Judul: MAKALAH KONSEP KETUHANAN DLM ISLAM
Penulis: Ihsan El-Sohib
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Penidikan Agama yang berjudul "Konsep Ketuhanan dalam Islam." dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua pihak.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam karya ilmiah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I.................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................
LATAR BELAKANG..................................................................
RUMUSAN MASALAH....................................................................
TUJUAN PENULISAN................................................................................
BAB II..........................................................................................
PEMBAHASAN..............................................................................................
A. HAKEKAT TUHAN............................................................................................
B. PENGERTIAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM.................................
Rabb.......................................................................................................
Malik.......................................................................................................
Ilaah........................................................................................................
C. PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN.................................................
Animisme................................................................................................
Dinamisme..............................................................................................
D. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ANIMISME DAN DINANISME..........
E. BUKTI ADANYA ALLAH................................................................................
Dalil Fitrah...............................................................................................
Dalil Akal.................................................................................................
a) Teori Sebab..........................................................................................
b) Teori Keteraturan.................................................................................
c) Teori Kemungkinan (problabyitas)...........................................................
Dalil Naqli.................................................................................................
Dalil Indrawi......................................................................................................
a) Fenomena Pengabulan Do'a................................................................
b) Fenomena Mukjizat.............................................................................
BAB III............................................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................
RINGKASAN MATERI.........................................................................
SARAN....................................................................................................
PERTANYAAN........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang Tuhan dan kesetiaan terhadap aturan-aturan-Nya merupakan dasar bagi tiap agama, baik agama langit atau pun bumi . Namun kesadaran manusia akan eksistensinya menggiring ia untuk melihat bahwa eksistensinya dipengaruhi oleh tiga sifat; faktisitas, transendensi dan kebutuhan untuk mengerti.Faktisitas berarti, bahwa eksistentsi selalu Nampak di depan kesadaran manusia sebagai sesuatu yang sudah ada. Sedangkan yang dimaksud dengan transendensi pada eksistensi manusia merupakan sifat yang nampak secara langsung dalam kesadaran manusia bahwa ia manusia, bukan hanya sekedar tubuh yang nampak dalam ruang dan waktu bersama "ada" yang lain, namun manusia adalah makhluk yang dapat melampaui dirinya melebihi dari batas ruang dan waktu dalam kesadarannya. Keberadaan kebutuhan untuk mengerti merupakan modus yang paling jelas dari transendensi kesadaran manusia. Termasuk dalam kesadaran ini adalah bahwa manusia selalu terdorong untuk selalu mempertanyakan hakikat dirinya dan dunianya. Karena hal inilah kemudian menimbulkan suatu pertanyaan mengenai dari mana ia dan dunianya berasal. Dalam filsafat ketuhanan, pertanyaan ini akan bermuara pada wilayah mengenai eksistensi Tuhan. Persoalan mengenai eksistensi Tuhan walau kadang suka melingkar pada pengulangan kata "ada dan tiada" namun dpat diterangkan dengan beberapa argumentasi, yakni: argumentasi ontology, teologi dan kosmologi. Pendekatan ontology lebih bersifat apriori, yang mencakup tentang pengetahuan mistik dan kesadaran manusia, sedangkan argumentasi teologi dan kosmologi merupakan argumentasi yang bersifat apriost Setiap yang "ada" memiliki eksistensinya, dan yang bereksistensi pasti memiliki sebab keberadaannya dalam mengada untuk sebuah "ada" dari eksistensinya. Oleh karena hal itu, alam semestapun memiliki sebab dari bermulanya. Pengejaran sebab atau alasan inilah yang menjadi kajian hangat dalam argumentasi sebuah penciptaan, baik ari kalangan filsafat ataupun saintis.
Dalam makalah atau resensi tentang konsep ketuhanan ini akan saya bahas beberapa aliran, baik aliran yang mempercayai Tuhan ataupun yang semi percaya Tuhan bahkan yang menolak eksistensiNya.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil permasalahan yang dihadapi yaitu:
Bagaimana Konsep Dasar Ketuhanan Dalam Islam?
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan yaitu :
a)Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah pendidikan Agama
b)Untuk mengenal lebih dalam tentang konsep ketuhanan dalam islam
c)Untuk memahami filsafat/hakikat ketuhanan
d)Untuk mengetahui Pengertian Tuhan Dalam Perspektif Islam
e)Untuk memahami bagaimana pemikiran manusia tentang tuhan
f)Untuk memahami bagaimana pandangan islam terhadap animisme dan dinamisme
g)Untuk mengetahui bukti adanya Tuhan
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT TUHAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuhan adalah sesuatu yang di yakini, di puja , di sembah oleh manusia , sebagai yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan lain sebagai nya. Kalimat Tuhan dapat di pergunakan untuk apa saja yang di puja dan di sembah oleh manusia. baik persembahan yang benar atau yang salah.Dalam Al-Qur'an Allah Berfirman:" "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya….?" (Q.S. Al-Jaatsiyah: 23) Dalam QS 28 (Al-Qashash):38, perkataan ilah dipakai oleh Fir'aun untuk dirinya sendiri: "Dan Fir'aun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku."
Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir'aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam Al-Quran juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna:ilaahaini), dan banyak (jama': aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran sebagai berikut:
Tuhan (Ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Selanjutnya, kalimat" Tuhan" itu dapat di artikan dan di pergunakan untuk menamakan persembahan yang sebenarnya. Iyalah Tuhan pencipta alam semesta, ini tercantum dalam Al-Qur'an.
Firman Allah :" Maka ketahuilah!! bahwasanya " tidak ada Tuhan selain dari Allah". dan mohonlah ampunan (dari-Nya) semua kesalahanmu dan kesalahan orang-orang yang beriman baik pria maupun wanita ! Allah Maha Mengetahui tempat bekerjamu dan tempat istirahatmu" (Q.S. Muhammad : 19 )" Tuhan-mu Tuhan yang Esa .Tiada Tuhan yang lain hanya Dia.Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang".(Q.S. Al-Baqarah:163)" Tiada Tuhan. melain kan Allah.Dia Hidup kekal. Berdiri Sendiri Mengurus ( alam semesta).tidak mengantuk dan tidak pula tidur."( Al-Baqarah:255)
Dalam upaya kita mengetahui hakikat keberadaan Tuhan, yang harus kita ketahui bukanlah apa yang seyogyanya merupakan benda semata, akan tetapi apa yang sesungguhnya ada. Tuhan itu Maha Ada. Dia ada dari diri-Nya sendiri, Self Existent. Tuhan tidak bergantung pada sesuatu yang lain demi menjadi Tuhan. Sementara kita berada karena Tuhan telah menciptakan kita. Tuhan berada karena Ia ada.
Tuhan bersifat abadi, tanpa awal dan akhir. Tuhan selalu berada di mana-mana. Kemanapun dan dimanapun kita berada, Tuhan akan selalu menyertai kita. Tiada sedikit pun ruang tanpa kehadiran-Nya. Kita juga tidak perlu mencari dimana Dia berada, yang diperlukan hanyalah kesadaran kita akan hakikat keberadaan-Nya dan bukti-bukti Kekuasaan-Nya.
Menurut para agamawan, apabila kita masih belum juga menyadari kehadiran-Nya, mungkin mata hati kita yang masih tertutup, sehingga kita tidak menyadari kehadiran-Nya. Padahal Tuhan itu sangat dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari pada urat leher kita!
Dengan demikian, tanpa melihat dzat-Nya yang Maha Agung, kita telah dapat mengungkap hakikat keberadaan-Nya melalui segala ciptaan-Nya yang ada, tidak terkecuali pada diri kita sendiri. Begitu banyak hal yang dapat kita jadikan bukti akan hakikat keberadaan-Nya. Apa yang ada pada diri kita sendiri dan semua yang ada di alam semesta ini, tanpa kecuali, dapat dijadikan bukti akan hakikat keberadaan-Nya.
Tuhan telah memberikan bekal kepada manusia berupa akal, dan dengan akal itu manusia dapat memikirkan segala hal yang ada di dalam kehidupannya, sampai akhirnya dia dapat mengetahui tentang hakikat adanya Tuhan dan sifat-sifat-Nya? Kemudian Tuhan melengkapinya dengan menurunkan wahyu-wahyu-Nya kepada beberapa manusia pilihan-Nya (rasul), untuk kemudian disampaikan kepada umat manusia lainnya sebagai petunjuk jalan yang benar. Jadi melalui keduanya, baik akal maupun agama, kita akan dapat mengetahui hakikat keberadaan-Nya.
Seorang filsuf, Al-Ghazali, juga telah mengemukakan hubungan saling keterkaitan antara agama dan akal. Menurutnya, agama dan akal bagaikan cahaya dan mata. Cahaya tak akan banyak berguna bila dilihat dengan mata tertutup, sebaliknya mata akan tertipu dan tak berdaya bila melihat tanpa cahaya. Jadi, Tuhan memberikan akal agar manusia dapat memahami agama dengan benar dan menghadirkan agama sebagai petunjuk jalan yang benar bagi manusia dalam menggunakan akalnya.
Oleh karena itu, bagi kita yang telah percaya akan keberadaan-Nya sebagai Sang Pencipta alam semesta yang maha luas ini, maka tidaklah cukup bagi kita dengan hanya percaya bahwa Tuhan itu sesungguhnya memang ada. Akan tetapi kita juga meyakini-Nya sebagai satu-satunya yang dapat dipertuhankan, serta tidak memandang adanya kualitas serupa kepada sesuatu apapun yang lain.
Atas segala nikmat dan anugerah-Nya pula, sudah sepantasnya kita bersyukur, berserah diri, dan melaksanakan segala perintah-Nya dengan penuh cinta dan keikhlasan hanya kepada-Nya. Kita pun wajib menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh ketaatan.
Kita menyembah-Nya bukan karena mengharapkan pahala seperti para pedagang yang selalu melakukan sesuatu atas dasar untung-rugi. Kita menjauhi segala larangan-Nya, juga bukan karena rasa takut akan neraka seperti para budak yang melakukan sesuatu agar tidak dimarahi majikannya, akan tetapi kita melakukannya semata-mata karena rasa syukur dan cinta kita kepada-Nya.
Sebagaimana yang telah kita pahami, salah satu penghayatan doktrin agama adalah bahwa Tuhan itu Omnipresent, Maha Dekat, sehingga segala tindakan yang tidak terpuji, tidak akan pernah kita lakukan, apabila kita telah menyadari bahwa Tuhan itu Maha Dekat, mengawasi, dan bersama kita setiap saat, di manapun kita berada.
PENGERTIAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Untuk Mengetahui Pengertian Tuhan Dalam Islam,maka perlu di kaji rujukan dari Al-Qur'an tentang kata-kata yang memiliki makna tuhan.Dalam Al-Qur'an perkataan tuhan di kenal dengan istilah rabb,maalik atau malik dan Ilaah. masing-masing istilah tersebut mempunyai tekanan arti sendiri-sendri.
1.Rabb
Rabb adalah"Tuhan Sang Maha Pencipta", yang meciptakan keseluruhan alam ini tidak hanya sekedar menciptakan tetapi juga di maksudkan sebagai " Sang Maha Pemelihara". Dan juga setiap kejadian tidak lepas dari kekuasaan-Nya sebagai"Sang Maha Pengatur".Dari sisi pengakuan,tidak hanya kaum muslimin yang mengakui adanya Rabb.Banyak orang di dunia barat tidak secara formal beragama tetapi mereka mengakui adanya"Dia" Tuhan Yang Maha Pencipta.
Dalam Al-Qu'ran ,perkataan Rabb sering di hubungkan dengan kata kerja seperti yang terdapat dalam surat Al-Alaq(96)ayat 1-5:"
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Meciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya".perkataan 'Rabb' yang dihubungkan dengan kata kerja juga terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-A'ala (87)ayat 1-5: yang artinya:"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Paling Tinggi,Yang Menciptakan Dan Menyempurnakan( Penciptaan -Nya) Dan Yang Menentukan Kadar (Masing Masing) Dan Memberikan Petunjuk Dan Yang Menumbuhkan Rumput-Rumputan, lalu di Jadikan-Nya rumput itu kehitam-hitaman".
dalam surat al-alaq (96) ayat 1-5 itu terdapat 4 kata kerja, yaitu dua kata krja menciptakan" dan dua kata kerja "mengajar, sedangkan dalam Al-Qur'an surat Al-A'laa(87) ayat 1-5 tedapat kata kerja: meciptakan ,menentukan ,memberi petunjuk, menumbuhkan dan menjadikan. Rabb mempunyai pengertian tuhan yang berbuat aktif jadi, dia hidup dan ada dengan sesungguhnya , bukan ada dalam pikiran saja.
selanjutnya,kata rabb dapat di pakai untuk menyebut selain allah swt,seperti yang terdapat dalam surat At-Taubah(9)ayat 31 yang artinya:"Mereka menjadikan orang-orang alim mereka dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah."
2.Malik
Dalam Al-Qur'an, kata Malik di pakai untuk menunjukan pada Tuhan yang berkuasa mempunyai,memiliki atau merajai sesuatu. alquran surat alfatihah(1) ayat 4 menyebutkan:artinya: "Yang Menguasai Hari Pembalasan".
Sedangkan didalam surat An-Nas (114) ayat 2 meyebutkan:
artinya:"Raja Manusia". secara kronologis, kata Malik menduduki jabatan kedua setelah Rabb, artinya apabila Rabb itu menunjuk pada yang berbuat aktif,maka menunjuk pada yang menguasai semua apa yang telah diperbuat-nya tadi .karena kedua kata itu ditujukan kepada Allah SWT,maka berarti bahwa Allah SWT itu pencipta alam dan Dia pula yang menguasainya.
3.Ilaah
Secara etimologis ''llaah''mempuyai arti sebagai yang disembah dengan sebenarnya atau tidak sebenarnya.Apa saja yang disembah manusia ,dia itu llaah namanya.Ini yang membedakan seseorang apakah muslim atau bukan.Sesorang bisa memiliki sesembahan berhala(kaum peganis),atau api(zoraster)atau matahari dan banyak lagi.
Apabila manusia menyembah hawa nafsu itulah llahnya atau Tuhannya yang disembah.Al-Qur'an surat Al-Furqon(25) ayat 44 meyebutkan:
Artinya:''Terangkanlah Kepada-Ku Tentang Orang Yang Menjadikan Hawa Nafsunya Sebagai Tuhannya''.
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56)
Tauhid yang sempurna berkaitan dengan pengakuan,pelaksanaan dan kesadaran bahwa hanya Allah yang kita sembah,sebab tanpa sadar kadang seorang muslimin tertipu sehingga menyembah hal-hal lain seperti kepada idolanya atau hal-hal yang lebih abstrak seperti kekayaan dan kekuasaan. hal tersebut yang di sebut musyrik atau menyekutukan Allah.Implikasi lain yang berkaitan dengan pengakuan bahwa Allah sebagai llah adalah kewajiban untuk berhukum hanya dengan hukum (aturan) Allah. hukum-hukum adalah berupa perintah dan larangan terdapat dalam Al-Qur'an dan hadist,yang tidak hanya mengatur masalah yang berkaitan dengan hubungan hamba dengan Allah, tetapi juga di antara umat manusia.
Semua nabi,menurut keyakinan islam membawa pesam yang sama yaitu: لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ (tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah). ada hal yang menarik disini, mengapa pesan tersebut berbentuk kalimat negati bukan positif, semisal :"Tuhan yang wajib disembah hanya Allah"? hal ini berkaitan dengan pemurnian ke-Esa-an Allah.jika disebut" tidak ada tuhan yang wajib disembah" berarati kita mulai dari ketiadaan,kosong dan kemudian: kecuali Allah" mengimplikasikan bahwa hanya allah satu-satunya" zat yang maha Esa".sementara jika menggunakan kalimat" Tuhan yang berhak disembah hanya allah, tetapi ada tuhan-tuhan yang lain dan dari yang banyak itu hanya diwajibkan menyembah allah. Tentu Maha Suci Allah dari hal yang demikian.
Meskipun segala sesuatu dapat disebut sebagai Ilah, namun Ilah yang sebenarnya ialah Ilah yang mempunyai jabatan Robbun dan Malikun. Dengan kata lain, walaupun segala sesuatu dapat dipertuhan dan disembah manusia, namun Tuhan yang sebenarnya yang berhak disembah manusia ialah Tuhan pencipta dan penguasa alam semesta yaitu Allah SWT.
PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
1.Animisme
Animisme berasal dari kata "Anima",dari bahasa latin Animus. Dan bahasa Yunani"Avepos" dalam bahsa sang sekerta di sebut"Rana". dalam bahasa Ibrani di sebut"Ruah" yang artinya napas atau jiwa.ia adalah dokterin tentang realitas jiwa.ini adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia premitif kepercayaan animisme mepercayai bahwa setiap benda di bumu ini,seperti kawasan tertentu,gua,pohon,atau batu besar,.di perkirakan di provinsi kalimantan barat terdapat 7,5 juta orang dayak tergolong pemeluk animisme.
dalam animisme tedapat kepercayaan bahwa makhluk-makhluk halus atau ruh-ruh yang ada di sekitar manusia baik di hutan,diladang,dijalan-jalan, dikebun,diair,di pepohonan ,di gunung, dan di rumah-rumah.ruh-ruh ini bersifat supra manusiawi sangat mempengaruhi dan menentukan kehidupan manusia.karenanya masyarakat premitif menyadari bahwapada keinginan manusia sendiri ada keinginan lain pada kehendaknya sendiri ada kehendak lain,demikianlah seterusnya.
selain daripada jiwa dan ruh yang mendiami di tempat-tempat yang dinyatakan diatas, kepercayaan animisme juga mempercayai bawha roh yang telah mati bisa masuk ke dalam tubuh hewan,misalnya suku nias mempercayai bahwa seekor tikus yang keluar masuk dari rumah merupakan roh dari wanita yang telah mati beranak.ruh orang yang telah meninggal dapat bertamu dengan ruh orang yang masih hidup.ia bisa menolong atau mengganggu. dan agar roh itu mendatangkan kebaikan,maka di butlah acara penyembahan.ruh yang di anggap berbahaya bagi orang hidup,bukan saja berasal dari manusia tetapi juga,binatang,tumbuh -tumbuhan, batu dan benda-benda lain.roh orang yang telah mati juga bisa memasuki tubuh babi atau harimau yang di percaya akan membalas dendam kepada orang yang menjadi musuh bebuyutannya selama hidup.kepercayaan ini berbeda dengan kepercayaan reinkarnasi seperti yang terdapat pada agama hindu dan budha dimana dalam reinkarnasijiwa tidak pindah langsung kedalam tubuh hewan atau binatang yan hidup akan tetapi di lahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain.
2. Dinamisme
Perkataan dinamisme berasal dari kata yang terdapat dalam bahasa Yunani, yaitu,''Dunamos'' dan diinggriskan Menjadi''dynamic''yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kekuatan ,kekuasaan atau khasiat dan dapat juga diterjemahkan dengan daya.Dalam eksikiopedi umum dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan premitif pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia.Dinamismen disebut juga preanismisme,yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempuyai mana (percaya adanya kekuatan yang maha yang berada dimana-mana) .
Harun Nasution tidak mendefinisikan dinamisme secara tegas hanya menerangkan bahwa bagi manusia premitif ,yang tingkat kebudayaannya masih rendah sekali,tiap-tiap benda yang berada disekelilingnya bisa mempuyai kekuatan batin yang misterius.Dalam ilmu sejarah dan ilmu perbandingan agama kekuatan batin itu bisa disebut ''mana''.Mana itu memiliki 5 sipat,yaitu:
Memiliki kekuatan
tidak dapat di lihat
tidak memiliki tempat yang tetap
pada dasar nya tidak baik dan tidak mesti buruk
terkadang dapat di kontrol dan tidak dapat di kontrol.
dengan demikian "mana" adalah satu kekuatan yang tidak dapat di lihat ,merupakan kekuatan gaib juga kegiatan misterius,yang dapat di lihat efeknya jelas,sebagai mana yang tenaga yang terdapat dalam listrik,kekuatan itu tidak dapat di lihat, namun ada efeknya.
adapun tujuan keprcayaan atau beragama menurut animisme untuk memperoleh tuah mana sebanyak bnyak nya,memahami benda yang bertuah,memahami fetish yang telah di isi tuah atau mana dan sebaginya . kesemua tujuan itu di usaha kan untuk memperoleh ketentraman selama hidup dan memeliharah keselamatan keselamatan diri dari bahaya yang mengancam keselamatan hidup manusia.
dalam uraian tentang dinamisme,ada yang mengatakan bahwa dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan ,dan juga sebagai salh satu macam struktur dari agama premitif.
ini memperlihatkan suatu sikap keragu raguan dalam menetapkan apkah dinamisme itu adalah agama atau bukan, dengan kata laen orang tidak berani( tentu dengan alasan yang objektif) berkata bahwa dinamiosme itu adalah agama atau sebaliknya, dinamisme itu bukan agama. kembali pada dinamisme ,maka dinasmisme timbul dari perasaan takjub, takut dan merasa dirinya kecil sebagai manusia dan bergantung kepada daya" kekuatan sekitarnya .mereka melihat sesuatu yang bersifat ilahi di dunia ini,tapi tidak di lukiskan dalam pikiran sebagi sesuatu yang berpribadi.
oleh sebab itu selamanya tidak terjadi hubungan kepribadian antara seorang manusia dengan benda pujaannya. sebab itu segala pegertian khusus yang ada di dalam ritual agama seperti do'a,puasa,kurban, dan sebagainya,dalam dinamisme di ubah bentuknya. doa menjadi mantera suatu perbuatan yang mengandung daya kekuatan dan menimbulkan keajaiban" hilang sifatnya memohonnya kepada Allah.Do'a menjadi rumus yang sakti, yang di jawa di sebut japamantra. kurban menjadi suatu perbuatan magis yang mengeluarkan daya kekuatan sendiri,lepas dari ikatan ketuhanan.begitu juga puasa di ganti dengan tarak atau bertapa untuk mendapatkan daya kekuatan yang luar biasa.
Di dalam dinamisme pemujaan dan takut kepada daya-daya gaib yang luar biasa yang terdapat di dunia dan pada benda-benda itu di dapat dengan agama pagan(agama suku,agama daerah atau agama etis premitif).
PANDANGAN ISLAM TERHADAP ANIMISME DAN DINAMISME
Sampai sejauh ini telah dibicarakan secara ringkas kepercayaan animisme, dinamisme dan gagasan tentang Tuhan tertinggi. Animisme dan dinamisme yang dibicarakan sejauh ini adalah sebagian kecil saja dari apa yang biasanya disebut agama bangsa-bangsa primitif dan secara keseluruhan merupakan gambaran yang bulat tentang agama bangsa-bangsa primitif.
Sebagai telah dibicarakan diatas, bahwa dinamisme dan animisme adalah kepercayaan yang khayal belaka. Islam tidak membenarkannya, sebab hal itu termasuk syirik (menyekutukan Tuhan), orang yang menjalankannya disebut Musyrik.[ii]Islam mengajarkan bahwa orang tidak boleh menghormati dan menyembah selain Allah, sebagaimana ditegaskan dalam syahadat yang pertama yang artinya ; saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Hanya Allah sajalah yang Maha Menjadikan, Maha Kuasa dan Maha Tinggi serta Maha Bijaksana.
Allah berfirman, yang artinya : "Janganlah kamu sujud bersembah kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan matahari dan bulan, jika kamu benar-benar ingin menyebah kepada-Nya"(QS. Fush-shilat : 37)
Kita sebagai kaum muslimin harus waspada, jangan sampai iman kita dikotori oleh anasir-anasir animisme. Benda adalah tetap benda, apakah benda itu berwujud sebutir batu, sepotong besi atau secarik kertas yang ditulisi, nilainya sama saja. Kesemuanya tak mungkin mengandung kekuatan ghaib, tak mungkin mengandung gaya sakti lebih dari apa yang telah ditentukan oleh sunnatullah atau hukum alam.
Tentang meminta pertolongan kepada roh yang telah mati dan mendatangkan roh tersebut, haruslah kita jauhi karena hal ini dilarang oleh agama. Menurut ilmu spiritisme (Ilmu Arwah Modern), memanggil roh orang telah mati memang mungkin, akan tetapi apakah gunanya kita memanggil roh itu, bahkan akan mengganggu ketenangan roh bila saban-saban kita panggil, sedang roh itu tak dapat memberi faedah apa-apa kepada kita.
Apalagi kalau kita ingat bahwa roh yang mudah dipanggil hanyalah roh-roh jahil (roh yang dalam keadaan bingung), roh-roh pendusta, roh-roh pembohong saja, yang kesemuanya itu jelas tidak dapat memberikan manfaat kepada kita.
BUKTI ADANYA ALLAH
Adanya Allah swt adalah sesuatu yang bersifat aksiomatik (sesuatu yang kebenarannya telah diakui, tanpa perlu pembuktian yang bertele-tele). Namun, di sini akan dikemukakan dalil-dalil yang menyatakan wujud (adanya) Allah swt, untuk memberikan pengertian secara rasional. Mengimani Wujud Allah Subhanahu wa Ta'ala Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah,akal,syara',dan indera.
1. Dalil Fitrah
Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan, sehingga kadangkala disadari atau tidak, disertai belajar ataupun tidak naluri berketuhanannya itu akan bangkit. Firman Allah
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Al-A'raf:172)
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)"...? (Az-Zukhruf:87)
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Al Bukhari)
Ayat dan hadis tersebut menjelaskan kondisi fitrah manusia yang bertuhan. Ketuhanan ini bisa difahami sebagai ketuhanan Islam, karena pengakuannya bahwa Allah swt adalah Tuhan. Selain itu adanya pernyataan kedua orang tua yang menjadikannya sebagai Nasrani, Yahudi atau Majusi, tanpa menunjukkan kata menjadikan Islam terkandung maksud bahwa menjadi Islam adalah tuntutan fitrah. Dari sini bisa disimpulkan bahwa secara fitrah, tidak ada manusia yang menolak adanya Allah sebagai Tuhan yang hakiki, hanya kadang-kadang faktor luar bisa membelokkan dari Tuhan yang hakiki menjadi tuhan-tuhan lain yang menyimpang.
2. Dalil Akal
Akal yang digunakan untuk merenungkan keadaan diri manusia, alam semesta dia dapat membuktikan adanya Tuhan. Di antara langkah yang bisa ditempuh untuk membuktikan adanya Tuhan melalui akal adalah dengan beberapa teori, antara lain;
Teori Sebab.
Segala sesuatu pasti ada sebab yang melatar belakanginya. Adanya sesuatu pasti ada yang mengadakan, dan adanya perubahan pasti ada yang mengubahnya. Mustahil sesuatu ada dengan sendirinya. Mustahil pula sesuatu ada dari ketiadaan. Pemikiran tentang sebab ini akan berakhir dengan teori sebab yang utama (causa prima), dia adalah Tuhan.
Teori Keteraturan.
Alam semesta dengan seluruh isinya, termasuk matahari, bumi, bulan dan bintang-bintang bergerak dengan sangat teratur. Keteraturan ini mustahil berjalan dengan sendirinya, tanpa ada yang mengatur. Siapakah yang mempu mengatur alam semesta ini selain dari Tuhan?
Teori Kemungkinan (Problabyitas)
Adakah kemungkinan sebuah komputer ditinggalkan oleh pemiliknya dalam keadaan menyala. Tiba-tiba datang dua ekor tikus bermain-main di atas tuts keyboard, dan setelah beberapa saat di monitor muncul bait-bait puisi yang indah dan penuh makna?
Dalam pelajaran matematika, bila sebuah dadu dilempar kemungkinan muncul angka 6 adalah 1/6. Dan bila dua dadu dilempar kemungkinan munculnya angka 5 dan 5 adalah 1/36. Bila ada satu set huruf dari a sampai z diambil secara acak, kemungkinan muncul huruf a adalah 1/26. Bila ada lima set huruf diambil secara acak, kemungkinan terbentuknya sebuah kata T-U-H-A-N adalah 1/265 (satu per duapuluh enam pangkat lima) =1/11881376. Andaikata puisi di layar komputer itu terdiri dari 100 huruf saja, maka kemungkinannya adalah 1/26100. Dengan angka kemungkinan sedemikian orang akan menyatakan tidak mungkin, lalu bagaimanakah alam raya yang terdiri dari sekian jenis atom, sekian banyak unsur, sekian banyak benda, berapa kemungkinan dunia ini terjadi secara kebetulan? Kemungkinannya adalah 1/~ (satu per tak terhingga), atau dengan kata lain tidak mungkin. Jika alam ini tidak mungkin terjadi dengan kebetulan maka tentunya alam ini ada yang menciptakannya, yaitu Allah.
3. Dalil Naqli
Meskipun secara fitrah dan akal manusia telah mampu menangkap adanya Tuhan, namun manusia tetap membutuhkan informasi dari Allah swt untuk mengenal dzat-Nya. Sebab akal dan fitrah tidak bisa menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya.
Allah menjelaskan tentang jati diri-Nya di dalam Al-Qur'an;
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam".(al-A'raf:54)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt adalah pencipta semesta alam dan seisinya, dan Dia pulalah yang mengaturnya.
4. Dalil Inderawi
Bukti inderawi tentang wujud Allah swt dapat dijelaskan melalui dua fenomena:
Fenomena Pengabulan do'a
Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa orang-orang yang berdoa serta memohon pertolongan-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah Swt. Allah berfirman:
"Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar."
(Al-Anbiya: 76)
"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Robbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu" (Al Anfaal: 9)
Anas bin Malik Ra berkata, "Pernah ada seorang badui datang pada hari Jum'at. Pada waktu itu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tengah berkhotbah. Lelaki itu berkata' "Hai Rasul Allah, harta benda kami telah habis, seluruh warga sudah kelaparan. Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mengatasi kesulitan kami." Rasulullah lalu mengangkat kedua tanganya dan berdoa. Tiba-tiba awan mendung bertebaran bagaikan gunung-gunung. Rasulullah belum turun dari mimbar, hujan turun membasahi jenggotnya. Pada Jum'at yang kedua, orang badui atau orang lain berdiri dan berkata, "Hai Rasul Allah, bangunan kami hancur dan harta bendapun tenggelam, doakanlah akan kami ini (agar selamat) kepada Allah." Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa: "Ya Robbku, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan Engkau turunkan sebagai bencana bagi kami." Akhirnya beliau tidak mengisyaratkan pada suatu tempat kecuali menjadi terang (tanpa hujan)." (HR. Al Bukhari)
Fenomena Mukjizat
Kadang-kadang para nabi diutus dengan disertai tanda-tanda adanya Allah secara inderawi yang disebut mukjizat. Mukjizat ini dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti yang jelas tentang wujud Yang Mengurus para nabi tersebut, yaitu Allah swt. Karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia, Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan penolong bagi para rasul. Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa as. Agar memukul laut dengan tongkatnya, Musa memukulkannya, lalu terbelahlah laut itu menjadi dua belas jalur yang kering, sementara air di antara jalur-jalur itu menjadi seperti gunung-gunung yang bergulung. Allah berfirman,
85725-47625"Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu,Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar." (Asy Syu'araa: 63)
Contoh kedua adalah mukjizat Nabi Isa as. ketika menghidupkan orang-orang yang sudah mati; lalu mengeluarkannya dari kubur dengan ijin Allah. Allah swt berfirman:
"…Dan Aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah" (Ali Imran: 49)
"Dan (ingatlah) ketika kamu mengeluarkan orang mati dari kuburnya (menjadi hidup) dengan ijin-Ku." (Al Maidah 110)
Tanda-tanda yang diberikan Allah, yang dapat dirasakan oleh indera kita itu adalah bukti pasti wujud-Nya.
BAB III
KESIMPULAN
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian. Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56)
RINGKASAN MATERI
Pengertian Tuhan Dalam Perspektif Islam
Dalam Al-Qur'an perkataan tuhan di kenal dengan istilah Rabb,Maalik Atau Malik Dan Ilah.
Rabb adalah"Tuhan Sang Maha Pencipta"
Malik dalam Al-Qur'an di pakai untuk menunjukan pada Tuhan yang Berkuasa Mempunyai,Memiliki Atau Merajai Sesuatu
llah secara etimologis mempuyai arti sebagai yang disembah dengan sebenarnya atau tidak sebenarnya.Apa saja yang disembah manusia ,dia itu llaah namanya.
Pemikiran Manusia Tentang Tuhan
Animisme berasal dari kata "Anima",dari bahasa latin Animus. Dan bahasa Yunani"Avepos" dalam bahsa sang sekerta di sebut"Rana". dalam bahasa Ibrani di sebut"Ruah" yang artinya napas atau jiwa.ia adalah dokterin tentang realitas jiwa.
Dinamisme berasal dari kata yang terdapat dalam bahasa Yunani, yaitu,''Dunamos'' dan diinggriskan Menjadi''dynamic''yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kekuatan ,kekuasaan atau khasiat dan dapat juga diterjemahkan dengan daya,Dinamismen disebut juga preanismisme,yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempuyai makna.
SARAN
Kita sebagai manusia seharusnya lebih mengembangkan pengetehuan tentang referensi konsep ketuhanan dalam islam sehingga pemahaman kita tentang konsep ketuhanan dalam islam tidak terbatas terutama mengenai filsafat ketuhanan,pemikiran manusia tentang tuhan,tuhan menurt wahyu,dan dalil dalil pembuktian eksintensi tuhan.
Dan kita dikatakan sosok manusia yang seutuhnya apabila ada keselarasan manusia dengan tuhannya.maka dari itu kita sebagai penerus pemuda bangsa dan negara mari kita pahamkan dalam keseharian kita tentang pemahaman konsep dasar ketuhanan dalam islam.
PERTANYAAN
1.Mengapa pemikiran manusia tentang Tuhan selalu berbeda-beda?
Jawab: Kata ''ilah'' yang selalu dipakai terutama oang arab untuk menyebut sesuatu yang dianggap penting,besar,yang diagungkan,yang mempunyai kekuatan yang lebih besar. Dari kata ilahi (Tuhan) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusai sedemikian rupa,sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Perkataan dipentingkan hendaknya diartikan secara luas. Tercakup d idalamnya dapat yang dipuja,dicinta,diagungkan,diharap harapkan dapat memberikan kegembiraan dan termasuk pula yang ditakuti akan mendatangka bahaya atau kerugian.
2.Apa yang di maksud lahiriah dan batinia serta contohnya?
Jawab: lahiriah yaitu yang bersifat lahirnya,tampaknya tentunya bukan bersifat batin. Perbuatan yang dilakukan dengan anggota badan dan dapat diketahui melalui pendengaran dan penglihatan. Contoh yaitu:
Amalan lahiriah yang dilakukan melalui ucapan seperti menasehati dalam kebajikan untuk mencegah kemungkaran,berbicara denga embicaraan yang baik,dan membaca Al-quraan.
Amalan lahiriah dengan anggota badan seperti menolong orang dalam kebajikan,dan menjenguk orang sakit dll.
Sedangkan batiniah adalah amalan yang dilakukan oleh hati(Al-qalb) yang berhubungan dengan batin(jiwa atau hati). Contoh yaitu: perbuatan yang baik seperti beriman,bersabar,berniat,tawaqal,ikhlas, tegar dan berani.
3.Berikan contoh dalil pembuktian eksistensi Tuhan?
Jawab: ''Dia adalah satu, tapi bukan dalam arti jumlah. Dia tidak dibatasi oleh batasan-batasan ataupun tidak dihitung oleh angka-angka. Siapa yang menunjukan-Nya berarti mengakui batasan-batasan-Nya, dan yang mengakui batasan-batasan-Nya berarti telah menghitung-Nya. Siapa yang menggambarkan-Nya, berarti membatasi-Nya , memberikan jumlah kepada-Nya, menolak keazalian-Nya. Segala sesuatu yang disebut satu adalah kurang,kecuali Dia.''
4. Apa yangdi maksud dalil fitrah dan dalil akal?
Jawab: dalil fitrah yaitu perasaan alami yang tajam pada manusia yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala sesuatu, mengurus dan mengatur segala yang ada di alam semesta, yang diharapkan kasih sayang-Nya dan ditakuti kemurkaan-Nya. Sedangkan dalil akal yaitu dengan tafakkur dan perenungan terhadap alam semesta yang merupakan menifestasi dari eksistensi Allah SWT.
Terimakasih telah membaca MAKALAH KONSEP KETUHANAN DLM ISLAM. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat
0 komentar: