September 05, 2016

Bab 13 Kewajiban Lancar, Provisi, dan Kontinjensi

Judul: Bab 13 Kewajiban Lancar, Provisi, dan Kontinjensi
Penulis: Ridho Dharul Fadli


95250
Study Objectives :
Mengidentifikasi sifat, jenis, dan penilaian kewajiban lancar
Mengidentifikasi jenis kewajiban yang berhubungan dengan karyawan
Mengidentifikasi kriteria pada penilaian provisi
Menjelaskan akuntansi untuk kerugian-kerugian kontijensi
Menyajikan dan menganalisis kewajiban lancar, provisi, dan kontijensi pada laporan keuangan
3264274309171
KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban lancar dapat diartikan sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban perusahaan pada masa sekarang untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian pada masa lalu. Suatu hal dapat dikategorikan sebagai sebuah kewajiban apabila memenuhi tiga karakteristik utama, yang pertama merupakan kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer masa depan atau penggunaan kas, barang, atau jasa. Yang kedua, merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari. Dan yang terakhir, transaksi atau kejadian lainnya yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi di masa lalu.
Suatu kewajiban melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa di masa depan, sehingga salah satu karakteristik yang terpenting yaitu tanggal dimana kewajiban tersebut harus dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo. Karakteristik mengenai berapa lama tanggal yang ditentukan untuk melunasi kewajiban tersebut adalah perumusan dalam pengklasifikasian kewajiban, yaitu apakah jangka waktu pelunasannya kurang atau lebih dari jumlah periode tertentu. Pengklasifikasian kewajiban dibagi menjadi dua, kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Aktiva lancar adalah kas atau aktiva bentuk lainnya yang dapat diharapkan untuk dikonversi menjadi kas, dijual, atau digunakan dalam operasi selama satu periode tertentu. Berbeda dengan aktiva lancar, kewajiban lancar memiliki pengertian sebagai kewajiban yang likuidasinya diperkirakan memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lainnya dalam satu siklus operasi atau periode tertentu. Beberapa jenis kewajiban lancar adalah sebagai berikut :
Utang usaha
Utang usaha adalah saldo yang terutang kepada pihak lain atas barang, atau jasa yang dibeli secara kredit. Utang jenis ini muncul karena adanya kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran atas aktiva tersebut. Periode pelunasan kredit ini biasanya berkisar antara 30 sampai dengan 60 hari.
Wesel bayar
Definisi dari wesel bayar adalah janji tertulis untuk mebayar sejumlah uang pada suatu tanggal tertentu di masa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi dengan bentuk lainnya. Utang jenis ini diperlukan sebagai bagian dari transaksi pembelian atau penjualan sebagai pengganti perluasan kredit yang normal atau kredit lisan, sementara wesel bayar kepada bank berasal dari pinjaman kas atau uang tunai. Wesel bayar dapat diklasifikasikan menjadi wesel jangka pendek maupun jangka panjang berdasarkan periode pelunasannya, dan diklasifikasikan menjadi wesel berbungan dan tanpa bunga berdasarkan unsure bunga yang melekat pada wesel tersebut.
Jatuh tempo berjalan utang jangka panjang
Contoh dari jatuh tempo saat ini utang janga panjang adalah obligasi, wesel hipotik, dan utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnya. Utang jangka panjnag tidak dicatat ketika akan jatuh tempo saat ini sebagai kewajiban lancar apabila akan ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut yang tidak ditunjukkan sebagai aktiva lancar, dan apabila akan didanai kembali atau dilunasi dari hasil penerbitan utang baru atau dikonversi menjadi modal saham.
Kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan didanai kembali
Kewajiban dengan jangka waktu yang pendek adalah jenis utang yang telah pasti akan jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan, tergantung mana yang lebih lama dan biasanya sesuai dengan kebijakan perusahaan. Beberapa kewajiban jangka pendek diharapkan akan didanai kembali atas dasar jangka panjang dan oleh karena itu, diperkirakan tidak memerlukan penggunaan modal kerja selama periode berikutnya. Untuk menentukan situasi dimana kewajiban jangka pendek dapat dikeluarkan dari kewajiban lancar, suatu perusahaan harus mengeluarkan kewajiban jangka pendek tersebut dari kewajiban lancar, dengan syarat perusahaan harus memiliki rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka panjang dan perusahaan harus menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan pedanaan kembali tersebut. Maksudnya, perusahaan bermaksud mendanai kembali kewajiban jangka pendek sehingga penggunaan modal kerja tidak diperlukan lagi selama tahun fiskal.
Utang dividen
Utang dividen memiliki pengertian sebagai jumlah yang terutang oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil dari otorisasi dewan komisaris atau direksi. Pada tanggal pengumuman, perusahaan menempatkan pemegang saham sebagai kreditor ats sejumlah dividen. Dividen digolongkan menjadi kewajiban lancar karena dividen akan dibayar pada satu tahun berikutnya setelah pengumuman kepada para pemegang saham. Sementara itu, dividen saham preferen kumulatif yang belum diumumkan juga dianggap sebagai kewajiban lancar karena dividen yang tertunggak tersebut bukan merupakan kewajiban, sampai dewan direksi mengambil tindakan mengotorisasi pembagian laba perusahaan.
Uang muka pelanggan dan deposito yang dapat dikembalikan
Perusahaan dapat menerima deposito dari pelanggan maupun dari karyawannya sendiri. Perusahaan menerima deposito dari pelanggan untuk menjamin pembayaran kewajiban yang diharapkan dimasa depan dan juga sebagai jaminan untuk kemungkinan kerusakan barang yang ada di tangan pelanggan. Sementara perusahaan menerima deposito dari karyawan atas jaminan dan pengembalian property perusahaan yang digunakan oleh karyawan yang membantu kegiatan operasional karyawan tersebut. Klasifikasi pos-pos ntersebut sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar bergantun pada waktu antara tanggal deposito dan pemutusan hubungan yang mensyaratkan deposito.
Utang pajak penjualan
Perusahaan baik dengan dan tanpa perantara dalam penjualannya, harus menagih pajak penjualan atas transfer produk dan atas jasa-jasa tertentu harus ditagih dari pelanggan dan diserhakan kepada pemerintah berupa pajak. Akun utang pajak penjualan harus merefleksikan kewajiban untuk pajak penjualan yang terutang kepada pemerintah. Terkadang penagihan pajak penjualan yang dikredit kea kun kewajiban tidak sama dengan kewajiban yang dihitung oleh ketetapan yang berlaku di pemerintah, dalam hal ini dirjen pajak. Sehingga perlu dibuat penyesuaian atas akun kewajiban dengan mengakui keuntungan atau kerugian atas penagihan pajak penjualan. Untuk merefleksikan jumlah penjualan yang sebenarnya dan kewajiban untuk pajak penjualan, akun penjulalan harus didebit sebesar jumlah pajak penjualan yang terutang kepada pemerintah atas penjualan tersebut dan akun utang pajak penjualan dikredit sebasar jumlah yang sama.
Utang pajak penghasilan
Untuk menghitung utang pajak penghasilan yang dihasilkan dari operasi periode berjalan, perusahaan harus mempersiapkan SPT pajak penghasilan terlebih dahulu. Utang pajak atas laba perusahaan, seperti yang dihitung per SPT pajak harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar. Perusahaan harus membayar pajak periodik kepada bank yang diotorisasi sepanjang tahun. Pembayaran tersebut didasarkan pada estimasi total kewajiban pajak tahunan. Apabila estimasi total kewajiban pajak berubahy, maka kontribusi periodik juga berubah. Jika dalam tahun berikutnya tambahan pajak ditetapkan atas laba tahun sebelumnya, maka utang pajak penghasilan harus dikredit. Debit harus dibebankan ke operasi berjalan.
Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalaha kondisi dimana perusahaan menerima kas sebagai pembayaran hasil perdagangan maupun jasa dari pelanggan sebelum melakukan pertukaran barang atau melakukan jasa tertentu dan hak kepemilkan belum didapat pelanggan namun sudah dicatat sebagai pendapatan oleh perusahaan. Perlakuan pendapatan diterima dimuka ketika uang muka diterima, kas didebit, dan akun kewajiban lancar yang mengidentifikasi sumber pendapatan diterima dimuka dikredit. Sementara ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima dimuka didebit, dan akun pendapatan yang diterima sebenarnya dikredit. Neraca harus melaporkan kewajiban untuk setiap komitmen yang dapat ditebus dalam bentuk barang dan jasa, laporan laba rugi harus melaporkan pendapatan yang telah diperoleh selama periode berjalan.
Kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali dapat ditunjukkan perusahaan dengan mendanai kembali secara actual kewajiban jangka pendek dengan menerbitkan kewajiban jangka panjang atau sekuritas ekuitas setelah tanggal neraca tapi sebelum neraca tersebut diterbitkan, atau melakukan perjanjian pendanaan yang secara jelas mengijinkan perusahaan untuk mendanai kembali utang atas dasar jangka panjang pada syarat-syarat yang dapat ditentukan.
Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan
Jumlah yang terutang kepada karyawan untuk gaji dan upah pada akhir periode akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Bentuk dari kewajiban yang berhubungan dengan karyawan dikategorikasn menjadi :
Pemotongan Gaji
Jenis paling umum dari pemotongan gaji adalah pajak premi asuransi, tabungan karyawan, dan iuran serikat kerja. Jika jumlah yang dipotong belum diserahkan kepada pihak yang berwenang pada akhir periode akuntansi, maka jumlah itu harus diakui sebagai kewajiban lancar.
Perusahaan juga harus melaporkan jumlah pajak jaminan social pekerja dan pemberi kerja yang belum disetor atas upah kotor yang dibayarkan harus dilaporkan oleh pemberi kerja sebagai kewajiban lancar. Karena pajak diperhitungkan atas kompensasi yang dihasilkan , maka jumlah kontribusi pemberi kerja yang diakrualkan tetapi belum dibayar harus dicatat sebagai beban operasi dan sebagai kewajiban lancar apabila laporan keuangan disiapkan pada akhir tahun.
Absensi yang Dikompensasi
Absensi yang dikompensasi memiliki pengertian sebagai absensi dari pekerjaan, yang meliputi cuti, sakit, dan hari libur. Suatu kewajiban harus diakrualkan untuk biaya kompensasi atas absensi di masa depan jika semua kondisi berikut dipenuhi :
Kewajiban pemberi kerja atau majikan yang berhubungan dengan hak karyawan untuk menerima kompensasi atas absensi di masa depan berasal dari jasa karyawan yang telah diserahkan
Kewajiban yang berhubungan dengan hak yang bersifat terjamin penuh atau berakumulasi dan pembayaran kompensasi itu adalah sangat mungkin dan jumlahnya dapat diestimasi dengan layak
Beban dan kewajiban yang berhubungan dengan absensi yang dikompensasi harus diakui perusahaan dalam tahun saat hal tersebut dihasilkan oleh karyawan.
Perjanjian Bonus
Perusahaan-perusahaan besar memberikan bonus kepada semua karyawannya sebagai tambahan atas gaji atau upah regular mereka. Dan jumlah bonus tersebut bergantung kepada laba tahunan perusahaan terkait. Pembayaran bonus kepada karyawan dapat dianggap sebaagi tambahan upah dan harus dimasukkan sebagai pengurang dalam menentukan laba bersih tahun berjalan. Kewajiban, yaitu utrang bonus pembagian laba, biasanya akan dibayar dalam periode waktu yang singkat dan harus dicatat sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Serupa dengan perjnajian bonus adalah perjanjian kontraktual pada jumlah pendapatan yang dihasilkan atau kuantitas produk yang diproduksi atau diekstraksi. Beban bersyarat tersebut berdasarkan pendapatan atau unit yang diproduksi biasanya lebih mudah untuk dihitung daripada perjanjian bonus.
PROVISI
Provisi merupakan kewajiban yang jumlah dan waktunya belum pasti terjadi. Perbedaan provisi dengan kewajiban lancar yaitu waktu dan jumlahnya yang belum pasti tersebut. Provisi diakui perusahaan beban dan kewajiban provisi apabila perusahaan tersebut memiliki obligasi sekarang sebagai hasil dari obligasi pada masa lalu, perkiraan yang reliable dapat dibuat dari jumlah obligasi, dan perusahaan dapat melakukan estimasi yang handal atas jumlah maupun waktu dari kewajiban provisinya.
Perusahaan mengetahui terlebih dahulu kejadian masa lalu yang mengakibatkan adanya kewajiban timbul pada masa sekarang. Namun dalam kasus tertentu, dibutuhkan pendapat ahli untuk menentukan kewajiban kini yang timbul. Contohnya adalah untuk kasus hukum, diperlukan pendapat seorang kuasa hukum untuk menentukan jumlah kewajiban dan kemungkinan kerugian yang dihadapi pada pengadilan. Beberapa contoh provisi adalah sebagai berikut :
Perkara pengadilan, klaim dan pengenaan
Dalam menentukan keharusan suatu kewajiban dicatat terkait dengan perkara pengadilan yang ditunda dan yang mengancam, dan klaim aktual harus dipertimbangkan periode waktu ketika terjadinya penyebab tindakan yang mendasari perkara tersebut, kemungkinan hasil yang merugikan, dan kemampuan untuk membuat perkiraan yang relevan terkait jumlah kerugian yang akan ditimbulkan.
Dalam melaporkan kerugian dan kewajiban dalam laporan keuangan, penyebab perkara tersebut harus dicatat pada saat terjadinya perkara tersebut. Dalam mengevaluasi kemungkinan kerugian, perusahaan mempertimbangkan pendapat kuasa hokum, sifat perkara tersebut dalam pengadilan, tanggapan manajemen, serta pengalaman yang dihadapi perusahaan lain ketika menghadapi kasus yang serupa. Sementara itu, untuk tuntutan yang belum diajukan dan klaim serta pengenaan yang belum dinyatakan, perusahaan harus menentukan kemungkinan kerugian dan kemungkinan tuntutan diterima pengadilan atau kemungkinan perusahaan dapat menyatakan klaim.
Biaya jaminan dan garansi
Jaminan atau garansi sebuah produk merupakan salah satu bentuk kontijensi kerugian. Definisinya adalah perjanjian kontraktual yang disepakati pihak penjual yang memberikan klaim terhadap pembeli untuk memperbaiki menurunnya kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk. Jaminan seperti ini biasanya diterapkan oleh perusahaan manufaktur untuk menarik konsumen dalam strategi pemasarannya. Jaminan ini meliputi perbaikan, perakitan, dan penggantian suku cadang baru dengan tidak mengubah sebagian besar bentuk awal produk.
Jaminan memerlukan biaya masa depan. Maksudnya adalah seringkali biaya ini adalah biaya tambahan dalam penjualan suatu produk. Walaupun jumlahnya tidak pasti, teteapi biaya masa depan ini selalu mungkin terjadi dan bentuk dari kewajiban ini harus dicatat dan diakui. Metode yang digunakan untuk menghitung biaya jaminan ada dua, yaitu atas dasar kas dan akrual. Dasar kas diaplikasikan dengan mencatat jaminan sebagai beban yang diakui pada saat biaya keluar terhadap jasa garansi yang dilakukan perusahaan. maksudnya, biaya jaminan tersebut dibebankan ke padan saat penjual menepati jaminan tersebut. Pengguanaan metode atas dasar kas tepat apabila digunakan untuk tujuan pajak penghasilan karena tidak mungkin kewajiban telah terjadi dan jimlah kewajiban yang sulit untuk diestimasi. Lain dengan dasar kas, metode atas dasar akrual membebankan biaya jaminan pada periode berjalan. Biaya tersebut diakui ketika produk telah dijual. Dengan pertimbagan pengalaman masa lalu terhadap suatu produk, perusahaan mengestimasi nilai yang mungkin akan keluar sebagai biaya jaminan pada produk tertentu tersebut.
Premi dan kupon
Premi dank upon adalah salah satu bentuk strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk menstimulus minat dari konsumen terhadap produk yang dijual. Premi biasanya berbentuk hadiah yang disertai dengan pembelian produk, sementara kupon adalah bentuk pengganti dari potongan tunai atas produk yang dapat ditukarkan. Biaya premi maupun kupon dicatat sebagai beban pada periode berjalan. Biaya premi yang ditawarkan dibebankan pada beban premi, dan kewajiban yang melakat pada premi tersebut dikredit pada akun estimasi kewajiban untuk premi.
Kewajiban lingkungan
Setiap perusahaan, teruatama industry eksplorasi sumber daya alam harus mematuhi kode etik tanggung jawab social, dalam hal ini tanggung jawab yang berwawasan lingkungan seperti pengolahan limbah, konservasi hutan, dan kegiatan sebagainya. Meskipun pengaruhnya tidak signifikan terhadap operasi perusahaan, namun biaya yang dikeluarkan tidaklah kecil. Sehingga kewajiban yang ditimbulkan juga sangat besar. Selain itu, untuk industry-industri semacam itu, pembangunan dan operasi aktiva-aktiva berjangka panjang melibatkan kewajiban masa penghentian aktiva yang telah habis umur manfaatnya. Perusahaan berkewajiban terhadap biaya-biaya yang bersangkutan dengan penghentian aktiva tersebut. Perusahaan tidak boleh mencatat biaya penghentian aktiva yang dikapitalisasi tersebut pada akun terpisah.
Asuransi Sendiri
Risiko umum tidak dicatat sebagai sebuah kerugian kontijensi. Sama halnya seperti risiko yang mungkin terjadi di masa depan terhadap penyisihan reparasi aktiva. Karena, pos-pos tersebut tidak sesuai dengan definisi sebuah kewajiban karena berasal dari transaksi yang mungkin terjadi di masa depan. Contohnya adalah polis asuransi sendiri yang dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi risiko yang tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh asuransi biasa. Sehingga, asuransi sendiri ini tidak digolongkan dalam asuransi pada umumnya, melainkan penanggungan risiko dan akan menjadi beban bagi perusahaan. tidak seperti perusahaan asuransi secara umum yang memiliki kewajiban terhadap kerugian pemegang polis, perusahaan yang menerapkan asuransi sendiri ini tidak memiliki kewajiban terhadapn asuransi sendiri tersebut. Sehingga, tidak ada kewajiban pada saat sebelum atau sesudah terjadinya risiko yang diperkirakan pada masa lalu tersebut.
Onerous Contract (Kontrak Memberatkan)
Onerous Contract adalah kontrak atau perjanjian tertulis yang menyatakan biaya yang tidak dapat dihindari untuk menjalankan kontrak tersebut melebihi manfaat yang diperoleh. Sebagai contoh, PT. Sukses Makmur menyewa sebidang tanah dan bangunan dari PT. Maju Mundur selama 5 tahun sebagai sewa operasi dan menjalankan produksinya di tempat bangunan tersebut. Pada tahun ke 2, akibat beberapa pertimbangan, PT. Sukses Makmur melakukan relokasi pabriknya ke tempat lain, namun tidak dapat membatalkan sewa operasi dengan PT. Maju Mundur yang masih memiliki sisa 3 tahun. Demikian pula dengan PT. Sukses Makmur tidak dapat menyewakan tanah dan bangunan tersebut kepada pihak ketiga. Situasi tersebut membuat PT. Sukses Makmur dapat mencatat sisa beban sewa 3 tahun tersebut sebagai provisi pada tanggal pelaporan pada periode terjadinya kejadian tersebut.
Restrukturisasi
Restrukturisasi membuat kewajiban konstruktif berupa pembayaran pesangon untuk karyawan yang di-PHK. Perusahaan harus mencatat provisi atas kewajiban konstruktif apabila perusahaan memiliki perencanaan terkait restrukturisasi sebelumnya dalam hal bisnis atau bagian usaha yang akan ditutup, lokasi, fungsi, dan perkiraan jumlah tenaga kerja yang diberikan kompensasi atas pemutusan hubungan kerja, dan seluruh pengeluaran yang akan terjadi ketika rencana tersebut direalisasikan
KONTIJENSI
Kontijensi adalah kondisi dimana terjadi ketidakpastian mengenai apakah kewajiban untuk mentransfer kas atau aktiva yang lain telah timbul dan atau jumlah yang akan diminta untuk melunasi kewajiban tersebut. Atau dalam arti yang lebih luas, kontijensi adalah suatu atau serangkaian kondisi atau situasi, yang melibatkan ketidak pastian mengenai keuntungan atau kerugian bagi perusahaan yang pada akghirnya akan diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.
Keuntungan kontijensi adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva yang keberadaannya tidak pasti, akan tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah :
Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain-lain.
Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin akan menguntungkan.
Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.
Sementara itu, kerugian kontijensi melibatkan kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontijensi adalah pengertian dari kewajiban kontijensi. Kewajiban kontijensi bergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah utang, pihak yang dibayar, dan tanggal pembayarannya. Seuatu estimasi kerugian dari kerugian kontijensi harus diakrualkan dengan membebankannya ke beban dan kewajiban dicatat hanya jika informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatu kewajiban telah terjadi pada laporan keuangan dan apabila jumlah kerugian dapat diestimasi secara rasional.
PENYAJIAN DAN ANALISIS
Kewajiban lancar dicatat dan dilaporkan pada catatan atas laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Penilaian kewajiban lancar yang sedikit terlalu tinggi akibat periode yang pendek pada nilai jatuh tempo dianggap tidak material. Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan modal pemilik pada neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar, akun-akun tersebut dapat dicantumkan menurut periode atau tanggal jatuh temponya dan sesuai dengan tingkat likuidasinya.
Informasi yang bersifat additional yang berkaitan dengan kewajiban lancar harus memenuhi persyaratan full disclosure. Kewajiban yang dijamin harus diidentifikasi secara rasional. Kewajiban lancar juga tidak dapat di offset terhadap aktiva yang akan digunakan untuk likuidasinya. Selain itu, terdapat pengecualian penting jika kewajiban yang jatuh tempo pada periode berjalan harus dibayar dari aktiva yang diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang seperti pelunasan obligasi yang jatuh tempo pada periode sekarang. Kewajiban jangka pendek dapat dikeluarkan dari kelompok kewajiban lancar akibat pendanaan kembali apabila catatan atas laporan keuangan perusahaan memuat penjelasan dan persyaratan dari kewajiban dan sekuritas modal terkait dengan perjanjian pendanaan yang telah atau yang akan terjadi.
Perusahaan mencatat kerugian kontijensi dan kewajiban apabila kerugiannya merupakan sebuah estimasi yang dapat dipastikan dan apabila kemungkinan kerugian kecil, maka pengunkapan harus memuat sifat kontijensi dan estimasi kemungkinan kerugian. Beberapa kewajiban kontijensi lain yang harus diungkapkan meskipun kemungkinan kerugian yang akan dihadapi perusahaan kecil seperti jaminan atas utang pihak lain dan jaminan untuk membeli kembali piutang.
Likuiditas yang berkaitan dengan kewajiban merupakan masalah waktu yang diharapkan untuk membayar kewajiban. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila dapat melunasi kewajiban-kewajibannya dan mampu bertahan terhadap masalah keuangan. Terdapat dua rasio yang dapat menghitung tingkat likuiditas perusahaan, rasio lancar dan rasio cepat.
Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. Apabila rasio lancar perusahaan tinggi, hal tersebut mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya akibat perolehan aktiva yang tinggi pada periode tertentu. Sehingga risiko yang dihadapi perusahaan terhadap kegagalan dalam membayar utang kecil. Sementara itu, rasio cepat adalah rasio yang membandingkan antara akumulasi kas, total piutang bersih dan investasi jangka pendek terhadap total kewajiban lancar. Berbeda dengan rasio lancar, rasio cepat tidak memasukkan komponen persediaan pada perhitungannya. Alasannya adalah pergerakan persediaan, terutama persediaan bahan baku yang lambat dalam konversi menjadi barang jadi. Sehingga dengan mengeliminasi persediaan, informasi yang disajikan lebih baik bagi kreditor jangka pendek.
Rasio Lancar= Aktiva lancarKewajiban lancarRasio Cepat= Kas+Piutang bersih+Investasi jangka pendekKewajiban lancarcentertop
Jelaskan pengertian dari kewajiban lancar!
Jelaskan pengertian dari provisi!
Jelaskan pengertian dari kontijensi!
Apa yang dimaksud dengan onerous contract?
Jelaskan mengenai provisi jaminan dan garansi!
Jelaskan mengenai provisi dalam hal legitimasi!
Jelaskan bahwa pendapatan diterima dimuka meupakan sebuah kewajiban!
Apa yang dimaksud dengan kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan didanai kembali?
Bagaimana kewajiban lancar dicatat dan dilaporkan pada laporan keuangan?
Apa yang dimaksud dengan rasio lancar dan apa pengaruhnya bagi perusahaan?

center-9525
Kewajiban lancar dapat diartikan sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban perusahaan pada masa sekarang untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian pada masa lalu.
Provisi merupakan kewajiban yang jumlah dan waktunya belum pasti terjadi. Perbedaan provisi dengan kewajiban lancar yaitu waktu dan jumlahnya yang belum pasti tersebut. Provisi diakui perusahaan beban dan kewajiban provisi apabila perusahaan tersebut memiliki obligasi sekarang sebagai hasil dari obligasi pada masa lalu, perkiraan yang reliable dapat dibuat dari jumlah obligasi, dan perusahaan dapat melakukan estimasi yang handal atas jumlah maupun waktu dari kewajiban provisinya.
Kontijensi adalah suatu atau serangkaian kondisi atau situasi, yang melibatkan ketidak pastian mengenai keuntungan atau kerugian bagi perusahaan yang pada akghirnya akan diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.
Onerous Contract adalah kontrak atau perjanjian tertulis yang menyatakan biaya yang tidak dapat dihindari untuk menjalankan kontrak tersebut melebihi manfaat yang diperoleh.
Jaminan atau garansi sebuah produk merupakan salah satu bentuk kontijensi kerugian. Definisinya adalah perjanjian kontraktual yang disepakati pihak penjual yang memberikan klaim terhadap pembeli untuk memperbaiki menurunnya kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk. Jaminan seperti ini biasanya diterapkan oleh perusahaan manufaktur untuk menarik konsumen dalam strategi pemasarannya. Jaminan ini meliputi perbaikan, perakitan, dan penggantian suku cadang baru dengan tidak mengubah sebagian besar bentuk awal produk.
Dalam menentukan keharusan suatu kewajiban dicatat terkait dengan perkara pengadilan yang ditunda dan yang mengancam, dan klaim aktual harus dipertimbangkan periode waktu ketika terjadinya penyebab tindakan yang mendasari perkara tersebut, kemungkinan hasil yang merugikan, dan kemampuan untuk membuat perkiraan yang relevan terkait jumlah kerugian yang akan ditimbulkan.
Pendapatan diterima dimuka adalaha kondisi dimana perusahaan menerima kas sebagai pembayaran hasil perdagangan maupun jasa dari pelanggan sebelum melakukan pertukaran barang atau melakukan jasa tertentu dan hak kepemilkan belum didapat pelanggan namun sudah dicatat sebagai pendapatan oleh perusahaan.
Kewajiban dengan jangka waktu yang pendek adalah jenis utang yang telah pasti akan jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan, tergantung mana yang lebih lama dan biasanya sesuai dengan kebijakan perusahaan. Beberapa kewajiban jangka pendek diharapkan akan didanai kembali atas dasar jangka panjang dan oleh karena itu, diperkirakan tidak memerlukan penggunaan modal kerja selama periode berikutnya.
Kewajiban lancar dicatat dan dilaporkan pada catatan atas laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Penilaian kewajiban lancar yang sedikit terlalu tinggi akibat periode yang pendek pada nilai jatuh tempo dianggap tidak material. Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban dan modal pemilik pada neraca.
Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. Apabila rasio lancar perusahaan tinggi, hal tersebut mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya akibat perolehan aktiva yang tinggi pada periode tertentu.


Download Bab 13 Kewajiban Lancar, Provisi, dan Kontinjensi.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Bab 13 Kewajiban Lancar, Provisi, dan Kontinjensi. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: