September 14, 2016

Teori Akuntansi Bab 4 Konsep-konsep Dasar Akuntansi FASB: SFAC No. 1, 2, 3, 6, Dan 7

Judul: Teori Akuntansi Bab 4 Konsep-konsep Dasar Akuntansi FASB: SFAC No. 1, 2, 3, 6, Dan 7
Penulis: Ridho Dharul Fadli


BAB 4
KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI: FINANCIAL ACCOUNTING STANDARD BOARD (FASB): STATEMENTS OF FINANCIAL CONCEPT. MELIPUTI SFAC NO. 1, 2, 3, 6, DAN 7.
Oleh: Ridho Dharul Fadli – F0312102
TINJAUAN KONSEP DASAR
Menurut ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>6</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>6</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="fzw5p0wefrf2r1eazad5ddfsfs0fx2xwfvaz" timestamp="1426273552">6</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005), konsep dasar merupakan premis-premis hasil atau kesimpulan dari suatu penalaran deduktif yang disepakati dan dianggap benar tanpa harus mencari kebenarannya. Premis-premis tersebut atau dalam hal ini konsep dasar tersebut bermanfaat dalam mengembangkan suatu kerangka konseptual. Konsep dasar ini dinyatakan secara implisit maupun eksplisit.
Konsep dasar memiliki manfaat yang berarti bagi pembuat standar dalam menyatakan argumen dalam menentukan konsep, prinsip, atau teknik yang akan dijadikan standar. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam menyusun sebuah standar perlu didasari dengan teori atau konsep yang kuat. Selain itu, penyusunan standar harus objektif dan tidak memihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu.
Dalam suatu pengembangan kerangka konseptual akuntansi, peneliti menggunakan seperangkat konsep dasar seperti berikut ini.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
Terdapat dua konsep dasar atau landasan asumsi yang disebut secara spesifik dalam kerangka konseptual IASC yang juga diadopsi oleh IAI, yaitu:
Basis akrual (accrual basis)
Usaha berlanjut (Going concern)
Paul Grady
Grady (1965) mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan kehandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan (limitations) yang melekat pada laporan keuangan. Menurutnya terdapat sepuluh konsep dasar seperti berikut:
Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi.
Entitas bisnis spesifik (specific business entities)
Usaha berlanjut (going concern)
Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun (monetary expression in account)
Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama.
Keaneragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen.
Konservatisma (conservatism)
Keterandalan data melalui pengendalian internal.
Materialitas (Materiality)
Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran (timeliness in financial reporting requires estimates)
Accounting Principles Board
Accounting Principle Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB statement no 4. Terdapat 13 konsep dasar yang diidentifikasi APB, yaitu:
Entitas Akuntansi (Accounting Entity)
Usaha berlanjut (Going Concern)
Pengukuran sumber ekonomis dan kewajiban
Perode waktu (Time Period)
Pengukuran dalam unit uang
Akrual (accrual)
Harga pertukaran (Exchange Price)
Angka pendekatan (Approximation)
Pertimbangan (Judgment)
Informasi keuangan umum
Statement keuangan berkaitan secara mendasar
Subtansi daripada bentuk (Substance over Form)
Materialitas (Materiality)
Wolk, Tearney dan Dodd
Wolk dan Tearney mengidentifikasi empat konsep yang dianggap sebagai postulat seperti berikut:
Usaha berlanjut (going concern)
Periode Waktu (Time period)
Entitas akuntansi
Unit moneter.
Selain itu, terdapat beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi-masukan (input-oriented principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality,dan objectivity dan prinsip berorientasi keluaran yaitu comparability, consistency, da uniformity.
Anthony, Hawkins, dan Merchant
Penulis mengkategorikan konsep 1-5 merupakan pelandas neraca sedangkan 6-11 merupakan pelandas laporan laba-rugi.
Pengukuran dengan unit uang
Entitas
Usaha berlanjut
Kos (cost)
Aspek ganda
Perioda akuntansi
Conservatism
Realisasi
Penadingan
Konsistensi
Materialitas
Paton dan Littleton
Konsep dasar menurut P&L merupakan konsep yang paling lama dan merupakan konsep klasik yang sangat berpengaruh. Berikut adalah konsep P&L :
Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
Kontinuitas kegiatan / usaha (Continuity of activity)
Penghargaan sepakatan
Kos melekat
Upaya dan capaian/hasil
Bukti terverifikasi dan objektif
Asumsi (Assumption)
KONSEP-KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Konsep tingkat ketiga ini menjelaskan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh perusahaan. Konsep-konsep ini berfungsi sebagai pedoman dalam menanggapi isu-isu pelaporan keuangan secara rasional. Sebagaimana yang dijelaskan ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Weygandt</Author><Year>2011</Year><RecNum>9</RecNum><DisplayText>(Weygandt, Kieso et al. 2011)</DisplayText><record><rec-number>9</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="fzw5p0wefrf2r1eazad5ddfsfs0fx2xwfvaz" timestamp="1427478102">9</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Jerry J. Weygandt</author><author>Donald E. Kieso</author><author>Paul D. Kimmel</author></authors></contributors><titles><title>Intermediate Accounting IFRS Edition</title></titles><dates><year>2011</year></dates><pub-location>New York</pub-location><publisher>John Wiley</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Weygandt, Kieso et al. 2011), konsep-konsep tersebut yaitu:
Asumsi Dasar
Terdapat asumsi-asumsi dasar yang mendasari sebuah struktur akuntansi keuangan. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi entitas ekonomi mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu. Artinya, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya. Perusahaan induk dan anak perusahaannya merupakan entitas legal yang terpisah, tetapi penggabungan aktivitas-aktivitas mereka untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidak melanggar asumsi entitas ekonomi.
Asumsi Kelangsungan Hidup
Asumsi ini menjelaskan bahwa perusahaan bisnis akan memiliki umum yang panjang. Meskipun banyak memiliki kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Dan walaupun akuntan tidak percaya bahwa perusahaan akan hidup selamanya, akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmennya. Prinsip biaya historis akan menjadi tidak berguna jika perusahaan diasumsikan akan dilikuidasi. Menurut pendekatan likuidasi, nilai aktiva akan lebih relevan apabila dilaporkan pada nilai realisasi bersihnya, yaitu harga jual aktiva tersebut dikurangi dengan biaya penjualan, bukan pada biaya akuisisinya. Kebijakan penyusutan dianggap benar apabila menggunakan asumsi bahwa perusahaan akan hidup selamanya. Asumsi kelangsungan hidup juga berlaku pada banyak situasi bisnis. Namun pada saat likuidasi, asumsi kelangsungan hidup tidak dapat diterapkan.
Asumsi Unit Moneter
Asumsi unit moneter mengandung arti bahwa uang adalah denominator dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisa akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Unit moneter adalah unit yang relevan, bersifat universal dan dapat dipahami, dan memiliki manfaat bagi penggunanya.
Asumsi Periodisitas
Asumsi periodisitas menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam suatu periode waktu artifisial. Periode waktu ini sangat bervariasi, akan tetapi, pada umumnya adalah secara bulanan, kuartalan, dan tahunan.
Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
Empat prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi adalah :
Prinsip Biaya Historis
Prinsip biaya historis memberikan ukuran yang dapat dipercaya untuk mengukur tren historis, sehingga para pengguna laporan keuangan umumnya memilih menggunakan prinsip ini. Hal tersebut didukung oleh pernyataan ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Benston</Author><Year>2007</Year><RecNum>7</RecNum><DisplayText>(Benston, Carmichael et al. 2007)</DisplayText><record><rec-number>7</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="fzw5p0wefrf2r1eazad5ddfsfs0fx2xwfvaz" timestamp="1426886246">7</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>George J. Benston</author><author>Douglas R. Carmichael</author><author>Joel S. Demski</author><author>Bala G. Dharan </author><author>Karim Jamal </author><author>Robert Laux</author><author>Shiva Rajgopal </author><author>George Vrana</author></authors></contributors><titles><title>The FASB's Conceptual Framework for Financial Reporting: A Critical Analysis</title><secondary-title>Accounting Horizons</secondary-title></titles><periodical><full-title>Accounting Horizons</full-title></periodical><pages>229-238</pages><volume>21</volume><number>2</number><dates><year>2007</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Benston, Carmichael et al. 2007). Tetapi, informasi berdasarkan nilai wajar akan lebih bermanfaat untuk jenis aktiva dan kewajiban tertentu. Pada akuisisi aktiva maupun kewajiban awal, biaya historis adalah sama dengan nilai wajarnya. Pada periode selanjutnya, ketika keadaan pasar dan ekonomi berubah, biaya historis dan niali wajar seringkali berbeda. Akibatnya, ukuran atau estimasi nilai wajar seringkali menyajikan informasi yang lebih relevan tentang arus kas masa depan yang diharapkan terkait dengan aktiva atau kewajiban.
Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan harus diakui apabila telah direalisasi dan telah dihasilkan. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi jika produk baik barang maupun jasa atau jenis aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim kas.
Prinsip Penandingan
Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau pada saat produk diproduksi, tetapi ketika produk baik barang maupun jasa secara akual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Prinsip penandingan menyatakan bahwa beban harus ditandingkan dengan pendapatan sepanjang hal tersebut rasional untuk diterapkan.
Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip pengungkapan penuh menyediakan informasi yang mencakupi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pengguna laporan keuangan. Prinsip pengungkapan penuh mengakui bahwa jumlah dan sifat informasi yang tertera pada laporan keuangan merefleksikan serangkaian trade-off penilaian. Informasi yang dimaksud tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan informasi suplementer (penjelasan manajemen).
Kendala
Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya menjadi berguna, tiga kendala yang harus diperhatikan dan diperhitungkan adalah:
Hubungan Biaya-Manfaat
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakai informasinya. Dalam rangkan menjustifikasi penerbitan suatu standar pengukuran atau pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa didapat dari standar harus melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Analisis biaya-manfaat sangat sulit untuk dilakukan karena biaya dan manfaatnya merupakan estimasi yang tidak nyata dan dapat diukur.
Materialitas
Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Jadi, suatu item harus membuat pembeda satu dengan yang lainnya, atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Apabila jumlah yang terlibat signifikan ketika dibandingkan dengan pendapatan serta beban lainnya, aktiva dan kewajiban, atau laba bersih entitas, maka standar yang logis dan dapat diterima harus diikuti. Jika jumlahnya sangat kecil sehingga tidak signifikan ketika dibandingkan dengan item-item lain, maka aplikasi standar tertentu dapat dipandang tidak penting.
Konservatisme
Konservatisme menyatakan jika terdapat keraguan, maka ambilah solusi dan risiko yang kecil kemungkinannya menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba. Konservatisme apabila diaplikasikan secara tepat, akan menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sesulit apapun.
STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT OLEH FASB
Perkembangan kerangka konseptual (conceptual framework) FASB melahirkan beberapa konsep dasar atau sering disebut dengan Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) diantaranya :
SFAC No. 1, "Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises", yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
SFAC No. 2, "Qualitative Characteristics of Accounting Information", yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
SFAC No. 3, "Elements of Financial Statements of Business Enterprises", yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti asset, liabilities, equity, revenue, dan expense.
SFAC No. 5, "Recognition and Measurements in Financial Statements of Business Enterprises", yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan ke dalam laooran keuangan dan kapan waktu pelaporannya.
SFAC No. 6, "Elements of Financial Statements", yang menggantikan SFAC No. 3 dan memperluas ruang lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
SFAC No. 7, "Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurements", yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
Berikut adalah penjelasan SFAC menurut ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Wolk</Author><Year>2013</Year><RecNum>10</RecNum><DisplayText>(Wolk, Dodd et al. 2013)</DisplayText><record><rec-number>10</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="fzw5p0wefrf2r1eazad5ddfsfs0fx2xwfvaz" timestamp="1427478871">10</key></foreign-keys><ref-type name="Electronic Book">44</ref-type><contributors><authors><author>Harry I. Wolk</author><author>James L. Dodd</author><author>John J. Rozycki</author></authors></contributors><titles><title>Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic Environment</title></titles><edition>8th</edition><dates><year>2013</year></dates><pub-location>sagepub.com</pub-location><publisher>SAGE Publications, Inc</publisher><isbn>9781412991698</isbn><urls><related-urls><url>http://www.sagepub.com/upm-data/49880_ch_7.pdf</url></related-urls></urls><custom2>03/27/2015</custom2></record></Cite></EndNote>(Wolk, Dodd et al. 2013)
SFAC No. 1 (1978), Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises
Secara umum, SFAC No. 1 membahas mengenai tujuan pelaporan keuangan. Tujuan akuntansi menurut statement ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan harus bersifat general purpose atau melayani semua keutuhan secara umum, sementara pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan yang berbeda-beda (heterogen).
Dalam SFAC No. 1 terdapat beberapa value judgments yang penting:
Kegunaan laporan keaungan harus melebihi dari biaya dalam pembuatannya.
Selain laporan akuntansi ada beberapa hal yang bias menjadi sumber informasi sebuah perusahaan.
Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning power dan aliran kas perusahaan
Informasi yang diberikan seharusnya berguna, namun pengguna harus menggunakan prediksi dan penilaian mereka sendiri
Pada dasarnya, SFAC No. 1 ini menjelaskan bahwa pelaporan keuangan diharuskan menyajikan informasi ekonomi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemilik perusahaan. Selain itu, kinerja sebuah perusahaan juga harus dilaporkan dalam laporan laba rugi yang dinyatakan dari pengukuran jumlah laba perusahaan beserta komponennya serta bagaimana kinerja arus kas perusahaan.
SFAC No. 2 (1980), Qualitative Characeristics Of Accountingg Information
SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. Selain itu, dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu untuk membantu pengguna dalam pengambilan keputusan bisnis. Seperti tertulis di SFAC No. 1, seluruh pengguna dianggap memahami dan mengerti isi dari laporan keuangan, akan tetapi pada kenyataannya tidak semuanya demikian. Laporan keuangan yang dimengerti (understandability) atau tidak tetap saja terdapat batasan dimana kebermanfaatan dari informasi laporan keuangan harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dalam penyajian laporan keuangan (information economics).
Keuntungan laporan keuangan dapat ditunjukkan dari kebermanfaatan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan bagi para pengguna, terutama investor dan kreditor.
Cost atau biaya yang dibutuhkan dalam penyajian laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu direct cost dan indirect cost.
Direct cost informasi terdiri atas kos untuk mengumpulkan, menyiapkan dan menyebarkan informasi.
Indirect cost informasi adalah :
terkait bahwa nantinya informasi tersebut dapat menimbulkan competitive disadvantage
terkait understandability informasi tersebut (informasi tambahan tidak dipahami, information overload)
Selain itu dalam penyajian laporan keuangan, setidaknya laporan keuangan harus mencakup dua kualitas spesifik keputusan primer, yaitu relevance dan reliability. Relevance memiliki tiga aspek, yaitu :
Predictive value (nilai prediktif): kebergunaan laporan dalam memprediksi kejadian ekonomis di masa depan
Feedback value (nilai umpan balik): laporan keuangan dapat mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi manajemen sebelumnya
Timeliness (ketepatan waktu): informasi laporan keuangan sesuai dengan pertimbangan pengguna saat ini
Sementara itu, Reliability terdiri dari tiga aspek berikut:
Verifiability: menurut ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Holthausen</Author><Year>2001</Year><RecNum>11</RecNum><DisplayText>(Holthausen and Watts 2001)</DisplayText><record><rec-number>11</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="fzw5p0wefrf2r1eazad5ddfsfs0fx2xwfvaz" timestamp="1427479967">11</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>Robert W. Holthausen</author><author>Ross L. Watts</author></authors></contributors><titles><title>The relevance of the value-relevance literature for financial accounting standard setting</title><secondary-title>Elsevier Journal of Accounting and Economics</secondary-title></titles><periodical><full-title>Elsevier Journal of Accounting and Economics</full-title></periodical><pages>3-75</pages><volume>31</volume><dates><year>2001</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Holthausen and Watts 2001), variability memiliki kontribusi dalam menjamin kualitas suatu informasi akuntansi karena melalui serangkaian verifikasi untuk merepresentasikan hal yang dijelaskan sebenarnya.
Representational faithfulness: representational faithfulness berkaitan dengan measurement theory. Representational faithfulness mengacu pada gagasan bahwa pengukuran itu sendiri harus berkorespondensi dengan fenomena yang diukur.
Neutrality: proses penyusunan standar seharusnya memperhatikan relevance dan reliability di atas efek standar tersebut terhadap kelompok pengguna laporan keuangan atau perusahaan itu sendiri
Selain konsep-konsep di atas, ada bebrapa konsep lain yang dibahas dalam Statement No. 2, yaitu:
Conservatism: pertimbangan mengenai pengakuan yang dapat memengaruhi seluruh pos. konservatisme menekankan pada mendahulukan pengakuan beban daripada pendapatan.
Comparability dan Consistency: laporan keuangan memiliki kemampuan untuk dibandingkan dengan laporan keuangan lainnya dalam kurun waktu tertentu maupun jenis perusahaan tertentu, dan mengadopsi kebijakan atau standar yang konsisten dari waktu ke waktu.
Materiality: pertimbangan dalam menilai suatu ukuran yang dapat ditoleransi ataupun tidak dan mempengaruhi besar kecilnya salah saji dalam pelaporan keuangan.
SFAC No. 3 (1980), Elements Of Financial Statements Business Enterprises
Statement No. 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan, di antaranya adalah sebagai berikut:
AKTIVA. Manfaat ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikuasai oleh perushaan sebagai hasil dari transaksi bisnis atau kejadian-kejadian di masa lalu.
KEWAJIBAN. Sebuah pengorbanan ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan, yang muncul akibat kewajiban berjalan perusahaan atau kewajiban yang ditimbulkan dari transaksi bisnis atau kejadian di masa lalu untuk mengalokasikan aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa mendatang.
EKUITAS. Berupa kepentingan dalam aktiva sebuah perusahaan, yang telah dikurangi dengan utang-utangnya. Pada sebuah entitas bisnis, ekuitas dapat disebut dengan kepentingan kepemilikan perusahaan.
INVESTASI OLEH PEMILIK. Kenaikan aktiva bersih sebuah entitas yang dihasilkan akibat alokasi suatu hal yang bernilai dari perusahaan lain terhadap perusahaan tersebut untuk memperoleh kepentingan kepemilikan di dalam organisasi. Aktiva merupakan bentuk paling umum yang diterima sebagai investasi oleh pemilik. Akan tetapi investasi tersebut juga dapat meliputi jasa atau konversi kewajiban perusahaan terkait.
DEVIDEN. Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan akibat transfer aktiva, penyediaan jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi modal kepada pemangku kepentingan akan menurunkan kepentingan kepemilikan dalam perusahaan tersebut.
LABA KOMPREHENSIF. Perubahan modal sebuah perusahaan selama suatu periode tertentu akibat transaksi dan kejadian lainnya yang tidak berasal dari pemilik. Hal tersebut termasuk semua perubahan modal selama satu periode, selain perubahan yang akibat investasi oleh pemilik dan deviden.
PENDAPATAN. Inflow atau peningkatan atas aktiva sebuah perusahaan atau pembayaran utang-utang perusahaan selama siklus akuntansi, atau dimulai dari kegiatan produksi barang atau penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasional utama perusahaan.
BEBAN. Outflow atau penggunaan atas aktiva sebuah perusahaan atau meningkatnya jumlah kewajiban selama suatu siklus akuntansi dari kegiatan produksi barang penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasional utama perusahaan.
KEUNTUNGAN. Sebuah kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentil dari transaksi-transaksi ataupun kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu, selain yang bersasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
KERUGIAN. Sebuah penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan dari transaksi peripheral atau insidental maupun dari transaksi dan kejadian lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode akuntansi, selain yang bersasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
SFAC No. 4 (1980), Objectives Of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations
SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan nonbisnis, dimana karakterisitik dari organisasi non bisnis adalah:
Penerimaan sumber daya meskipun jumlahnya besar akan tetapi tidak mengharapakan pengembalian.
Tujuan operasi selain untuk menyediakan barang dan jasa
Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindah, atau ditebus atau yang merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat likuidasinya.
SFAC No. 5 (1984), Recognition Dan Measurement In Financial Statements Of Business Enterprises
SFAC No. 5 menjelaskan mengenai pengakuan dan pengukuran. Salah satu fokus SFAC No. 5 adalah menjelaskan pengertian earning yang berbeda dengan net income. Earning merupakan net income dikurangi efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan. Dengan demikian, selain statement of earning, sekarang muncul statement of comprehensive income yang memuat:
Semua perubahan ekuitas pemilik selain setoran pemilik pada periode tersebut
Efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan
Efek rugi/untung dari marketable securities yang bukan termasuk aset lancar
Penyesuaian mata uang asing.
Karena adanya pembedaan konsep antara earning dan comprehensive income, muncullah masalah pengukuran. recognition criteria mengacu pada ketika aset, kewajiban, biaya, pendapatan, untung, atau rugi harus dicatat. Adapun dalam pengukuran baik aktiva ataupu pasiva harus memenuhi beberapa atribut diantaranya:
Historical cost
Current/replacement cost
Exit/current market value
Net realizable value (selling cost – any cost to complete or dispose)
Present (discounted) value atau aliran kas masa depan
SFAC No. 6 (1985), Elements Of Financial Statements; A Replacement of FASB Concepts Statements No. 3 Also Incorporating An Amendment of FASB Concepts Statements No. 2
SFAC No. 6 merupakan pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat didalamnya sama persis dengan yang tertulis di SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan sampai ke organisasi nonbisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi pada SFAC No. 2 juga berlaku bagi organisasi nonbisnis.
SFAC No. 7 (2000), Using Cash Flow Informasi Dan Present Value In Accounting Measurements
SFAC No. 7 menjelaskan mengenai permasalahan dalam pengukuran khusus dan bukannya masalah konseptual yang lebih luas. SFAC No. 7 mencakup kondisi dimana present-market determined amounts tidak tersedia saat harus diakui. Namun, metode present value tidak digunakan secara konsisten dalam standar.
Hal yang paling penting mengenai pengukuran aset adalah pengukuran-pengukuran present value merupakan metode untuk mensimulasi nilai yang fair. Oleh karena itu, jika perusahaan tidak mengetahui nilai pasar aset tertentu, maka perusahaan akan bekerja keras terhadap tingkat diskon tersebut. Tingkat diskon (potongan tunai) seharusnya meliputi resiko dan ketidakpastian, yang dapat mencerminkan penilaian oleh nilai pasar.
Sementara itu hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran pasiva adalah tingkat diskon harus dipengaruhi oleh posisi kredit suatu perusahaan. Pembawaan nilai pasiva yang sebenarnya dipengaruhi oleh kedudukan kredit perusahaan sehingga jika kedudukan kredit perusahaan memburuk, maka penilaian pasiva akan menurun (karena jika posisi kredit yang rendah berarti tingkat potongan tunai akan naik). Pengukuran aset dan pasiva pada SFAC No 7 bersifat tetap. Suatu aset dilihat dan dinilai secara terpisah dari perusahaan yang memilikinya, tetapi pasiva tidak dapat dipisahkan karena pasiva pada akhirnya akan dilunasi.
ADDIN EN.REFLIST Benston, G. J., et al. (2007). "The FASB's Conceptual Framework for Financial Reporting: A Critical Analysis." Accounting Horizons 21(2): 229-238.
Holthausen, R. W. and R. L. Watts (2001). "The relevance of the value-relevance literature for financial accounting standard setting." Elsevier Journal of Accounting and Economics 31: 3-75.
Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.
Weygandt, J. J., et al. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. New York, John Wiley.

Wolk, H. I., et al. (2013). Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic Environment. sagepub.com, SAGE Publications, Inc.


Download Teori Akuntansi Bab 4 Konsep-konsep Dasar Akuntansi FASB: SFAC No. 1, 2, 3, 6, Dan 7 .docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Teori Akuntansi Bab 4 Konsep-konsep Dasar Akuntansi FASB: SFAC No. 1, 2, 3, 6, Dan 7 . Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

Related Posts:

0 komentar: