September 18, 2016

MAKALAH kepemimpinan

Judul: MAKALAH kepemimpinan
Penulis: Wandy Pratama



KATA PENGANTARAssalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang bertakwa.
Atas berkat rahmat serta inayah Allah jugalah penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :" KEPEMIMPINAN ". Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam program D4 administrasi bisnis,politeknik negeri ujungpandang,Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan.Dengan lapang dada penulis menerima saran dan kritiknya demi untuk menambah wawasan.Semoga karya ilmiah ini mendatangkan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi rekan-rekan semua pada umumnya. Amin
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Penyusun
Irwandi pratama p
DAFTAR ISI TOC \o "1-3" \h \z \u KATA PENGANTAR PAGEREF _Toc342343164 \h 1DAFTAR ISI PAGEREF _Toc342343165 \h 2BAB I PAGEREF _Toc342343166 \h 2PENDAHULUAN PAGEREF _Toc342343167 \h 2A.Latar Belakang Masalah PAGEREF _Toc342343168 \h 2B.Perumusan Masalah PAGEREF _Toc342343169 \h 3C.Kegunaan Penulisan PAGEREF _Toc342343170 \h 3D. Sistematika Penulisan PAGEREF _Toc342343171 \h 3BAB II PAGEREF _Toc342343172 \h 4PEMBAHASAN PAGEREF _Toc342343173 \h 4Hakikat Pemimpin PAGEREF _Toc342343174 \h 4Pengetian kepemimpinan PAGEREF _Toc342343175 \h 4Tugas kepemimpinan PAGEREF _Toc342343176 \h 5Fungsi kepemimpinan PAGEREF _Toc342343177 \h 7Gaya kepemimpinan PAGEREF _Toc342343178 \h 10Tipe-tipe kepemimpinan PAGEREF _Toc342343179 \h 11faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan PAGEREF _Toc342343180 \h 14BAB III PAGEREF _Toc342343181 \h 16KESIMPULAN DAN SARAN PAGEREF _Toc342343182 \h 16A. KESIMPULAN PAGEREF _Toc342343183 \h 16DAFTAR PUSTAKA PAGEREF _Toc342343184 \h 18

BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang MasalahMenurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat"; "Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi".Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa "Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu".[1]Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
B.Perumusan MasalahHakikat pemimpin
Pengertian Kepemimpinan
Tugas Kepemimpinan
Fungsi Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.dalam manajemen pendidikan
C.Kegunaan PenulisanUntuk mengetahui hakikat pemimpin
Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
Untuk mengetahui tugas kepemimpinan
Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.dalam manajemen pendidikan
D. Sistematika PenulisanSebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi sistematikan penulisannya sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.Bab II : Dibahas tentang tinjauan hakikat pemimpin, tipe-tipe kepemimpinan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam manajemen pendidikan.Bab III : Merupakan bab terakhir dalam penulisan makalah ini yang berisikan tentang kesimpulan.
BAB IIPEMBAHASANHakikat Pemimpin"Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan."[2]
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Pengetian kepemimpinanMenurut Keating, kepemimpinan adalah merupakan suatu proses atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Stoner, kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan anggota kelompok.[ ] Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan meruntuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status kedudukan pemimpin dan membuat proses dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan sesorang akan menjadi tidak relevan.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekusaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengaragkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompol tidak dapat mengarahkan kegiatankegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalu sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin juga dapat mempergunkan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memrinttah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer daoat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi di juga dapat mempengarui bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilakasanakan dengan tepat.
Tugas kepemimpinanTugas pemimpin dalam suatu birokrasi sangat urgen dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sebagaimana yang diamanahkan administrasi. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa efektivitas kepemimpin yang bersangkutan merupakan suatu hal yang sangat urgen yang diharapkan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam pencapaian tujuan birokrasi. Hicks & Gullet, mengatakan pimpinan yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadapa usaha semua pekerja dan pencapaian tujuan birokrasi. Tanpa pimpinan atau bimbingan, hubungan antara individu dengan tujuan birokrasi menjadi lemah. Hasil penelitian dari para pakar kepemimpinan menunjukkan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dinilai menggunakan kemampuan mengambil keputusan sebagai kriteria utamanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan mengambil keputusan tidak hanya di ukur dengan kuatitatif (jumlah) keputusan yang lahir, akan tetapi yang digunakan sebagai indikator adalah keputusan yang diambil bersifat praktis, realisitis dan dapat diimplementasian untuk mencapai tujuan birokrasi secara efisien dan efektif.
Dalam segala situasi pemimpin memiliki peran yang sangat penting. Pemimpin birokrasi merupakan simbol, panutan, pendorong, sekaligus pengaruh, yang dapat mengarahkan berbagai kegiatan dan sumber daya birokrasi guna mencapai tujuannya. Tidak mengherankan begitu banyak studi yang dilakukan oleh ilmuwan tentang kepemimpinan,menghasilkan informasi dan analisis tentang pentingnya pengetahuan pemimpin, jadi apapun alasannya kepemimpinan tetap relevan untuk dikaji sebagai peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan publi. Mengingat dati berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kualitas pelayanan publik disebabkan oleh rendahnya kualitas pemimpinnya.
Tugas kepemimipinan, pada dasarnya meliputi dua bidang utama, yaitu pencapaian tujuan birokrasi dan kekompakan orang yang dipimipinnya. Tugas yang berhubungan dengan kekompakan disebut relationship function. Keating, mengatakan bahwa tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kelompok yaitu:
Memulai (initiating), yaitu usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan tertentu.
Mengatur (regulaing), yaitu tindakan untuk mengatur arah angkah kegiatan kelompok.
Memberitahu (informating), yaitu kegiatan memberi informasi, data, fakta, pendapat yang diperlukan.
Mendukung (supporting), yaitu usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul, dari bawah dan menyempurnakan dengan menambah atau mengurangi untuk diginakan dalam rangka penyelesaian tugas bersama.
Menilai (evaluating) yaitu tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuaensi-konsekuansinya dan utnu ng ruginya.
Menyimpulkan (summrizing) yaitu kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan gagasan, pendapat dan usul muncul, menyingkat lalu menyimpulkannya sebagai landasan untuk memikirkan lebih lanjut,. Lebih lanjut keating mengatakan bahwa tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kekompakan dala kelompok antara lain yaitu:
Mendorong (encourraging) yaitu bersikap hangat, bersahabat menerima orang-orang.
Mengungkapkan perasaan (expressing feeling) yaitu tindakan menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok, seperti rasa puas, rasa senang, rasa bangga, dan ikut se-perasaan dengan orang-orang yang dipimpinnya pada waktu mengalami kesulitan, kegagalan, dan lain-lain.
Mendamaikan (harmonozing) yaitu tindakan mempertemukan dan mendamaikan pendapat pendapat yang berbeda dan menurunkan orang-orang yang bersitegang satu sama lain.
Mengalah (compromizing) yaitu kemampuan untuk mengubah perassan orang-orang yang dipimipinnya.
Memperlancar (gatekeeping) yaitu kesediaan membantu mempermudah keikutsertaan para anggota dalam kelompok, sehingga semua secaa ikhlas menyumbangkandan mengungkapkan gagasan-gagasa.
Memasang aturan main (setting standarts) yaitu tindakan menyampaikan aturan dan tata tertib yang membantu kehidupan kelompok.
Fungsi kepemimpinanPendakatanperilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin.aspek pertama pendekatan prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya agar kelompoknya dapat berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama :
Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task releated) atau pemecahan masalah.
Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenence) atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian sara penyelesaian , informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok dapat berjlan lebih lancar – persetujuan dengan kelompok lain, penegahan pendapat, dan sebagainya.
Stoner, mengatakan bahwa fungsi kepemimpinanadalah agar seseorang beroperasi secara efektif kelompok memerlukan seseorang untuk melakukan dua hal fungsi utama, yaitu :
Berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah.
Memlihara kelompok atau sosial.
Hicks & gullet, membagi delapan fungsi kepemimpinan yaiu:
Pemimpin sebagai penengah
Pemimpin sebagai penganjur
Pemimpin sebagai pemenuhan tujuan
Pemimpin sebagai katalisator
Pemimpin sebagai pemberi jaminan
Pemimpin sebagai yang mewakili
Pemimpin sebagai pembangkit semangat, dan pemimpin sebagai pemuji
Fungsi kepemimpinan menurut Siagian yaitu:
Pemimpin sebagai penentu arah, yaitu setiap birokrasi, baik dibidang kenegaraan, keniagaan, politiik, sosial dan birokrasi kemayrakatan ainnya, diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu, baik sifatnya jangka panjang, jangka pendek yang tidak mungkin tercapai apabila tidak diusahakan dicapai oleh anggotanya yang bertindak sendiri-sendiri, tanpa ditentukan arah oleh pimpinan
Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara birokrasi, yaitu dalam rangka pencapaian tujuan, tidak ada birokrasi yang bergerak dalam suasana terisolasi. Artinya, tidak ada birokrasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa memlihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar birokrasi itu sendir, yaitu pihak stakeholder.
Pemimpin sebagai komunikator, yaitu pemeliharan baik keluar maupun ke dalam dilaksanakn dalam proses komunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Pemimpin sebagai mediator,sebagai penengah dalam suatu konflik yang mungkin terjadi didalam birokrasi itu sendiri.
Pemimpin sebagai integrator, yaotu merupakan kenyataan kehidupan birokrasi bahwa timbulnya kecenderungan beorfikir dan bertindak bekotak-kotak dikalangan para anggota birokrasi dapat diakibatkan oleh sikap positif, ataupun sikap negatif.
Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, maka fungsi lain kepemimpinan birokrasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Fungsi perintah, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat satu arah arah kepa yang dipimpinnya.
Fungsi kosultatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah kepada yang dipimpinnya meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak yang memimpin.
Fungsi partsipatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah kepada yang dipimpinnya, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif antara pemimpin dan yang dipimpin. Dalam hal ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan dalam mengambil keputusan maupun dalam melaksananakan keputusan.
Fungsi delegasi, yaitu fungsi pemimpin untuk mendelegasikan wewenang untuk membuat, menetapkan, dan atau melaksanakna keputusan, baik melalui persetujuan mauun tanpa persetujuan pimpinan.
Gaya kepemimpinanpada dasarnya gaya kepemimpinan atau style banyak berpengaruh terhadap seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilakunya pengikut-pengikutnya. Istilah gaya pada dasarnya sama dengan cara yang digunakan oleh pemimpin dalam proses mempengaruhi pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan cara atau norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencobamempengaruhi perilaku orang lain seperti yang diamati. Dalam konteks ini usaha menyeleraskan persepsi diantara orang-orang yang perilakunya akan mempengaruhi menjadi sangat penting dalam posisinya.
Secara umum gaya kepemimpinan hanya dikenal dalam dua gaya yaitu gaya otoriter dan gaya demokrasi. Gaya kepemimpinan otoriter biasanya dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas kekuasaan posisi dan penggunaan otoritas dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Sedangkan gaya kepemimpinan demokrasi dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Gaya pada dasarnya berasal dari bahasa inggris "style" yang berarti mode seseorang yang selalu nampak yang menjadi ciri khas orang tersebut. Gaya meruoakan kebiasaan yang melekat pada diri seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya. Stoner, mengatakan bahwa gaya kepemimpinan (leadership style) adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Stoner membagi dua gaya kepemimpinan yaitu:
Gaya yang berorientasi dalam mengawasi tugas pegawai secara ketat untuk memastikan tugas dilaksanakan dengan memuaskan. Pelaksanaan tugas lebih ditekankan pada pertumbuhan pegawai dan kepuasan pribadi.
Gaya berorientasi pada pegawai lain, menekankan pada memotivasi ketimbang mengendalikan bawahan. Gaya ini menjalin hubungan persahabatan, saling percaya, dan salaing menghargai dengan pegawai yang sering kali diizinkan untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan untuk melaksanankan sesuatu.
Gaya kepeminpinan menurut Thoha, adalh merupakan norma prilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain. Ermaya, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan bagaiman cara mengendalikan bawahan untuk melaksanakan sesuatu.
Gaya pemimpian menurut Hersey & Blanchard, adalah pola-pola prilaku konsisten yang mereka terapkan dalam rangka bekerja dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu.pola-pola itu timbul pada diri orang-orang pada waktu mereka memulai memberikan tanggapan dengan cara yang sama yang sama dalam kondisi serupa , pola itu membentuk suatu kebiasan tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang lagi bekerja dengan pemimpin itu.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpiann adalah "suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dama mempengaruhi, mengarahkan, mendorong, dan mengendalikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektiv.
Secara umum gaya kepemimpinan hanya dikenal dalam dua gaya yaitu gaya otoriter dan gaya demokrasi. Gaya kepemimpinan otoriter biasanya dipandang sebagai gaya yang didasarkan atas kekuasaan posisi dan penggunaan otoritas dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Sedangkan gaya kepemimpinan demokrasi dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Tipe-tipe kepemimpinanDalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.[3]Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.[4]Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinanDalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.2.Harapan dan perilaku atasan.3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.6. Harapan dan perilaku rekan.[5]Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :1. Sebagai pelaksana (executive)2. Sebagai perencana (planner)3. Sebagai seorangahli (expert)4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative)5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship)6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments)7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)9. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility)11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)12. Bertindak sebagai seorang aya (father figure)13. Sebagai kambing hitam (scape goat).[6]Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai.3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.[7]Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
BAB IIIKESIMPULAN DAN SARANA. KESIMPULANPemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi, Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pemimpin meliputi ; kepribadian (personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya.Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.B. Saran-saranBerdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.2. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen pendidikan hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.3. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.4. Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.
DAFTAR PUSTAKAHarbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, (bandung : Alfabeta, 2010)
T. Hani Handoko , Manajemen edisi 2
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004).Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi Aksara, 1994).Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung, 1983).I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung, 1983).M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, 1981).Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986).Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999).Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir, (Surabaya : 1982).Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung : Angkasa, 1983).Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995.[1] Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999) h. 253.[2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996) h. 88.[3] Maman Ukas, Op. cit., h. 261-262.[4] Ibid, h. 262-263.[5] Nanag Fattah, Op. cit., h. 102..[6] M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, 1981) h. …[7] Ibid, h. 38-39
[ ] Ibid, hal. 468-469
http://terasmakalah.blogspot.com/2011/02/kepemimpinan-dalam-manajemen-pendidikan.html


Download MAKALAH kepemimpinan.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca MAKALAH kepemimpinan. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: