Judul: Makalah Sejarah Teori Manajemen
Penulis: Tuluz Hendra
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sesungguhnya sejak kapankah manajemen itu ada? Banyak ilmuwan yang kesulitan dalam melacak sejak kapan manajemen itu lahir. Namun diketahui bahwa sistem manajemen hadir sejak dahulu kala bahkan telah ada semenjak zaman mesir kuno. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida tersebut tidak akan berhasil di bangun jika tidak ada seseorang yang mengarahkan para pekerja dan mengendalikan pembangunan piramida tersebut.
Kini manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, usaha yang di keluarkan lebih banyak terbuang sia-sia dan pencapaian tujuan pun akan lebih sulit serta membutuhkan waktu yang lama.
Sedangkan adanya manajemen mempermudah kita untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan serta akan mencapai efisiensi dan efektivitas. namun definisi manajemen itu sendiri sangat beragam dan kenyataanya, tidak ada definisi manajemen yang telah di terima secara universal.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun membuat makalah yang berjudul "SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN" agar pemahaman tentang manajemen sesuai dengan pengertian yang semestinya. Permasalahan
Bagaimana sejarah manajemen itu bermula?
BAB II
SEJARAH ILMU MANAJEMEN
Ada banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun tidak di pungkiri lagi bahwa manajemen sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut tidak mungkin bisa terwujud apabila tidak ada manajemen dalam pembuatannya.
Daniel wren membagi evolusi manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal manajemen, era manajemen sains, era manusia sosial dan era modern.
Pemikiran awal manajemen
Ada dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen yang terjadi sebelum abad ke-20. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik".
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Era manajemen ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Dan di populerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun 1911.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.
Era manusia sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau satndar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet (1868-1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul "Creative Experience" pada tahun 1924. Ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester barnard (1886-1961) menulis buku berjudul "The Functions of the Executive" yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
Era modern
Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningkatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,
(1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material;
(2) produktivitas meningkat;
(3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga;
(4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis;
(5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
BAB III
PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
Teori Manajemen Klasik
Robert Owen
Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang paling menguntungkan adalah pada karyawan atau "vital machines".
Charles Babbage
Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Lini perakitan modern yang banyak dijumpai sekarang, dimana setiap karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang, didasarkan pada gagasan Babbage.
Teori Manajemen Ilmiah
Frederick w. Taylor
Manajemen ilmiah mula mula dikembangkan oleh Frederick W. Taylor sekitar tahun 1900-an. Karenanya dia disebut sebagai "bapak manajemen ilmiah".
Taylor telah memberikan prinsip prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik tekniknya untuk mencapai efsiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :
Pengembangan metoda metoda ilmiah dalam manajemen
Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya
Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan
Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Frank dan Lilian Gilbreth
Frank Gilbreth adalah seorang pelopor pengembangan studi gerah dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan "cara terbaik pengerjaan suatu tugas'. Sedangkan Lilian Gilbreth lebih tertarik pada aspek aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir: membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.
Henry L. Gantt
Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan.
Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen
Seleksi ilmiah tenaga kerja
Sistem insentif untuk merangsang produktivitas
Penggunaan instruksi instruksi kerja yang terperinci
Kontribusi yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai "bagan Gantt", untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.
Harrington Emerson
Emerson mengemukakan dua belas prinsip prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang secara ringkas adalah :
Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
Adanya staf yang cakap.
Disiplin.
Balas jasa yang adil.
Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem informasi dan akuntansi.
Pemberian perintah – perencanaan dan pengurutan kerja.
Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan.
Kondisi yang distandardisasi.
Operasi yang distandardisasi.
Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
Balas jasa efisiensi – rencana insentif
Teori Organisasi Klasik
Henri Fayol
Henri Fayol, seorang industrialis Perancis, mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur, yaitu
Perencanaan, yaitu suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
Pengorganisasian, yaitu suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
pemberian perintah, seorang manajer dalam organisasi atau perusahaan, harus bisa memerintah karyawan atau bawahan agar tujuan dari perusahaan atau organisasi berjalan dengan baik dan sesuai dari tujuan semula.
Pengkoordinasian, seorang manajer harus bisa mengkoordinasi segala sesuatu yang ada dalam organisasi atau perusahaan. Memastikan segala sesuatu berjalan sesuai dengan porsinya masing- masing dan tidak melenceng dari tujuan.
Pengawasan, adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Seorang manajer harus selalu melakuakan pengawasan atas segala sesuatu yang ada di perusahaan atau organisasi.
Fayol membagi operasi-operasi perusahaan menjadi enam kegiatan, yang semuanya saling tergantung satu dengan yang lain. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah (1) teknik – produksi dan manufacturing produk, (2) komersial – pembelian bahan baku dan penjualan produk, (3) keuangan (finansial) – perolehan dan penggunaan modal, (4) keamanan – perlindungan karyawan dan kekayaan, (5) akuntansi – pelaporan, dan pencatatan biaya, laba dan hutang, pembuatan neraca, dan pengumpulan data statistik, dan (6) manajerial – perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan.
Disamping itu Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip-prinsip manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut :
Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
Wewenang – hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
Disiplin – harus ada respect dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan organisasi.
Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.
Kesatuan pengarahan – operasi-operasi dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum – kepentingan perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi.
Balsa jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
Sentralisasi – adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi san desentralisasi.
Rantai skalar (garis wewenang) – garis wewenang dan perintah yang jelas.
Order – bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu yang tepat. Terutama orang-orang hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi atau pekerjaan-pekerjaan yang paling cocok untuk mereka.
Keadilan – harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
Stabilitas staf organisasi – tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
Inisiatif – bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
Esprit de Corps (semangat korps) – "kesatuan adalah kekuatan", pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps.
James D. Mooney
Mooney, seorang eksekutif General Motors, mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang organisasi perku diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi – syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin (perumusan tujuan) dan disiplin, (2) prinsip skalar – proses skalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional, (3) prinsip fungsional – adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda, dan (4) prinsip staf – kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
Mary Parker Follet
Follet adalah ahli ilmu pengetahuan sosial pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan pemerintah. Dia memberikan sumbangan besar dalam bidang manajemen melalui aplikasi praktik ilmu-ilmu sosial dalam administrasi perusahaan. Dia menulis panjang lebar tentang kreatifitas, kerjasama antara manajer dan bawahan, koordinasi dan pemecahan konflik. Dia juga menguraikan suatu pola organisasi yang ideal dimana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.
Chester I. Barnard
Chester Barnard, presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey, memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan Barnard, adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard adalah pelopor dalam penggunaan "pendekatan sistem" untuk pengelolaan organisasi.
Hubungan Manusiawi
Elton Mayo
"Hubungan manusiawi" sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara di mana manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bila "manajemen personalia" mendorong lebih banyak dan lebih baik dalam kerja, hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "baik". Bila moral dan efisiensi memburuk hubungan manusiawi dalam organisasi adalah "buruk". Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka.
Fritz Roethlisberger
Fritz Roethlisberger selaku asisten riset Elton Mayo mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Percobaan pertama dilakukan untuk meniti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas juga naik seperti yang diperkirakan. Tetapi ketika kondisi penerangan dikurangi sampai seperti bila hanya menggunakan sinar matahari, ternyata produktivitas tetap naik.
Percobaan selanjutnya, Mayo dan kawan kawannya menempatkan dua kelompok yang masing masing terdiri enam karyawati dalam ruang terpisah. Dalam satu ruangan kondisi diubah-ubah secara periodik, dan ruang lainnya tidak. Sejumlah variabel-variabel dicoba. Sekali lagi, keluaran di ruang kedua ruang ternyata sama-sama meningkat.
Mereka meyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang kompleks telah mempengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi di antara anggota kelompok terpilih, maupun dengan peneliti lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada perubahan-perubahan kondisi kerja di atas. Perhatian simpatik dari pengawas yang mereka terima telah mendorong peningkatan motivasi mereka.
Penemuan lainnya adalah bahwa kelompok kerja informal – lingkungan sosial karyawan juga mempunyai pengaruh besar pada produktivitas.
Hugo Munsterberg
Sebagai penetus psikologi industri, Hugo Musterberg sering disebut "bapak psikologi industri". Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu :
Penemuan best possible person
Penciptaan best possible work
Penggunaan best possible effect untuk motivasi karyawan
Manajemen Modern
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur berbeda.
Perilaku organisasi
Tokoh tokoh aliran ini antara lain :
Abraham Maslow yang mengemukakan adanya "hirarki kebutuhan" dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y-nya.
Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial.
Rensis Liken yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1 : exploitif-otoritatif sampai sitem 4: partisipatif kelompok.
Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antarhubungan budaya.
Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
Aliran Kuantitatif
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer elektronik, transportasi dan komunikasi. Teknik teknik riset operasi menjadi semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut
Perumusan masalah.
Penyusunan suatu model matematis.
Mendapatkan penyelesaian dari model.
Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian - bagian yang saling berhubungan.
Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.
Dalam analisis manajemen modern baik pendekatan sistem tertutup maupun terbuka digunakan. Para teoritisi klasik hanya memakai sudut pandangan sistem tertutup; mereka tidak merancang dan mengimplementasikan pandangan sistem terbuka. Pendekatan sistem tertutup ini memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab. Pendekatan sistem tertutup mengabaikan pengaruh-pengaruh lingkungan.
Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Mereka sering menemui metoda-metoda yang sangat efektif dalam suatu situasi tetapi tidak akan berjalan dengan baik dalam situasi-situasi lainnya. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen.
Pendekatan kontingensi telah berkembang di beberapa bidang manajemen sseperti perancangan organisasi, kepemimpinan, motivasi, perencanaan yang strategik dan dinamika kelompok. Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek.
Pendekatan kontingensi muncul sebagai tanggapan atas ketidakpuasan terhadap anggapan universalitas, dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variabel lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya.
Perkembangan teori manajemen dimasa mendatang
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mendatang, yaitu :
Dominan. Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
Divergence. Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
Convergence. Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan di antara mereka cenderung kabur.
Sintesa. Masing-masing aliran berintegrasi.
Proliferation. Akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi. Tetapi bagaimanapun juga pendekatan-pendekatan baru tersebut tampak belum menjadi suatu aliran baru, hanya lebih merupakan pembicaraan khusus dari serangkaian masalah.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Terimakasih telah membaca Makalah Sejarah Teori Manajemen. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat
0 komentar: