September 21, 2016

Sistem Manajemen Basis Data Gambaran File Datar Versus Pendekatan Basis Data

Judul: Sistem Manajemen Basis Data Gambaran File Datar Versus Pendekatan Basis Data
Penulis: Fahriansyah Ai


Sistem Manajemen Basis Data
Gambaran File Datar Versus Pendekatan Basis Data
Pendekatan file datar dalam manajemen data. Dalam lingkungan ini, para pengguna memilliki file data mereka. Kepemilikan eksklusif terhadap data ini merupakan konsekuensi alami dari dua masalah yang berkaitan dengan era sistem warisan. Jadi, data yang sama tetapi digunakan dengan cara yang agak berbeda oleh para pengguna yang berbeda, harus distruktur ulang dan diproduksi ulang secara fisik di dalam file-file yang berbeda. Dengan kata lain, isi dari file-file tersebut diwakili secara konseptual dengan huruf-huruf. Setiap huruf mewakili menunjukan satu atribut data, satu record, atau seluruh file.
Data Storage
Bab 1 menunjukkan bahwa sistem informasi yang efisien menangkap dan menyimpan data hanya sekali dan membuat sumber tunggal ini tersedia untuk semua pengguna yang membutuhkannya. Hal ini tidak dimungkinkan dalam lingkungan file datar. Untuk memenuhi kebutuhan data pribadi pengguna, organisasi harus menanggung biaya dari kedua koleksi multipe dan beberapa prosedur penyimpanan. memang, beberapa daya yang umum digunakan dapat diduplikasi puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan kali, menciptakan biaya penyimpanan yang berlebihan.
Data Updating
Organisasi memiliki banyak disimpan pada master file file referensi yang membutuhkan update secara berkala untuk mencerminkan perubahan operasional dan ekonomi. Misalnya, perubahan nama pelanggan atau alamat harus tercermin dalam file induk yang sesuai. Bagian dari informasi ini mungkin penting untuk beberapa départemen pengguna dalam organisasi, seperti penjualan, penagihan, kredit, layanan pelanggan, promosi penjualan, dan katalog penjualan.
Currency of Information
berbeda dengan masalah melakukan beberapa update adalah masalah gagal memperbarui file dari semua pengguna yang terkena dampak perubahan. Jika pesan-pesan pembaruan tidak disebarluaskan dengan benar, maka beberapa pengguna tidak dapat merekam perubahan dan akan melakukan tugas mereka dan membuat keputusan berdasarkan data lampau.

Task-Data Dependency
Program 1Program 2Program 3A,B,CX,B,YL,B,MUser 2TransactionsUser 1TransactionsUser 3TransactionsData
Ini akan memakan waktu, menghambat pengguna pertama kinerja, menambah redundansi data, dan mendorong biaya pengelolaan data yang lebih tinggi.

The Database Approach
Perubahan yang paling jelas dari model flat-file adalah penyatuan data ke database umum yang bisa diakses oleh semua pengguna.
Program 1Program 2Program 3User 2TransactionsUser 1TransactionsUser 3TransactionsDatabaseDBMSA,B,C,X,Y,L,M

Penyelesaian Masalah Flat-File
Pengguna data secara bersama-sama (tidak adanya kepemikian data) merupakan konsep utama dari pendekatan basis data. Masalah-masalah yang terjadi dapat diatasi dan diselesaikan, yaitu:
Tidak ada redundansi data
Setiap elemen data disimpan hanya sekali sehingga menghilangkan redundansi data dan mengurangi biaya penyimpanan data.
Satu kali pembaruan data
Karena setiap elemen data hanya terdapat pada sutu tempat, dibutuhkan hanya satu kali pembaruan data. Ini tentu mengurangi waktu dan biaya untuk menjaga kekinian data.
Nilai kekinian data
Perubahan terhadap basis data yang dilakukan oleh seorang pengguna akan berlaku bagi semua pengguna. Misalnya, jika pengguna satu mencatat perubahan alamat seorang pelanggan, pengguna tiga akan segera mendapatkan perubahan ini.
Interpendensi tugas data
Pengguna memiliki akses sepenuhnya ke data yang ada diperusahaan. Kebutuhan informasi seorang pengguna bisa meluas diluar wilayah langsunf pekerjaannya, namun kebutuhan ini dapat dengan segera dipenuhi dengan pendekatan file datar. Para pengguna hanya dibatasi oleh keterbatasan data yang disediakan oleh organisasi (seluruh basis data) dan legitimasi yang diperlukan untuk mengakses data tersebut.
Mengontrol Akses ke Database
Pendekatan database menempatkan semua butir informasi perusahaan dalam satu tempat. Oleh karena itu penting sekali untuk menjaga tempat itu.
Tiga Model Konseptual      
Pendekatan basis data tidak diwakili oleh arsitektur tunggal model basis data awal berbeda dengan model basis data modern karena basis data awal dari file data tradisional. Pendekatan basis data yang paling umum digunakan oleh sistem informasi bisnis adalah model hierarki, model jaringan, dan model relasional karena menyerupai konseptual tertentu, basis data hierarki dan jaringan disebut model navigasional atau terstruktur.
Cara data diatur dalam sistem basis data awal ini mendorong para pengguna untuk menjelajahi diantara elemen-elemen data dengan menggunakan jalur-jalur yang sudah terstruktur. Model relasional jauh lebih fleksibel karena memungkinkan para penggunanya menciptakan jalur yang baru dan unik melalui basis data untuk memecahkan masalah-masalah bisnis yang lebih luas cakupannya.
Elemen Lingkungan Basis Data
Pengguna
Pengguna (user) mengakses basis data dalam dua cara:
Akses basis data dapat dicapai melalui program-program pengguna yang disiapkan oleh professional sistem.
Akses basis data melalui permintaan langsung, yang tidak memerlukan program-program formal dari pengguna.
Sistem Manajemen Basis Data
Setiap model DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yang berbeda, tetapi ada beberapa ciri yang umum diantaranya:
Pengembangan program. DBMS berisi peranti lunak pengembangan aplikasi, baik pengembangan maupun pengguna akhir dapat menggunakan fitur ini guna menciptakan aplikasi untuk mengakses basis data.
Cadangan dan pemulihan. DBMS secara berkala membuat file-file cadangan untuk basis data fisik. Jika terjadi kerusakan (kegagalan disket, kesalahan program, atau tindak kejahatan) yang menyebabkan basis data tidak dapat digunakan, DBMS dapat pulih ke versi sebelumnya yang dianggap benar.
Penggunaan basis data untuk pelaporan. Fitur ini mencatat data statistik tentang data yang sedang digunakan, siapa yang menggunakannya.
Akses basis data. Fitur yang paling penting dari DBMS adalah memungkinkan pengguna yang memiliki otorisasi untuk mengakses basis data.
Bahasa Definisi Data
Bahasa definisi data (DDL) adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendefinisikan basis data fisik ke DBMS. Terdapat tiga tingkat, yang disebut tampilan (view) dalam definisi ini, yaitu:
Sudut Pandang Internal. Sudut pandang internal (internal view) menyajikan pengaturan record secara fisik dalam database. Ini merupakan penyajian tingkat paling rendah, di mana satu langkah dipindahkan dari database fisik. Sudut pandang internal ini menjelaskan struktur record, hubungan di antara mereka, dan pengaturan fisik serta urutan record dalam satu file. Hanya terdapat satu sudut pandang internal terhadap database.
Sudut Pandang Konseptual (Skema). Sudut pandang konseptual atau skema menyajikan database secara logika dan secara abstrak, bukan bagaimana database itu secara fisik disimpan. Sudut pandang ini memungkinkan program-program pemakai untuk memanggil data tanpa mengetahui atau tanpa perlu menspesifikasi bagaimana data-data itu diatur atau kapan mereka disimpan dalam database fisik. Hanya ada satu sudut pandang konseptual untuk sebuah database.
Sudut Pandang Pemakai (Subskema). Sudut pandang pemakai (user view) mendefinisikan bagaimana seorang pemakai tertentu melihat database. Ini adalah bagian dari database di mana seorang pemakai individual memiliki otorisasi untuk mengaksesnya. Bagi pemakai, sudut pandang pemakai adalah database. Tidak seperti sudut pandang internal dan konseptual, terdapat banyak sudut pandang pemakai yang berbeda. Misalnya, seorang pemakai dalam departemen personalia mungkin melihat database sebagai sebuah kumpulan record karyawan dan tidak terlalu melihat pada record pemasok atau persediaan yang digunakan oleh pemakai di departemen kontrol persediaan.
Operasi DBMS. Untuk menggambarkan peran-peran sudut pandang ini, mari kita lihat urutan peristiwa tipikal yang terjadi dalam mengakses melalui DBMS. Penjelasan berikut ini sifatnya hipotetis, dan rincian teknis tertentu dihilangkan.
Program yang digunakan pemakai mengirimkan permintaan (memanggil) untuk data yang terdapat dalam DBMS. Panggilan ini tertulis dalam bahasa manipulasi data khusus yang melekat dalam program pemakai tersebut.
DBMS menganalisis permintaan itu dengan mencocokkan elemen-elemen data yang dipanggil dengan sudut pandang pemakai dan sudut pandang konseptual. Jika permintaan data itu cocok, akan diotorisasi dan langkah pemrosesan maju ke Langkah 3. Jika tidak cocok dengan sudut pandang ini, akses data itu ditolak.
DBMS menentukan parameter-parameter struktur data dari sudut pandang internal dan mengirimkan mereka ke sistem operasi, yang melakukan pengambilan data aktual. Parameter struktur data tersebut menjelaskan organisasi dan metode akses sebuah program utilitas sistem operasi, untuk mengambil data yang diminta.
Dengan menggunakan metode akses yang tepat, sistem operasi berinteraksi dengan peralatan penyimpanan disket untuk mengambil data dari database fisik.
Sistem operasi kemudian menyimpan data itu dalam main memory buffer area (sebuah wilayah buffer memori utama yang dikelola oleh DBMS).
DBMS mentransfer data tersebut ke lokasi kerja pemakai yang terdapat dalam memori utama. Pada titik ini, program pemakai bebas mengakses dan memanipulasi data.
Ketika pemrosesan selesai, Langkah 4, 5, dan 6, dibalik untuk menyimpan kembali data yang sudah diproses ke database .

Bahasa Manipulasi Data
Bahasa manipulasi data (DML) adalah bahasa pemrograman kepemilikan yang digunakan oleh DBMS tertentu untuk mengambil, memproses, dan menyimpan data. Keseluruhan program data dapat ditulis dalam DML atau, dengan cara lain, perintah-perintah dari DML terpilih dapat disisipkan ke dalam program-program yang tertulis dengan bahasa universal, seperti PL/1, COBOL, dan FORTRAN, Menyisipkan perintah-perintah DML membuat program-program standar mampu, yang pada awalnya ditulis untuk lingkungan flat-file, diubah dengan mudahnya ke pekerjaan dalam sebuah lingkungan database.
Bahasa Permintaan Data
Bahasa permintaan data merupakan bahasa generasi keempat dan bahasa nonprosedural dengan banyak perintah yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengambil, dan memodifikasi data dengan mudah.
Administrator Database
Administrator database bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya basis data. Fungsi-fungsi administrator basis data: mendefinisikan pola struktur database, mendefinisikan struktur penyimpanan dan metode akses, mampu memodifikasi pola dan organisasi fisik, memberi kekuasaan pada user untuk mengakses data, menspesifikasikan keharusan integritas data.
Interaksi Organisasional DBA
Ketika kebutuhan informasi meningkat, para pengguna mengirimkan permintaan formal untuk aplikasi komputer kepada para profesional sistem (pemrogram) organisasi. Permintaan ini ditangani melalui prosedur pengembangan sistem formal, yang menghasilkan aplikasi terprogram. Permintaan pemakai juga ke DBA, yang mengevaluasinya untuk menentukan kebutuhan database pemakai
Kamus Data
Salah satu komponen kunci dari DBMS adalah kamus data, yang mencakup informasi mengenai struktur database. Kamus data menjelaskan setiap elemen data yang terdapat dalam basis data. Fungsi ini memungkinkan semua pengguna (pemrogram) untuk berbagi tampilan yang sama terdapat sumber daya data sehingga sangat membantu dalam menganalisis kebutuhan pengguna.

Basis Data Fisik
Pendekatan ini merupakan tingkat terendah dari basis data. Database tersusun dari titik-titik magnetis pada disket magnetis. Di tingkat fisik, basis data merupakan kumpulan record dan file. Basis data relasional didasarkan pada struktur file berurutan berindeks
Model Database Relasional
E. F. Codd yang pertama kali mengajukan prinsip-prinsip model relasional di akhir tahun 1960-an. Model formal ini didasarkan pada aljabar relasional dan serangkaian teori, yang menjadi basis teoritis bagi sebagian besar operasi manipulasi data. Model relasional menampilkan data dalam bentuk tabel dua-dimensi.
Konsep Database Relasional

Akuntan dan Normalisasi Data
Normalisasi database merupakan sebuah masalah teknis yang biasanya menjadi tanggung jawab seorang ahli atau profesional sistem. Namun demikian, normalisasi database memiliki implikasi untuk kontrol internal yang menjadi perhatian akuntan juga. Misalnya, anomali pembaruan data dapat menimbulkan konflik di antara nilai-nilai database dan menghasilkan nilai-nilai database yang usang; anomali sisipan dapat membuat transaksi tertentu tidak tercatat dan menghancurkan jejak audit. Walaupun kebanyakan akuntan tidak akan ertanggung jawab untuk menormalisasikan database organisasi, mereka harus memahami prosesnya dan mampu menentukan apakah tabel itu sudah dinormalisasikan dengan benar.
Merancang Database Relasional
Bagian ini akan menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan sebuah database relasional. Ingatlah bahwa proses ini merupakan bagian dari proses pengembangan sistem yang lebih luas dan melibatkan analisis mendalam tentang kebutuhan pemakai. Jadi, titik berangkatnya adalah hasil kerja awal yang memadai, yang telah mengidentifikasi, dengan rinci, elemen-elemen kunci dari sistem yang sedang dikembangkan. Dengan latar belakang ini, fokus akan di arahkan pada tiga tahap perancangan database: desain database konseptual, desain database logis, dan desain database fisik.
Database dalam Sebuah Lingkungan Distributif
Kebanyakan organisasi modern menggunakan bentuk pemrosesan distributif dan jaringan untuk memproses transaksi mereka. Sebagian perusahaan memproses semua transaksi mereka dengan cara ini. Satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah sistem distributif adalah lokasi database organisasi. Dalam hal ini, pembuat sistem memiliki dua pilihan: database dapat disentralisasikan atau dapat juga didistribusikan. Database distributif memiliki dua kategori: database partisi dan replikasi. Bagian ini akan menjelaskan masalah-masalah, ciri-ciri, dan pertukaran (trade-off) yang harus dievaluasi secara cermat dalam memutuskan bagaimana database akan didistribusikan.
Database Sentral
Di bawah pendekatan database sentral (centralized database approach), pengguna dari jarak jauh mengirimkan permintaan melalui terminal-terminal untuk data yang terdapat di situs sentral, yang memproses permintaan-permintaan dan mengirimkan data kembali ke pengguna. Situs sentral melakukan fungsi-fungsi seorang manajer file yang melayani kebutuhan data dari para pengguna jarak jauh.
Pengunci Database (Database Lockout). Untuk mewujudkan kekinian data, akses simultan ke elemen-elemen data individual dengan banyak situs perlu dicegah. Pemecahan masalah ini adalah dengan menggunakan pengunci database (database lockout), yaitu sebuah perangkat kontrol perangkat lunak (biasanya merupakan salah satu fungsi DBMS) yang mencegah banyak akses secara simultan ke data.

Database Distributif
Database distributif dapat didistribusikan dengan menggunakan teknik partisi atau replikasi (tiruan).
Database Partisi. Pendekatan database partisi membagi database sentral dalam segmen-segmen atau partisi-partisi yang didistribusikan ke para pengguna utama mereka. Keunggulan pendekatan ini adalah:
Kontrol terhadap pengguna ditingkatkan karena data disimpan dalam situs-situs lokal.
Waktu tanggap pemrosesan transaksi diperbaiki dengan mengizinkan lokal mengakses data dan mengurangi volume data yang harus ditransmisi di antara situs.
Database partisi dapat mengurangi potdnsi kehancuran. Dengan menempatkan data di beberapa situs, hilangnya sebuah situs tidak akan menghapus semua data yang diproses oleh organisasi.

Database Replikasi. Pada sebagian organisasi, seluruh database dibuat tiruannya di setiap situs. Database replikasi (tiruan) efektif untuk perusahaan-perusahaan yang tingkat pemakaian ber sama untuk data-datanya tinggi tetapi tidak ada pemakai utama. Karena data yang sama dibuat tiruannya di setiap situs, lalu lintas data di antara situs banyak berkurang.
Kontrol pada Waktu yang Bersamaan (Concurrency Control). Kesamaan database pada waktu yang bersamaan adalah hadirnya data yang lengkap dan akurat di semua situs. Para perancang sistem harus menggunakan metode-metode untuk memastikan bahwa transaksi yang diproses di setiap situs secara akurat dicerminkan dalamdatabase di situs-situs lainnya. Walau problematis, pekerjaan ini memiliki implikasi pada catatan-catatan akuntansi dan harus diperhatikan oleh para akuntan.
Database Distributif dan Akuntan. Keputusan untuk mendistribusikan database adalah keputusan yang harus dipikirkan dengan baik. Ada banyak masalah dan pertukaran yang hams dipertimbangkan. Sebagian pertanyaan-pertanyaan paling dasar antara lain:
Data harus diorganisir secara sentral atau distributif?
Jika yang diinginkan adalah distribusi data, database harus direplikasi atau dipartisi?
Jika direplikasi, database harus direplikasi seluruhnya atau sebagian saja yang direplikasi?
Jika database akan dipartisi, bagaimana segmen-segmen data harus dialokasikan di antara situs?
Pilihan-pilihan pertanyaan ini berdampak pada kemampuan organisasi untuk mempertahankan integritas database.


Download Sistem Manajemen Basis Data Gambaran File Datar Versus Pendekatan Basis Data.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Sistem Manajemen Basis Data Gambaran File Datar Versus Pendekatan Basis Data. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: