Judul: MAKALAH MANAJEMEN AKUAKULTUR TAWAR
Penulis: Saiphul Spdn
MAKALAH MANAJEMEN AKUAKULTUR TAWAR
"KERAMBA JARING APUNG / FLOATING NET"
OLEH:
MARI MAKKALO L221 12 272
SAIFUL SARUDDIN L221 12 2
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tentunya makalah ini tidak dapat kami selesaikan tanpa bantuan dari orang lain, maka dengan itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Sebagai manusia biasa tentunya dalam menyusun makalah ini masih sangat banyak kekurangan dan kesalahan maka dari itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun dari segi isinya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi kita semua, utamanya bagi kami selaku penyusun makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritikan maupun saran dan masukan yang sifatnya membangun dan memperbaiki makalah ini.
Makassar, 18 februari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia ( the largest archipelagic country in the world) dengan wilayah laut yang sangat besar (5,8 juta km2), dan perairan umum/tawar kurang lebih 54 juta ha yang terdiri dari sungai, waduk, danau, rawa-rawa, dan genangan air lainnya. Potensi perikanan Indonesia baik laut maupun tawar di perkirakan mencapai 65 juta ton/tahun yang nilainya mencapai 82.064 juta dolar AS. Dengan potensi yang begitu besar, sumber daya perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan bagi pembangunan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Ini berarti bahwa potensi produksi dan pengembangan usaha perikanan masih sangat besar terutama untuk budidaya perairan(aquakultur), usaha pengelolahan, dan industri bioteknologi kelautan dan perikanan. Sektor perikanan mampu menjadi andalan perekonomian nasional suatu bangsa. Dan itu bisa terjadi melalui kerja keras, profesional, dan bijaksana terhadap sektor tersebut. Komsumsi ikan merupakan salah satu faktor yang dapat menjadikan sektor ini sebagai andalan.
Potensi lahan yang luas dapat dikembangkan dengan berbagai komoditas budidaya sebagai suatu usaha yang prospektif. Pada perairan umum dapat digunakan usaha budiaya ikan pada kolam, keramba, keramba jaring apung ( KJA), sangkar, kolam tadah hujan, mina padi, dan lain-lain.
Rumusan masalah
Defenisi keramba jaring apung
Proses pembuatan keramba jaring apung
Cara pemasangan keramba jaring apung
Proses budidaya ikan di keramba jaring apung
Kelebihan dan kekurangan keramba jaring apung
Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami budidaya ikan dengan keramba jaring apung
Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari keramba jaring apung.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Keramba Jaring Apung
Keramba jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang cukup ideal, yang ditempatkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan laut. Keramba jaring apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan budidaya perairan sistem intensif. Prinsipnya semua jenis ikan laut dan ikan air tawar dapat dipelihara pada kerambah jaring apung.
Proses Pembuatan Keramba Jaring Apung
Kerangka
Kerangka (bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi bahan anti karat (cat besi). Memilih bahan untuk kerangka, sebaiknya disesuai-kan dengan ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai ekonomis dari bahan tersebut. Kayu atau bambu secara ekonomis memang lebih murah dibandingkan dengan besi anti karat, tetapi jika dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 1,5–2 tahun. Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi kembali. Jika akan memakai besi anti karat sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/ angka waktu pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 4–5 tahun. Pada umumnya petani ikan di jaring terapung menggunakan bamboo sebagai bahan utama pembuatan kerangka, karena selain harganya relatif murah juga ketersediaannya di lokasi budidaya sangat banyak. Bambu yang digunakan untuk kerangka sebaiknya mempunyai garis tengah 5 – 7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara 3 – 5 cm. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tali. Ada juga jenis bambu gombong yang mempunyai diameter 12 -15 cm tetapi jenis bambu ini kurang baik digunakan untuk kerangka karena cepat lapuk. Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5 X 5 meter sampai 10 X 10 meter. Petani ikan jaring terapung di perairan cirata pada umumnya menggunakan kerangka dari bambu dengan ukuran 7 X 7 meter. Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat tidak hanya satu petak/kantong tetapi satu unit. Satu unit jaring terapung terdiri dari empat buah petak/kantong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3
Pelampung
Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring terapung. Bahan yang digunakan sebagai pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang berkapasitas 200 liter, busa plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
tabel 1
3. Pengikat
Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring. Jika akan menggunakan pelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung yang akan digunakan disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang akan dibuat. Jaring terapung berukuran 7 X 7 meter, dalam satu unit jaring terapung membutuhkan pelampung antara 33 – 35 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.
Gambar 4
Gambar 5
4. Jangkar
Jangkar berfungsi sebagai penahan jarring terapung agar rakit jaring terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar terbuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/tali jangkar yang terbuat dari tambang plastic yang berdiameter sekitar 10 mm – 15 mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/kantong adalah sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka jaring terapung. Berat jangkar berkisar antara 50 – 75 kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.
5. Jaring
Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan.
6. Gudang dan Ruang Kerja
Bangunan gudang/ruang jaga dan ruang kerja atau peralatan ibangun di atas rakit dengan jumlah pelampung lebih banyak. Kebutuhan akan gudang dan ruang kerja terasa jika usaha budidaya terdiri atas beberapa buah keramba. Gudang digunakan untuk menyimpan stok pakan dan peralatan budidaya. Gudang dapat juga digunakan sebagai ruang jaga sehingga bangunan gudang tidak perlu luas mengingat daya apung rakit terbatas. Runag kerja atau peralata kerja digunakan terutama pada waktu panen. Bangunan gudang, ruang jaga, dan ruang kerja dibuat dengan bahan yang ringan, seperti papan lapis dan seng. Bangunan bersatu dengan ukuran 3x3 m engan pembagian luas gudang 1x2 m2, ruang jaga 2x2 m2, dan peralatan 1x3 m2. Gudang, ruang jaga, dan peralat kerja berada dalam satu atap. Rakit bangunan bersatu dengan rakit untuk pemeliharaan biota budidaya. Akan tetapi, rakit bangunan ditempatkan di bagian hilir sehingga aktivitasyang berlangsung di tempat tersebut tidak mengganggu ketenangan biota budidaya. Gudang ini berfungsi juga sebagai dermaga.
Cara pemasangan Keramba Jaring Apung
Jika rakit budidaya sudah dipasangi pelampung, berarti rakit sudah siap di ceburkan ke perairan untuk diletakkan pada posisi yang di tentukan. Untuk membawa rakit ini ke lokasi, dapat dilakukan dengan cara menaikinya dan langsung mendayungkannya atau dengan menggunakan perahu motor untuk menaikinya.
Sesampai di lokasi, keempat sudut rakit diikatdengan tambang yang dihubungkan dengan jangkar. Panjang tambang untuk jangkar sebaiknya antara 1,5-3 kali kedalaman perairan, misalnya, dengan kedalaman perairan 4 m, maka panjang jangkar masing-masing antara 6-12 m.
Apabilah pemasangan jangkar telah selesai dan rakit telah berada pada posisinya, selanjutnya dilakukan pemasangan keramba/kantong jaring. Caranya dengan mengaitkan tali ris setiap sudut atas kantong jaring dengan bagian sudut rakit. Untuk memperkuat kedudukan kantong jaring ini, kita membuat beberapa ikatan lagi diantara tali ris bagian atas dan sisi rakit.
Agar keramba/katong jaring dapat merenggang sesuai dengan bentuk yang diinginkan, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Menarik setiap sudut keramba,
Memasang pipa besi di dasar keramba, dan
Memasang pemberat pada setiap sudut keramba.
Cara untuk menarik setiap sudut keramba jaring dilakukan dengan meletakkan tiang di setiap sudut rakit, kemudian dimasukkan cicin di kedua ujung tiang. Cara merenggangkannya, yaitu masukkan tali ris yang ada di setiap sudut keramba jaring ke dalam cincin pada tiang, kemudian talinya ditarik.
Untuk cara memasang pipa besi di dasar keramba jaring dilakukan dengan menggunakan pipa besi yang panjangnya disesuaikan dengan keramba jaring. Pipa dirangkai berbentuk bujur sangkar atau sesuia ukuran keramba dan diletakkan di dasar keramba dengan cara diikatkan pada tali ris bagian bawah.
Sedangkan untuk merenggangkan keramba, yakni dengan memasang pemberat pada setiap sudut keramba jaring bagian dasar dengan dipasangi sebuah pemberat. Besar kecilny pemberat disesuaikan dengan ukuran keramba jaring. Untuk setiap keramba jaring, paling tidak dipasangi empat buah pemberat. Cara perenggangan keramba jaring yang terakhir ini merupakan cara yang sering diterapkan ikan, terutama pada perairan yang dalam.
Poses Budidaya Ikan Di Keramba Jaring Apung
Teknis budidaya
KJA menggunakan sistem double layer (jaring ganda) artinya pada satu luasan kolam terdapat 2 atau lebih jaring untuk jenis ikan yang berbeda tetapi saling mendukung. dalam hal ini kami menggunakan ikan mas sebagai produk utama yang di kembankan di jaring bagian atas, sedangkan jaring kolor (jaring bagian bawah) di pelihara ikan nila, bisa juga ikan patin/jambal dan bahkan bisa gabungan keduanya nila dan patin. Pemilihan ikan nila sebagai produk sekunder adalah karena tidak memerlukan pakan khusus, ikan nila bisa mencapai pertumbuhan cukup baik dengan hanya memakan sisa – sisa pakan yang tidak termanfaatkan/ tidak terkonsumsi dari ikan ikan mas yang ada di atasnya, selain itu ikan nila dapat memakan lumut lumut yang ada di jaring, dua keuntungan sekaligus yaitu membersihkan jaring dan meningkatkan hasil. Umumnya ikan mas ditanam pada jaring ukuran 7 X 7 m dengan padat tebar 8.000 – 10.000 ekor, diberi pakan pelet 4-5 kali perhari. Biasanya untuk mencapai ukuran konsumsi masa tanam sekitar 2,5 – 3 bulan tergantung ukuran ikan yang di kehendaki.
Berbeda dengan ikan nila yang di tanam di jaring kolor dengan ukuran 14 X 14 m dengan masa tanam 6-7 bulan. ikan nla tidak di beri prlakuan pakan khusus, hanya saja terkadang suka di beri tambahan pakan yang berasal dari bahan bahan / limbah pertanian lokal seperti singkong, mie ataupun roti.
Selain ikan nila, jaring kolor juga dapat di gunakan untuk ikan patin, sama seperti nila, patin juga tidak memerlukan perlakuan pakan khusus, kecuali jika ingin mempercepat masa panen. sebab patin termasuk lambat pertumbuhannya jika tidak di beri pakan khusus, satu masa tanam bisa mencapai 12 bulan. Ada teknik khusus untuk mensiasati hal itu sebenarnya, yaitu dengan menggabungkan ikan nila dan patin dalam satu jaring kolor. jadi dalam satu tahun bisa panen tiga kali ikan mas, dua kali ikan nila dan satu kali ikan patin, tanpa ada penambahan biaya yang terlalu signifikan.
Teknis Panen
KJA menggunakan jaring jadi panennya tidak terlalu sulit tinggal angkat, tarik, dan gulung, pertama jaring di angkat dengan menggunakan gombong (bambu panjang yang besar dan kuat), gombong di masukkan / di letakkan di bawah jaring yang akan di panen lalu di tarik kepermukaan setelah itu didorong/digeser ke sisi dimana ikan kelak akan di timbang dan di packing. Setelah di gorok (istilah untuk prosesi tadi) dilakukan penyortiran ikan, penyortiran ini di perlukan untuk memisahkan ikan berdasarkan ukuran, sehingga akan memudahkan pada saat packing nantinya selain itu juga untuk membersihkan dari ikan ikan penggagu bila ada.
Pemilihan ikan, penggorokan jaring dan penyortiran semuanya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari tinggi dan sebelum ikan dikasih makan, hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi kematian pada saat pengangkutan ikan dari kolam ke konsumen.
Penimbangan dan pengepakan ikan kedalam kantong kantong plastik beroksigen (istilahnya di balon) dilakukan pada saat sore atau malam hari, ketika cuaca sudah teduh sehingga ikan tidak mengalami tekanan panas dalam perjalanan.
Kelebihan Dan Kekurangan Budidaya KJA
Kelebihan
Ramah Lingkungan
Sebagian besar komponen utama KJA AquaTec dibuat dari bahan Polyethylene yang belum didaur ulang dengan tambahan bahan Anti-UV. Tidak mengandung bahan yang mencemari lingkungan dan dapat didaur ulang di akhir masa pakainya.
Dapat Dibongkar Pasang
KJA AquaTec terdiri dari komponen-komponen yang dapat dirakit menjadi KJA yang utuh. Dengan demikian, pembudidaya dapat meminimalisasi biaya transportasi KJA menuju lokasi budidaya. Dapat dibongkar kembali di kemudian hari untuk relokasi, ekspansi, maupun pengubahan konfigurasi. Seluruh komponen KJA AquaTec dirakit menggunakan baut Stainless Steel Grade 316 yang tahan karat.
Fleksibel dan Tahan Lama
Dirancang untuk digunakan di laut dan dapat digunakan pula di air payau, air tawar (waduk, danau), dan sungai. KJA AquaTec memiliki daya apung yang besar serta dapat digunakan lebih dari 20 tahun.
Sistem yang Terintegrasi
Memiliki tempat berpijak anti slip, kaitan net, tempat untuk mengikatkan tali jangkar, dan fitur-fitur lainnya sehingga pembudidaya dapat beraktifitas dengan nyaman dan praktis. KJA AquaTec dapat dilengkapi dengan sistem penerangan dan aerisasi dari panel surya.
Hidrodinamis
Memiliki alat apung berbentuk silindris yang memudahkan air mengalir di bawahnya sehingga memaksimalkan kadar oksigen yang terlarut dalam air. Fitur ini juga memudahkan transportasi di air dengan ditarik perahu.
Mudah di bersihkan
Mudah dibersihkan dari kotoran tanpa mengganggu ikan yang dipelihara.
Dapat di tempatkan pada lahan sempit
Cara pengontrolannya sangat mudah
Kekurangan
Jaring cepat tersumbat dengan lumpur dan penempelan organisme lain seperti alga dan kepiting.
Usia pakai yang relatif singkat, untuk pemakaian keramba kayu.
Rentan terkena penyakit karena adanya pencemaran oleh limba domestik ke perairan.
Sisa pakan dapat memnyebabkan pencemaran terhadap perairan
Rentan terhadap binatang buas dan binatang lainnya
KESIMPULAN
Dari keseluruhan pembahasan yang telah kami lakukan kami menyimpulkan bahwa cara budidaya dengan menggunakan keramba jaring apung sangat intensif khususnya bagi yang ingin mendapatkan keuntungan yang besar, namun cara budidaya ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak tahan lama dalam pemakaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://aquatec.co.id/kja-kotak/http://www.socialbookmark-indonesia.com/post/submit/247/pengertian-keramba-jaring-apung-untuk-bisnis-perikanan.htmlhttp://infoteklutkan.blogspot.com/2013/02/budidaya-ikan-air-tawar-dengan-sistem.htmlhttp://promoukm.com/bisnis-ukm/16/keramba-jaring-apung-untuk-budidaya-ikan-dalam-keramba/M .Ghufran H. Kordi K, 2008. Budidaya perairan. PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
Terimakasih telah membaca MAKALAH MANAJEMEN AKUAKULTUR TAWAR. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat
0 komentar: