Judul: Laporan Manajemen Agribisnis Perusahaan
Penulis: Galih Art
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Downey & Erickson (1987) adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat pada aliran sistem komoditi dari masukan usaha tani, usaha tani, pemrosesan, penyebaran, penyimpanan, pemasaran komoditi tersebut sampai pada konsumen akhir. Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input), proses produksi primer (farm), pengolahan dan pemasaran. Subsistem pengolahan disebut juga agroindustri yang terdiri dari agroindustri hulu yaitu penghasil input pertanian dan agroindustri hilir yaitu industri pengolahan hasil pertanian primer dan bahkan lebih luas lagi mencakup industri sekunder dan tersier yaitu mengolah lebih lanjut dari produk olahan hasil pertanian primer. Salah satu contoh agroindustri hilir adalah usaha pengolahan keripik tempe.
Tempe adalah makanan yang terbuat dari fermentasi biji kacang kedelai. Makanan ini sering diklasifikasikan sebagai makanan kelas bawah. Walaupun begitu, kandungan gizi yang ada dalam tempe sangat tinggi. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi. Kandungan gizi yang ada dalam tempe memiliki kandungan nilai obat yang baik. Misalnya sebagai antibiotik yang dapat menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Tempe merupakan salah satu makanan khas Indonesia. Masyarakat Indonesia sering menjadikan tempe sebagai makanan pendamping nasi karena harganya yang relatif sangat murah dan mudah didapatkan dimana saja. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini banyak bermunculan inovasi pengolahan tempe. Salah satunya adalah keripik tempe. Prospek usaha kripik tempe ini cukup menjanjikan karena hanya membutuhkan modal yang relatif sedikit namun keuntungannya relatif besar.
Salah satu sentra industri pembuatan kripik tempe yang terkenal adalah di kota Malang, khususnya di jalan Sanan. Di daerah tersebut terdapat banyak sentra industri rumahan keripik tempe. Dan salah satu usaha yang kami kunjungi adalah milik ibu Nurdjanah. Ibu Nurdjanah mendirikan usaha pembuatan keripik tempe sejak tahun 1999. Hal tersebut berawal dari menurunnya pendapatan beliau terhadap usaha penjualan sembako. Selain itu karena melihat prospek usaha keripik tempe yang menjanjikan.
Tujuan Penulisan
Mengetahui ruang lingkup agribisnis.
Mengetahui organisasi dalam agribisnis.
Mengetahui manajemen SDM dalam agribisnis.
Mengetahui manajemen produksi dalam agribisnis.
Mengetahui manajemen pemasaran dalam agribisnis.
Mengetahui manajemen keuangan dalam agribisnis.
Mengetahui nilai tambah (added value) agroindustri olahan.
Mengetahui strategi pengembangan usaha agribisnis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Agribisnis
Agribisnis pada hakikatnya semua mengnyangkut suatu aktivitas dalam bidang pertanian. Agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang berkaitan dengan sektor agribisnis mencakup perusahaan yang pemasok input agribisnis dan jasa pengangkutan, jasa keuangan. Agribisnis adalah sifat dari usaha yang yang berkaitan dengan agro-based industries yang berorientasi pada bisnis, yaitu yang bertujuan memperoleh keuntungan (Ikhsan Semaoen, 1996).
Agribisnis secara umum mengandung pengertian sebagai keseluruhan operasi yang terkait dengan usaha untuk menghasilkan uasaha tani, untuk pengolahan dan pemasaran. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa agribisnis meliputi seluruh sektor bahan masukan usaha tani yang terlibat dalam bidang produksi dan pada akhirnya menangani proses penyebaran, penjualan baik secara borongan maupun penjualan eceran produk kepada konsumen akhir (Subiakto Tjakrawerdaya, 1996).
2.2 Agribisnis sebagai Usaha dan Sistem
1) Agribisnis sebagai Usaha
Kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima serta usaha informal lainnya (Steinhoff, 1995).
Aktivitas bisnis melalui penyedian barang dan jasa bertujuan untuk menghasilakn profit atau laba. Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode lebih besar dari total biaya pada periode yang sama. Agribisnis sebagai bisnis berarti keseluruhan operasi yang mencakup pertanian, semuanya mengarah pada usaha dan untuk mendapat profit melalui penyedian barang dan jasa (Griffin dan Ebert, 1996).
2) Agribisnis sebagai Sistem
Agribisnis sebagai Sistem adalah merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
2.3 Sistem Agribisnis
Secara konsepsional Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilakan oleh usaha tani dan agroindustriyang saling terkait satu sama lain.
Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan.
Sistem Agribisnis merupakan suatu system yang terdiri dari beberapa susisten, diantaranya:
Subsisten Hulu
Adalah industri yang menghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan pertanian.Contoh:
Industri pembibitan tumbuhan dan hewan
Industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat-obatan)
Industri agro otomotif (mesin dan peralatan pertanian) serta industri pendukungnya.
Subsisten Usahatani
Adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer.
Contoh:
Usaha tanaman pangan dan holtikultura
Perkebunan
Tanaman Obat
Peternakan
Perikanan
Kehutanan
Subsistem Pengolahan
Adalah industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan berupa produk antara dan produk akhir.
Contoh:
Produk makanan dan minuman
Industri serat alam
Industri biofarmaka
Industri agro-wisata dan estetika
Subsistem Pemasaran
Adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan untuk nasional dan ekspor ke luar negeri.
Contoh:
Distribusi
Konsumsi
Promosi
Informasi pasar
Subsistem Jasa Pendukung
Adalah menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usaha tani, dan subsistem agribisnis hilir.
Contoh:
Penelitian
Perkreditan
Transportasi
Penyuluhan
2.4 Lingkup Kegiatan Agribisnis
1) Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (cultivation, atau untuk ternak: raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan makanan.
Pertanian terbagi 2:
Pertanian Lahan Basah atau Sawah
Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi, jagung dan kacang-kacang.
Perairan Lahan Kering atau Ladang
Adalah pertanian yang tidak membutuhkan pengairan. Komoditas ladang biasanya berupa palawija, umbi-umbian dan holtikultura.
2) Perkebunan
Merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di pasar, seperti: karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh, dan lain-lain.
3) Peternakan
Merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak.Usaha ternak dibedakan atas:
Peternakan unggas (ayam dan itik)
Peternakan kecil (kambing, domba, kelinci, babi, dan lain-lain)
Ternak besar (kerbau,sapi, dan kuda)
4) Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Perikanan tangkap,dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan danau) dan perikanan air laut.
Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.
5) Kehutanan
Adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau memamfaatkan hasil hutan, baik yang timbuh atau hidup secara alami maupun yang telah dibudidayakan.
Pengertian Manajemen Agribisnis
Agribisnis adalah semua aktivitas dalam bidang pertanian. Mulai dari industri hulu, usaha tani, indutri hilir hingga distribusinya. Sedangkan, manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi pengawasan dan pengendalian. Dengan demikian Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan pengendalian, dan fungsi pengawasan dan pengendalian dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal.
2. 6 Manajer Agribisnis
Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Manajer adalah individu yang bertanggung jawab secara langsung untuk memastikan kegiatan dalam sebuah organisasi dijalankan bersama peran anggota dari organisasi. Menejer Agribisnis adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam kegiatan sektor pertanian mulai dari subsistem hulu, subsistem usaha tani, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran dan subsistem penyediaan jasa.
Kekhususan Manajemen Agribisnis
Adapun kekhususan manajemen agribisnis adalah:
Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis yaitu dari para produsen dasar sampai para pengirim, perantara, pedagang borongan, pemproses, pengepak, pembuat barang, usaha pergudangan, pengangkutan, lembaga keuangan, pengecer, kongsi bahan pangan, restoran sampai daftar ini tidak ada akhirnya.
Besarnya jumlah agribisnis, secara kasar berjuta-juta bisnis yang berbeda telah lazim menangani rute dari produsen sampai ke pemasar encer.
Cara pembentukan agribisnis dasar di sekeliling pengusaha tani. Para pengusaha tani ini menghasilkan beratus-ratus macam bahan pangan dan sandang (serat).
Keanekaragaman yang tidak menentu dalam hal ukuran agribisnis, dari perusahaan raksasa sampai pada organisasi yang dikelola oleh satu orang.
Agribisnis yang berukuran kecil dan harus bersaing di pasar yang relatif bebas dengan penjual yang berjumlah banyak dan pembeli yang lebih sedikit.
Falsafah hidup tradisional yang dianut oleh para pekerja agribisnis cendrung membuat agribisnis lebih kolot dibanding bisnis lainnya.
Kenyataan badan usaha agribisnis cendrung berorientasi pada masyarakat.
Kenyataan bahwa agribisnis cendrung berorientasi pada masyarakat, banyak di antaranya terdapat dikota kecil dan pedesaan, dimana hubungan antar perorangan penting dan ikatan bersifat jangka panjang.
Kenyataan bahwa agribisnis bahwa yang sudah menjadi industri raksasa sekali pun sangat bersifat musiman.
Agribisnis bertalian dengan gejala alam.
Dampak dari program dan kebijakan pemerintah mengena langsung pada agribisnis. Misalnya harga gabah sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah.
2.8 Peranan Agribisnis dalam Pembangunan
Agribisnis sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembangunan. Sebagaimana yang kita ketahui agribisnis bergerak pada sektor pertanian. Dalam perekonomian Indonesia, agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting sehingga mempunyai nilai strategis. Hal ini disebabkan:
Karena mayoritas rumah tangga penduduk Indonesia yang mengusahakan agribisnis dan mayoritas angkatan kerja bekerja di bidang agribisnis,
Agribisnis menyubang pendapatan nasional terbesar,
Kandungan impor dalam usaha agribisnis rendah,
Agribisnis sebagai salah satu sumber devisa, karena sebagian besar devisa dari non migas berasal dari agribisnis,
Kegiatan agribisnis lebih bersifat ramah terhadap lingkungan,
Agribisnis off farm merupakan indunstri yang lebih mudah diakses oleh petani dalam rangka trasformasi structural,
Agribisnis merupakan kegiatan usaha penghasil makanan pokok dan kebutuhan lainnya.
Agribisnis bersifat labor intensive
Mempunyai efek multiplier yang tinggi. Disamping itu, agribisnis merupakan tumpuan utama dalam pemulihan ekonomi dari krisis ekonomi.
BAB III
HASIL SURVEI PERUSAHAAN AGRIBISNIS
3.1 Profil dan Ruang Lingkup Perusahaan Agribisnis
3.1.1 Profil dan Ruang Lingkup
Nama Perusahaan: Kripik tempe Bu Nurdjanah
Nama pemlik: Ibu Nurdjanah
Alamat: Jalan Sanan 124 Malang
Telepon: (0341) 412682
Tahun didirikan: 1999
Bentuk usaha: perseorangan
3.1.2 Sejarah Perusahan
Usaha Keripik Tempe didirikan oleh Ibu Nurdjanah sekitar tahun 1999 dan termasuk jenis usaha mikro karena usaha produktifnya milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan. Sebelum membuka usaha pembuatan kripik tempe, beliau telah membuka jasa penjualan sembako dikediamannya Jalan Sanan 124 Malang.
Awalnya beliau tidak bermaksud untuk membuka usaha pembuatan keripik tempe. Namun akibat penurunan pendapatan ketika berjualan sembako, beliau mencoba beralih usaha ke pembuatan keripik tempe. Karena beliau merasa usaha keripik tempe mempunyai prospek usaha yang baik. Resep pembuatan keripik tempe beliau dapatkan dari warga sekitar. namun sayangnya, beliau belum bisa menemukan resep dan rasa yang khas. Akhirnya beliau mencoba mengembangkan resep-resep tersebut sendiri. Dalam waktu kurang lebih 1 bulan, beliau berhasil menemukan rasa yang tepat dan khas.
Dengan modal awal kurang lebih Rp 300.000,00 beliau memulai usahanya. Modal tersebut beliau dapatkan dari hasil penjualan sembakonya. Pada awalnya beliau masih mengemas keripik tersebut dalam plastik. Namun kini kemasannya sudah ada berbagai bentuk. Dari plastik kecil sampai kemasan dalam kardus ukuran besar. Ibu Nurdjanah mengenalkan produknya dari mulut ke mulut, dan baru-baru ini sekitar tahun 2009 beliau juga memasarkannya melalui media televisi. Permintaan produk keripik tempe buatan beliau tidak hanya di daerah Malang, tetapi juga di luar daerah bahkan luar pulau. Biaya pengiriman sepenuhnya ditanggung oleh konsumen.
3.1.3 Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan keripik tempe yang tangguh dan mampu bersaing, baik di tingkat Regional maupun Nasional.
3.1.4 Misi Perusahaan
Menjalankan usaha keripik tempe serta menghasilkan produk yang berkualitas dan halal.
Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan melalui sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk peningkatan produktivitas.
Meningkatkan laba secara berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan perusahaan serta memberi manfaat optimal bagi pemilik dan karyawannya.
Memberikan perhatian dan peran nyata dalam membangun kemitraan
Mengembangkan/memberdayakan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.
3.1.5 Foto Kegiatan Survei dan Gambar Perusahaan
Perusahaan & Pemilik Usaha Ibu Nurdjanah
30632408255023431592075
Proses Produksi
30632403111521526531115
pengirisan tempepenggorengan
30441907048530099070485
pengemasankemasan dalam kardus
3.2 Organisasi Perusahaan Agribisnis
3.2.1 Bentuk Organisasi Agribisnis
Dilihat dari bentuk organisasinya, usaha yang digeluti Ibu Nurdjanah tergolong dalam Perseorangan karena memiliki ciri-ciri skala usaha kecil, yang mengendalikan usahanya hanya seorang, pemilik memegang kendali penuh, hak dan kewajiban menjadi beban pemilik, dan menggunakan modal pribadi.
6343651047753.2.2 Gambar Struktur Organisasi dan Hubungan Antar Bagian
3.2.3 Job Description pada Struktur Organisasi
Sebagai pemilik, beliau memegang kendali penuh terhadap jalannya usaha tersebut. Beliau menanggung sepenuhnya hak dan kewajiban perusahaan, serta karyawannya. Dalam menjalankan usaha keripik tempe, beliau membagi tugas kepada masing-masing karyawannya. Dari keempat karyawannya, beliau memberikan job description yang berbeda-beda diantaranya ada yang bekerja sebagai pemotong atau pengiris tempe, pembuat adonan, penggorengan, dan pengemasan. Karyawan pertama bertugas dan bertanggung jawab untuk mengiris tempe dan memilih tempe dengan kualitas yang baik. Sementara itu karyawan kedua bertugas dan bertanggung jawab dalam melakukan proses penggorengan serta menentukan tingkat kematangan produk. Karyawan ketiga bertugas dan bertanggung jawab dalam proses pengemasan dan pemasangan label produk kripik tempe. Sedangkan karyawan keempat bertugas sebagai penjaga toko dan melakukan penjualan produk. Karyawan tersebut betanggung jawab untuk membujuk pembeli agar tertarik untuk membeli produk tersebut.
3.3 Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perusahaan Agribisnis
Sumber daya manusia merupakan hal yang terpenting bagi perusahaan agribisnis, sehingga harus diperhatikan agar tujuan organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Apabila pemimpin perusahaan mempunyai komitmen terhadap fungsi manajemen sumber daya manusia, maka akan maju perusahaan tersebut.
3.3.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menentukan kebutuhan personel perusahaan
Mencari dan merekrut tenaga kerja
Beliau tidak melakukan sistem perekrutan khusus dalam mencari tenaga kerja karena karyawan berasal dari keluarga sendiri. Sistem perekrutan hanya berdasarkan pada kejujuran tiap-tiap karyawan.
Melakukan seleksi tenaga kerja
Seleksi tenaga kerja dilakukan dengan cara memberikan pelatihan dan pendampingan.
Mengangkat dan memilih tenaga kerja
Beliau tidak melakukan sistem pengangkatan dan pemilihan khusus dalam mencari tenaga kerja karena karyawan berasal dari keluarga sendiri. Sistem pemilihan tenaga kerja hanya berdasarkan keterampilan di masing-masing bidang.
Mengorientasikan dan induksi terhadap tenaga kerja
Menetapkan persyaratan kompensasi dan tunjangan
Mengevaluasi prestasi kerja
Mengawasi pelatihan dan pengembangan tenaga kerja
Mengadakan promosi atau kenaikan jabatan
Menangani pemutusan hubungan kerja atau pemindahan
3.3.2 Kendala dalam MSDM dan Mnajemen Kendala
Kendala-kendala yang ditemui dalam mengorganisasikan sumberdaya manusia yang ditemui oleh Ibu Nurdjanah adalah tingkat pendidikan dari karyawan yang cukup rendah, rata-rata karyawan dari Ibu Nurdjanah hanya mengenyam pendidikan di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) saja. Sehingga apabila ada sebuah inovasi teknologi seperti mesin-mesin sulit untuk diterapkan. Pembagian job desk yang berbeda membuat para karyawan tidak sering mengalami konflik, hal ini dikarenakan dari karyawan memiliki beban atau tanggungjawab masing-masing. Hal yang dilakukan oleh Ibu Nurdjanah dalam mengantisipasi kendala yang ditemui oleh karyawan adalah dengan cara memberikan pelatihan yang mudah diterima.
3.4 Manajemen Produksi dalam Perusahaan Agribisnis
Produksi melibatkan perencanaan dan perancangan proses produksi. Input sebagai faktor produksi menjadi hal yang penting yang harus dipikirkan, bahan baku utama harus disediakan dengan baik karena sangat berpengaruh pada standarisasi baik secara kualitas maupun kualitas. Perencanaan dan pelaksanaan harus dibuat seefektif mungkin.
3.4.1 Karakteristik Produk
a. Jenis produk
Jenis produk yang dijual oleh beliau adalah makanan ringan berupa keripik tempe dengan bahan baku utama tempe.
b. Bahan baku utama dan bahan baku tambahan
Bahan baku utama yang digunakan adalah tempe. Selain tempe ada bahan tambahan lain yang digunakan dalam pembuatan kripik tempe diantaranya tepung kanj, tepung beras, bawang putih, kemiri, telur, garam dan daun jeruk.
c. Proses produksi
Dari bahan utama dan bahan tambahan tersebut kemudian diolah menjadi produk jadi yaitu kripik tempe. Tahapan-tahapan dalam produksi kripik tempe diantaranya:
22479055245
d. Kapasitas produksi maksimal
Beliau memproduksi keripik tempe setiap hari selama enam hari, yakni dari hari senin sampai sabtu. Dalam sekali produksi beliau mampu menghasilkan produk sebanyak 900 produk dengan rincian 300 produk berukuran kecil, 600 produk berukuran besar.
e. Jumlah produksi dalam beberapa periode
Sedangkan dalam beberapa periode, khususnya selama satu tahun beliau mampu memproduksi sebanyak 93.600 unit berukuran kecil dan 187.200 berukuran besar.
f. Kualitas produk (keunggulan dan kelemahan produk)
Produk dari keripik tempe beliau memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari keripik tempe beliau antara lain bahan baku utama selalu menggunakan tempe yang baru dan berkualitas baik, keripik tempe buatan beliau tidak menggunakan pengawet, tipis, gurih dan renyah, menggunakan minyak yang berkualitas, tersedia dalam berbagai rasa dan ukuran yaitu 150 gram dan 200 gram. Kelemahan dari keripik tempe beliau adalah kemasan yang digunakan beliau mayoritas menggunakan plastic sehingga hanya mampu bertahan kurang lebih 3 bulan.
3.4.2 Fungsi-fungsi Manajemen Produksi
Untuk menyediakan dan merencanakan bahan baku, alat yang akan digunakan, serta lokasi pasar/toko.
Untuk merencanakan penentuan kualitas dan kuantitas barang yang akan diproduksi.
Merancang sistem transformasi.
Menetapkan berbagai ukuran dan kriteria yang sangat diperlukan untuk kepentingan produksi.
Mengontrol kegiatan korektif terhadap pelaksanaan kegiatan produksi.
Fungsi Personalia
Fungsi Keuangan
Penelitian
Penyimpanan
3.4.3 Kendala dan Manajemen Kendala
Memperoleh bahan baku
Terkadang bahan baku utama yang akan dibuat untuk keripik tempe mengalami keterlambatan dalam pengiriman sehingga harus membeli bahan baku di tempat lain (yang bukan langganan).
Manajemen kendala yang dilakukan adalah dengan menyetok bahan baku dan mencari alternatif peyetok lain.
Adanya pesaing dari produk sejenis
Manajemen kendalanya yaitu dengan memberikan kualitas serta kemasan yang menarik.
Sumber Daya Manusia yang masih belum profesional
Manajemen kendalanya adalah dengan memberikan pelatihan dan motivasi kerja.
3.5 Manajemen Pemasaran dalam Perusahaan Agribisnis
Kegiatan Pemasaran
Distribusi dan transportasi
Distribusi dilakukan 80% di kota malang dan 20% luar kota malang. Perusahaan ini hanya melakukan pemasaran di tempat tokonya, dan apabila ada pesanan dari luar Jawa beliau mengirimnya dengan biaya pengiriman ditanggung oleh pemesan produk.
Pengemasan
Kemasan kripik tempe yang beliau gunakan adalah dalam bentuk plastik dan kardus dalam ukuran besar.
Pemberian Label
Beliau memberi label semenarik mungkin. Label diberikan sesuai rasa dari keripik tempe.
Standarisasi
Grading
3.5.2 Strategi Pemasaran Produk (4P)
Product (produk)
Produk yang beliau tawarkan adalah kripik tempe. Saat ini tempe yang kita kenal kebanyakan tidak diberikan perlakuan khusus pada produknya. Hal ini mungkin terjadi karena tempe tersebut hanya dijadikan sebagai lauk pauk saja. Dari kenyataan tersebut, beliau mencoba melakukan inovasi produk terhadap tempe agar dapat diterima oleh konsumen.
Dalam mengembangkan strategi produk, beliau berupaya agar konsumen mampu mengidentifikasi produk yang beliau pasarkan, dengan melakukan:
Branding (mengelola merek)
Merek produk beliau bernama "Kripik Tempe bu Nurdjanah". Beliau berharap dari merek yang beliau ciptakan dapat membuat konsumen puas.
Packaging (kemasan)
Produk beliau kemas dengan mengunakan plastik dan kardus dengan tujuan agar produk terlihat menarik dan bersih sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk kami. Produk kripik tempe dikemas per bungkus dengan harga yang bervariasi diantaranya yang berukuran kecil seberat 150 gram seharga Rp 3.500,00, ukuran besar seberat 200 gram rasa original dan aneka rasa seharga Rp 5.000,00, dan Rp 6000,00.
Labelling (memberikan label)
Setelah kripik tempe dibungkus dengan plastik wrapping, kami memberikan label dikemasan produk kami. Hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen untuk mengingat produk kami.
Price (Harga)
Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan (revenue). Harga juga merupakan elemen bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan. Selain itu, harga turut mengkomunikasikan nilai produk perusahaan terhadap pasar.Pada dasarnya ketika menetapkan harga, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal seperti penetapan harga untuk mewujudkan keuntungan perusahaan, volume penjualan (permintaan atas berbagai produk berbeda sifatnya), persaingan dari perusahaan lain, pandangan masyarakat terhadap suatu produk, serta kedudukan perusahaan dalam pasar.Terdapat beberapa metode penetapan harga antara lain melalui pendekatan biaya (break even analysis dan mark up pricing), penetapan harga yang kompetitif, menentukan harga terobosan (penetrating pricing), menetapkan harga berdasarkan permintaan/ demand, kepemimpinan harga (price leadership), menjual produk berkualitas dengan harga rendah, serta kebijakan harga tinggi jangka pendek (price skimming).
Metode penetapan harga yang beliau terapkan adalah menjual produk berkualitas dengan harga rendah. Pertimbangan beliau adalah terlebih dahulu ingin menarik konsumen dengan harga yang rendah atau sama dengan produk yang lain, setelah beliau mendapatkan konsumen yang cukup banyak, beliau perlahan-lahan akan melakukan penaikan harga.
Place (Tempat)
Salah satu fungsi penting dari pemasaran adalah menyalurkan produk dari lokasi produksi ke berbagai lokasi di mana konsumen berada. Isu pendistribusian produk perlu dibedakan pada 2 aspek, yaitu menentukan institusi yang akan melakukan kegiatan mendistribusikan produk, menentukan cara penyimpanan (penggudangan) dan alat-alat pengangkutan yang akan mendistribusikan produk (barang) dari pabrik perusahaan ke institusi-institusi yang membantu memasarkan barang pada konsumen.
Perusahaan beliau mendistribusikan produknya sendiri karena pasar kripik tempe yang beliau produksi bersifat lokal, meliputi daerah di sekitar tempat memproduksi.
Terdapat beberapa alternatif saluran distribusi, yaitu:
Saluran distribusi langsung produsen ke konsumen
Produsen-pengecer-konsumen
Produsen-pedagang besar-pengecer-konsumen
Produsen-agen penjualan-konsumen
Produsen-agen penjualan-pengecer-konsumen.
Dari alternatif saluran distribusi diatas, beliau hanya memakai saluran distribusi langsung produsen ke konsumen karena keripik tempe merupakan produk pertanian yang bersifat mudah rusak/pecah sehingga beliau hanya menggunakan saluran distribusi yang pendek agar produk tersebut tidak hancur ketika proses pendistribusian.
Promosition (Promosi)
Strategi promosi yang beliau gunakan adalah dari mulut ke mulut dan saat ini mulai merambah ke media televisi. Menurut beliau media televisi mampu menyampaikan pesan yang efektif berupa gambar. Dengan pemberian gambar yang menarik pada media televisi akan mampu membuat konsumen tertarik untuk melihat dan membaca. Setelah konsumen melihat dan membaca melalui media tersebut yang dilengkapi dengan informasi tentang kandungan gizi, manfaat, serta pengolahan, diharapkan pengetahuan konsumen akan bertambah tentang tempe. Apabila konsumen merasa tempe sangat bermanfaat baginya maka konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
3.5.3 Kendala Manajemen Pemasaran dan Manajemen Kendala
Kendala perusahaan ini dalam manajemen pemasaran yaitu apabila pemasaran dilakukan di luar kota Malang. Penjualan produk keripik tempe akan sulit terkontrol apabila dilakukan di luar kota Malang karena keterbatasan biaya transportasi untuk mengontrol keadaan dan stok barang disetiap minggunya. Selain itu terkadang produk keripik tempe yang dihasilkan setiap harinya tidak mampu untuk memenuhi permintaan konsumen, karena permintaan konsumen melebihi produktifitas kripik tempe tiap harinya, sehingga mengurangi kepuasan konsumen.
3.6 Manajemen Keuangan dalam Perusahaan Agribisnis
Tabel 1. Biaya Nilai Produksi dan Pendapatan Usaha Selama 1 Tahun Terakhir
23711144755
18
3.7 Analisis Nilai Tambah Agroindustri Olahan
Tabel 2. Analisis Nilai Tambah Pada Produk (Olahan) Agribisnis
3144538884
3.8 Strategi Pengembangan dengan Analisis SWOT Perusahaan Agribisnis
3.8.1 Faktor-Faktor Internal (S-W)
Kekuatan: keripik tempe Bu Nurdjanah memiliki cita rasa yang khas serta harganya terjangkau.
Kelemahan: kegiatan promosi yang kurang sehingga produknya kurang terkenal dan besar.
3.8.2 Faktor-Faktor Eksternal (O-T)
Peluang: dengan cita rasa khas yang dimiliki keripik tempe bu nurjanah yang gurih, renyah, enak dan beraneka macam rasa dapat menarik pelanggan lebih banyak lagi
Ancaman: banyak perusahaan keripik tempe yang meniru produk bu nurjanah sehingga produknya tersaingi.
3.8.3 Strategi Perusahaan Agribisnis dengan Menggunakan Matriks SWOT
Jika dikombinasikan dengan kesesuaian volume dan kualitas produk, maka daya saing komoditas pertanian primer atau produk agribisnis Indonesia dapat ditingkatkan sehingga kemempuan untuk menembus pasar ekspor atau membendung arus impor makin tinggi. Oleh karena itu, teknologi di masing-masing simpul agribisnis, mulai dari bidang produksi sampai dengan pemasaran hasil harus terus berkembang.
Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi.
Teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi ialah yang meningkatkan perolehan volume produksi dari satu unit faktor produksi yang menjadi pembatas (the limiting factor of production). Kalau yang menjadi faktor pembatas ialah lahan Maka teknologi tergolong kategori ini meliputi yang mampu meningkatkan produktivitas lahan per satuan luas per satuan waktu (land augmenting technology).
Termasuk dalam hal ini ialah teknologi yang meningkatkan produktivitas lahan
per panen dan frekuensi panen per tahun (intensitas pertanaman). Contoh teknologi
semacam ini ialah benih unggul hasil (high yield) dan benih unggul umur genjah (short maturity) atau kombinasi keduanya.Jika usahatani didominasi oleh usaha
keluarga, seperti yang berlaku diIndonesia, seringkali yang menjadi faktor pembatas
ialah ketersediaan tenaga kerjakeluarga atau tenaga pengelola usahatani. Dalam
kondisi demikian, kapasitasproduksi dapat ditingkatkan dengan mengadopsi teknologi yang mampu mengurangikebutuhan tenaga kerja keluarga untuk manajemen seperti mekanisasi pertanian.Dengan mekanisasi pertanian maka skala usahatani yang dapat dikelola
keluarga dapat ditingkatkan.
Peningkatankapasitasproduksipadadasarnyaberfungsi untuk
meningkatkan efisiensi teknis faktor produksi maupun efisiensi skala usaha . Efisiensi teknis dan skala usaha merupakan elemen penentu utama efisiensi ekonomi yang
menjadi penentu daya saing harga jual produk agribisnis. Oleh karena itu, teknologi
yang mampu meningkatkan kapasitas produksi agribisnis sangatlah penting untuk
meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis maupun untuk peningkatan daya saing
agribisnis domestik.
Dalam konteks nasional (agregat),peningkatan kapasitas produksi merupakan salah satu sumber pertumbuhan produksi. Volume produksi agregat
yang cukup besar merupakan faktor kunci bagi tumbuh kembangnya komponen
usaha agribisnis terkait. Agroindustri, misalnya hanya dapat berkembang jika skala
produksi usahatani primer cukup besar dan kontinu menurut waktu. Volume produksi agregat juga bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi pemasaran melalui "
pecuniary economies ". Semakin besar volume pasar (thick market) semakin murah
ongkos transaksi pasar.
Teknologi untuk Menurunkan Biaya Pokok Produksi.
Ada dua kelompok teknologi yang dapat digunakan untuk menurunkan biaya
pokok produksi, yaitu : (a) teknologi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi
(capacity development), dan (b) teknologi yang dapat menurunkan jumlah biaya (cost
reduction). Prinsip jenis teknologi pertama adalah menggunakan jumlah input (atau
jumlah biaya) yang relatif sama untuk menghasilkan jumlah output jauh lebih besar.
c. Teknologi untuk Meningkatkan/Memelihara Kualitas Produk.
Kualitas produk dapat diperbaiki atau dipertahankan dengan menggunakan
teknologi tertentu. Kualitas produk sangat penting diilihat dari segi pemenuhan selera
konsumen akhir. Di bidang produksi pertanian primer, varietas sangat menentukan
kualitas hasil. Di bidang pengolahan hasil, kualitas produk dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknologi pengawetan, penambahan bahan baru, dan pengemasan.
Beberapa contoh teknologi pengawetan adalah pengeringan dan pengalengan.
Penambahan bahan baru dapat memperkaya kandungan kalori, mineral, vitamin,
protein dan rasa, atau mengurangi kandungan unsur-unsur merugikan seperti
lemak, kolesterol, asam urat, residu pestisida, dan lain-lain. Produk-produk
dengan karakteristik demikian akan lebih disukai konsumen. Bentuk kemasan yang
memudahkan dalam penggunaannya (usage ease) akan meningkatkan utilitas produk dan akan makin menari bagi konsumen.
Kualitas produk dapat dipertahankan denganmenggunakanteknologi
pengawetan sebagaimana telah disebutkan di atas, ditambah dengan teknologi pengangkutan dan penyimpanan.
4. Teknologi untuk Pengembangan Produk.
Selera konsumen terus berubah karena membaiknya tingkat pendidikan dan
makin cangggihnya teknologi informasi.Perubahanseleratersebutmenuntut
disediakannya produk-produk baru yang lebih menarik bagi mereka. Produk-produk
lama akan ditinggalkan konsumen dan akan mengalami kenejuhan pasar. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan produk-produk baru agribisnis (product development) yang mempunyai kapasitas produksi
lebih besar atau kualitas hasil lebih baik.
5.Manajemen Usaha untuk Meningkatkan Efisiensi
Dengan menggunakan teknologi yang ada, efisiensiproduksidapat ditingkatkan melalui
lima cara, yaitu :
pengalokasian input secara optimalberdasarkan harga input dan output;
pengkombinasian input berdasarkan harga masing-masing input dan harga output untuk jenis komoditas yang sama,
pengkombinasian output berdasarkan harga masing-masing output untuk jenis komoditas berbeda;
penggunaan ukuranusaha paling efisien; dan
penggunaan lingkup usaha paling efisien.
Cara pertama dikenal dengan strategi efisiensi alokatif pada hubungan input-output (input-output relation) dengan tujuan untuk memperoleh biaya produksi paling
rendah atau keuntungan maksimal sepanjang fungsi produksi atau teknologi yang
ada. Makin tinggi rasio harga input terhadap harga output, maka penggunaan input
akan makin kecil, produksi akan turun dan laba maksimum akan berkurang, ceteris
paribus. Sebaliknya, makin rendah rasio harga tersebut, maka penggunaan input
akan makin banyak (tetapi ada batas maksimumnya), produksi akan meningkat dan
laba maksimum akan makin besar.
Cara kedua dikenal sebagai strategi kombinasi input(input-input combination), yaitu kombinasi jenis input tergantungpada tingkat substitusi (substitutability) antar input variabel. Tingkat penggunaan input dipengaruhi oleh
rasio antar harga input yang bersangkutan dan terhadap harga output.
Cara ketiga dikenal sebagai strategi kombinasi output(output-output combination) sepanjang kurve kemungkinan produksi (production possibility curve)
pada masing-masing komoditi untuk menentukan commodity basket yang dapat
memaksimumkan jumlah penerimaan total berdasarkan harga output masing-masing
komoditi.
Cara keempat, yaitu penggunaan ukuran usaha paling efisien, didasarkan
atas total biaya per unit output paling rendah. Dalam hal ini, biaya terdiri dari dua
komponen uatam, yaitu biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost).
Skala usaha dapat terus ditingkatkan selama total biaya rata-rata (average total cost)
masih terus menurun hingga mencapai total biaya rata-rata mencapai titik paling
rendah (masih terjadi economies of size). Jika rata-rata total biaya sudah mencapai
titik paling rendah, maka peningkatan skala usaha akan meningkatkan rata-rata total
biaya (terjadi diseconomies of size).
Cara kelima, yaitu penggunaan lingkup usaha paling efisien, didasarkan atas
penggabungan berbagai jenis komoditi atau usaha ke dalam satu manajemen
(economies of scope). Hal ini dapat terjadi melalui integrasi vertikal atau integrasi
horisontal. Dengan cara ini,strukturorganisasibisamenjadilebihsederhana
sehingga jumlah biaya-tetap (fixed cost), utamanya gaji direksi, bangunan (kantor,
perumahan), peralatan (mesin pabrik dan kendaraan) dan perlengkapan dlainnya
apat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA
Mosher, A.T. 1966.GettingAgricultureMoving.FrederickA.Praeger,Inc.,
Publishers, New York.
Terimakasih telah membaca Laporan Manajemen Agribisnis Perusahaan. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat
0 komentar: