September 16, 2016

DRAFT PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI

Judul: DRAFT PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI
Penulis: Dyrian Haryatno


258445-171450UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
FORMULIR USULAN TUGAS AKHIR SKRIPSI
Nama: DYRIAN HARYATNO
NIM: 11403241026
Jurusan: Pendidikan Akuntansi
Prodi: Pendidikan Akuntansi
Kelas: 2011 B
Judul
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PAJAK SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 WONOSARI TAHUN AJARAN 2014/2015
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu media yang penting dalam rangka peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia untuk tujuan pembangunan. Sekolah merupakan salah satu rangkaian kegiatan belajar yang merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan dapat diukur dari ketercapaian atas tujuan yang ditetapkan dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa.
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Di dalam pendidikan, siswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang optimal dan tinggi karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah, maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada yang mampu mencapai prestasi tinggi, tetapi ada pula siswa yang prestasi belajarnya rendah. Seperti halnya yang terjadi di SMK Negeri 1 Wonosari yang belum semua siswa mencapai batas ketuntasan minimal, khususnya untuk penguasaan materi pada mata pelajaran akuntansi pajak.
SMK Negeri 1 Wonosari merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki daya saing cukup kuat dalam kualitas pendidikannya. SMK Negeri 1 Wonosari mempunyai 5 program keahlian yaitu Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Multimedia, dan Busana Butik. Pada program keahlian akuntansi, terdapat mata pelajaran akuntansi pajak. Akuntansi pajak merupakan salah satu mata pelajaran pokok pada program keahlian akuntansi yang harus diajarkan pada siswa dengan materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Untuk melihat prestasi belajar akuntansi pajak, salah satunya adalah dengan melihat dan mengukur prestasi siswa pada penguasaan materi akuntansi pajak. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya terutama dalam belajar akuntansi pajak sehingga dapat membuat perencanaan studi kelanjutannya.
Tinggi rendahnya pencapaian Prestasi Belajar Akuntansi Pajak dapat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut Slameto (2010: 54), terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain fisik/jasmani, kematangan fisik, kelelahan, psikologi berupa bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif maupun prestasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan alam, lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), lingkungan sekolah (metode mengajar, media pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, metode belajar, tugas rumah), dan lingkungan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Metode mengajar yang digunakan guru dapat menimbulkan persepsi pada setiap siswa. Persepsi yang muncul berbeda-beda, ada siswa yang berpersepsi baik tetapi ada pula siswa yang mempunyai persepsi kurang baik. Jika Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru baik maka siswa akan merasa senang dalam mengikuti proses belajar yang akhirnya akan berdampak positif pada prestasi belajar siswa, begitu pula sebaliknya ketika Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru kurang baik, siswa menjadi kurang berminat untuk belajar sehingga lemah dalam memahami materi yang akan berdampak pada prestasi belajar siswa menjadi kurang optimal.
Motivasi Belajar juga merupakan faktor internal yang cukup penting dalam proses belajar mengajar. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan minat terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dengan Motivasi Belajar yang tinggi, siswa akan berusaha belajar untuk mengatasi kesulitan belajarnya, sehingga hal ini akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Motivasi Belajar yang rendah maka prestasi belajarnya pun cenderung rendah, tetapi ketika motivasi belajarnya tinggi maka prestasi belajarnya pun akan meningkat. Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar.
Prestasi Belajar Akuntansi Pajak di SMK Negeri 1 Wonosari pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi tahun ajaran 2014/2015 belum seluruhnya mencapai hasil yang optimal. Peneliti mendapatkan informasi dari hasil observasi, dari guru kelas yang mengampu sebagai guru mata pelajaran akuntansi pajak, bahwa nilai yang memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan SMK Negeri 1 Wonosari untuk penguasaan materi pada mata pelajaran akuntansi pajak adalah sebesar 75,00. Hasil dari proses pembelajaran akuntansi pajak dilihat dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS), dan nilai ujian akhir semester gasal. Dari hasil tersebut masih ada beberapa siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 105 siswa yang terdiri dari tiga kelas Program Keahlian Akuntansi yaitu Kelas XI AK 1, XI AK 2, dan XI AK 3, siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 26,67%. Hal ini memberi bukti bahwa Prestasi Belajar Akuntansi Pajak harus dioptimalkan dengan lebih baik lagi.
Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti tanggal 7 Agustus 2014 pada pembelajaran akuntansi pajak di kelas XI AK 1, guru memulai pelajaran dengan mengucap salam dan melakukan pengecekan siswa. Selanjutnya guru menjelaskan dan memberi contoh cara mengerjakan latihan. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan. Kondisi lain yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung yaitu tidak semua siswa bersemangat pada saat belajar akuntansi pajak. Semua itu tampak dengan sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal latihan akuntansi pajak, beberapa siswa tidak segera mengerjakan soal latihan dan kurang menyimak materi dengan baik, sehingga siswa menjadi kesulitan ketika mengerjakan soal latihan. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa memiliki Motivasi Belajar yang rendah pada penguasaan materi akuntansi pajak. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya Prestasi Belajar Akuntansi Pajak dipengaruhi oleh Motivasi Belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat keterkaitan antara persepsi siswa tentang metode mengajar yang digunakan guru dan tingkat tinggi rendahnya Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak. Berdasarkan pengamatan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini ke dalam skripsi dengan judul "Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Wonosari Tahun Ajaran 2014/2015.
Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh Persepsi Siswa dan Motivasi Belajar tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Wonosari tahun ajaran 2014/2015?
Bagaimana pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Wonosari tahun ajaran 2014/2015?
Landasan Teori
Prestasi Belajar Akuntansi Pajak
Pengertian Belajar
Menurut Sardiman (2009: 21) "belajar itu sebagian rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik". Menurut Wina (2009: 112) "belajar adalah proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari". Menurut Ngalim (2006: 102) "belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan".
Menurut Abu dan Widodo (2004: 128) "pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya". Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut :
Perubahan yang terjadi secara sadar.
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan dalam belajar, bertujuan atau terarah.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Hamzah (2008: 3) "belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practiced) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Slameto (2010: 2) "belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya".
Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Pajak
Bagi siswa, Prestasi Belajar Akuntansi Pajak sebagai tolak ukur kemampuan mereka yang bertujuan agar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya dalam belajar mata pelajaran akuntasi pajak sehingga dapat membuat perencanaan studi kelanjutannya.
Menurut Suharsimi (2009: 276) "prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi". Nana Sudjana (2002: 22) "hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya". Menurut Hamzah (2008: 17) "hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu".
Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran dan penilaian usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh Sutratinah (2001: 43) bahwa "prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu".
Menurut Nana Syaodih (2009: 102) :
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
Pengertian akuntansi menurut Taswan (2008: 5) adalah "akuntansi didefinisikan sebagai seni, ilmu, sistem informasi yang di dalamnya menyangkut pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta adanya penginterpretasian hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan". Menurut Sony (2009: 2) "secara singkat, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya". Menurut Mardiasmo (2008: 1) "pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum". Pengertian akuntansi pajak menurut Sophar (1996: 2) mengemukakan bahwa "akuntansi pajak adalah akuntansi yang terapkan sesuai dengan prinsip perpajakan.
Fungsi Prestasi Belajar
Secara garis besar, menurut Suharsimi (2009: 274) nilai mempunyai 4 fungsi sebagai berikut :
Fungsi instruksional
Pada fungsi ini pemberian nilai bertujuan untuk memberikan balikan (feedback/umpan balik) yang mencerminkan seberapa jauh seorang siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran atau sistem instruksional.
Fungsi informatif
Pada fungsi ini memberikan nilai siswa kepada orang tua mempunyai arti bahwa orang tua siswa tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi putranya di sekolah. Dengan catatan nilai untuk orang tua maka orang tua menjadi sadar akan keadaan putranya untuk kemudian lebih baik memberikan bantuan berupa perhatian, dorongan, atau bimbingan, dan hubungan antara orang tua dengan sekolah menjadi baik.
Fungsi bimbingan
Dengan perincian gambaran nilai siswa, petugas bimbingan akan segera mengetahui bagian-bagian mana dari usaha siswa di sekolah yang masih memerlukan bantuan. Catatan lengkap yang juga mencakup tingkat dalam kepribadian siswa serta sifat-sifat yang berhubungan dengan rasa sosial akan membantu siswa dalam pengarahannya sebagai pribadi seutuhnnya.
Fungsi administratif
Fungsi administratif dalam penilaian antara lain mencakup:
Menentukan kenaikan dan kelulusan siswa.
Memindahkan atau menempatkan siswa.
Memberikan beasiswa.
Memberikan rekomendasi untuk melanjutkan belajar.
Memberikan gambaran tentang prestasi siswa atau lulusan kepada para calon pemakai tenaga.
Menurut Syaiful dan Azwan (2006: 105):
Untuk mengetahui tercapai tidaknya Tujuan Instruksional Khusus (TIK), guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai TIK yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses mengajar dan melaksanakan program remidial bagi siswa yang belum berhasil.
Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi Pajak
Suharsimi (2009: 3), "mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif". Menurut Sugihartono, dkk (2008: 129) "hasil pengukuran dapat berupa angka atau uraian tentang kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi keadaan yang diukur".
Sugihartono, dkk (2008: 130) menyatakan "Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar. Maka pengukuran yang dilakukan guru lazimnya menggunakan tes sebagai alat ukur. Hasil pengukuran tersebut berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa, yang lebih dikenal dengan prestasi belajar".
Begitu halnya, menurut Lord dan Novick yang diterjemahkan oleh Daryanto (2005: 101):
Pengukuran adalah suatu prosedur untuk memberikan angka (biasanya disebut skor) kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian sehingga mempertahankan hubungan senyatanya antara seseorang dengan orang lain sehubungan dengan sifat yang diukur itu.
Menurut batasan di atas, hal yang diperlukan untuk mengukur seseorang adalah:
Mengidentifikasi orang yang hendak diukur.
Mengidentifikasi karakteristik (sifat-sifat khas) orang yang hendak diukur.
Menetapkan prosedur yang hendak dipakai untuk dapat memberikan angka-angka pada karakteristik tersebut.
Menurut Syaiful dan Aswan (2006: 106) "untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar". Tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian berikut ini:
Tes formatif untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
Tes submatif ini meliputi sejumlah bahan pembelajaran tertentu yang telah diajarkan, untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
Tes sumatif untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi-materi yang telah diajarkan dalam waktu satu semester dan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Pajak
Banyak faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Pajak siswa baik faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa.
Menurut Ngalim (2006: 102) bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri disebut faktor individual, antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, antara lain: faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Menurut Slameto (2010: 54), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.
Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Menurut Ngalim (2006: 107):
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, yaitu:
Faktor dari luar, berupa:
Lingkungan (alam dan sosial).
Instrumental (kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi/manajemen).
Faktor dari dalam:
Fisiologi (kondisi fisik dan kondisi panca indra).
Psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif).
Menurut Abu dan Widodo (2004: 138) "prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu".
Yang tergolong faktor internal adalah:
Faktor jasmaniah, yang bersifat bawaan dan yang diperoleh, termasuk penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
Faktor psikologis, bersifat bawaan dan yang diperoleh, terdiri atas:
Faktor intelektif berupa faktor potensial (kecerdasan dan bakat) dan faktor kecakapan (prestasi yang telah dimiliki).
Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
Faktor sosial yang terdiri atas: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.
Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Pengertian Persepsi
Veithzal (2004: 231) "persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka". Pada pengertian ini, dengan persepsi, seseorang dapat menetukan untuk memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Menurut Desiderato dalam Jalaluddin (2008: 51):
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.
Slameto (2010: 102) menyatakan:
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungan. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan pencium.
Pengertian Metode Mengajar Guru
Menurut Wina (2009: 147) "metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal". Menurut Muhibbin (2005: 201) "metode secara harfiah berarti "cara". Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis". Menurut Tardif (1989) dalam Muhibbin (2005: 201) "selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa". Nana Sudjana (2004: 76) "metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran".
Ada beberapa aspek menurut Syaiful (2005: 74) yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran, antara lain:
Pengelolaan dan pengendalian kelas.
Penyampaian informasi.
Mempertimbangkan perbedaan individu.
Mengevaluasi kegiatan interaksi.
Beberapa kemampuan guru yang berbubungan dengan kompetensi yang dimiliki guru menurut Wina (2009: 18), antara lain:
Kemampuan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya.
Kemampuannya dalam mengaplikasikan berbagai metode dan strategi pembelajaran.
Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
Kemampuan berinteraksi secara efektif dengan siswa.
Pertimbangan dalam Memilih Metode Mengajar
Pemilihan metode mengajar yang akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor tertentu menurut Ibrahim (2003: 108) adalah sebagai berikut:
Kesesuaian dengan tujuan instruksional, setiap metode mengajar memiliki kekuatan dan kelemahannya dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi guru metode mengajar manapun yang digunakan harus jelas dahulu tujuan yang ingin dicapai baik tujuan instruksional khusus maupun umum.
Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana, di samping bertitik tolak dari tujuan yang ingin dicapai, dalam memilih metode mengajar perlu dipertimbangkan pula waktu dan sarana yang tersedia.
Menurut Winarno dalam Syaiful (2006: 78) pemilihan metode mengajar dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang dan kehidupan yang berlainan. Dari perbedaan tersebut akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang digunakan.
Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik.
Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari, hal tersebut mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar guru.
Fasilitas
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan menentukan pemilihan metode mengajar.
Guru
Setiap guru memiliki kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda dan hal tersebut merupakan permasalahan internal yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Jenis-jenis Metode Mengajar Guru
Berikut ini beberapa metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran akuntansi pajak, yaitu:
Metode Ceramah
Menurut Wina (2009: 147) "metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa". Menurut Muhibbin (2005: 203) "metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif". Menurut Nana Sudjana (2004: 77) "ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan".
Kelebihan metode ceramah menurut Wina (2009: 148):
Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam hal proses tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap. Sedangkan mudah, ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum dan dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu singkat.
Ceramah dapat memberikan pokok materi yang perlu ditonjolkan.
Guru dapat mengontrol keadaan kelas.
Organisasi kelas dapat diatur lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam.
Kelemahan metode ceramah:
Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil ceramah terbatas dengan materi yang dikuasai guru.
Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Dalam proses penyajian guru hanya mengandalkan bahasa verbal sedangkan siswa memiliki kemampuan yang tidak sama termasuk dalam menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya.
Gaya bertutur guru yang tidak menarik membuat siswa merasa bosan.
Melalui ceramah, sulit mengetahui apakah siswa sudah memahami materi atau belum.
Metode Demonstrasi
Menurut Wina (2009: 152) "metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu". Muhibbin (2005: 208) menyatakan "metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan , dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan". Menurut Nana Sudjana (2004: 83) "demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu".
Kelebihan metode demonstrasi menurut Wina (2009: 152):
Verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa memperhatikan langsung bahan pelajaran yang dipelajari.
Proses pembelajran akan lebih menarik.
Dengan cara mengamati langsung siswa memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dan kenyataan.
Kelemahan metode demonstrasi:
Memerlukan persiapan yang lebih matang.
Memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal.
Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
Metode Diskusi
Sesuai pendapat Wina (2009: 154) "metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan". Menurut Muhibbin (2005: 205) "metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving).
Menurut Nana Sudjana (2004: 79):
Diskusi pada dasarnya tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama.
Kelebihan metode diskusi menurut Wina (2009: 156):
Merangsang siswa untuk lebih kreatif.
Melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
Melatih siswa mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Kelemahan metode diskusi:
Pembicaraan dikuasai oleh beberapa yang memiliki keterampilan berbicara.
Terkadang pembahasan diskusi meluas.
Memerlukan waktu yang cukup panjang, terkadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
Jenis-jenis diskusi:
Diskusi kelas yaitu proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
Simposium adalah metode mengajar dengan sudut pandang berdasarkan keahlian.
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens.
Metode Simulasi
Menurut pendapat Wina (2009: 159) "simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau seakan-akan. Metode simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu".
Kelebihan metode simulasi menurut Wina (2009: 160):
Dapat dijadikan sebagai bekal menghadapi situasi sebenarnya.
Dapat mengembangkan kreativitas siswa memainkan peranan sesuai topik.
Dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi problematis.
Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Kelemahan metode simulasi:
Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kanyataan di lapangan.
Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
Jenis-jenis metode simulasi:
Sosiodrama adalah metode bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
Psikodrama adalah metode dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Digunakan untuk terapi, agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
Role Playing adalah metode sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah, mengkreasikan peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Menurut Syaiful (2005: 235):
Metode pemberian tugas dan resitesi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan atau mengamati suatu objek (orang, organisasi, masyarakat). Setelah membaca buku tersebut, kemudian siswa membuat laporan tugas.
Kelebihan metode pemberian tugas dan resitesi:
Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar akan bertahan lebih lama.
Siswa mempunyai kesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Kelemahan metode pemberian tugas dan resitesi:
Siswa dapat melakukan penipuan dengan meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
Terkadang tugas dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individu.
Metode Karyawisata
Menurut Syaiful (2005: 240) "metode karyawisata ialah penguasaan bahan pelajaran oleh siswa dengan cara siswa mengunjungi objek tertentu yang berada di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata, agar siswa dapat mengamati atau mengalami sendiri secara langsung". Karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelediki sesuatu. (Syaiful dan Aswan, 2006: 93)
Kelebihan metode karyawisata menurut Syaiful (2005: 240):
Menerapkan prinsip pembelajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pembelajaran.
Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Pembelajaran dapat merangsang kreativitas siswa.
Kelemahan metode karyawisata:
Persiapan yang melibatkan banyak pihak.
Biaya cukup mahal.
Perencanaan dengan persiapan yang matang.
Seringkali unsur reaksi menjadi prioritas tujuan utama, sedang unsur studinya terabaikan.
Tanggung jawab besar dari guru, sekolah atau pihak terkait.
Metode Tanya Jawab
Menurut Syaiful "metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang dijawab siswa". Metode tanya jawab adalah metode yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Keterampilan yang dikembangkan dalam metode ini adalah keterampilan mengamati, keterampilan mengintepretasikan, mengklasifikasi, membuat kesimpulan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
Kelebihan metode tanya jawab:
Lebih mengaktifkan siswa.
Siswa lebih cepat mengerti karena memberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dipahami.
Mengetahui perbedaan pendapat antara siswa dan guru sehingga dapat menjadi topik diskusi.
Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
Kelemahan metode tanya jawab:
Mudah menyimpang dari pokok persoalan.
Terkadang siswa merasa takut menjawab atas pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Metode Latihan
Menurut Syaiful (2005: 242) "metode latihan disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan". Menurut Nana Sudjana (2004: 86) "metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampailan dari apa yang telah dipelajari".
Kelebihan metode latihan menurut Syaiful (2005: 242):
Memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, membuat dan menggunakan alat-alat.
Memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian.
Membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kelemahan metode latihan:
Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena siswa lebih banyak dibawa di penyesuaian.
Terkadang latihan yang berulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Persepsi adalah proses masuknya informasi yang didasarkan pada pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Metode mengajar adalah suatu cara implementasi atas rencana yang telah disusun berisi beberapa prosedur yang digunakan guru dalam melakukan hubungan atau interaksi dengan siswa pada saat proses kegiatan belajar mengajar agar proses pembelajaran berjalan optimal.
Persepsi merupakan kesan atau tanggapan yang didasarkan penilaian terhadap objek yang diamatinya. Siswa memiliki persepsi yang berbeda mengenai metode mengajar yang digunakan oleh guru. Ada siswa yang mempunyai persepsi baik dan ada yang mempunyai persepsi kurang baik. Siswa yang mempunyai persepsi baik akan cenderung menerima dan menyukai metode mengajar guru sehingga terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran. Sebaliknya, siswa yang memiliki persepsi kurang baik akan cenderung kurang antusias terhadap pelajaran.
Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Hamzah (2008: 3), "istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Hakikat motivasi belajar menurut Hamzah (2008: 23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umunya dengan berbagai indikator atau unsur yang mendukung.
Menurut Hamzah (2008: 24), indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Adanya hasrat keinginan berhasil.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
Adanya penghargaan dalam belajar.
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Adanya aktivitas mencari pengetahuan
Menurut Sardiman (2009: 75):
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan "keseluruhan", karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi yang ada pada setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tekun menghadapi tugas.
Ulet menghadapi kesulitan.
Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
Lebih senang bekerja mandiri.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
Dapat mempertahankan pendapatnya.
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Menurut Djaali (2007: 101) "motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan)". Ngalim (2006: 73) "motivasi yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga hasil atau tujuan tertentu".
Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman (2009: 83):
Terdapat tiga fungsi motivasi:
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Selain itu, motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Menurut Nana Syaodih (2009: 62):
Motivasi memiliki dua fungsi, yaitu : pertama mengarahkan atau directional function, dan kedua yaitu mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan atau activating and energizing function. Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. Motivasi juga dapat berfungsi mengaktifkan atau meningkatkan kegiatan. Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil.
Menurut Eysenck dalam Djaali (2007: 104) menjelaskan:
Fungsi motivasi antara lain adalah menjelaskan dan mengontrol tingkah laku. Menjelaskan tingkah laku berarti dapat diketahui alasan siswa melakukan pekerjaan dengan tekun dan rajin. Sedangkan mengontrol tingkah laku berarti dapat diketahui alasan seseorang sangat menyenangkan suatu objek dan kurang menyenangi objek yang lain.
Peranan dan Tujuan Motivasi
Menurut Hamzah (2008: 27) motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku yang sedang belajar. Ada beberapa peran penting motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:
Peran motivasi dalam menentukan prestasi belajar
Motivasi berperan dalam penguatan belajar bila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran ini terkait dengan kemaknaan belajar. Seorang anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan akan memperoleh hasil yang baik.
Wisnubroto Hendro Juwono dalam Djaali (2007: 194):
Peranan motivasi dalam mempelajari tingkah laku seseorang besar sekali. Hal ini disebabkan, motivasi diperlukan bagi rein-forcement (stimulus yang memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang dikehendaki) yang merupakan kondisi mutlak bagi proses belajar, motivasi menyebabkan timbulnya berbagai tingkah laku, di mana salah satu di antaranya mungkin dapat merupakan tingkah laku yang dikehendaki.
Menurut Ngalim (2006: 73):
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
Desain Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dalam bentuk kolaborasi. Peneliti bersama dengan guru mata pelajaran berkolaborasi melaksanakan penelitian ini sebanyak dua siklus. Adapun prosedur yang digunakan adalah proses penelitian tindakan model Kemmis dan Taggart, dimana terdapat 8 tahapan yaitu Perencanaan Pertama, Tindakan Pertama, Pengamatan Pertama, Refleksi Pertama, Revisi Terhadap Perencanaan Pertama, Tindakan Kedua, Pengamatan Kedua, dan, Refleksi Kedua.
Rochiati Wiriaatmadja (2009:13) menyebutkan penelitian tindakan kelas adalah "bagaimana guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri di dalam kelas".
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu dua variabel terikat dan satu variabel bebas. Adapun variabel terikatnya adalah Aktiviatas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK YPKK 2 Sleman dan variabel bebasnya yaitu Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Akuntansi 1 SMK YPKK 2 Sleman dan objek penelitian yang digunakan adalah Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK YPKK 2 Sleman.
Model Pengumpulan Data
Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2012: 231).
Dokumentasi
"Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya" (Suharsimi Arikunto, 2010: 274). Dokumen yang digunakan adalah catatan lapangan untuk mencatat kejadian selama pembelajaran dilaksanakan dan juga mencatat kemunculan berbagai perilaku siswa dalam kaitannya dengan pembelajaran. Dokumentasi ini juga berupa poto saat pembelajaran berlangsung.
Tes
Tes merupakan merupakan suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden (Zainal Arifin, 2012: 226).
Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan situasi dan kondisi saat pembelajaran dikelas berlangsung. Catatan lapangan ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang situasi dan kondisi saat proses pelaksanaan tindakan kelas.
Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2012: 233).
Teknik Analisis Data
Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan secara langsung antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) serta untuk mengetahui apakah ada perubahan pada variabel X diikuti dengan perubahan variabel Y. Untuk mengetahui hubungan linieitas menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno (2004: 13).
Rumus:
Freg=RKregRKresKeterangan:
Freg= harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg= rerata kuadrat garis regresi
RKres= rerata kuadrat residu
(Sutrisno, 2004: 13)
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk memenuhi persyaratan analisi regresi ganda yaitu untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas terjadi multikolinieritas atau tidak. Multikolinieritas antara variabel bebas terjadi bila koefisien korelasi antara variabel bebas sama dengan atau lebih besar 0,800. Teknik statistik yang digunakan adalah korelasi Product Moment dari Pearson.
Adapun rumusnya: (Suharsimi, 2010: 213)
rx1x2=N∑X1X2-(∑X1)(∑X2) (N∑X12-(∑X1)2)(N∑X22-(∑X2)2)rx1x2= koefisien korelasi antara X1 dan X2
∑X1= jumlah variabel X1
∑X2= jumlah variabel X2
∑X1X2= jumlah perkalian antara X1 dan X2
(∑X1)2= jumlah variabel X1 dikuadratkan
(∑X2)2= jumlah variabel X2 dikuadratkan
N= jumlah responden
Uji Hipotesis
Regresi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ke-1 dan ke-2, yaitu pertama, pengaruh variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar (X1) terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak (Y) dan yang kedua, pengaruh variabel Motivasi Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak (Y). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Membuat persamaan garis regresi satu prediktor
Rumus yang digunakan analisis regresi satu prediktor adalah sebagai berikut:
Y = aX + K
Keterangan:
Y= kriterium
X= prediktor
a= koefisien prediktor
K= harga bilangan konstan
(Sutrisno, 2004: 5)
Mencari koefisien determinasi (r2) antara prediktor X1 dan X2 dengan Y dengan rumus sebagai berikut:
r (1)2=a1 ∑x1y∑y2r (2)2=a2 ∑x2y∑yKeterangan:
r2(1,2)= koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2
∑x1y= jumlah produk antara X1 dengan Y
∑x2y= jumlah produk antara X2 dengan Y
a1= koefisien prediktor X1
a2= koefisien prediktor X2
∑y2= jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno, 2004: 22)
Menguji signifikan dengan uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikan konstanta dari setiap variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan:
t=r (n-2 ) (1-r2 )Keterangan:
t= t hitung
r= koefisien korelasi
n= jumlah responden
(Sugiyono, 2007: 230)
Analisis Regresi Dua Prediktor
Analisis ini digunakan untuk menguji variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ke-3, yaitu Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Wonosari tahun ajaran 2014/2015.
Langkah-langkah analisis regresi ganda adalah:
Membuat persamaan garis regresi 2 prediktor
Rumus:
Y = a1X1 + a2X2 + k
Keterangan:
Y= kriterium
X1, X2= prediktor 1, prediktor 2
a1, a2= bilangan koefisien 1, bilangan koefisien 2
k= bilangan konstan
(Sutrisno, 2004: 18)
Mencari koefisien determinan antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan X2
Rumus:
r y(1,2)2=a1∑x1y+a2∑x2y∑y2Keterangan:
r2y(1,2)= koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2
a1= koefisien prediktor X1
a2= koefisien prediktor X2
∑x1y= jumlah produk antara X1 dan Y
∑x2y= jumlah produk antara X2 dan Y
∑y2= jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno, 2004: 22)
Menguji signifikansi regresi ganda dengan uji F
Rumus:
Freg=R2 (N-m-1)m(1-R2)Keterangan:
Rreg= harga F garis regresi
N= cacah kasus
m= cacah prediktor
R= koefisien korelasi antara kriterium dengan
prediktor
(Sutrisno, 2004: 23)
Mencari Sumbangan Relatif
Sumbangan Relatif (SR)
Sumbangan relatif adalah persentase perbandingan yang diberikan oleh suatu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel-variabel bebas yang lain. Sumbangan relatif menunjukkan seberapa besar sumbangan secara relatif setiap prediktor terhadap kriterium untuk keperluan prediksi.
Rumus:
SR%=a ∑xy JKregx 100%Keterangan:
SR%= sumbangan relatif dari suatu prediktor
a= koefisien prediktor
∑xy= jumlah produk antara X dan Y
JKreg= jumlah kuadrat regresi
(Sutrisno, 2004: 39)
Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan efektif adalah sumbangan prediktor yang dihitung dari keseluruhan efektifitas regresi yang disebut sumbangan efektif regresi. Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan secara efektif setiap prediktor terhadap kriterium dengan tetap memperhitungkan variabel bebas lain yang tidak diteliti.
Rumus:
SE% = SR% x R2
Keterangan:
SE%= sumbangan efektif dari suatu prediktor
SR%= sumbangan relatif dari suatu prediktor
R2= koefisien determinasi
(Sutrisno, 2004: 39)
rx1x2= koefisien korelasi antara X1 dan X2
∑X1= jumlah variabel X1
∑X2= jumlah variabel X2
∑X1X2= jumlah perkalian antara X1 dan X2
(∑X1)2= jumlah variabel X1 dikuadratkan
(∑X2)2= jumlah variabel X2 dikuadratkan
N= jumlah responden
Uji Hipotesis
Regresi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ke-1 dan ke-2, yaitu pertama, pengaruh variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar (X1) terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak (Y) dan yang kedua, pengaruh variabel Motivasi Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak (Y). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Membuat persamaan garis regresi satu prediktor
Rumus yang digunakan analisis regresi satu prediktor adalah sebagai berikut:
Y = aX + K
Keterangan:
Y= kriterium
X= prediktor
a= koefisien prediktor
K= harga bilangan konstan
(Sutrisno, 2004: 5)
Mencari koefisien determinasi (r2) antara prediktor X1 dan X2 dengan Y dengan rumus sebagai berikut:
r (1)2=a1 ∑x1y∑y2r (2)2=a2 ∑x2y∑yKeterangan:
r2(1,2)= koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2
∑x1y= jumlah produk antara X1 dengan Y
∑x2y= jumlah produk antara X2 dengan Y
a1= koefisien prediktor X1
a2= koefisien prediktor X2
∑y2= jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno, 2004: 22)
Menguji signifikan dengan uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikan konstanta dari setiap variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan:
t=r (n-2 ) (1-r2 )Keterangan:
t= t hitung
r= koefisien korelasi
n= jumlah responden
(Sugiyono, 2007: 230)
Analisis Regresi Dua Prediktor
Analisis ini digunakan untuk menguji variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ke-3, yaitu Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pajak Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Wonosari tahun ajaran 2014/2015.
Langkah-langkah analisis regresi ganda adalah:
Membuat persamaan garis regresi 2 prediktor
Rumus:
Y = a1X1 + a2X2 + k
Keterangan:
Y= kriterium
X1, X2= prediktor 1, prediktor 2
a1, a2= bilangan koefisien 1, bilangan koefisien 2
k= bilangan konstan
(Sutrisno, 2004: 18)
Mencari koefisien determinan antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan X2
Rumus:
r y(1,2)2=a1∑x1y+a2∑x2y∑y2Keterangan:
r2y(1,2)= koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2
a1= koefisien prediktor X1
a2= koefisien prediktor X2
∑x1y= jumlah produk antara X1 dan Y
∑x2y= jumlah produk antara X2 dan Y
∑y2= jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno, 2004: 22)
Menguji signifikansi regresi ganda dengan uji F
Rumus:
Freg=R2 (N-m-1)m(1-R2)Keterangan:
Rreg= harga F garis regresi
N= cacah kasus
m= cacah prediktor
R= koefisien korelasi antara kriterium dengan
prediktor
(Sutrisno, 2004: 23)
Mencari Sumbangan Relatif
Sumbangan Relatif (SR)
Sumbangan relatif adalah persentase perbandingan yang diberikan oleh suatu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel-variabel bebas yang lain. Sumbangan relatif menunjukkan seberapa besar sumbangan secara relatif setiap prediktor terhadap kriterium untuk keperluan prediksi.
Rumus:
SR%=a ∑xy JKregx 100%Keterangan:
SR%= sumbangan relatif dari suatu prediktor
a= koefisien prediktor
∑xy= jumlah produk antara X dan Y
JKreg= jumlah kuadrat regresi
(Sutrisno, 2004: 39)
Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan efektif adalah sumbangan prediktor yang dihitung dari keseluruhan efektifitas regresi yang disebut sumbangan efektif regresi. Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan secara efektif setiap prediktor terhadap kriterium dengan tetap memperhitungkan variabel bebas lain yang tidak diteliti.
Rumus:
SE% = SR% x R2
Keterangan:
SE%= sumbangan efektif dari suatu prediktor
SR%= sumbangan relatif dari suatu prediktor
R2= koefisien determinasi
(Sutrisno, 2004: 39)
Referensi
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muhibbin Syah. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
____________. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2009). Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sophar Lumbantoruan. (2006). Akuntansi Pajak. Jakarta: PT Gramedia.
Sugihartono, dkk. (2008). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
___________. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
____________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutratinah Tirtinegoro. (2001). Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Taswan. (2008). Akuntansi Perbankan. Yogyakarta: YKPN.
Veithzal Rivai. (2004). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Wina Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidik an. Jakarta: Kencana.
Revisi / Disetujui tanggal: _________Yang mengusulkan,
Tim Verifikasi
...............................................Dyrian Haryatno
NIP.........................................NIM:11403244026


Download DRAFT PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca DRAFT PROPOSAL PENGARUH PERSEPSI SISWA PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

Related Posts:

0 komentar: