan di suatu daerah.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktik daur ulang kertas dan pembuatan pupuk kompos.
Pertemuan ke-3
Pendahuluan (20 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang cara memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan/didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna.
Memotivasi: Menunjukkan beberapa produk reuse (pemanfatan barang bekas).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (100 menit)
Guru mengajak murid untuk mengamati beberapa produk reuse (pemanfaatan barang bekas).
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu.
Eksplorasi: Siswa mengemukakan ide-ide pemanfaatan sampah/barang bekas berdasarkan pengalamannya, atau informasi dari majalah dan internet.
Elaborasi: Guru menjelaskan/mendemontrasikan cara-cara membuat daur ulang kertas dan pupuk kompos. Siswa dibimbing guru untuk praktik membuat daur ulang kertas dan pupuk kompos.
Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya hal-hal yang kurang dimengerti berkaitan dengan proses daur ulang kertas dan pembuatan pupuk kompos.
Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pembuatan daur ulang kertas dan pupuk kompos.
Guru menjelaskan proses/reaksi terbentuknya pupuk kompos.
Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa.
Penutup (15 menit)
Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang cara-cara membuat daur ulang kertas dan pupuk kompos.
Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan cara-cara membuat daur ulang kertas dan pupuk kompos.
Tindak lanjut: KTT (kegiatan tugas terstruktur) yaitu melakukan kegiatan reuse (pemanfaatan kembali) barang-barang bekas yang tidak terpakai menjadi barang yang berguna.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Latihan ulangan semester 2.
Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas X, Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 10.
Bahan Ajar:
Bahan daur ulang kertas, misalnya kertas bekas/koran, pewarna, lem kayu/lem kanji.
Bahan pembuatan pupuk kompos, misalnya daun-daun, starter bakteri pengurai sampah.
Alat:
Komputer/LCD, VCD/CD player, fasilitas internet ( modem).
Peralatan praktik daur ulang kertas, misalnya blender, baskom/kontainer plastik, screen, rakel.
Alat untuk membuat pupuk kompos, misalnya mesin penggiling daun, sekop, ember plastik, komposter.
Alat untuk praktik reuse barang bekas, misalnya gunting dan pisau.
Penilaian
Kognitif
Nilai dari pemberian pertanyaan/kuis.
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Contoh soal:
Apakah yang Anda lakukan terhadap limbah padat atau sampah berupa batok kelapa, gelas plastik bekas, kaleng-kaleng, dan ampas kelapa.
Bagaimanakah mekanisme terjadinya efek rumah kaca?
Jumlah persediaan air bersih terutama di daerah perkotaan semakin berkurang. Bagaimanakah cara Anda berpartisipasi dalam upaya penghematan air bersih?
Psikomotorik
Unjuk kerja dan produk dari daur ulang kertas dan pembuatan pupuk kompos.
Laporan tertulis dilengkapi dengan foto-foto kegiatan proyek peduli lingkungan terhadap pencemaran di suatu daerah.
Afektif
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di kelas dan praktik di luar kelas (daur ulang kertas dan pembuatan pupuk kompos).
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK
Indikator:
Memproduksi daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Aspek penilaian: Psikomotorik
Judul kegiatan: Daur Ulang Kertas dan Pembuatan Pupuk Kompos
Tanggal Penilaian:
Kelas:
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
Persiapan alat dan bahan Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Kontribusi dalam teman kelompok Produk Laporan tertulis praktikum 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui, ……………..., … Juli 2014
Kepala SMA/MA…………... Guru Mata Pelajaran Biologi,
...................................... ............................................
NIP................................ NIP.....................................
--------------------
Terimakasih telah membaca RPP BIOLOGI SMA MA KELAS X JILID 1. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat
0 komentar: