September 29, 2016

Makalah Manajemen Pendidikan - Sekolah sebagai sistem sosial

Judul: Makalah Manajemen Pendidikan - Sekolah sebagai sistem sosial
Penulis: Man Tazakka


SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pandangan umum sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik dan lebih terarah, baik di lingkungan sekolah dan luar sekolah. Sekolah sebagai sistem terbuka, sebagai sistem sosial, dan sekolah sebagai agen perubahan, bukan hanya harus peka penyesuaian diri, melainkan seharusnya pula dapat mengantisipasikan perkembangan-perkembangan yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Setiap satuan jalur pendidikan di sekolah harus menyediakan sarana belajar yang sesuai kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap pengembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pendidikan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Usaha pembuat kebijakan dan pelaku pendidikan dalam rangka meningkatkan pendidikan telah di tempuh dengan melibatkan semua pihak. Baik yang terjun langsung di lapangan pendidikan yaitu guru dan kepala sekolah dan telah dilaksanakan dalam bentuk keterampilan mengelola kelas maupun ilmu pengetahuan yang ditingkatkan maupun pelaksana perancang pendidikan, namun hasil yang diperoleh masih di bawah harapan minimum.Maka dari hal di atas pemakalah tertarik membuat makalah ini dengan judul Sekolah Sebagai Sistem Sosial.B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian sekolah dan masyarakat?
2. Apa hubungan sekolah dan masyarakat?
3. Apa saja fungsi sekolah?
4. Apa tujuan pendidikan di sekolah?
5. Bagaimana peran sekolah sebagai sistem sosial?
6. Bagaimana kedudukan sekolah sebagai Organisasi Pendidikan Formal?C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian sekolah dan masyarakat.
2. Untuk mengetahui hubungan antara sekolah dan masyarakat.
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi sekolah.
4. Untuk mengetahui tujuan pendidikan di sekolah.
5. Untuk mengetahui peran sekolah sebagai sistem sosial.
6. Untuk mengetahui kedudukan sekolah sebagai organisasi pendidikan formal.D. METODE PENULISAN
Dalam membuat makalah ini, pemakalah hanya menggunakan kajian pusataka dengan meramu dan membandingkan antara pendapat ahli.BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sekolah dan Masyarakat.Sekolah berasal dari bahasa belanda school, bahasa jerman die scrule, bahasa inggris school yang artinya sama dengan sekolah, yaitu suatu lembaga pendidikan. Jadi sekolah dapat di artikan sebuah lembaga pendidikan formal sebagai tempat belajar siswa atau disebut gedung tempat belajar.
Kata sekolah juga berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Untuk mendampingi dalam kegiatan sekolah anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di atas. Namun saat ini kata sekolah telah berubah arti menjadi suatu bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda-beda tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan.
B.Kedudukan sekolah sebagai Organisasi Pendidikan Formal.
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan atau penempatan orangorang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang dalam kewajiban-kewajiban, hakhak dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan struktur hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu pola kegiatan untuk menuju ke arah tercapainya tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi adalah aktivitas dalam membagi bagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab.
Pada masyarakat modern kehidupan manusia tidak pernah lepas dari pergulatan aktivitasnya dengan organisasi. Secara historis, keberadaan organisasi merupakan cerminan tingkat kemajuan masyarakat yang sudah tinggi.
Masyarakat modern memanfaatkan fungsi lembaga-lembaga sosialnya dengan pola hubungan dan orientasi sistem jaringan kerja yang sistematis, termekanisasi dalam pola-pola kegiatan yang formal, impersonal, terstruktur dan rasional. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari organisasi.
Dalam hal pendidikan, masyarakat membutuhkan sekolah, universitas maupun institusi departemen yang mengelola sistem pendidikan negara. Pelayanan kebutuhan konsumsi manusia telah diambil alih oleh produk-produk industri barang dan jasa, distribusi dengan sarana transportasi berteknologi tinggi serta melengkapinya dengan lapangan profesi pekerjaan yang spesifik.
Masyarakat membutuhkan rumah sakit untuk melayani penderita, "plaza" untuk perbelanjaan, bank untuk menyimpan dan mengambil uang, hotel untuk menginap, kantor pemerintah untuk melayani urusan pemerintah atau pembangunan dan kemasyarakatan. Tidak mengherankan apabila seluruh masyarakat memusatkan perhatiannya terhadap organisasi, terutama melalui tampilan peran, tugas dan fungsi organisasi.
Untuk dunia pendidikan, kerangka sosiologi sebagai ilmu kemasyarakatan menunjukkan bahwa masyarakat sangat memerlukan kehadiran organisasi pendidikan beserta institusi sosialnya guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Oleh karena itu, keberadaan sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan formal merupakan keniscayaan historis dari tingkat perkembangan pranata sosial lembaga pendidikan di zaman modern.
Sekolah sebagai inti pranata pendidikan manusia modern sudah seharusnya menggunakan perangkat-perangkat yang dimiliki organisasi modern. Dari wujudnya, sekolah merupakan organisasi yang memiliki komponen-komponennya dan memenuhi persyaratan sebagai sebuah organisasi formal.
Beberapa kriteria organisasi dapat kita lihat manifestasi spesifiknya dalam lembaga sekolah. Pertama, seperti halnya organisasi bisnis atau sebuah rumah sakit sekolah memiliki tujuan kelembagaan yang jelas. Kedua, dalam organisasi sekolah juga terdapat pola jaringan kerja dari sejumlah posisi yang saling berkaitan (seperti guru, supervisor dan adminsitrator) dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
C.Fungsi sekolah.
D.Tujuan pendidikan di sekolah.
E.Sekolah sebagai sistem sosial.
Telah disebutkan terdahulu pengertian sekolah, sementara, banyak pendapat tentang pegertian sistim. Namun secara umum pengertian sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama secara keseluruhan berdasarkan suatu tujuan bersama.
"Sistem sosial" merupakan ciptaan dari manusia, dalam hal ini "sistem sosial" terjadi karena manusia adalah makhluk sosial. sistem sosial merupakan sistem dari tindakan-tindakan manusia.
"Sistem sosial" mempengaruhi perilaku manusia, karena di dalam suatu "sistem sosial" tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan perilaku anggota-anggota masyarakat. Dalam setiap "sistem sosial" pada tingkat-tingkat tertentu selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan membedakan dari lingkungannya ("sistem sosial" lainnya).
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari sistem sosial, karena ia merupakan produk yang lahir dan tumbuh dalam masyarakat pembangunnya. Pendidikan merupakan gambaran kemajuan dari suatu masyarakat. Pendidikan yang maju, hanya hidup dan dimiliki oleh masyarakat yang berpikiran maju, dan hanya masyarakat yang berpi-kiran maju yang menghargai pendidikan. Pendidikan dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang saling menentukan status.
Sebagai sistem sosial, sekolah merupakan akumulasi komponen- komponen sosial integral yang saling berinteraksi dan memiliki kiprah yang bergantung antara satu sama lain. Pendekatan microcosmis melihat sekolah sebagai suatu dunia sendiri, yang di dalamnya memiliki unsur unsur untuk bisa disebut suatu masyarakat, seperti pemimpin, pemerintahan, warga masyarakat atau aturan dan norma-norma serta kelompok-kelompok sosialnya.
F.Hubungan sekolah dan masyarakat
Sekolah mempunyai dua aspek penting yaitu aspek individu dan aspek sosial. Di satu pihak, pendidikan sekolah bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan secara optimal.
Sekolah sebagai pendidikan formal dituntut untuk dapat merekam segala fenomena yang terjadi di masyarakat. Selanjutnya sekolah memberikan informasi dan penjelasan kepada peserta didik terhadap ontologis suatu peristiwa.Gunawan dalam Muhyi Batubara mengatakan, manusia sebagai pribadi tidak dapat hidup dan menghayati eksistensinya secara wajar kecuali hidup bersama dengan sesamanya. Mereka satu sama lain saling membutuhkan, sebab pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial.
Masyarakat terbangun dari individu-individu yang saling berinteraksi. Hubungan interaksi antara individu melahirkan berbagai aktivitas untuk memenuhi ke-butuhan masyarakat, salah satu di antaranya adalah kebutuhan akan pendidikan.
Selama ini dirasakan adanya kesenjangan antara pengalaman sekolah dengan yang ada di masyarakat. Kesenjangan ini merupakan tantangan bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, sejauh mana sekolah merespon tantangan kesenjangan ini, adalah merupakan standar kualitas suatu lembaga pendidikan. Ada dua cara dalam menentukan kualitas sekolah.
1. Sejauh mana sekolah dapat memenuhi kebutuhan pasar dan tuntutan masyarakat.
2. Standar formal berupa undang-udang, yaitu UU no 19 tahun 2003 tentang peningkatan mutu pendidikan nasional
Menurut Ibrahim sebagaimana dikutip oleh Muhyi Batubara bahwa ukuran keberhasilan pendidikan adalah
a. Perlu menyadari bahwa proses pendidikan itu memerlukan tenggang wakru (load time) yang cukup lama.
b. Dalam proses pendidikan itu berlaku perinsip irrrvisibilitas, dimana terhadap setiap kesalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan yang kita lakukan tidak dapat kita ulangi kembali.
c. Tantangan yang kita hadapi di masa depan cenderung berkembang semakin kompleks dengan ditandai semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin terbuka
d. Kita dituntut untk pandai menyusun perencanaan pembangunan pendidikan secara akurat, sehingga mampu mengantisipasi tantangan dan permasalahan yang terjadi di masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sebagai tempat belajar siswa atau gedung tempat belajar.
2. Guru merupakan sumber ispirasi murid dan sekaligus sebagai sumber ilmu pengetahuan utama bagi murid-muridnya dan dalam kelas guru mengadapi murid yang harus diperlakukan sebagai anaknya dan sebaliknya murid akan memperlakukan guru sebagai bapak guru dan ibu guru.
3. Cirri-ciri interaksi eduktif guru dengan siswa adalah: Interaksi belajar-mengajar, ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus, guru berperan sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin, ada batas waktu.
4. Pola interaksi guru dengan siswa yaitu, pola guru-anak didik, pola guru-anak didik-guru, pola guru-anak didik-anak didik, pola guru-anak didik, anak didik-guru, anak didik-anak didik, dan pola melingkar.
5. Peranan guru dalam hubungan dengan murid bermacam-macam menurut situasi interaksi sosial yang dihadapinya, yakni siuasi formal dalam proses belajar menagajar dalam kelas dan dalam situasi informal.
6. Peranan guru dalam masyarakat antara lain bergantung pada gambaran masyarakat tentang guru. kedudukan sosial guru bebeda dari Negara ke Negara, dari zaman ke zaman. Pada zaman hindhi misalnya guru menduduki tempat yang sangat terhormat sebgai salah satu-satunya sumber ilmu. Murid harus datang kepadanya untuk memperoleh ilmu sambil menunjukkan baktinya.7. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang dapat membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.[1] Moh. Padil, Sosiologi Pendidikan. (Yogyakarta: UIN-Maliki Press, 2007), hal. 145
[2] Djamarah (1980) (dalam online, http://www.uns.ac.id/data/sp5.pdf)
[3]
[4] S. Nasution. Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004). hal. 93-94


Download Makalah Manajemen Pendidikan - Sekolah sebagai sistem sosial.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Makalah Manajemen Pendidikan - Sekolah sebagai sistem sosial. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: