September 28, 2016

Melihat Sejarah Manajemen Secara Kritis Untuk Masa Depan

Judul: Melihat Sejarah Manajemen Secara Kritis Untuk Masa Depan
Penulis: Titis Setyabudi


Melihat Sejarah Manajemen Secara Kritis Untuk Masa Depan
STEPHEN CUMMINGS TODD BRIDGMAN Victoria University of Wellington
Tulisan ini diawali dengan fenomena terasingnya sejarah di sekolah-sekolah bisnis yang secara umum diterima begitu saja oleh para pengajar dan mahasiswa. Dengan mengambil kasus Max Weber, penulis mengungkap bagaimana Weber secara parsial digunakan untuk men-justifikasi pemikiran-pemikiran manajemen saat ini. Tulisan ini juga mendorong mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritisnya untuk menelisik tokoh-tokoh lain yang berperan dalam membangun sejarah dan mengajak mahasiswa menjadi pemikir manajemen yang kreatif untuk masa depan.
Keengganan untuk membaca sejarah, seolah-olah, adalah kesalahan mahasiswa, seperti yang diungkapkan oleh Stephen Robbin, "Students want to know what works and what doesn't . . . they are not interested in the details of research, the historical evolution of our knowledge, or long discourses on competing ideas." Managing Today, (1997: xvii).
Pembuat kurikulum sebenarnya menyadari bahwa sejarah itu penting dalam manajemen. Tapi, mereka mengambil jalan yang berbeda. Padahal banyak tulisan yang mendukung hal tersebut, misalnya: pemahaman yang baik tentang sejarah manajemen membantu mahasiswa untuk belajar dari kesalahan masa lalu (Wren, 1987;Thomson, 2001; Smith, 2007).
Masalahnya bukan hanya minimnya pelajaran sejarah di sekolah bisnis dan siapa pengajarnya, tapi juga materi ajar dan kurangnya nalar kritis yang menghambat sejarah berkontribusi positif terhadap masa depan manajemen.
Kasus Max Weber
Bahwa Weber telah disalahmengerti dalam studi manajemen terlihat dalam beberapa tulisan. Tulisan ini hendak menggali mengapa kesalahpengertian seperti ini bisa terus terjadi dan dalam beberapa kasus terjadi secara intensif. Ini terjadi pada buku-buku teks sekarang. Tulisan ini juga mengulas proses atau sistem yang terus menerus menjaga kesalahan ini.
Tulisan ini menggunakan "counterhistorical"nya Michel Foucault untuk menganalisa buku-buku teks manajemen tersebut. Dimulai dari uraian pendekatannya sampai pada analisa sejarahnya, lalu dilanjutkan dengan analisa tentang Weber sebagai tokoh sejarah dalam buku-buku teks.
Teori Sejarah Kritis Foucaoult
Michel Foucault (1980: 70) menulis sejarah untuk mempertanyakan pandangan umum yang melihat tujuan sejarah adalah menjelaskan kebenaran peristiwa. Dia tertarik untuk menguraikan bahwa sejarah hanyalah permainan membangun kebenaran. Maka dia mengatakan dari pada melegitimasi apa yang sudah diketahui secara umum, dia memilih untuk berpikir berbeda untuk mengungkap apa yang selama ini dianggap tidak ada.
Maka Foucault tidak berniat untuk mengungkap seluruh kebenaran, hanya meragukan apa yang dianggap sebuah kebenaran. Ada beberapa fase yang dilakukan oleh Foucault dalam counterhistoris-nya: Fase awal, Fase arkeologi, dan Fase genealogi (Burrell, 1988; Flynn, 1994). Kadang ditambah Fase analisis interpretasi.
Karya-Karya Awal: Sejarah yang Berkembang Mungkin Mengaburkan Kebenaran
Karya-karya awal Foucault (1965,1975,1976) mengkritik status psykologi dan psykiatri sebagai ilmu pengetahuan dan asumsi mereka bahwa mental yang "normal" adalah tujuan. Dia mengatakan bahwa manusia menjadi spesies psykologi sejak Age of Reason menjadikan kegilaan sebuah masalah untuk dipecahkan, yang kemudian menjadi objek kajian. Kegilaan atau yang semacamnya tidak selalu ada, dia diadakan untuk tujuan praktis, memunculkan ilmu pengetahuan (psikologi). Lalu dengan membalik sejarah, Foucault menemukan bahwa antara objek dan subjek saling berkaitan.
Dalam konteks yang lebih luas, manusia itu sebenarnya tidak ada sampai kemudian munculnya humanisme dan ilmu tentang manusia (Foucault, 1970). Foucault menggarisbawahi peran sejarah psikologi dalam proses penciptaan ini. Proses ini menjadikan psikologi sebagai sebuah bangunan yang kuat dan membawa sejarah baru di mana kegilaan akhirnya diperlakukan sebagaimana mestinya yang sebelumnya manusia tidak ketahui.
Namun demikian, Foucault juga mengatakan sejarah ditulis sebagai alat antisipasi (masa lalu dianggap lebih rendah dari masa sekarang). Walaupun tidak logis, Hal ini dianggap benar: bahwa kegilaan tidak dikenal sampai kemudian ilmu pengetahuan modern menemukannya.
Arkeologi: Setiap Strata mempunyai Kebenarannya.
Pada fase ini pertanyaan yang dimunculkan Foucault bukan lagi mempertanyakan ilmu pengetahuan yang diragukan keilmupengetahuannya dan mengapa kebenaran itu disembunyikan tapi "apa yang mendorong manusia untuk melakukan hal tersebut: menciptakan sejarah tentanghal tersebut dan efeknya pada ilmu pengetahuan ke depan?"
Untuk menjawab hal tersebut, Foucault mengatakan bahwa semua kebenaran, konsep tentang objek terikat oleh "strata" yang melingkupinya. Dia menyebutnya dengan episteme. Episteme yaitu sebuah pandangan, kepingan sejarah yang berlaku untuk semua cabang pengetahuan, yang berkeyakinan bahwa segala sesuatu mempunyai norma dan postulat yang sama, logika umum, sebuah struktur di mana manusia pada periode tertentu tidak bisa lepas darinya. Sedangkan Arkeologi oleh Foucault dimaknai sebagai sebuah sejarah yang tidak berkembang sebagaimana ilmu pengetahuan tapi mempunyai keserbamungkinan.
Metode kerjanya yaitu mencari bangunan pengetahuan yang dianggap kemudian dengan episteme yang berbeda dicob untuk dikritisi. Dalam epistem modern misalnya, studi tentang manusia harus bisa memenuhi syarat ilmu pengetahuan "normal" untuk dianggap benar. Foucault mengatakan hal ini sebagai kejahatan luar biasa karena kita dipaksa untuk menerima kepastian tertentu untuk semua bidang. Arkeologi mendorong kita untuk mengungkap mengapa pandangan yang berbeda muncul sebagai kebenaran pada zaman yang berbeda.
Geneology: Sebuah Kebenaran dibentuk dan Dipelihara oleh "Jaringan Keluarga"
Foucault menggunakan pandangan Nietzsche untuk menjelaskan masalah "kekuasaan diskursif". Nietzsche berpandangan bahwa tidak ada bentuk yang tetap, yang ada hanya jejaring chaotik perubahan dan hubungan kesempatan. Foucault beralih dari kecenderungan arkeologi yang struktural menuju pandangan bahwa semua pengetahuan seperti sejarah. Semua sejarah berkembang dan sejarah adalah rangkaian interpretasi yang tidak ada kaitannya dengan asal muasal sesuatu, kecuali kepentingan.
Fokus pertayaannya adalah jika tidak ada satu alasan sebagai dasar dari pengetahuan, maka apa yang membuat kita percaya pada interpretasi yang kita sebut pengetahuan. Jawabannya adalah kekuasaan. Bukan kekuasaan seperti pada umumnya tapi "jaringan relasi". Jaringan yang memungkinkan pengetahuan untuk tetap ada pada domain tertentu.
Kalau arkeologi menguji kebenaran dengan berbagai epistem, Geneology menitikberatkan pada relasi kekuasaan-pengetahuan dalam dan lintas waktu. Pengetahuan dibangun dari pembentukan sudut pandang dan batasan-batasan terhadap subyek. Kemudian pengetahuan ini membangun jaringan yang menekan interpretasi yang lain.
Untuk memulai counterhistory genealogi, Foucault mulai dengan menyandingkan pendapat-pendapat yang berlawanan untuk menunjukkan diskontinyuitas. Foucault mencontohkan tentang perbedaan antara cara pikir Barat pada abad 18 dan 19 dengan cara membandingkan deskripsi tentang hukuman brutal terhadap Damiens seorang pelayan yang mencoba membunuh  King Louis XV of France tahun 1757 dengan jadwal rutinitas para narapidana yang membosankan.
Analisis: Menjawab Kesalahpahaman tentang Weber
Dengan menggunakan pendekatannya Foucult akan dianalisa sejarah Weber di dalam buku-buku teks manajemen.
Karya-Karya Awal: Bagaimana Sejarah Manajemen yang Berkembang Mengaburkan Kebenaran tentang Weber
Buku-buku teks manajemen meletakkan Weber dan tokoh lain seperti Frederick Taylor pada aliran klasik. Weber dianggap sebagai penemu dan penyokong utama birokrasi sebagai cara yang paling baik dalam mengelola organisasi dan pendukung efisiensi mekanis.
Dua buku pengantar manajemen paling laris mengungkapkan bahwa Weber adalah bapak birokrasi. Buku Managing Organizations: New Challenges and Perspective menjelaskan hal tersebut. Buku yang lain, In Search of Excellence, menguraikan bahwa kepemimpinan karismatik semu dan pemujaan yang berlebihan atas birokrasi serta pembentukan imej menjadi cara untuk tetap bertahan.
Ada anggapan bahwa Weber terlalu memuja birokrasi sehingga mengesampingkan faktor manusia dalam organisasi. Bahkan ada anggapan bahwa Weber adalah tokoh dehumanisasi. Padahal hal tersebut tidak benar. Anggapan-anggapan tersebut menutupi fakta bahwa Weber adalah seorang pengacara, sejarawan, ahli ekonomi, ahli politik, dan sosiologis. Weber bukan ahli manajemen dan organisasi. Bidang tersebut belum ada pada eranya. Dia tidak pernah mendesain sebuah organisasi. Birokrasi tidak menjadi perhatian utamanya, visinya jauh lebih luas. Bahkan mungkin Weber tidak mengenal karya Taylor. Weber memang pernah ke Amerika tahun 1904, tapi Taylor belum dikenal pada dekade awal abad 20. Hanya untuk alasan membuat kemajuan yang linear maka Weber disamakan dengan Taylor.
Penggunaan kata ideal oleh Weber juga membingungkan para penulis manajemen. "tipe ideal" Weber bukanlah rancangan yang baik. Ideal menurut dia tidak mudah dalam kenyataannya. Ada tiga tipe ideal: Tradisional, Karismatik, dan rasional-legal. Dalam analisa politik, weber mencontohkan tipe karismatik akan cocok pada organisasi birokrasi, misalnya pada moarki atau kerajaan.
Tapi, Weber pesimis terhadap masa depan birokrasi. Untuk masa yang akan datang birokrasi bisa menyebabkan semangat kemanusiaan lenyap. Weber sangat ingin disebut sebagai figur yang karismatik bukan birokrat.
Kesalahan lain tentang Weber adalah kesalahan penetapan waktu kapan kontribusi utama Weber pada manajemen atau organisasi. Tahun 1947 dianggap milestone. Padahal tahun tersebut adalah tahun dimana terjemahan karya-karya Weber, Wirtschaft and Gesellschaft , oleh Parson muncul di Amerika.
Disiniah dimulai analisa episteme pada karya parson dimulai. Alasan-alasan dibalik penciptaan buku-buku teks manajemen versi Weber diungkap.
Arkeologi: Setiap Strata mempunyai Kebenarannya.
Sebelum tahun 1947 studi manajemen tidak mengenal Weber. Pada buku Garden (1945) berjudul Human Relations in Industry nama Weber tidak disebut. Weber saat itu sedang diciptakan dengan episteme oleh Talcott Parsons.
Buku Wirtschaft and Gesellschaft belum selesai ketika Weber meninggal. Parsons menemukan Weber pada tahun 1920an ketika sedang studi di Jerman. Dia mulai menerjemahkan tulisan Weber berjudul The Protestant Ethic and the Spiri of Capitalism (1930). Lalu dia kembali ke Amerika dan menjabat di Harvad untuk mengembangkan bidang sosiologi di Amerika. Untuk alasan tersebut Parson melebih-lebihkan tulisan Weber yang belum selesai.
Tahun 1930an Parson menerjemahkan Wirtschaft and Gesellschaft-nya Weber (yang sebenarnya bermakna ("Work and Society") ke dalam bahasa Inggris menjadi The Theory of Social and Economic Organisation, padahal itu hanya terjemahan dari Wirtschaft. Itupun hanya bagian-bagian yang menarik untuk kepentingan Parson pada bidang sosiology misalnya birokrasi dan tipe ideal. Sementara bagian tulisan Weber yang lain pada buku terebut seperti agama, hukum, dan politik tidak diterjemahkan.
Geneology: Sebuah Kebenaran dibentuk dan Dipelihara oleh "Jaringan Keluarga"
Geneology meneliti jejaring dan kepentingan yang melatarbelakangi interpretasi tentang Weber pada teks-teks manajemen dan bagaimana jejaring tersebut tetap mengawal perubahan yang terarah sepanjang waktu.
Analisa geneology mengungkap bahwa kesalahpahaman tentang Weber tetap terjadi dan teori serta kontribusinya pada sejarah tetap terjaga karena jejaring kekuasaan-pengetahuan saat ini. Kesalahpahaman terhadap Weber bahkan berlangsung sampai pada edisi kesembilan buku weber versi terjemahan Parson. Semua edisi mengungkapkan bahwa birokrasi tidaklah seefisien apa yang diungkapkan Weber yang menjadikannya tidak ideal juga bukan bentuk organisasi yang sempurna.
Deskripsi tentang weber seagai pemikir manajemen berperan peting dalam naraasi sejarah manajemen. Manajemen memerlukan sejarah untuk membangun paradigma pengetahuannya.


Download Melihat Sejarah Manajemen Secara Kritis Untuk Masa Depan.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Melihat Sejarah Manajemen Secara Kritis Untuk Masa Depan. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: