September 20, 2016

DRAFT-SKRIPSI

Judul: DRAFT-SKRIPSI
Penulis: Lukman Coconk


DRAFT SKRIPSI
NAMA: LUKMAN
NIM.: 50400111011
FAK./JUR.:DAKWAH DAN KOMUNIKASI/MANAJEMEN DAKWAH
JUDUL:Penarapan Fungsi Pengorganisasian Dalam Upaya Pengembangan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo Kec. Kelara Kab. Jeneponto

Latar belakang Masalah
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk mengadakan transformasi sosial bagi masayarakat daerah sekitarnya. Pesantren hadir di tengah-tengah masyarakat tidak lain untuk mengabadikan dirinya sebagai pengembang dakwah Islam dan pengembangan nilai-nilai keagamaan.
Pesantren sebagai pusat penyebaran agama Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan kedatangan agama Islam di negeri kita. Asal-usul pesantren tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan pengaruh Walisongo abad 15-16 di Jawa. Lembaga pendidikan ini telah berkembang khususnya di Jawa selama berabad-abad. Maulana Malik Ibrahim, Spiritual Father Walisongo, dalam masyarakat santri Jawa biasanya dipandang sebagai guru-gurunya tradisi pesantren di tanah Jawa. Keterangan-keterangan sejarah yang berkembang dari mulut ke mulut (oral history) memberikan indikasi yang kuat bahwa pondok pesantren tertua, baik di Jawa maupun luar Jawa, tidak dapat dilepaskan dari inspirasi yang diperoleh melalui ajaran yang dibawa para Walisongo.
Pada masa penjajahan, pondok pesantren mengalami masa keterpurukannya. Dimana ruang geraknya untuk berkembang dan menjalankan segala aktivitasnya dengan maksimal terbelenggu. Tetapi kita perlu mengapresiasi akan keberanian pihak-pihak pondok pesantren, khususnya para santri. Dengan berbagai pergolakan-pergolakan yang dibentuk, dengan tujuan untuk mengembalikan hak-hak rakyat dan untuk menghapus penjajahan, kita tidak boleh begitu saja melupakannya. Kita bisa lihat bahwa bagaimana pondok pesantren saat ini dengan sesuka hati melakukan berbagai aktivitas pesantren.
Di era reformasi hingga sekarang, kita juga harus mengapresiasi kinerja pemerintah, bahwasannya pemerintah telah mendukung sepenuhnya bagi pendidikan pesantren di Indonesia. Dimana ruang gerak pondok pesantren tidak dibatasi, dan bahkan telah berkembang menjadi pondok pesantren yang modern, dengan memberikan porsi yang seimbang antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. 
Eksistensi yang sedemikan lama mungkin pula karena sikap percaya diri yang tinggi dan penuh pertahanan diri dari Pondok Pesantren. Dalam rangkaian ini pula terlahir jiwa Pondok Pesantren yang merupakan karakteristik yang belum pernah di bangun oleh sistem pendidikan manapun. Keberadaan Pondok Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keterlibatan Pesantren dalam mencerdaskan kehidupan bangsa harus selalu di dukung oleh pihak-pihak lain.
Bahkan pihak pemerintah sudah seharusnya membantu segala kebutuhan Pesantren untuk mewujudkan keberhasilan yang di cita-citakan bangsa ini, baik itu secara finangsial maupun fasilitas Pesantren sabagai pendukung belajar mengajarnya dengan demikian Pesantren harus mampu menunjukkan kualitas baik yang dimiliki di bidang keterampilan maupun bekal keagamaan. Sehingga masyarakat sekitar percaya bahwa keberadaan Pesantren dapat membantu dalam meningkatkan sumber daya manusia yang di butuhkan selama ini, yaitu sumber daya manusia yang berkualitas.
Pesantren jika di sandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini, dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang Indigenous. Pesantren dari saat kesaat harus mengalami perubahan intensitas dan bentuk yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya, perubahan itu dalam realitasnya berdampak jauh bagi keberadaan, peran, dan pencapain tujuan Pesantren serta pandangan masyarakat luas terhadap lembaga pendidikan ini. Ironisnya, tidak semua orang dan tokoh Pesantren menyadari sepenuhnya seluk beluk perubahan tersebut.
Sebagian dari menyadari dan merencanakan perubahan tersebut, tetapi belum mengantisipasi secara kritis dampaknya, baik bagi Pesantren sendiri maupun masyarakat sebagi pemangku kepentingan utama bagi Pesantren. Sedangkan sebagian yang lain ada yang "terperangkap" kedalam perubahan tanpa di dasari perencanaan apaun selain hanya karena kuatnya tekanan dari luar.
Salah satu fenomena yang sangat signifikan tentang turunnya minat masyarakat memasuki Pondok Pesantren sejak Pemerintah Republik Indonesia mengembankan seluas-luasnya apa yang di sebut dengan sekolah umum karena jabatan-jabantan administrasi modern yang terbuka bagi lulusan sekolah umum mendorong turunnya minat tersebut. Banyak Pondok Pesantren yang kecil yang hilang dari peredaran. Pondok Pesantren yang bertahan adalah Pondok Pesantren yang mempunyai akar yang kuat dangan masyarakat setempat, atau ia mulai membuka pendidikan formal.
Pondok Pesantren Babussalam Saroppo adalah Pondok pesantren yang didirikan pada tahun 1995 termasuk salah satu Pondok Pesantren yang cukup populer di Kab. Jeneponto, Pondok Pesantren Babussalam Saroppo yang masih menggunakan metode tradisional atau bisa di katakan Pondok Pesantren ini telah mengubah dirinya kearah moderenitas karena memang tuntutan zaman yang sudah berbeda, perubahan struktur organisasi juga dilakukan demi kelancaran proses organisasi dan pencapain tujuan yang maksimal.
Dari segi pembangunan juga semakin meningkat penambahan fasilitas sarana juga dilakukan untuk kenyamanan para penghuni Pondok Pesantren Babussalam Saroppo. Pondok Pesantren telah mencetak 1000 alumni. Berkembangnya Pesantren Babusslam Saroppo tak bisa lepas dari manajemen yang di terapkan oleh kepala yayasan ia sukses membawa nama Pesantren ketingkat nasional.
Dapat dikatakan bahwa meskipun organisasi bukan merupakan barang yang baru dalam pengelolahan suatu lembaga namun penerapan asas-asas organisasi dalam kerjasamanya untuk mencapai tujuan masih kurang optimal. Organisasi pada dasarnya merupakan wadah sekelompok manusia yang si persatukan dalam satu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kelemahan ini dapat di artikan sebagai target yang ingin di berdayakan dalam upaya pembinaan Pondok Pesantren dengan meminimalisir kelemahan ini maka usaha mengoptimalkan peran Pondok Pesantren akan semakin mudah.
Manajemen Pondok Pesantren ini memang mungkin terjadi oleh karena pemahaman bahwa Pondok Pesantren adalah lembaga tradisional, sehingga pengelolahan manajemennya tidaklah menjadi hal yang serius diperhatikan dan menjadikan pola pembinaan Pondok Pesantren tergantung hanya kehendak dan kecenderungan pimpinan saja.Hal yang perlu di perhatikan dalam pengorganisasian adalah pembagian tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-masing orang yang di perlukan dalam menjalankan tugas-tugas.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT dijelaskan dalam QS Al.Shaff(61):4 sebagai berikut:

Terjemahannya
"sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangun yang tersusun rapi"
Dalam ayat ini di sebutkan apa yang di sukai-Nya dengan menyatakan: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya, yakni untuk menegakkan agama-Nya,dalam bentuk satu barisan yang kukuh yang kait berkait dan menyatu jiwanya lagi di siplin seakan-akan mereka, karena kukuh dan saling berkaitannya satu dengan yang lain, bagaikan bangunan yang tersususn rapi. Kata shaffan/barisan adalah sekelompok dari sekian banyak anggotanya yang sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur. Kata marsbush yang berati berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang dimaksud dengan ayat di atas adalah kekompakan anggota barisan, kedisiplinan mereka tinggi, serta kekuatan mental mereka menghadapi ancaman dan tantangan.
Kaderisasi pimpinan Pondok Pesantren kaderisasi merupakan syarat yang harus ada pada setiap organisasi, termasuk organisasi kependidikan seperti Pondok Pesantren. Sehingga tongkat estafet amanat pengembangan Pondok Pesantren ke arah yang lebih baik dan tetap terjaga. Ini perlu di perhatikan karena banyak PondokPesantren yang kegiatannya menjadi mati di karenakan wafatnya pimpinan PondokPesantren,
Proses organisasi yang baik akan membuat suatu organisasi dapat memcapai tujuannya. Dalam hal ini akan tercermin pada struktur organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang yang akan menunjukkan kedudukan. Tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu oragnisasi.
Rumusan Dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan 2 pokok permasalahan yakni :
Bagaimanakah bentuk Penerapan Fungsi Pengorganisasian dalam upaya Pengembangan Pondok Pesantren BabussalamSaroppo ?
Strategi apakah yang diterapkan pimpinan dalam Upaya pengembangan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo?
Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
Penelitian ini akan berfokus pada bentuk Penerapan fungsi pengorganisasian dalam upaya pengembangan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo di Kec. Kelara Kab. Jeneponto, untuk menyamakan pemahaman terhadap fokus penelitian ini, maka fokus penelitian tersebut di deskripsikan sebagai berikut:
Fungsi Pengorganisasian
Fungsi secara bahasa adalah dalam kamus besar bahasa Indonesia, fungsi berarti peran, kegunaan, jabatan. Pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorag manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi kelompok-kelompoknya.
Pengorganisasian juga bisa di artikan sebagai rangkaian aktivitas menyusung kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan serta menetapkan dan menyusung kerjasama antar para anggota organisasi.
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen tentang proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secar efektif dan efesien guna pencapaian organisasi. Fungsi pengorganisasian adalah bagaimana menetapkan cara memilah dan memecah pekerjaan yang ada menjadi unit-unit yang dapat dikelolah dengan baik.
Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagan atau struktur yang berwujud dan bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain sering di sebut sebagai struktur atau tata raga organisasi. Jadi organisasiadalah suatu manifestasi/perwujudan organisasi yang menunjukkan hubungan antara fungsi otoritas dan tanggung jawab yang saling berinteraksi dari orang yang di beri tugas dan tanggung jawab atas setiap aktivitas.
Adapun fungsi pengorganisasian disini adalah proses pembagian tugas-tugas, pengelompokan tugas-tugas, pengelompokan pekerjaan bentuk hirarki yang digunakan serta kordinasi yang dilakukan para pengurus Pondok Pesantren sesuai bidang dan keahliaanya yang memilki kapabilitas dan tanggung jawab atas tugas-tugas yang di berikannya dengan visi dan misi untuk merealisasikan tujuan yang telah di tentukan bersama.
Penerapan
Penerapan (implementasi) menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah cara,proses dan pelaksanaan. Sedangkan menurut para ahli berpendapat penerapan adalah suatu perbuatan mempraktetkan suatu teori, metode dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang di inginkan oleh suatu kelompok yang telah terencana dan tersusun sebelumya.
Adapun penerapan yang di maksud dalam judul ini adalah penerapan dari sebuah teori organisasi di Pondok Pesantren untuk meneliti bagaimana proses penerapan organisasi yang dilakukan sekelompok orang yang bekerja sama dalam sebuah struktur dan koordinasisi dan segenap para pengurus Pondok Pesantren Babussalam Saroppo Jeneponto dalam mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Pondok Pesantren
Untuk memahami makna dan pengertian Pondok Pesantren, terlebih dahulu perlu dipahami makna katanya, istilah Pondok berasal dari bahasa arab "funduq" berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. Pondok Pesantren adalah dua buah kata yang mempunyai satu kesatuan makna. Kata "Pondok" barangkali, berasal dari pengertian dari asrama-asrama para santri, atau tempat tinggal yang di buat denga bambu,atau barangkali berasal dari kata bahasa Arab "funduq" yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan kata Pesantren berasal dari kata santri yang dengan awalan pe- dan akhiran –an yang berarti tenpat tinggal para santri.
Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam.
Dalam sejarah pertumbuhannya, pondok pesantren telah mengalami beberapa fase perkembangan, termasuk dibukanya pondok khusus perempuan. Dengan perkembangan tersebut, terdapat pondok perempuan dan pondok laki-laki. Sehingga pesantren yang tergolong besar dapat menerima santri laki-laki dan santri perempuan, dengan memilahkan pondok-pondok berdasarkan jenis kelamin dengan peraturan yang ketat.
Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertikal (dengan penjejalan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horisontal (kesadaran sosial).
Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini, penulis menemukan beberapa skripsi yang secara tidak langsung berkaitan dengan judul yang akan penulis bahas ini, penelitian tersebut yang penulis ketahui adalah:
Saefuddin Zuhri yang berjudul Aplikasi Fungsi Manajemen Pengorganisasian Pondok Pesantren Tarbiyatul Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur. Skripsi tersebut membahas tentang proses Pengorganisasian yang dilakukan Pondok Pesantren Tarbiyatul Tholabah Kranji Pacirancukup solid dan gigih terlihat dari sistematis penyusunan departementasi dalam mengelompokkan kegiatan dalam fungsi pengorganisasian sesuai bidangnya masing-masing. Adanya penetapan garis besar pedoman kerja Pondok Pesantren, ini salah satu upaya peningkatan kelancaran dan ketertiban pengurus dalam menjalankan fungsi-fungsi organisasi untuk tercapainya tujuan Pondok Pesantren.
Siti Firokhatun yangberjudul Aplikasi Fungsi Pengorganisasian Pondok Pesantren Al Falahiyah Mlangi Sleman Yogyakarta. Skripsi tersebut membahas tentang penerapan fungsi manajemen Pengorganisasian yang dilakasanakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan organisasi. Namun di dalam skripsinya ada beberapa masalah yang terjadi dalam pembagian kerja belum terlaksana dengan baik dalam arti masih ada satu jabatan yang dipegang oleh dua orang dan belum menempatkan orang-orang yang tepat dan sesuai dengan kemanpuan dan keahliannya.
Irawati Jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul Implementasi Fungsi Manajemen Sumber Da'I terhadap Pengelolaan Kegiatan Dakwah di Pondok Pesantren Al- Hidayat Kedung Lumpung Salaman Magelang. Skripsi ini menjelasakan tentang manajemen yang mengacu pada 4 faktor yakni : planning (perencanaang), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan) dan controlling (pengawasang) dan kemudian dilanjutkan dengan faktor-faktor pendukung dan penghambat fungsi manajemen terhadap pengelolaan dakwah di pondok Pesantren Al-hidayat.
Metode Penelitian
Jenis dan Lokasi Penelitian
Jenis Penelitian
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang di gunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah ekspreimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan data di lakukan secara trianggulasi (gabungan), analisi data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Menurut Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy.J. mendefinisikan metedo penelitian kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dasar penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang melihat objek penelitian sebagai kesatuan yang terintegrasi,yang penelahannya kepada satu kasus dan dilakukaan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif.
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Sosial yang menggunakan format deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagi situasi atau berbagai fenomena realitas Sosial yang ada di masyarakat yang menjadi obyek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tengtan kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.
Berdasarkan pernyataan di atas, penyusung simpulkan bahwa jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan di Pondok Pesantren Darussalam Saroppo Kec. Kelara Kab. Jeneponto Sulawesi selatan dengan fokus objek yang di teliti adalah penerapan fungsi pengorganisasian dalam upaya pengembangan Pondok Pesantren Darussalam Saroppo Kec.Kelara Kab. Jeneponto.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini diarahkan kepada pengungkapan pola pikir yang digunakan peneliti dalam menganalisis sasarannya atau dalam ungkapan lain pendekatan ialah disiplin ilmu yang dijadikan acuan dalam menganalisis obyek yang diteliti sesuai dengan logika ilmu itu. Berdasarkan permasalahan di atas bagaimana penerapan fungsi pengorganisasian dalam upaya pengembangan pondok pesantren. Adapun pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan komunikasi, sosiologi dan pendekatan psikologi dalam menjelaskan perspektif untuk membahas objek penelitian.
Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi merupakan pendekatan yang menekankan bagaimana pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna dari kontenkomunikasi yang ada sehingga hasil-hasil penelitian yang di peroleh berhubungan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi.
Pendekatan Sosilogis
Pendekatan sosiologis bermaksud untuk mengetahui bagaimana interaksi orang yang ada di dalam pesantren baik itu santri, guru-guru, serta orang di dalam maupun di luar Pondok Pesantren.
Pendekatan Psikologi
Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang di peroleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang meliputi spekulasi mengenai jiwa itu. Psikologis berbicara tentang tingkah laku manusia yang dihubungkan dengan tingkah laku yang lainnya dan selanjtunya di rumuskan dalam hokum-hukum kejiwaan manusia.
Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekundar :
Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utamanya adalah Pondok Pesantren Babussalam Saroppo. Dalam penelitian ini yang termasuk dari data primer adalah hasil wawancara dengan pimpinan atau ketua yayasan, gura dan para staff karyawan Pondok Pesantren sebagai responden mengenai penerapan fungsi dalam upaya mengembangkan Pondok Pesantren tersebut.
Ketua yayasan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo
Dari ketua yayasan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo di peroleh data secara akurat mengenai gambarang umum Pondok Pesantren yang meliputi : letak Geografis, sejarah berdirinya, profil, visi dan misi, keadaan guru dan para santri, struktur organisasi, sarana dan prasarana dan seluruh kegiatan yang mendukung segala aktifitas penerapan pengorganisasian guna mengembangkan pondok pesantren.
Guru dan para staff
Guru dan para staff adalah pihak yang berinteraksi langsung dalam pengembangan pondok pesantren dan komponen ini di peroleh data mengenai kegiatan dan penerapan pengorganisasian di dalamnya.
Santri
Santri Pondok Pesantren sebagai sumber data yang nyata dan real dari program yang telah di aplikasikan oleh pihak Pesantren. Dari mereka dapat di peroleh data yang valid dan keberhasilan program Pesantren yang telah di canangkan atau sebaliknya program-program yang gagal di terapkan.
Data sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap atau tambahan yang melengkapi data yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah kajian terhadap artikel atau buku-buku yang di tulis oleh para ahli yang ada hubungannya dengan penelitian ini serta kajian pustaka dari hasil penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan pembahasan penelitian ini, baik yang telah di terbitkan maupun yang tidak di terbitkan dalam bentuk buku atau majalah ilmiah.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran yang di pandang ilmiah dalam penelitian terhadap hasil yang di peroleh secara keseluruhan. Metode pengumpulan data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun pengumpulan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
Observasi
Observasi di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan denagn sistematis fenomena-fenomena yang di selidiki. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi non partisipasi yaitu penulis tidak terlibat langsung dalam proses mengorganisasikan dan merencanakan di Pondok Pesantren Babussalam Saroppo.
Metode penelitian ini di gunakan untuk mengumpulkan data untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum mengenai Pondok Pesantren Babussalam Saroppo, selain itu juga untuk mengetahui penerapan pengorganisasian dan perencanaan dalam upaya mengembangkan Pondok Pesantren.
Wawancara
Wawancara dapat di pandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang di kerjakan dengan dikerjakan dengansistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Pada umunya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu, dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancer.
Dalam melakukan wawancara, pertanyaan dan jawaban dilakukan secara verbal, dilakukan dalam keadaan berhadapan. Adapun narasumbernya adalah Pimpina Pondok Pesantren, Kepala sekolah dan staff yang terkait di dalamnya. Dengan teknik wawancara penyusung mengajukan beberapa pertanyaan kepada sumber informasi guna mendapatkan informasi mengenai penerapan fungsi pengorganisasian dan dalam upaya mengembangkan Pondok Pesantren.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen.Didalam penelitian ini penulis mengumpulkan data-data dengan mencatat atau dengan menggandakan dokumen-dokumen seperti pedoman Pondok Pesantren Babusaalam Saroppo struktur organisasi, tugas-tugas personal.
Dokumen-dokumen ini sebagai pelengkap data, karena data yang diperoleh dengan metode ini bersifat autentik yaitu lebih terjamin kebenarannya. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang tertulis dan di gunakan untuk melengkapi dan mengecek data-data yang di peroleh dari wawancara dan observasi.
Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, instrument penelitian merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data.Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan suatu aktivitas yang bersifat operasional agar tindakannya sesuai dengan pengertian penelitian yang sebenarnya. Data merupakan perwujudan dari beberapa informasi yang sengaja dikaji dan dikumpulkan guna mendeskripsikan suatu peristiwa atau kegiatan lainnya. Data yang di peroleh melalui penelitian akan di olah menjadi suatu informasi yang merajuk pada hasil penelitian nantinya. Oleh karena itu, maka dalam pengumpulan data di butuhkan beberapa instrumen sebagaialat untuk mendapatkan data yang cukup valid dan akurat.
Tolak ukur keberhasilan penelitian juga tergantung pada instrument yang di gunakan. Oleh karena itu untuk penelitian lapangan (field research) yang meliputi obsevasi dan wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah di sediakan, di butuhkan kamera,alat perekam (recorder) dan alat tulis menulis berupa buku catatan dan pulpen.
Metode Analis Data
Analisa data merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi, dokumentasi. Dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang di teliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah di baca. Metode yang di gunakan adalah metode survei dengan pendekatan kualitatif, yang artinya setiap data yang terhimpun dapat di jelaskan dengan berbagai persepsi yang tidak menyimpang dan sesuai dengan judul penelitian. Teknik pendekatan de3skriptif kualitatif merupakan suatu proses menggambarkan keadaan sasaran yang sebenarnya, penelitian secara apa adanya , sejauh apa yang penliti dapatkan dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi.
Analisi deskriptif di gunakan untuk menggambarkan (mendeskripsikan) populasi yang sedang di teliti. Analisis deskriptif di maksdukan untuk memberikan data yang di amati agar bermakna dan komunikatif
Langkah-langkah analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu:
Reduksi Mata (Data Reduction)
Reduksi Data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Peneliti mengelola data dengan bertolak dari teori untuk mendapatkan kejelasan pada masalah, baik data yang terdapat di lapangan maupun yang terdapat pada kepustakaan. Data dikumpulkan, dipilih secara seketif dan disesuaikan dengan permasalahan di rumuskan dalam penelitian. Kemudian dilakukan pengelolahan dengan meneliti ulang.
Display data (Data Display)
Display data adalah penyajian dan pengorganisasian data ke dalam satu bentuk tertentu sehingga terlihat sosoknya secara utuh. Dalam penyajian data dilakukan secara induktif yakni menguraikan setiap permasalahan dalam permasalahan penelitian dengan memaparkan secara umum kemudian menjelaskan secara spesifik.
Analisis Perbandingan (Comparatif)
Dalam teknik ini peneliti mengkaji data yang telah di peroleh dari lapangan secara sitematis dan mendalam kemudian membandingkan data tersebut satu sama lain.
Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
Langkah terakhir dalam menganalisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, setiap kesimpulan awal masih kesimpulan sementara yang akan berubah bila diperoleh data baru dalam pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan-kesimpulan yang di peroleh selama dilapangan diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara memikirkan kembali dan meninjau ulang catatan lapangan sehungga berbentuk penegasang kesimpulan.
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Dalam rangka untuk mengarahkan pelaksanaan penelitian dan mengungkapkan masalah yang dikemukakan pada pembahasan pendahuluan, maka perlu dikemukakan tujuan dan kegunaan penelitian.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui:
Bentuk penerapan fungsi pengorganisasian dalam upaya pengembangan pondok Pesantren Darussalam Saroppo Kec. Kelara Kab. Jeneponto.
Streategi yang di terapkan pimpinan dalam upaya pengembangan Pondok Pesantren Darussalam saroppo Kec. Kelara. Kab. Jeneponto.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang di peroleh dalam pelaksanaan penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, antara lain:
Kegunaan Teoritis.
Bagi penulis merupakan suatu pelajaran yang berharga, karena penelitian ini akan mengungkapkan penerapan fungsi pengorganisasian di Pondok Pesantren dalam memberikan sumbangan keilmuan secara teoritis maupun konseptual dalam rangka pengembangan ilmu manajemen dalam hal ini terkait fungsi dan pengorganisasian.
Kegunaan Praktis
Penelitian ini berguna untuk melihat bagaimana penerapan fungsi pengorganisasian dalam sebuah Pesantren, sekaligus merupakan sumbangan pemikiran dan evaluasi bagi Pondok Pesantren Babussalam Saroppo dalam memajukan Pondok Pesantren agar menjadi lebih baik di tengah perkembangnya lembaga lain.


KOMPOSISI BAB
JUDUL
PERNYATAAAN KEASLIAN SKRIPSI
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
Kajian Pustaka
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
BAB II TINJAUAN TEORETIS
Tinjauan Tentang Pengorganisasian
Tinjauan Tentang Penerapan
Tinjauan Tentang Pondok Pesantren
BAB III METODE PENELITIAN
Subjek dan Objek Penelitian
Pendekatan Penelitian
Jenis Penelitian
Sumber data
Tehnik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Pondok Pesantren Babussalam Saroppo
Bentuk Penerapan Fungsi Pengorganisasian dalam Upaya Pengembangan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo.
Strategi yang diterapkan dalam Upaya Pengembangan Pondok Pesantren Babussalam Saroppo.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Implikasi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTA PUSTAKA
Saifuddin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia. Bandung : Al-Ma'arif Bandung, 1979.
Abdurrahman Mas'ud, Intelektual Pesantren. Yogyakarta : LKis, 2004.
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta: 2003.
Masyhud Sulthan,Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta:Diva Pustaka, 2004.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Bandung:Mirzani.2012.
Quraish Shihab, Tafsir Al-mishbah. Cet. I: Jakarta: Lentera hati, 2009
T. hani Handoko, Manajemen. Cet. II: Yogyakarta: BPFE, 1983
DekDidBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bustaka,1999.
George.R.terry dan L.W.rue, Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: bumi aksara, 1982.
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: gajahmadah University press, 2000.
Erni Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen Jakarta: prenda media group, 2005.
Asyar asraf,Pokok-Pokok manajemen. Yogyakarta: pustaka pelajar, 2000.
Siswanto,H.BPengantar Manajemen. Jakarta:bumi aksara, 2010.
Angkasa yasmadi, Modernisasi Pesantren. Jakarta: quatum teaching, 2005.
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. LP3S, Jakarta, 1983.
Saefuddin Zuhri Aplikasi Fungsi Manajemen Pengorganisasian Pondok Pesantren Tarbiyatul Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur, Skripsi Fakultas Dakwah jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2007.
Siti Firokhatun, Aplikasi Fungsi Pengorganisasian Pondok Pesantren Al Falahiyah Mlangi Sleman Yogyakarta, skripsiFakultas Dakwah jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2007.
Irawati, Implementasi Fungsi Manajemen Sumber Da'I terhadap Pengelolaan Kegiatan Dakwah di Pondok Pesantren Al- Hidayat Kedung Lumpung Salaman Magelang, skripsi Fakultas Dakwah jurusan Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.2005.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pendekatan Penelitian Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2009.
Lexy.J.Moleong,Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya 2007.
Burhan bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publick, dan Ilmu Sosial. Jakarta : kencana, 2007.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, metodologi penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi VI; Jakarta: Rineka cipta,2006.
Noen Muhajidir, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: RAKE SARASIN 1998.
Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisis Data kualitatif. Jakarta: UI Press, 1992.
Asep Saeful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode penelitian Dakwah. Bandung: Pustaka Setia, 2003.


Download DRAFT-SKRIPSI.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca DRAFT-SKRIPSI. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: