September 14, 2016

BAB 3 STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Judul: BAB 3 STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Penulis: Sutina Yeo


BAB 3
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
3.1. Struktur Teori Akuntansi
Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang sesuai dan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan.Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling terkait dan menjadi pedoman bagi pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik akuntansi. Elemen-elemen tersebut adalah :Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.
Postulat akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
Konsep teoritis akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
Prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat dan konsep teoritis akuntansi.
Standar atau teknik akuntansi, yang merupakan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip dasar akuntansi.
26289067310Hirarki elemen struktur teori akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut :3.2. Tujuan Laporan Keuangan
Berikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan oleh AAA, APB, dan FASB :
ASOBAT
American Accounting Association (AAA) adalah sebuah organisasi akuntan pendidik yang bergungsi memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan memperlajari serta mengomentari masalah-masalah yang terkait dengan standar akuntansi.
Pada tahun 1966, AAA menerbitkan AStatement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang berisi tentang rumusan tujuan akuntansi, yaitu :Membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya yang terbatas dan menentukan sasaran serta tujuan dari penggunaan sumber daya tersebut.
Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia dan factor produksi lainnya secara efektif.
Memelihara dan melaporkan pengamanan atas sumber daya (Aktiva).
Memfasilitasi fungsi dan pengendalian social.
APB Statement No. 4
Accounting Principles Board (APB) dibentuk oleh AICPA pada tahun 1959. Tujuan utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.Pada tahun 1970, APB menerbitkan Statement No. 4 yang berjudul "Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement Of Business Enterprises". Laporan ini berisi tentang tujuan khusus dan tujuan umum laporan keuangan.Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Tujuan Umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah :
Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya ekonomi (Aktiva) dan kewajiban perusahaan, dengan maksud :
Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Untuk menunjukkan posisi keuangan da investasi perusahaan.
Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud :
Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan pemegang saham.
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada supplier, kreditur, pegawai, pemerintah dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.
Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang.
Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilakan laba.
Memnerikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban.
Mengungkapkan informasi yang relavan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
Trueblood Committee Report
Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tentang tujuan laporan keuangan, Presiden AICPA saat itu (Marsall S. Amstrong) pada tahun 1971 membentuk tim perumus tujuan laporan keuangan, yang dikenal dengan nama Trueblood Committee. Tim ini pada tahun 1973 berhasil merumuskan tujuan laporan keuangan, yang dimuat dalam sebuah laporan yang berjudul "Objectives of Financial Statement". Dalam laporan ini dirumuskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah :Tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan ekonomi.
Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan, atau sumber daya yang terbatas untuk memperoleh informasi dan pihak-pihak yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasinya mengenai aktivitas ekonomi perusahaan.
Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas berdasarkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian lainnya.
Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan mencapai tujuan utama perusahaan.
Memberikan informasi yang factual dan dapat diinterprestasikan mengenai transaksi dan peristiwa lainnya, yang diharapkan dapat berguna untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Memberikan laporan tentang posisi keuangan perusahaan, yang diharapkan dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Memberikan laporan tentang laba periode (berkala), yang diharapkan dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Memberikan laporan tentang aktivitas keuangan perusahaan, yang diharapkan dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan.
Tujuan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan organisasi yang bukan pencari laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam mengevaluasi aktivitas pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi.
Melaporkan aktivitas perusahaan yang mempengaruhi lingkungan social (masyarakat sekitar).
SFAC No. 1 dan No. 4
FASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973, menggantikan APB.
Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan masalah kontroversi pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB adalah menpelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. FASB juga menerbitkan Statement of Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual dimana memungkinkan untuk dikembangkannya standar akuntansi khusus.Pada tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 yang berjudul "Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises". Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit Organization), yaitu :Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit dan lainnya.
Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditur serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.
Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban.
Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.
Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendaparkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal termasuk deviden dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang factor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.
Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang berjudul "Objectives of Financial Reporting by Non-Business Organization" . Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan keuangan untuk organisasi yang bukan pencari laba (non-profit organization), yaitu :Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi seumber daya (aktiva) perusahaan.
Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada public.
Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan pembiayaan dan investasi.
Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva), kewajiban, dan kekayaan perusahaan, serta perubahannya.
Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.
3.3. Postulat Akuntansi
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima karena kesesuiannya denga tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan aspek ekonomi, politik, social, dan hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi berada.Terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan, yaitu :Monetary Unit Assumtion (Asumsi Unit Moneter)
Data transaksi akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk meng-kuantifikasikan (mengukur) setiap transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi ke dalam nilai uang.Economic Entity Assumtion (Asumsi Entitas Ekonomi)
Adanya pemisahan pencatatan akuntansi antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik individu dan dengan transaksi entitas ekonomi lainnya. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis harus dapat dipisahkan/ dibedakan dengan aktivitas pemilik dan aktivitas dari setiap unit bisnis lainnya.
Acconting Period Assumtion (Asumsi Periode Akuntasi)
Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely basis). Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (Quartely), atau tahunan (Annually).
Going Concern Assumtion (Asumsi Kesinambungan Usaha)
Perusahaan didirikan dengan maksud tidak untuk dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang lama. Meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama atau memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk menjalankan visi dan misinya.
3.4. Konsep Teoritis Akuntansi
Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berpean dalam ekonomi bebas yang ditandai dengan adanya pengakuan terhadap kepemilikan pribasi. Terdapat sejumalah konsep teori yang dipakai dalam perumusan prinsip dasar akuntansi, yaitu ;Proprietory Theory
Menurut konsep teori ini, entitas hanyalah merupakan agen atau wakil dari pemilik (Proprietor). Karena itu, yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah pemilik, bukan entitas.Tujuan utama dari konsep teori ini adalah menentukan dan menganalis besarnya kekayaan bersih yang menjadi hak pemilik. Maka persamaan akuntansinya dapat dirumuskan sebagai berikut :Aktiva – Kewajiban = Entitas Pemilik

Entity Theory
Menurut konsep teori ini, entitas (perusahaan) merupakan badan dan harus dibedakan dari pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik. Entitas dianggap memilki kekayaan, dan juga kewajiban kepada kreditur maupun pemegang saham. Menurut teori ini, pesamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham

Fund Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi ousat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah bukan pemilik maupun entitas, melainkan sekelompok aktiva yang penggunaanya dibatasi untuk membayar atau memenuhi sejumlah kewajiban tertentu. Aktiva yang dibatasi penggunaanya dinamakan Fund.
Menurut konsep ini persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva = Pembatasan Aktiva

Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian informasi akuntansi adalah pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut konsep teori ini, pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan informasi untuk pemilik saja, tetapi juga ditujukan untuk pihak-pihak lainnya yang telah turut memberikan kontribusi (langsung maupu tidak langsung) bagi perkembangan, kemajuan, dan kesinambungan perusahaan.Residual Equity Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian laporan keuangan adalah pemegang saham biasa. Investor saham biasa merupakan pemilik perusahaan sesungguhnya dalam perusahaan perseorangan (corporation). Investor saham biasa memiliki bagian atau hak kepemilikan sisa (residu) atas aktiva perusahaan, setelah hak hak kreditur dan pemeganga saham preferen dipenuhi. Menurut konsep ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :Aktiva – Kewajiban – Ekuitas Preferen = Ekuitas Residu

Comander Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan.Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah mereka yang tergolong sebagai Specific equity (para kreditur dan pemegang saham preferen) dan Residual Equity (pemegang saham biasa). Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :Aktiva = Ekuitas Khusus + Ekuitas Residu


3.5. Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan konsep toeritis akuntansi, serta menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
Berikut ini adalah 9 (Sembilan) prinsip dasar akuntansi menurut APB Statement No. 4 :Cost Principle
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengahruskan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga perolehan (biaya historis). Menurut APB Statement No. 4, Harga Perolehan (biaya Historis) didefinisikan sebagai suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang dibelanjakan, atau barang lain yang diserahkan, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan sebagai imbalan dari barang dan jasa yang diterima, atau akan diterima.
Harga Perolehan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :Expired Cost, adalah pengeluaran yang telah menjadi beban (melalui penerimaan manfaat dalam periode berjalan dan beban ini akan dikurangkan atau ditandingkan langsung dengan pendapatan periode berjalan.
Unexpired Cost, adalah pengeluaran-pengeluaran yang belum menjadi beban dalam periode berjalan, akan tetapi ditangguhkan terlebih dahulu sebagai aktiva dan baru akan menjadi beban untuk pemakaian manfaat dalam periode akuntansi berikutnya.
Revenue Principle
Pada umumnya, Pendapatan ditafsirkan sebagai :Arus kas masuk aktiva bersih sebagai akibat penjualan barang dan jasa,
Arus kas keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan
Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama periode tertentu.
Perbedaan dalam penafsiran ini timbul karena adanya 2 (dua) pandangan yang berbeda mengenai apa yang termasuk pendapatan, yaitu:
Secara Luas, Pendapatan adalah seluruh perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, yang timbul dari kegiatan produksi (penjualan barang dan pemberian jasa), dan dari keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva dan hasil investasi lainnya.
Pandangan ini dianut oleh Accounting Tecnology Bulletin No. 2, yang menjelaskan definisi pendapatan sebagai berikut :" Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa, yang diukur sebesar jumlah yang dibebankan kepada langganan (klaim atas barang dan jasa), juga termasuk keuntungan dari penjualan atau pertukaran aktiva (kecuali surat berharga), hak deviden dari investasi, dan kenaikan lainnya dalam ekuitas pemilik, tidak termasuk setoran atau investasi dari pemilik."
Seacara Sempit, Pendapatan hanya berasal dari kegiatan produksi saja, tidak termasuk keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi. Pandangan ini membedakan istilah pendapatan dengan keuntungan. AAA pada tahun 1957 mendefinisikan laba bersih (net income) sebagai berikut :
"Kelebihan pendapatan dibandingkan dengan beban, ditambah atau dikurangi dengan keuntungan atau kerugian perusahaan yang berasal dari penjualan, atau penggantian aktiva lainnya."Kerangka Kerja Konseptual FASB mengindentifikasikan dan criteria yang seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya diakui, yaitu :Telah direalisasi atau dapat direalisasi, dan
Telah dihasilkan/telah terjadi.
Kedua criteria diatas umumnya terpenuhi pada saat titik penjualan, dimana pendapatan akan diakui ketika telah dikirim atau jasa yang telah diberikan ke pelanggan. Pengakuan pendapatan pada saat titik penjualan ini umumnya menyediakan pengujian yang lebih seragam, objektif dan logis.Sebagai pengecualian dari pengakuan pendapatan yang dilakukan
pada saat titik penjualan, pendapatan juga dapat diakui pada saat :
Proses produksi masih berlangsung,
Akhir produksi, dan
Pada saat kas diterima.
Macthing Principle
Untuk menentukan besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam periode yang tepat, terdapat 2 pilihan yang tersedia yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pencatatan oleh akuntan, yaitu :Cash Basis, merupakan Pendapatan dan Beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan), atau uang kas keluar (untuk beban).
Accrual Basis, baik pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laopran laba rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa memperhatikan arus kas masuk ataupun arus kas keluar.
Dengan Accrual Basis, beban-beban yang terkait dengan penciptaan pendapatan haruslah dilaporkan dalam periode yang sama dimana pendapatan tersebut juga diakui. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban yang terkait dalam periode yang sama dinamakan sebagai konsep Penandingan (Macthing Concept).
Objectivity Principle
Prinsip ini sesungguhnya memiliki keterkaitan langsng dengan Cost Principle (prinsip harga perolehan). Harga perolehan memiliki keunggulan dibandingkan dengan atribut pengukuran lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan. Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya historis karena memberikan tolak ukur yang lebih dapat dipercaya (Objektif). Harga perolehan akan memberikan angka yang sama bagi siapapun juga orangnya yang diminta untuk melaporkan harga beli dari sebuah aktiva yang sama. Objectivity dianggap sebagai suatu ukuran yang dapat diverifikasi kebenarannya (keabsahannya) berdasarkan pada bukti yang ada.Consistency Principle
Menurut prinsip ini, transaksi dan peristiwa ekonomi yang sejenis harus dicatat dan dilaporkan dengan cara yang sama dari suatu period eke periode berikutnya.
Apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama untuk kerjadian-kejadian yang serupa dari periode ke periode, maka perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menerapkan standar akuntansinya.
Disclosure Principle
Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan tidak menyesatkan, seluruh informasi yang relavan seharusnya disajikan dengan cara tidak memihak, dapat dipahami, dan tepat waktu (full Disclosure principle).
Prinsip pengungkapan penuh mengindikasikan agar laporan keuangan dirancang dan disajikan sedemikian rupa (berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum)sebagai kumpulan gambaran dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang memperngaruhi perusahaan untuk satu periode, dan berisi cukup informasi yang mudah dipahami serta tidak membuat pemakai umum maupun investor dan kreditur menjadi salah tafsir.
Conservatism Principle
Menurut prinsip ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh keugian tersebut akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi ketika keuntungan terjadi maka keuntungan yang belum terealisasi tidaklah akan diakui. prinsip ini menggambarkan sikap pesimis sewaktu memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Bahkan menurut FASB, prinsip konservatisme ini timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian akuntan terhadap ketidakpastian.Materiality Principle
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap hasil operasi dan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dalam APB Statement No. 4, secara jelas disebutkan bahwa laporan keuangan hanya berisi informasi yang dianggap cukup penting (material) dalam mempengaruhi penilaian dan keputusan. Materialitas merupakan masalah pertimbangan professional, dimana pos-pos tertentu akan dianggap material jika informasi yang terkandung didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.
Uniformity Comparability Principle
Informasi tentang sebuah perusahaan akan menjadi lebih berguna jika dapat diperbandingkan dengan informasi serupa menyangkut perusahaan lain pada periode waktu yang sama atau dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda. Informasi dari berbagai perusahaan dianggap memiliki daya banding jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengindentifikasikan persamaan dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa ekonomi antar perusahaan.Komparabilitas data akuntansi untuk perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda memerlukan konsistensi. Komparabilitas mengharuskan peristiwa yang sama diperlakukan dengan cara yang sama dalam laporan keuangan dari perusahaan yang berbeda pada periode waktu yang sama (memerlukan keseragaman metode) dan untuk perusahaan tertentu/perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda (memerlukan konsistensi).
3.6. Standar (Teknik) Akuntansi
Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perrlakuan catatan dan pelaporan terhadap semua transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun financial perusahaan secara baku dan transparan.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang telah disusun dan disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu.Belkaoli (1985) mengemukakan pentingnya standar akuntansi yang baku, yaitu :Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan perusahaan yang dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding,
Memberikan pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya secara hati-hati dan independen.
Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting dalam menghitung pajak penghasilan, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efiesiensi ekonomi, serta tujuan-tujuan makro lainnya.
Menarik perhatian parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.
Mengenai pihak-pihak yang dianggap memiliki peranan yang besar dalam proses perumusan standar akutansi, Belkaoli (1985) membaginya kedalam 3 fase sebagai berikut :Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Dalam periode ini, manajemen dianggap memiliki peranan yang besar dalam perumusan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari bertambahnya investor dan peranannya yang besar dalam mengembangkan perusahaan. Dengan adanya pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen telah menimbulkan atau memberikan kekuasaaan yang besar pada manajemen untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan. Laporan keuangan disiapkan oleh manajemen sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada pemilik.Dalam periode ini, metode yang dipakai dalam memecahkan masalah akuntansi yang timbul adalah lebih bersifat Pragmatis, bukan berdasarkan teori akuntansi yang ada.Yang menjadi pusat perhatian manajemen pada saat itu adalah besarnya laba kena pajak dan upaya untuk mengurangi pajak.Fase Peranan Profesi (1933-1973)
Dalam periode ini, perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi, dimana organisasi mulai tumbuh dan berkembang dengan pusat. Dalam periode ini pula (tahun 1934), SEC untuk pertama kalinya dibentuk, dimana peran utamanya adalah mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (public). Atas desakan SEC, pada tahun 1939, AICPA membentuk Committee on 51 Accounting Procedure (CAP).Pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting Principles Board (APB). Tugas utama APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai teknik akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.Dalam periode ini. Asosiasi dan organisasi profesi masih belum yakin terhadap kerangka teori yang ada, dimana kekuatan atau otoritasnya juga tidak jelas. Oleh sebab itu, banyak sekali alternatef yang timbul, yang pada akhirnya menciptakan fleksibilitas dalam penerapan standar akuntansi.Fase Politisasi (1973- Sekarang)
Berbagai kelemahan yang ada pada fase peranan manajemen dan profesi telah menimbulkan kecenderungan pada lahirnya periode yang bersifat deduktid dan politisasi (adanya keikutsertaan pemerintah) dalam perumusan standar akuntansi. Pada fase ini, FASB untuk pertama kalinya dibentuk, yang merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis, akademisi, dan lembaga formal.FASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggungjawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini.


Download BAB 3 STRUKTUR TEORI AKUNTANSI.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca BAB 3 STRUKTUR TEORI AKUNTANSI. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

Related Posts:

0 komentar: