Judul: Makalah Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Finlandia
Penulis: Rini Wulandari
Makalah Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia, dan Jepang
Oleh : Rini Wulandari
(11301241019)
Sistem Pendidikan / Kurikulum
Jenjang Pendidikan
Aspek Indonesia Jepang Finlandia
Jenjang Pendidikan Wajib Belajar Wajib belajar sembilan tahun pendidikan dasar dan menengah dimulai ketika anak berusia 7 tahun hingga 16 tahun. Wajib belajar sembilan tahun pendidikan dasar dan menengah berlaku untuk penduduk berusia 6 tahun hingga 15 tahun Wajib belajar sembilan tahun pendidikan dasar dan menengah dimulai ketika anak berusia 7 tahun hingga 16 tahun
Pra-pendidikan Pra-pendidikan dasar atau dinamakan dengan pendidikan usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini memang tidak termasuk dalam pendidikan yang diwajibkan, namun pemerintah menyediakan sekolah TK atau yg disebut dengan Youchien. Selain itu juga ada Hoikuen (day care). Perbedaan antara Youchien dan Hoikuen hanya terletak pada jam belajarnya. Youchien hanya dari pukul 8;50-13:30, sedangkan Hoikuen dimulai sejak pukul 07:00-19:00. Hoikuen diperuntukkan untuk anak-anak yang orang tuanya bekerja dan tidak ada yang bisa menjaganya. Oleh karena itu, salah satu syarat mendaftarkan ke sekolah ini adalah surat keterangan bahwa kedua orang tua bekerja. Selama sebelum usia anak menginjak usia wajib belajar, anak dapat berpartisipasi dalam pendidikan anak usia dini. Pihak yang berwenang dapat memberikan pra-pendidikan dasar di sekolah, hari-pusat perawatan, dan perawatan keluarga sehari di rumah atau tempat lain yang sesuai. Partisipasi dalam pendidikan anak usia dini adalah sukarela tetapi di kota berkewajiban untuk memberikan pendidikan anak usia dini.
Pendidikan Dasar Sekolah Dasar (SD) {6 th} : 7-12 tahun
Sekolah Menengah Pertama (SMP) {3 th} : 13 – 15 tahun
Compulsory Education
Sekolah Dasar (SD) {6 th} : 7-12 tahun
Sekolah Menengah Pertama (SMP) {3 th} : 13 – 15 tahun
Comprehensive schools
Sekolah Dasar (SD) {6 th} : 7-12 tahun
Sekolah Menengah Pertama (SMP) {3 th} : 13 – 15 tahun
Pendidikan Menengah Sekolah Menengah Atas (SMA) {3 th}: 16 -18 tahun. Sekolah ini diperuntukkan bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang universitas.
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) {3 th}: 16 -18 tahun dengan bidang keahlian diantaranya Teknik, Bisnis dan Manajemen, Pariwisata, Tata Boga, Tata Busana, Agribisnis, Seni Rupa, Perkapalan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dll). Sekolah ini diperuntukkan bagi siswa yang ingin melanjutkan ke dunia kerja.
Sekolah Menengah Akademis Elit.
Sekolah ini diperuntukkan bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang universitas papan atas nasional.
Sekolah Tinggi Akademik Non-elit,
Sekolah ini diperuntukkan bagi siswa masuk universitas atau perguruan tinggi kurang bergengsi.
SMK yang menawarkan kursus dalam perdagangan, mata pelajaran teknis, pertanian, homescience, keperawatan dan perikanan. Sekitar 60% dari lulusan mereka memasuki pekerjaan penuh-waktu.
Korespondensi Sekolah Tinggi menawarkan berbagai bentuk pendidikan fleksibel untuk 1,6% dari siswa SMA biasanya bagi mereka yang tidak mampu menyeleasikan jenjang sekolah tinggi karena berbagai alasan.
Program Evening SMA digunakan untuk memberikan pengajaran bagi siswa miskin tetapi memiliki ambisius yang tinggi untuk memperbaiki kekurangan pendidikan mereka Upper Secondary School (Sekolah Menengah Atas){3 th}: 16 – 18 tahun. Sekolah ini diperuntukkan bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang universitas.
Vocational Schools and Apprenticeship Training
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) {3 th}: 16 -18 tahun Sekolah ini diperuntukkan bagi siswa yang ingin melanjutkan ke dunia kerja.
Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi terdiri dari
Pendidikan akademik yang memiliki fokus dalam penguasaan ilmu pengetahuan.
Jenjang:
Sarjana (S1) selama 4 tahun.
Program Profesi, Magister (S2) selama 2 tahun.
Program Spesialis (SP) dan Program Doktoral (S3) selama 3 tahun.
Pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya.
Jenjang :
Diploma I, II, II dan IV Pendidikan tinggi terdiri dari
Universitas (大学 daigaku)
Akademi Teknologi (短期大学 tanki daigaku)
Sekolah Tinggi Teknik (Koto-senmon-gakko)
Sekolah Kejuruan (Senmon-gakko)
Jenjang :
Sarjana (S1) selama 4 tahun. Khusus untuk kedokteran 6 tahun.
Program Master (S2) selama 2 tahun.
Program Doktor (S3) selama 3 tahun. Pendidikan tinggi terdiri dari:
Universitas (yliopisto, universitet)
Fokus universitas pada penelitian dan memberikan pendidikan yang lebih teoretis. Misalnya, dokter adalah lulusan universitas.
Jenjang:
Bachelor's Degree (S1) selama 3 tahun .
Master's Degree (S2) selama 2 tahun.
Doctorate Degree (S3)
Politeknik (ammattikorkeakoulu, yrkeshögskola, atau disingkat dengan AMK/Yh).
Politeknik fokus pada keterampilan praktis dan jarang melakukan penelitian, tetapi apa yang mereka lakukan terlibat langsung dalam proyek-proyek pembangunan industri. Misalnya perawat adalah lulusan sekolah teknik. (Namun, lanjutan gelar ilmu keperawatan ada di universitas).
Jenjang:
Polytechnic Bachelor's Degree (S1) selama 3-4 tahun .
Polytechnic Master's Degree (S2) selama 1-2 tahun.
Pada umumnya jenjang pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Finlandia memiliki kesamaan. Ketiga negara tersebut juga sama – sama menerapkan wajib belajar sembilan tahun. Namun untuk jenjang sarjana di Finlandia hanya memerlukan waktu studi tiga tahun. Perbedaan yang sangat mencolok antara pendidikan di Indonesia dan di negara lain terletak pada kesan prestige jika dapat memasuki universitas, sehingga siswa berlomba – lomba masuk ke universitas bergengsi walaupun dengan kemampuan rendah. Di Finlandia siswa – siswa yang memiliki kemampuan rendah diarahkan untuk memasuki sekolah – sekolah vokasi untuk mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja, sehingga kemampuan – kemampuan siswa benar – benar dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Anggaran Pendidikan
Anggaran Pendidikan 20 % dari totsl seluruh anggaran negara yaitu sebesar Rp. 332 triliun 31.6% dari total seluruh anggaran negara yaitu sebesar Rp 611 triliun. 20 % dari total seluruh anggaran negara yaitu sebesar Rp107 triliun
Pembiayaan pendidikan Adanya dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) untuk pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), pembelian buku teks pelajaran, biaya ulangan harian dan ujian, serta biaya perawatan operasional sekolah sehingga adanya pembebasan biaya pendidikan dari jenjang SD sampai SMP. Adanya pembebasan biaya pendidikan untuk wajib belajar 9 tahun dari jenjang SD sampai SMP. Siswa SD dan SMP di Jepang tidak membayar uang SPP, dan hanya membayar biaya non SPP, seperti pembelian buku penunjang (buku wajib gratis), biaya ekskul, tour sekolah, dll. Biaya pendidikan di Finlandia seluruhnya gratis, mulai pendidikan dasar hingga universitas. Pemerintah bahkan menyediakan bus jemputan untuk murid sekolah dasar. Jika tidak ada bus jemputan, pemerintah memberikan subsidi uang transportasi untuk siswa. Di luar itu, pemerintah menyediakan buku-buku dan perpustakaan lengkap. Kasarnya, murid di Finlandia tinggal datang ke sekolah untuk belajar tanpa memikirkan biaya untuk makan siang, ongkos, dan buku.
Anggaran biaya pendidikan di In donesia memiliki kesamaan dengan Finlandia yaitu sekitar 20 % dari total anggaran belanja negara, sedangkan untuk Jepang, pemerintah memberikan anggaran biaya pendidikan yang cukup tinggi, yaitu sekitar 31,6 % dari total anggaran belanja negara. Dalam aspek pembiayaan pendidikan, Jepang dan Indonesia memiliki kesamaan, yaitu penggratisan biaya pada jenjang pendidikan dasar. Sedangkan untuk jenjang selanjutnya siswa harus mengeluarkan biaya pribadi. Namun biaya pendidikan di Jepang tergolong rendah dibanding dengan Amerika dan Inggris. Sedangkan di Finlandia pemerintah menggratiskan biaya pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga universitas dan segala keperluan yang berhubungan dengan pendidikan, misalnya makan siang, ongkos transportasi, dan buku.
Tenaga Pendidik
Kualifikasi Guru Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD,SMP, dan SMA) minimal lulusan Sarjana (S1) dilanjutkan dengan program PPG atau sertifikasi sebagai tanda kelayakan sebagai guru. Jenjang Pendidikan Dasar (SD dan SMP) minimal lulusan Sarjana (S1) Jenjang Pendidikan Dasar (SD dan SMP) minimal lulusan Master's Degree (S2). Guru juga harus memiliki kompetensi yang sangat baik pada penguasaan bahasa Finlandia atau Swedia.
Proses Perekrutan Proses perekrutan guru di indonesia menggunakan ujian nasional CPNS atau jika diperlukan mendesak di daerah-daerah yang membutuhkan guru, diadakan ujian CPNS setingkat daerah. Untuk menjadi guru di Jepang para calon guru harus menjalani kuliah di universitas keguruan untuk mendapat lisensi guru. Kalau tidak masuk ke dalam universitas keguruan, mereka harus menjalani semacam kursus yang diselenggarakan oleh badan pemerintah Jepang, yang bisa mengeluarkan lisensi untuk menjadi guru.
Setelah itu, untuk menjadi guru di daerah tertentu, mereka harus mengikuti tes yang dilaksanakan setiap daerah. Di Jepang standarisasi setiap daerah berbeda, karena itu setiap daerah mengeluarkan ujian sendiri untuk calon guru yang berminat di daerahnya. Misalnya, untuk mengajar di kota Tokyo, mereka harus mengikuti ujian khusus untuk menjadi guru di kota tersebut.
Setelah mendaftar, maka calon guru harus mengikuti dua kali ujian. Yang pertama tes tertulis. Kalau lulus, mereka harus mengikuti ujian wawancara. Bila keduanya lulus, maka calon guru tersebut akan dipilihkan sekolah tempat mereka akan mengajar nantinya, oleh pejabat pendidikan di kota tersebut. Seorang guru calon harus memiliki nilai yang sangat baik dan harus memerangi perlawanan sengit untuk menjadi seorang guru. Hanya sekitar 10% dari pelamar untuk program tertentu berhasil.
Gaji Gaji guru di Indonesia berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta rupiah per bulan. 156.500 yen sampai 512.100 yen yaitu sekitar Rp18 juta hingga Rp 60 juta per bulan untuk guru SD dan SMP, sedangkan gaji guru SMA sedikit lebih tinggi. Grade menggambarkan periode kerja. Seorang guru muda akan memperoleh 156,500 yen per bulan, dengan kurs hari ini setara dengan Rp. 18 juta. Rata-rata guru bergaji USD28.780 atau Rp321 juta per tahun atau sekitar Rp 27 juta per bulan.
Untuk tenaga pendidik yaitu guru, Finlandia memiliki kualifikasi guru paling tinggi. Di Finlandia, guru merupakan profesi yang sangat diminati dan peluang untuk menjadi guru sangat kecil karena proses perekrutan yang sangat ketat. Sama halnya denggan di Finlandia, di Jepang, guru juga merupakan profesi yang sangat dihormati. Walaupun kualifikasi guru dijepang lebih rendah daripada di Finlandia, proses perekrutan guru di Jepang juga sangat ketat. Untuk di Indonesia sendiri, sedang digalakkan program – program untuk peningkatan kualitas guru. Program terbaru dari pemerintah ialah, adanya program PPG untuk mendapatkan sertifikat mengajar bagi guru. Kesejahteraan guru di Jepang dan Finlandia juga jauh diatas Indonesia jikka dilihat dari jumlah gaji yang diterima.
Kurikulum Matematika
Kurikulum Matematika Kurikulum pendidikan matematika saat ini adalah:
1. Dikembangkan berdasarkan kompetensi tertentu.
2. Berpusat pada anak sebagai pengembang pengetahuan.
3. Terdapat penekanan pada pengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta kemampuan mengkomunikasikan matematika. Tujuan kurikuler dalam pendidikan matematika yaitu untuk memberikan para siswa dengan berbagai dan beragam pengalaman yang akan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir secara logis dan kreatif. Kerangka kurikulum Jepang untuk bidang matematika tidak ditargetkan untuk menguasai luasnya cakupan, tetapi justru menargetkan kedalaman proses pembelajarannya Tugas kurikulum dalam matematika adalah untuk menawarkan kesempatan untuk pengembangan pemikiran matematika, dan untuk belajar konsep-konsep matematika.
Materi Pelajaran 1. Cakupan materi sekolah dasar meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
2. Cakupan materi untuk SMP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi
3. Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri, peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi 1. Materi SD
a. Bilangan dan operasinya
b. Kuantitas (jumlah) dan
pengukuran
c. Bentuk geometris
d. Relasi jumlah
2. Materi SMP
a. Bilangan dan ekspresi
(symbol) matematika
b. Bentuk geometri
c. Fungsi
d. Pengolahan data (statistic)
Tahun pertama tingkat SMP (lower secondary school), kurikulum menargetkan empat sasaran dasar:
memperdalam pemahaman siswa mengenai integral
memahami arti persamaan (equations)
memahami fungsi hubungan (relationships)
memperdalam pemahaman siswa tentang ciri-ciri ruang (properties of space figures) Materi Utama pada jenjang SD
Bilangan dan Perhitungan : simbol bilangan, operasi bilangan, bilangan desimal, perkalian, pembagian, pecahan, fungsi, kombinatorika, sejarah matematika.
Aljabar : perbandingan, rasio, barisan bilangan sederhana, perbandingan, rasio, barisan bilangan, persamaan dan pertidaksamaan, eksponensial, persamaan linear.
Fungsi : persamaan garis, konsep fungsi.
Geometri : konsep dasar geometri, menggambar bangun datar dan bangun ruang, refleksi dan pencerminan sederhana. dilasi, refleksi, lingkaran, sudut, kongrensi, dilasi hubungan sudut, Phytagoras, poligon.
Pengukuran : prinsip pengukuran, luas, panjang, jarak, berat, prinsip pengukuran, luas, panjang, jarak, berat.
Peluang dan Statistika : mencari, mengumpulkan, dan menyajikan data, membaca tabel dan diagram, mencari, mengumpulkan, dan menyajikan data, membaca tabel dan diagram, mencari rata-rata, sistem koordinat, konsep peluang, frekuensi, mencari, mengumpulkan, dan menyajikan data, membaca tabel dan diagram, mencari rata-rata, sistem koordinat.
Pada dasarnya kurikulum matematika di Indonesia, Jepang, dan Finlandia sama. Namun di Indonesia saat ini masih menekankan pada kuantitas pembelajaran bukan kualitas. Materi pembelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak daripada di jepang dan Finlandia.
2. Proses Pembelajaran
Metode Pembelajaran Menggunakan metode saintifik (Menggamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan) Pembelajaran di Jepang menggunakan metode belajar tutor sebaya (peer
learning) atau yang disebut Lesson Study (LS). Konsep Pembelajaran yang Berorientasi Siswa Aktif Organisasi sekolah dan pendidikan didasarkan pada konsep pembelajaran yang berfokus pada aktivitas siswa dan interaksi dengan guru, siswa dan lingkungan belajar.
Penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran
Menekankan pentingnya belajar melalui melakukan dan menempatkan penekanan khusus pada kerja kelompok, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah.
Peran Guru Sebagai fasilitator Sebagai fasilitator
Ada 3 prinsip mengajar guru-guru di Jepang, yaitu
1. Tanoshii jugyou (kelas harus menyenangkan)
2. Wakaru ko (anak harus mengerti)
3. dekiru ko (anak harus bisa) Sebagai fasilitator.
Dalam satu kelas terdapat tiga guru, satu guru sebagai guru utama dengan kualifikasi S2 dan dua guru pembatu dengan kualifikasi S1.
Mata Pelajaran
Wajib Untuk jenjang SD :
Matematika
Bahasa Indonesia
Pendidikan Agama
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Kesenian.
IPA dan IPS menjadi tematik di pelajaran-pelajaran lainnya.
Untuk jenjang SMP :
Pendidikan Agama,
Pancasila & Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia,
Matematika,
IPA,
IPS,
Bahasa Inggris,
Seni Budaya (muatan lokal),
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
Prakarya.
Untuk jenjang SMA
Mata Pelajaran Wajib (Klmpk A)
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Matematika
4. Sejarah Indonesia
5. Bahasa Indonesia
6. Bahasa Inggris
Mata Pelajaran Wajib (Klmpk B)
1. Seni Budaya
2. Prakarya
3. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Mata Pelajaran Pilihan (Kelompok C) atau Peminatan Akademik
A. Peminatan Matematika dan Sains
1. Biologi
2. Fisika
3. Kimia
4. Matematika
B. Peminatan Sosial
1. Geografi
2. Sejarah
3. Sosiologi dan Anthropologi
4. Ekonomi
C. Peminatan Bahasa
1. Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Bahasa dan Sastra Inggris
3. Bahasa dan Sastra Arab
4. Bahasa dan Sastra Mandarin Sekolah di Jepang sedikit mempunyai kebebasan meramu sendiri kurikulum matapelajaran sekolah. Mata pelajaran yg distandarkan secara nasional seperti bahasa Jepang, bhs Inggris, Math, Sejarah, Sports, Penjas, Keterampilan dan Kesenian, Science, Integrated Course, Home room. Integrated Course adalah jam khusus untuk mempelajari banyak hal dan merupakan paduan beberapa subject. Home room adalah kegiatan aktivitas kelas, misalnya persiapan event tertentu, rekreasi kelas, pentas seni dll. Mata pelajaran di finlandia terdiri dari 6 mata pelajaran inti yang semuanya terbungkus dengan kata orientation. Dikatakan orientation karena kurikulum di Finlandia memiliki konsep gagasan bahwa 6 mata pelajaran ini bukan mengharuskan siswa belajar isi dari seluruh pelajaran ini namun mengajak anak didik untuk mulai memperoleh kemampuan menjelajah dan memahami fenomena-fenomena alam yang ada disekitar mereka. maka jika anda melihat ada tiga kata yang dipakai disini yaitu examine, understand, & experience.
Jam Belajar Untuk jenjang SD
36 jam pelajaran per minggu
(35 menit/ jam pelajaran)
Untuk jenjang SMP
38 jam pelajaran per minggu
(40 menit/ jam pelajaran)
Untuk jenjang SMA
44 jam pelajaran per minggu
(45 menit/jam pelajaran) Rata – rata 30 jam per minggu Rata – rata 30 jam per minggu
Pembelajaran matematika Menggunakan metode saintifik (Menggamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan) untuk jenjang SMP dan SMA.
Menggunakan berbagai metode seperti pembelajaran kooperarif, diskusi, dan tanya jawab.
Menggunakan alat peraga.
Melibatkan peserta didik secara aktif.
Untuk jenjang SD menggunakan metode tematik integratif. Menggunakan metode open-ended, problem solving, dan kontekstual.
Kelas dimulai dengan pengantar singkat, kemudian guru menyajikan satu soal yang cukup sulit dan tidak mengajarkan siswa cara memecahkan soal tersebut. Para siswa lalu mengerjakan sendiri soal tersebut, baik mandiri maupun berkelompok, sambil diawasi oleh guru yang berkeliling untuk melihat berkembangan dan memberikan saran-saran. Setelah sepuluh atau 15 menit, salah seorang siswa diminta untuk mempresentasikan apa yang diperolehnya di depan kelas, dengan masukan dari guru jika siswa tersebut mengalami hambatan. Matematika jepang memberikan kebebasan pola pikir dalam menyelesaikan masalah kepada anak. Kesalahan yang terjadi pada anak dibiarkan dan dijadikan proses alamiah dalam menemukan pola pikir itu. Guru memberikan sebuah permasalahan untuk dipecahkan anak sesuai dengan pola pikirnya. Lebih banyak menggunakan metode problem solving.
Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar (jenjang SD dan SMP) adalah berlatih berkonsentrasi, mendengarkan dan berkomunikasi; dan akuisisi pengalaman sebagai dasar untuk merumuskan konsep-konsep matematika dan struktur, mengembangkan berpikir matematis, memperkenalkan pembelajaran model matematika berpikir, memperkuat perhitungan dasar dan konsep jumlah dan memberikan pengalaman sebagai dasar untuk asimilasi konsep dan struktur matematika, memperdalam pemahaman konsep-konsep matematika dan memberikan kemampuan dasar yang memadai meliputi pemodelan masalah matematika sehari-hari, pembelajaran model matematika dari berpikir dan berlatih dengan mengingat, fokus dan ekspresi yang tepat.
Untuk proses pembelajaran, pada intinya sama yaitu berfokus pada peserta didik. Namun pada kenyataannya di Indonesia masih banyak pembelajaran yang berfokus pada guru. Jumlah mata pelajaran yang dipelajari di Indonesia lebih banyak daripada di Jepang dan Finlandia. Lagi – lagi Indonesia masih menekankan kuantitas daripada kualitas.
Evaluasi Pendidikan
UAN Adanya Ujian Akhir Nasional yang digunakan untuk menentukan kelulusan siswa SD, SMP, dan SMA. Tetapi bukan menjadi acuan satu – satunya untuk menentukan kelulusan. Kelulusan juga ditentukan oleh nilai ujian akhir sekolah dan nilai rapor. Tidak ada ujian nasional untuk menentukan kelulusan. Penilaian kelulusan siswa SMP dan SMA tidak berdasarkan hasil final test, tapi akumulasi dari nilai ulangan harian, ekstra kurikuler, mid test dan final test. Tidak ada ujian nasional untuk menentukan kelulusan.
Ujian masuk universitas Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi :
Untuk perguruan tinggi negeri
SBMPTN
Jalur Undangan
Jalur Tertulis
Seleksi Mandiri dari universitas yang bersangkutan.
Untuk perguruan tinggi swasta menggunakan Seleksi Mandiri dari universitas yang bersangkutan.
Untuk masuk universitas, siswa lulusan SMA diharuskan mengikuti ujian masuk universitas yang berskala nasional. Ujian masuk universitas dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama secara nasional dimana soal ujian disusun oleh Ministry of Education yang terdiri dari lima pelajaran, sama seperti ujian masuk SMA. Tahap kedua, siswa harus mengikuti ujian masuk yang dilakukan masing-masing universitas, yaitu ujian
masuk universitas. Skor kelulusan adalah akumulasi ujian masuk nasional dan ujian di setiap perguruan tinggi. Ujian Nasional Matrikulasi, untuk menentukan kualifikasi masuk perguruan tinggi, ujian ini bersifst sukarela. Kompetensi yang diukur: Bidang bahasa ibu mereka, tetapi dapat memilih tiga mata pelajaran lain dari kelompok berikut : bahasa kedua nasional, bahasa asing, matematika, atau studi umum yang meliputi ilmu dan humaniora. Untuk bahasa dan matematika, ada dua tingkat ujian yaitu dasar dan lanjutan.
Rangking Adanya sistem peringkat didalam kelas maupun di sekolah, sehingga menciptakan adanya sekolah terbaik, siswa terbaik, dsb Adanya sistem peringkat yang ada di dalam kelas. Tidak mengenal istilah kompetisi atau peringkat. Tidak ada sekolah terbaik, siswa terbaik, dsb.
Sistem kenaikan kelas Ujian kenaikan kelas yang dilakukan setiap tahun pada setiap jenjang pendidikan. Tidak ada ujian kenaikan kelas pada jenjang pendidikan dasar tidak, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak ada sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP. Akan tetapi sekolah tetap mengadakan ulangan atau test kecil untuk tetap memacu kualitas dan kuantitas belajar Tidak ada ujian kenaikan kelas. Menggunakan sistem automatic promotion siswa secara otomatis naik kelas.
Sistem Penilaian Sistem penilaian menggunakan penilaian dengan acuan KKM. KKM merupakan batas kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa untuk dapat dikategorikan lulus. Apabila terdapat siswa yang belum memenuhi KKM, dilakukan pembelajaran remidial. Jenjang Pendidikan Dasar
System penilaian ulangan adalah dengan menggunakan huruf A, B, dan C untuk semua mata pelajaran kecuali matematika. Untuk kelas 4 hingga kelas 6, dilakukan test IQ untuk melihat kemampuan dasar siswa. Hasil tes ini digunakan sebagai bahan acuan dalam memberikan perhatian lebih kepada siswa-siswanya terutama bagi siswa yang kemmpuannya dibawah normal.
Pada tingkat SMP dan SMA, sama ada dua kali ulangan yaitu mid test dan final test. Akan tetapi tidak bersifat wajib atau pun nasional. Namun di beberapa provinsi tetap melaksanakan ujian. Final test dilaksanakan serentak selama tiga hari, dengan materi ujian yang dibuat oleh sekolah berdasarkan standar dari Educational Board di setiap provinsi. Penilaian kelulusan siswa SMP dan SMA tidak berdasarkan hasil final test, tapi akumulasi dari nilai ulangan harian, ekstra kurikuler, mid test dan final test. Sistem penilaian dilakukan untuk mengukur progress /kemajuan siswa dalam belajar. Sistem penilaian ini digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Jadi proses penilaian di Finlandia mengacu pada diri siswa sendiri. Setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai
Pada sistem evaluasi terdapat perbedaan yang mencolok antara Indonesia dengan Jepang dan Finlandia. Sistem evaluasi di Indonesia cenderung membuat siswa tertekan dengan segala kriteria yang ada. Sedangkan di Finlandia menekankan pada progress belajar siswa itu sendiri, sehingga siswa tidak merasa tertekan. Adanya sistem peringkat juga membuat siswa dengan peringkat bawah merasa minder dan secara psikologi perasaan – perasaan tersebut dapat menghambat proses belajar siswa.
Saran untuk Kemajuan Pendidikan di Indonesia
Pada umumnya sistem pendidikan di Indonesia sudah bagus apabila dilaksanakan sesuai dengan aturan ideal yang berlaku. Misalnya pada kurikulum 2013 yang menekankan adanya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Namun kenyataannya proses pembelajaran yang berlangsung belum sesuai dengan idealnya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurangnya kesiapan guru, faslitas pendidikan yang kurang memadai, dan karakter – karakter masyarakat Indonesia yang kurang mendukung. Kekurangan lainnya yaitu pada sistem evaluasi yang masih menekankan pada kuantitas bukan kualitas.
Hal penting yang bisa dijadikan masukan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia yaitu penekanan pada kualitas pendidikan bukan kuantitas. Misalnya dengan pengurangan materi pelajaran pada setiap jenjang pendidikan, pengurangan jam pelajaran yang disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik, dan sistem evaluasi pendidikan yang tidak menekankan penilaian pada suatu kuantitas tertentu (nilai tertentu). Selain itu pemerintah perlu meningkatkan profesionalitas guru dengan program – program yang berkualitas. Misalnya dengan program perekrutan guru dengan kualifikasi yang di perketat dan pembatasan program jurusan guru di universitas sehingga guru – guru yang dihasilkan lebih profesional dan berkualitas.
Daftar Pustaka
Adeluna Chibi. (2014). Pendidikan di Jepang. http://japanlunatic.do.am/index/pendidikan_di_jepang/0-296. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 10.26
Anonim.(2014). Education in Finland. http://en.wikipedia.org/wiki/Education_in_Finland . Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 13.31
Anonim. Finnish National Curriculum for Mathematics. http://www.cimt.plymouth.ac.uk/politeia/mathematics/finland.pdf. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 12.43
Anonim. (2014). Pendidikan di Jepang. http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Jepang. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 10.33
Anonim. (2013). Pendidikan di Finlandia Gratis Mulai Dari TK Sampai S3. http://pediakita.com/pendidikan-di-finlandia-gratis-mulai-dari-tk-sampai-s3.html. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 10.36
Anonim. (2012). Peningkatan Kualitas Guru, Belajar dari Sistem Jepang. http://hifizahn.wordpress.com/2013/05/25/peningkatan-kualitas-guru-belajar-dari-sistem-jepang/.Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 13.28
Anonim. (2013).Karakteristik Sistem Pendidikan Terbaik Finlandia. http://www.sekolahdasar.net/2013/03/karakteristik-sistem-pendidikan-terbaik.html . Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 13.55
Elin dkk. (2013). Jam Belajar Jepang vs Jam Belajar Indonesia. http://japanmaniak.blogspot.com/2013/02/jam-belajar-jepang-vs-jam-belajar.html. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 11.01
Finland Ministry of Education and Culture. (2014). Finance and the state budget.
http://www.minedu.fi/OPM/Linjaukset_ja_rahoitus/talousarviot/?lang=en. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 10.44
Hendi Suhendi. (2013). Kualifikasi Guru di Finlandia. HYPERLINK "http://hendisuhendi2012.wordpress.com/2013/02/09/download-standar-isi-pai-kurikulum
2013/" http://hendisuhendi2012.wordpress.com/2013/02/09/download-standar-isi-pai-kurikulum
2013/. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 13.05
Karis Mauyy. (2012). Kurikulum Baru 2013, Daftar Mata Pelajaran Wajib dan Mata Pelajaran Pilihan!.
http://rideralam.com/2012/12/14/kurikulum-baru-2013-daftar-mata-pelajaran-wajib-dan-mata-pelajaran-pilihan/. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 11.51
Lesale. Sekolah Gratis Bukan Mimpi. http://www.ligagame.com/forum/index.php?topic=60471.0;wap2. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 10.57
Munir Ramli. (2008). Alokasi Anggaran Pendidikan Jepang. http://murniramli.wordpress.com/2008/10/20/alokasi-anggaran-pendidikan-jepang/.
Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 11.23
Murni Ramli. (2007). Gaji Guru di Jepang. http://murniramli.wordpress.com/2007/02/15/gaji-guru-di-jepang/ . Diakses pada 7 Juni 2014 pukul
12.56
Murni Ramli. (2007). Kurikulum SMA di Jepang. http://murniramli.wordpress.com/2007/04/13/kurikulum-sma-di-jepang/. Diakses pada 7 Juni
2014 pukul 11.32
Nani Roslinda. (2013). Membandingkan Sistem Pendidikan Finlandia dengan Sistem Pendidikan Indonesia.
http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/16/membandingkan-sistem-pendidikan-finlandia-dengan-sistem-pendidikan-indonesia-534276.html. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 11.44
Priendah. (2008). Beda Pengajaran Matematika Jepang dan Amerika. http://priendah.wordpress.com/2008/04/30/beda-pengajaran-matematika-jepang-dan-amerika/. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 12.51
Pusdatin. (2013). APBNP 2013: Anggaran Pendidikan Naik Jadi Rp 345,335 Triliun. http://www.setkab.go.id/berita-9235-apbnp-2013-anggaran-pendidikan-naik-jadi-rp-345335-triliun.html. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 10.51
Ruzi Rahmawati. (2012). Perkembangan Kurikulum Matematika di Indonesia.
http://ruzirahmawati.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kurikulum-matematika-di.html.Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 11. 59
Tanti Js. (2012). Kurikulum Matematika di Jepang. http://catatantanti.blogspot.com/2012/12/kurikulum-matematika-di-jepang.html . Diakses
pada 7 Juni 2014 pukul 13.40
Wildan Maulana. (2012). Penilaian Siswa di Finlandia - Pendidikan Dasar. http://www.slideshare.net/wildan.m/penilaian-siswa-di-finlandia-pendidikan-dasar. Diakses pada 7 Juni 2014 pukul 11.19
Terimakasih telah membaca Makalah Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Finlandia. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat
0 komentar: