Judul: Manajemen Kelas
Penulis: Muhammad Sidiq Nur
Daftar isi
Daftar Isii
Pendahuluan1
Materi yang Dibahas2
Pengertian Manajemen Kelas2
Pengertian Manajemen2
Pengertian Kelas2
Pengertian Manajemen Kelas3
Tujuan dan Fungsi Manajemen Kelas6
Tujuan Manajemen Kelas6
Fungsi Manajemen Kelas7
Aspek Manajemen Kelas8
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas10
Contoh Penerapannya13
Kesimpulan14
Daftar Pustakaii
Pendahuluan
Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman. Karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Guru yang professional salah satu cirinya adalah guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik.
Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, murid dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.
Materi yang Dibahas
Pengertian Manajemen Kelas
Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, manahement diterjemah-kan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2004).
Sejathi menguraikan bahwa, "arti dari manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, ke tatalaksanaan penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan/sasaran yang diinginkan". Dengan begitu, pengelolaan/manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sementara itu, pengertian manajemen menu-rut Terry adalah "suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata". Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Lain halnya menurut Stoner & Freeman, manajemen adalah "suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan".
Dengan demikian, manajemen adalah suatu kegiatan untuk menciptakan dan memertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar di dalamnya mencakup pengaturan orang (siswa) dan fasilitas, yang dikerjakan mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam kelas sampai berakhirnya pembelajaran di dalam kelas.
Pengertian kelas
Pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sementara, kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa. Nawawi memandang kelas dari dua sudut yaitu:
Kelas dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara iru, menurut Hamalik "Kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru". Sedangkan menurut Ahmad (1995:1) "Kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar". Sulaeman (2009) mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.
Menurut Hamiseno (2009) "Kelas adalah ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan". Kelas merupakan taman belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkem-bangnya potensi intelektual dan omosional. Mengingat kelas hendak-nya dimanajemen sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik yaitu:
Rapi,bersih,sehat, tidak lembab,
Cukup cahaya yang meneranginya,
Sirkulasi udara cukup,
Perabot dalam keadaan baik,cukup jumlah dan ditata dengan rapi, dan
Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.
Pengertian Manajemen Kelas
Pengertian manajemen kelas dari beberapa pakar antara lain, Weber.W.A. (1988), mendefenisikan manajemen kelas sebagai ompleks of teaching behavior of teacher efficient instruction" yang mengandung pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid agar dapat belajar dengan baik. Eferstson dan Emmer mendeskripsikan manajemen sebagai "those teacher behavior that produceshigh levels of student infolfoment classroom activities and minimize student behaviors that interfiris with dan pencapaianthe teachers or other students work and efficient use of instructional time (1998). Houston at al (1988), menegaskan bahwa " Without effective mamanagement the learning process student for interfering with instruction", yang mengandung pengertian bahwa tanpa manajemen yang efektif proses belajar mengajar menjadi kacau sehingga guru akan menegur murid-muridnya yang mengganggu proses belajar mengajar.
Johson dan Bany, (1970) menguraikan bahwa manajemen kelas adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif. Sementara Adnan Sulaeman (2009) mendefinisikan manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik. Ahmad Sulaiman, (1995) mendefinisikan manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
Arikunto, (2006) mendefinisikan manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal,sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Muliyasa (2006) mendefinisikan manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran."
Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu (Disari-kan dari Wiford A. Weber, 1986) manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni
Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi).
Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (pendekatan permisif).
Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/resep yang telah di sajikan (pendekatan buku masak).
Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional).
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku).
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosioemosional).
Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial) Arikunto, (2004).
Selaian definisi di atas, definisi manajemen kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
Pengelolaan kelas yang berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam memelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement).
Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Peranan guru ialah mengembangkan
iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).
Tujuan dan Fungsi Manajemen Kelas
Tujuan Manajemen Kelas
Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan sosio-emosional merupakan bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran belajar siswa.
Tujuan pengelolaan Kelas (A.C. Wragg : 25):
Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian orang dewasa.
Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemempuannya.
Indikator Keberhasilan dalam pengelolaan kelas adalah (Alam S:2003):
Terciptanya suasana/ kondisi belajar mengajar yang kondusif (tertib, lancar, berdisiplin dan bergairah).
Terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswan dan antara siswa dengan siswa.
Tujuan manajemen kelas (Dirjen PUOD dan Dirjen Dirjen Dikdasmen:1996):
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemapuan semaksimal mungkin.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesui dengan lingkungan sosiol, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
Membina dan membimbing siswa sesui dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.
Johon W. Santrock (2004) dikutip dari (Mulyadi, 2009:5) berpendapat bahwa manajemen kelas yang efektif bertujuan membantu sisa menghabiskan lebih banayk waktu belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan pembelajaran dan mencegah siswa mengalami promblem akademik dan emosional. Kelas yang dikelola dengan baik tidak hanya akan meningkatkan pembelajaran yang berarti, tetapi juga membantu mencegah berkembangnya problem emosional dan akademik. Kelas yang dikelola dengan baik akan membuat siswa sibuk dengan tugas yang menantang dan akan membuat siswa sibuk dengan tugas yang menantang dan akan memberikan aktivitas dimana siswa menjadi terserap ke dalamnya, termotivasi belajar, memahami aturan dan regulasi yang harus dipatuhi. Dalam kelas seperti itu, kecil kemungkinannya siswa mengalami masalah emosional dan akademik. Sebaliknya kelas yang dikelola dengan buruk, problem emosional dan akademik akan menjadi makin tidak termotivasi secara akademik akan menjadi makin tidak termotivasi. Siswa yang pemalu akan menjadi reklusif dan siswa yang bandel akan makin kurang ajar.
Fungsi Manajemen Kelas
Manajemen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajemen kelas berfungsi.
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
Merencanakan: memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/ teknik yang tepat.
Mengorganisasikan:
Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan
Menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu.
Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhu-bungan dengan keleluasaan melaksanakan tugas.
Memimpin: pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan dan kepribadian yang dapat menjadi suri tauladan.
Mengendalikan: memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesui dengan aktivitas yang direncanakan.
Fungsi manajemen kelas dalam proses belajar mengajar sangat mendasar sekali, karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi:
Mengelola tingkah laku siswa dalam kelas
Menciptakan iklim sosio-emosional
Mengelola proses kelompok
Secara umum, fungsi manajemen kelas ditinjau dari analisis problem adalah:
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas. Artinya aspek manajemen kelas yang dihadirkan bisa membantu tugas guru sebgai pendidik dalam suatu kinerja yang lebih baik lagi.
Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan dengan lancar.
Artinya aspek menejemen kelas bias mengklasifikasi bentuk-bentuk tugas tertentu.
Fungsi tersebut dapat dijabarkan beberapa tugas yang harus dilakukan guru dalam kegiatan menejemen kelas yaitu :Membantu kelompok dalam membagi tugasMembantu pembentukan kelompokMembantu kerja sama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasiMembantu individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelasMembantu prosedur kerjaMengubah kondisi kelasSehingga dapat disimpulkan manajemen kelas pada akhirnya menunjukkan pada pengaturan siswa.
Aspek Manajemen Kelas
Manajemen kelas harus dilakukan oleh guru guna memberikan dukungan terhadap keberhasilan belajar anak. Keberhasilan dalam pem-belajaran akan ditentukan oleh seberapa mampu guru dalam menfasilitasi anak dengan kegiatan manajerial terhadap kelas. Keberhasilan manajerial kelas yang dilakukan guru harus melihat beberapa aspek dalam kelas. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen kelas adalah meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif (Maman Rachman:1999) dikutip dari (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia:114).
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dan dikembangkan adalah sebagai berikut:
Mengecek kehadiran siswa
Siswa dilihat keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awam akan memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan
Pekerjaan yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan komentar singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan otivasi atas kerja yang sudah dilakukan.
Pendistribusian bahan dan alat
Apabila ada alat dan bahan belajar yang harus didistribusikan maka secara adil dan proposional setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.
Mengumpulkan informasi dari siswa
Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh dari siswa baik berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan.
Mancatat data
Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa.
Pemeliharaan arsip
Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata dengan rapi dan dipelihara sebagai tanggung jawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.
Menyampaikan materi pelajaran
Tugas utama guru adalah memberikan informasi tentang bahan belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada dalam kelas.
Memberikan tugas
Penugasan adalah proses memberikan tanggungjawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara sendiri.
Menurut Oemar Mark ada 7 aspek yang melalui fungsi berbeda dalam proses belajar mengajar, tetapi merpakan satu kesatuan bulat, yaitu:
Aspek tujuan instruksional
Aspek materi pelajaran
Aspek metode dan strategi pembelajaran
Aspek ketenagaan
Aspek media instruksional
Aspek penilaian
Aspek penunjang fasilitas
Menurut Lois V. Johnson dan May Bany (1970 dalam Sudarwan Danim dan Yunan Danim, 2010) yang mengemukakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas:
Sifat-sifat kelas
Sebagai wahana belajar, kelas memiliki berbagai aneka "varians" yang memengaruhinya, seperti jumlsh siswa, ventilasi, ukuran ruang kelas, kepengapan, kebisingan, teknologi yang tersedia, fasilitas pembelajaraan, hemogenitas, atau heterogenitas siswa di kelas dan yang lainnya.
Pendorong kekuatan kelas
Misalnya kondisi siswa sebagai masukan, iklim interaksi guru dengan siswa, kewibawaan sekolah dan sebagainya.
Memahami situasi kelas
Misalnya, pemahaman tentang lingkungan kelas, sumber daya kels, pencahayaan, kebisingan, dan sebagainya.
Mendiagnosis situasi kelas
Misalnya, kemampuan guru mendiagnosis kemampuan siswa, mempertimbangkan keputusan yang dilematis, dan lain-lain.
Bertindak selektif
Yakni guru tidak gegabah dan pukul rata dalam memberi pertimbangan atau tindakan terhadap siswa
Bertindak kreatif
Yakni guru memberikan peluang kepada siswa untuk membuat keputusan sendiri, mencari teroboasan baru dalam disiplin kelas dan lain-lain.
Untuk memperbaiki kondisi kelas
Misalnya, melakukan penyempurnaan atas tat kelas, disiplin kelas, sistem pembelajaran dan lain-lain.
Faktor yang Memengaruhi Manajemen Kelas
Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain:
Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas belajar dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Kondisi fisik yang dimaksudkan meliputi:
Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.
Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa.
Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah aset penting untuk terciptanya susasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penciptaan lingkungan fisik tempat belajar adalah kebersihan dan kerapihan. Seyogyanya guru dan siswa turut aktif dalam membuat keputusan mengenai tata ruang, dekorasi dan sebagainya (Tim Dosen Administrasi Pendidiksan Universitas Pendidikan Indonesia:112).
Perlengakapan sekolah juga menjadi faktor didalam manajamen kelas, secara garis besar, ada dua jenis perlengakapan disekolah , yaitu sarana dan prasarana sekolah. Sarana sekolah adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana sekolah adalah semua kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah (Ibrahim Bafadal, 2004:24). Dengan sarana dan prasarana yang lengkap akan sangat menunjang dalam keerhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas.
Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional itu meliputi:
Tipe Kepimimpinan
Suara guru
Pembinaan Hubungan baik (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia:113).
Yang memiliki peran penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar adalah seorang guru, bagaimana seorang guru mampu mengendalikan sosio-emosionalnya dengan baik. Dikarenakan seorang guru adalah sebagai demonstrator, guru sebagai pengolah kelas, guru sebagai motivator dan fasilitator, guru juga sebagai evaluator (Moh. Uzer Usman, 2007:9-11)
Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik, kegiatan rutinitas tersebut antara lain :
Pergantian Pengajaran
Guru berhalangan hadir
Masalah antar siswa
Upacara bendera
Kegiatan lain
Faktor Situasi
Yang dimaksud situasi disini adalah suasana belajar. Termasuk dalam pengertian ini adalah suasana yang berkaitan dengan peserta didik, seperti; kelelahan dan semangat belajar. Juga keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas-kelas pengajaran yang berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggu karena penggunaan suatu metode (Ahmad Rohani, 2004:120).
Didalam faktor situasi, iklim kelas juga sangat berpengaruh yang mana iklim kelas dipahami sebagai segala sesuatu yang muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antar peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar mengajar. Situasi disini dapat dirinci menjadi beberapa skala yang dikemukakan beberapa ahli dengan istilah kekompakan, kepuasan, kecepatan, formalitas, kesulitan, dan demokrasi (Hadiyanto, 2004:153-154).
Contoh Penerapannya
Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat kenakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
Teknik yang keras. Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam kelas.
Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. Bila kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan pengajarannya. Untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur. Kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apabila guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. Masalah yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
Mengadakan analisis. Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.
Mengadakan perubahan kegiatan. Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, "harap tenang". Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memper-hatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
Kesimpulan
Manajemen Kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, menyenangkan, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan tenang. Memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin dan membentuk perilaku berbudaya dan berakhlak mulia.
Keberhasilan guru mengajar di kelas tidak cukup bila hanya berbekal pada pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak didik. Disamping itu guru harus menguasai kiat manajemen kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Daftar Pustaka
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004).
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).
Terimakasih telah membaca Manajemen Kelas. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat
0 komentar: