September 13, 2016

Makalah Akuntansi Biaya

Judul: Makalah Akuntansi Biaya
Penulis: Valentine Putri


Setiap jenis bahan baku dicatat dalam kartu persediaan bahan baku. Dengan system ini, maka kita dengan mudah akan memperoleh informasi saldo persedian bahan baku.
1. Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku berawal dari permintaan bagian yang membutuhkan bahan baku. Bagian pembelian akn segara menindaklanjuti dengan melakukan pembelian bahan tersebut.
Permintaan bahan, misalnya oleh bagian gudang, didasarkan pada batas minimum bahan baku. Batas minimum adalah batas terendah barang yang tersisa di gudang dan merupakan petunjuk untuk memulai pesanan agar tidak kehabisan persediaan bahan baku.
2. Pemakaian Bahan Baku
Pemakaian bahan baku ada perusahaan manufaktur dilakukan oleh bagian prduksi . Pengeluaran bahan baku ini harus dicatat dalam kartu persediaan bahan baku.
Adakalanya, permintaan bahan dari gudang melebihi kebutuhan produksi. Oleh karena itu, kelebihan ini harus dikembalikan ke gedung. Pengembalian bahan baku ini harus menggunakan bon pengembalian bahan.
PT Rona Bahagia       No. : 05
Jl. Sembilan Gn. Bahagia No. 101         Tanggal : 7 Juni 2009
  BON PENGEMBALIAN BAHAN      
             
Dikembalikan oleh:         Dikreditkan pada :
Departemen Produksi         Perkiraan No :
          Pesanan No :
          Departemen :
Kuantitas Bahan No Keterangan Harga Satuan Jumlah
84 kg TT-01 Gula merek Gulaku Rp 12.000,00 Rp 1.008.000,00
Alasan Pengembalian Kelebihan Disetujui: Diterima Oleh:
Dicatat dalam kartu Persediaan Bahan Dicatat dalam jurnal Pemakaian Bahan Dicatat dalam kartu Harga Pokok Dicatat dalam buku Overhead Pabrik.
Berikut ini adalah contoh mutasi persediaan bahan baku. Perhatikan bahwa permintaan bahan ke gudang akan menyebabkan bertambahnya persediaan bahan baku, sedangkan pemakaian bahan baku akan menyebabkan pengurangan persediaan bahan baku. Dengan adanya pencatatan seperti ini, maka dengan mudah kita akan mendapatkan informasi terkini mengenai persediaan bahan baku.
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
(Dalam ribuan)
Bahan : Gula merek Gulaku  
Satuan : Kilogram  
Tgl Ket. Diterima Dikeluarkan Saldo
2014     Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Juni 1 Saldo             2 12.000 24.000
  6 LPB 339 5 12.000 60.000 - - - 7 12.000 84.000
  10 LPB 340 12 12.000 144.000 - - - 19 12.000 228.000
  12 PB 107 - - - 13 12.000 156.000 6 12.000 72.000
Misalnya pada tanggal 14 dikembalikan bahan karena kelebihan sebesar 3 unit. Retur ini akan dicatat sebagai berikut dalam kartu persediaan bahan baku.
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
(Dalam ribuan)
Bahan : Tepung Terigu merek Sari Boga  
Satuan : Kwintal  
Tgl Ket. Diterima Dikeluarkan Saldo
2009     Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Juni 1 Saldo             2 12.000 24.000
  6 LPB 339 5 12.000 60.000 - - - 7 12.000 84.000
  10 LPB 340 12 12.000 144.000 - - - 19 12.000 228.000
  12 PB 107 - - - 13 12.000 156.000 6 12.000 72.000
  14 BR 12 3 12.000 46.000 - - - 9 12.000 108.000
Keterangan:
LPB= Laporan Penerimaan BarangBR= Bahan Retur
PB= Pemakaian Bahan
3. Masalah-Masalah Khusus Yang Berhubungan Dengan Bahan Baku
Masalah-masalah yang terjadi dalam proses produksi dalam perusahaan sering terjadi yang diantaranya adalah terjadi sisa bahan, produk cacat dan produk rusak yang mana penjelasan masalah-masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
3.1 Produk Rusak
Adanya produk rusak berakibat adanya perhitungan atas biaya yang telah dikeluarkan untuk produk rusak tersebut. Biaya yang diserap oleh produk rusak dialokasikan pada persediaan barang dalam proses dan persediaan produk jadi atau dialokasikan hanya pada produk jadi.
Produk rusak yang terjadi dapat bersifat normal dan dapat pula bersifat normal dan dapat pula bersifat tidak normal. Bila produk rusak bersifat tidak normal maka biaya yang telah dikeluarkan untuk produk rusak tidak dialokasikan namun menjadi biya periode (period cost). Untuk produk rusak yang bersifat normal maka biaya yng diserap akan dialokasikan.
Rusaknya suatu produk dapat diketahui pada saat keseluruhan produk selesai, dapat pula diketahui pada saat proses produksi masih berlangsung. Misalnya, produk "A" pada waktu proses produksi 40% diketahui rusak. Ini berarti, produk rusak belum menyerap seluruh biaya produksi. Saat diketahuinya produk rusak perlu diperoleh untuk kepentingan perhitungan unit ekuivalen.
Contoh 3:
PT. ROY mempunyai 2 buah departemen produksi yakni departemen I dan departemen II. Dalam proses produksinya hamper dapat dipastikan terjadi produk rusak baik yang bersifat normal maupun yang bersifat tidak normal. PT ROY menggunakan metode rata-rat dalam hubungannya dengan BDP awal. Tambahan bahan baku tidak menambah unit yang dihasilkan. Berikut ini data yang diperoleh untuk bulan Maret 20XX
Departemen I Departemen II
BDP awal dengan
tingkat penyelesaian:
100% BB dan 75% BK
100% BB dan 25% BK
Masuk proses produksi
Produk Jadi
BDP akhir dengan tingkat
Penyelesaian
100% BB dan 40% BK
100% BB dan 60% BK
Produk rusak:
Normal
Tidak normal
Biaya produksi:
BDP awal:
Dari dept.I
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Periode ini:
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Saat ditemukan produk
rusak pada proses produksi
6.000 unit
-
42.000 unit
-
4.000 unit
-
6.000 unit
2.000 unit
-
Rp 18.000,00
28.000,00
4.720,00
150.000,00
200.000,00
50.000,00
100%
-
14.000 unit
36.000 unit
38.000 unit
-
8.000 unit
2.000 unit
2.000 unit
Rp42.600,00
50.000,00
133.520,00
13.600,00
100.000,00
400.000,00
80.000,00
40%
Jawaban:
PT ROY
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I
Bulan Maret 2014
Skedul kuantitas
BDP awal6.000 unit
Masuk proses produksi 42.000 unit +
48.000 unit
Selesai diproses 36.000 unit
BDP akhir 4.000 unit
Produk rusak 8.000 unit +
48.000 unit

0 unit
Pembebanan biaya:
Elemen Jumlah Biaya Biaya Per Unit
BDP Awal
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead Pabrik Rp18.000,00
28.000,00
4.720,00 -
-
-
Rp50.720,00 -
Bulan ini:
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead pabrik Rp150.000,00
200.000,00
50.000,00 Rp3,50. 1)
5,00. 2)
1,20. 3)
Rp450.720,00 Rp9,70
Perhitungan biaya
Produk selesai: 36.000 unit @ Rp 9,70Rp349.200,00
Produk rusak (normal)
6.000 unit @ Rp9,70 58.200,00
Ke departemen IIRp407.400,00
Produk rusak (tidak normal):
2.000 unit @ Rp9,70 19.400,00
BDP akhir: (4.000 unit)
100% BB: 4.000 x Rp3,50= Rp14.000,00
40%TK: 1.600 x Rp5,00= 8.000,00
40% OP: 1.600 x Rp1,20= 1.920,00 +

23.920,00

JumlahRp450.720,00

Keterangan
Unit ekuivalen:
BB= 4.000 (100%) + 36.000 + 8.000 (100%)
= 48.000
BK= 4.000 (40%) + 36.000 + 8.000 (100%)
= 45.600
Biaya per unit:
BB= (Rp18.000,00 + Rp150.000,00) : 48.000
= Rp3,50
TK= (Rp28.000,00 + Rp200.000,00) : 45.600
= Rp5,00
OP= (RP4.720,00 + Rp500.000,00) : 45.600
= Rp1,20
Jurnal dasar untuk contoh departemen I di atas adalah:
Mencatat pembebanan biaya produksi bulan Maret 1988
BDP-departemen IRp400.000,00 -
Persediaan bahan baku-Rp150.000,00
Biaya gaji dan upah- 200.000,00
Biaya overhead pabrik- 50.000,00

Mencatat pemindahan biaya departemen I ke departemen II
BDP-departemen IIRp407.400,00 -
BDP-departemen I-Rp407.400,00


Persediaan (rugi) produk rusakRp407.400,00 -
BDP-departemen I-Rp19.400,00

Mencatat produk rusak
PT ROY
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen II
Bulan Maret 2014
Skedul kuantitas
BDP awal14.000 unit
Masuk proses produksi36.000 unit +
50.000 unit
Selesai diproses38.000 unit
BDP akhir 8.000 unit
Produk rusak 4.000 unit +
50.000 unit
0 unit
Pembebanan biaya
Elemen Jumlah biaya Biaya per unit
Dari dept.I
BDP-awal
Periode ini Rp42.600,00
407.400,00 -
-
BDP-awal
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik Rp450.000,00
Rp 50.000,00
133.520,00
13.600,00 Rp9.00000.1)
-
-
-
Periode ini
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik Rp197.120,00
Rp100.000,00
400.000,00
80.000,00 -
Rp3,00000.2)
12,01622.3)
2,10811.4)
Rp1.227.120,00 Rp26,12433
Perhitungan biaya:
Produk selesai:
38.000 unit @ Rp26,12433=Rp 992.726,00
Produk rusak (normal)(f)= 29.160,00
Ke gudang=Rp1.021.886,00
BDP akhir: (8.000 unit)
100% dr.dept.I: 8.000 x Rp 9,00000= Rp72.000,00
100% BB: 8.000 x Rp 3,00000= 24.000,00
60% TK: 4.800 x Rp12,01622= 57.678,00
60% OP: 4.800 x Rp 2, 10811= 10.119,00
Produk rusak = (f) 6.140,00 +

169.936,00
Produk rusak tidak normal (f) 35.298,00
JumlahRp1.227.120,00
============
Keterangan:
Unit ekuivalen:
BB= 4.000 (100%) + 38.000 + 8.000 (100%)
= 50.000
BK= 4.000 (40%) + 38.000 + 8.000 (60%)
= 44.400
Perhitungan:
= (Rp42.600,00 + Rp407.600,00) : 50.000
= Rp9,00000
= (Rp50.000,00 + Rp100.000,00) : 50.000
= Rp3,00000
= (Rp133.520,00 + Rp400.000,00) : 44.400
= Rp12,01622
= (Rp13.600,00 + Rp80.000,00) : 44.400
= Rp2,10811
(f) Produk rusak (4.000 unit)
Dari dept. I
= 4.000 x Rp9,00000Rp36.000,00
Periode ini:
BB= 4.000 (100%) x Rp 3,00000= Rp12.000,00
TK= 4.000 (40%) x Rp12,01622= 19.226,00
OP= 4.000 (40%) x Rp 2.10811= 3.372,00
____________
Jumlah Rp70.598,00
Alokasi produk rusak:
Tidak normal:
2.000/4.000 x Rp70.598,00= Rp35.299,00
Normal: 2.000/4.000 x Rp70.598,00= 35.299,00
terbagi atas:
ke produk jadi:
38.000/46.000 x Rp35.229,00= Rp29.160,00
Ke BDP: 8.000/46.000 x Rp35.299,00= 6.140,00
(ada selisih akibat pembulatan)
Jurnal dasar untuk contoh departemen II di atas adalah:
Mencatat pembebanan biaya produksi bulan Maret 2014.
BDP-departemen IIRp580.000,00 -
Persediaan bahan baku-Rp100.000,00
Biaya gaji dan upah- 400.000,00
Biaya overhead pabrik- 80.000,00

Mencatat pemindahan biaya departemen II ke produk jadi
Persediaan produk jadiRp1.021.886,00 -
BDP-departemen I-Rp1.021.886,00


Mencatat produk rusak
Persediaan (rugi) produk rusakRp1.021.886,00 -
BDP-departemen II-Rp1.021.886,00


Contoh 4:
Dengan menggunakan contoh nomor 3 namun PT ROY menggunakan metode masuk pertama keluar pertama
Jawaban:
PT ROY
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I
Bulan Maret 2014
Skedul kuantitas
BDP awal6.000 unit
Masuk proses produksi 42.000 unit +
48.000 unit
Selesai diproses 36.000 unit
BDP akhir4.000 unit
Produk rusak8.000 unit +
48.000 unit
__________

0 unit
=========
Pembebanan biaya:
Elemen Jumlah biaya Biaya per unit
BDP awal
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik Rp18.000,00
28.000,00
4.720,00 -
-
-
Bulan ini:
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Rp50.720,00
Rp150.000,00
200.000,00
50.000,00 -
Rp3,57143. 1)
4,86618. 2)
1,21655. 3)
Rp450.720,00 Rp9,65416
Perhitungan biaya:
Dari BDP-awal: (periode sebelumnya) Rp 50.720,00
Tambahan periode ini:
Tenaga kerja:
1.500 (25%) x Rp 4,86618 =Rp 7.300,00
Overhead pabrik:
1.500 (25%) x Rp1,21655=Rp 1.824,00
Produk selesai:
30.000 unit @Rp 9,65416=Rp 289.624,00
Produk rusak (normal):
6.000 unit @ Rp 9,65416=Rp 57.924,00

Ke departemen II=Rp 407.392,00
Produk rusak (tidak normal):
2.000 unit @ Rp 9,65416= Rp 19.308,00
BDP akhir: (4.000 unit)
100% BB = 4.000 x Rp 3,57143 = Rp 14.287,00
40% TK = 1.600 x Rp 4,86618 = Rp 7.786,00
40% OP = 1.600 x Rp 1.21655 = Rp 1.947,00 +

Rp 24.020,00

JumlahRp 450.720,00
Keterangan:
Unit ekuivalen:
BB= 6.000 (0%) + 30.000 + 8.000 + 4.000 (100%)
= 42.000
BK= 6.000 (25%) + 30.000 + 8.000 + 4.000 (40%)
= 41.100
Biaya per unit:
BB = (Rp 150.000,00 : 42.000) x Rp 1,00
= Rp 3,57143
TK = (Rp 200.000,00 : 41.100) x Rp 1,00
= Rp 4,86618
OP = (Rp 50.000,00 : 41.100) x Rp 1,00
= Rp 1,21655
Jurnal dasar untuk contoh departemen I di atas adalah:
Mencatat pembebanan biaya produksi bulan Maret 19XA
BDP-departemen I Rp 400.000,00-
Persediaan bahan baku-Rp 150.000,00
Biaya gaji dan upah- Rp 200.000,00
Biaya overhead pabrik-Rp 50.000,00

Mencatat pemindahan biaya departemen I ke departemen II
BDP- departemenIIRp 407.392,00-
BDP- departemen I-Rp 407.392,00

Mencatat produk rusak
Persediaan (rugi) produk
RusakRp 19.308,00-
BDP- departemen I -Rp 19.308,00

PT ROY
Laporan harga pokok produksi
Departemen II
Bulan Maret 19XA
Skedul kuantitas:
BDP awal14.000 unit
Masuk proses produksi36.000 unit +
50.000 unit
Selesaidiproses38.000 unit
BDP akhir 8.000 unit
Produkrusak 4.000 unit +
50.000 unit
0 unit

Pembebanan biaya:

Perhitungan biaya:
Dan BDP-awal Rp 239.720,00
Tambahan periode ini:
TK: 14.000 (75%) x Rp 9,77995 Rp 102.690,00
OP: 14.000 (75%) x Rp 1,95599 Rp 20.538,00
Produk selesai:
24.000 unit @ Rp 25,83016 Rp 619.924,00
Produk rusak (normal): (f) Rp 31.042,00 LINK Excel.Sheet.12 "Book1" "Sheet1!R2C2:R10C4" \a \f 4 \h \* MERGEFORMAT
Ke Gudang Rp 1.039.914,00
BDP akhir: (8.000 unit)
100% dan departemen I:
= 8.000 x Rp 11,81664 = Rp 90.531,00
100% bahan baku:
= 8.000 x Rp2,77778 = Rp 22.222,00
60% tenaga kerja:
= 4.800 x Rp 9,77995 = Rp 46.943,00
60% overhead pabrik:
= 4.800 x Rp 1,95599 = Rp 9.388,00
Produk rusak= (f) = Rp 6.536,00
Rp 175.620,00
Produk rusak tidak normal (f) 37.578,00
Jumlah Rp 1.227.112,00
Keterangan :
Unit Ekuivalen:
Bahan baku = 14.000 (0%) + 24.000 + (100%)
8.000 + 4.000
= 36.000
Konversi = 14.000 (75%) + 24.000 + (60%)
8.000 + 4.000
= 40.900
Perhitungan
Dr.dept. I = (407.392 : 36.000) x Rp 1,00
= Rp 11,31644
Bahan Baku = (100.000 : 36.000) x Rp 1,00
= Rp 2,77778
Tenaga kerja = (400.000 : 40.900) x Rp 1,00
= Rp 9,77995
(f) Produk rusak (4.000 unit)
Dr. dept.I = 4.000 x Rp 11,31644 Rp 45.266,00
Periode ini:
BB = 4.000 (100%) x Rp 2,77778 = Rp 11.112,00
TK = 4.000 (40%) x Rp 9,77995 = Rp 15.648,00
OP = 4.000 (40%) x Rp 1,95599 = Rp 3.130,00
Jumlah = Rp 75.156,00

Alokasi produk rusak:
Tidak normal:
2.000/4.000 x Rp 75.156,00 = Rp 37.578,00
Normal:
2.000/4.000 x Rp 75.156,00 = Rp 35.578,00
Terbagi atas:
Ke produk jadi:
38.000/46.000 x Rp 35.578,00 = Rp 31.042,00

Ke BDP:
8.000/46.000 x Rp 35.578,00 = Rp 6.536,00
(ada selisih akibat pembulatan)
Jurnal dasar untuk contoh departemen II di atas adalah:
Mencatat pembebanan biaya produksi bulan Maret 19XA
BDP- departemen IIRp 580.000,00
Persediaan bahan baku-Rp 100.000,00
Biaya gaji dan upah-Rp 400.000,00
Biaya overhead pabrik-Rp 80.000,00

Mencatat pemindahan biaya departemen II ke produk jadi
Persediaan produk jadiRp 1.039.914,00-
BDP-departemen I-Rp 1.039.914,00

Mencatat produk rusak
Persediaan (rugi) produk
RusakRp 35.578,00-
BDP-departemen II-Rp 35.578,00

B. Produk cacat
Produk cacat, sebagaimana telah diketahui adalah produk yang tidak sesuai dengan standart namun secara ekonomis masih menguntungkan bila diperbaiki. Dengan demikian produk cacat memerlukan biaya untuk memperbaikinya. Biaya perbaikan tersebut dapat berupa biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Persoalannya adalah perlakuan biaya tambahan atau biaya perbaikan tersebut.
Produk cacat terjadi dapat bersifat normal dan bersifat tidak normal. Bila produk cacat yang terjadi bersifat normal maka biaya tambahan untuk memperbaiki akan menambah biaya produksi. Akibat selanjutnya harga pokok per unit akan menjadi lebih tinggi karena total biaya menjadi lebih tinggi sedangkan kuantitas produk yang dihasilkan tetap.
Jurnal dasarnya adalah sebagai berikut:
Barang dalam prosesRpxxxx-
Persediaan bahan baku-Rpxxxx
Biaya gaji dan upah-Rpxxxx
BOP- dibebankan-Rpxxxx

Bila produk cacat yang terjadi bersifat tidak normal maka biaya tambahan akan diperlukan sebagai rugi produk cacat. Dengan demikian biaya produksi total dan biaya per unit tidak bertambah.
Jurnal dasarnya adalah:
Rugi produk cacatRpxxxx-
Persediaan bahan baku-Rpxxxx
Biaya gaji dan upah-Rpxxxx
BOP- dibebankan-Rpxxxx

Contoh 5:
PT ROY mempunyai 2 departemen produksi yakni departemen I dan departemen II. Dalam proses produksinya hamper dapat dipastikan terjadi produk cacat baik yang bersifat normal maupun yang bersifat tidak normal. PT ROY menggunakan metode rata-rata dalam hubungannya dengan BDP awal.
Berikut ini data yang diperoleh untuk bulanMaret 19XA:
Departemen I Departemen II
BDP-awal dengan tingkat penyelesaian:
100% BB dan 30% TK
100% BB dan 60% TK
Masuk proses produksi
Unit ditambahkan
Produk jadi
BDP akhir dengan tingkat penyelesaian:
100% BB dan 65% BK
100% BB dan 40% BK
Produk rusak:
Normal
Tidak normal
Biaya produksi:
BDP awal:
Dari dept.1
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Periode ini:
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Saat ditemukan produk rusak pada proses produksi
Biaya perbaikan produk cacat
Untuk yang bersifat normal
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Untuk yang bersifat tak normal
Tenaga kerja
Overhead pabrik 20.000 unit

-
80.000 unit
-
-
12.000 unit
-
10.000 unit
4.000 unit
-
Rp30.000,00
36.000,00
14.000,00
Rp160.000,00
220.000,00
100.000,00
60%
Rp8.000,00
5.000,00
-
-
-
10.000 unit
74.000 unit
8.000 unit
68.000 unit
-
16.000 unit
6.000 unit
2.000 unit

Rp80.000,00
60.000,00
50.000,00
24.000,00
Rp100.000,00
140.000,00
80.000,00
100%
-
-
Rp14.000,00
8.000,00



Download Makalah Akuntansi Biaya.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Makalah Akuntansi Biaya. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: