Desember 14, 2016

Makalah Studi Islam

Judul: Makalah Studi Islam
Penulis: Elysa Elysa


Makalah Studi Islam
" Masa Kemajuan dan Kemunduran Umat Islam (masa klasik, abad pertengahan, dan zaman modern) "
Dosen Pembimbing : Prof.Idzam

Disusun Oleh :Brenda Marsalia / NIM. 11120910001117
Elysa Hardiyanti / NIM. 11120910001117
Taufik Indra / NIM. 11120910001117
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami selaku penulis makalah ini dapat menyelesaikan dalam waktu yang singkat. Maksud dari makalah ini adalah untuk memberikan sebuah informasi kepada pembaca mengenai tema yang diambil Tim penulis, agar pembaca mengetahui mengenai Masa Kemajuan dan Kemunduran umat Islam. Dalam pembuatan makalah ini tim pemula mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak terutama kepada Prof.Idzam selaku dosen dan juga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Tim Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu tim penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak terutama pembaca agar penulisan makalah ini dapat lebih sempurna lagi. Akhir kata semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi tim pemula sendiri.
Jakarta, Desember 2012
Tim penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II Pembahasan
II.1 Islam pada Masa Klasik I (650 – 1250 M)
II.2 Islam pada Abad Pertengahan (1250-1800 M)
II.3 Islam pada Masa Modern (1800 – Sekarang)
BAB III Penutup
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam pertama kali muncul yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sangat menarik dan santun sehingga banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam (QS: 110: 2), ketika Islam dipimpin para khalifah yang empat, islam mengalami perluasan-perluasan wilayah, sehingga Islam tidak hanya dianut oleh orang-orang arab dan sekitarnya. Sepeninggalnya para khalifah yang empat Islam dipimpin dinasti umayah yang berfokus pada pembenahan administrasi Negara.
Sedangkan ketika dinasti abbasiyah maju sebagai pimpinan, Islam mengalami kemajuan-kemajuan dalam bidang sains dan teknologi yang diambilkan dari al-Quran yang berkaiatan dengan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) yang dipadukan dengan filsafat yunani. Tetapi setelah beberapa abad lamanya Islam mengalami kemunduran sehingga tradisi keilmuan pindah ke negeri barat.Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtar Baru Van Hoeve) dijelaskan bahwa sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu periode klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern(1800-sekarang).
Rumusan Masalah
Bagaimanakah perkembangan ajaran islam ?Apa saja faktor-faktor kemajuan dan kemunduran umat Islam?
Bagaimanakah perkembangan kebudayaan Islam ?BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Islam pada Masa Klasik I (650 – 1250 M)
Masa klasik dalam periodisasi islam yaitu masa dimana ketika nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul. Ada juga yang mengatakan bahwa masa klasik yaitu masa dimana hijrahnya Rasul Allah ke Madinah.Nabi Muhammad diutus dengan al-Qur'an sebagai penyangga utamanya. Oleh karena masyarakat jahiliyah sangat menyukai dengan kesusastraan. Maka, al-Qur'an diturunkan dengan bahasa sastra yang lazim dipakai masyarakatnya. Itu semua didasarkan yaitu :untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyarakatnya (agar komunikatif)
untuk menantang dan mengungguli syair-syair jahiliyah.
Dalam menyampaikan risalah Tuhan, nabi Muhammad SAW menemui gangguan dan rintangan yang keras. Rintangan itu dapat berupa ancaman pembunuhan dari masyarakat kafir Quraisy. Oleh karena beratnya penderitaan yang ditanggung kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabatnya mencari suaka ke Ethiopia. Pemimpin negeri Ethiopia Raja Negus menolak ekstradisi para imigran islam yang dituntut oleh kaum Quraisy.[1]
Demikian keadaan Nabi Muhammad SAW selama berdakwah di Mekkah, sampai kemudian ia melakukan perjanjian dengan beberapa orang utusan dari masyarkat kota Yastrib, yang tidak berapa lama kemudian mengantarkannya berhijrah ke Madinah. Di tempat baru ini, beliau membangun masyarakat dan meneruskan dakwahnya. Ia menyebut pernduduk asli dengan Anshor, sedangkan penduduk yang bermigrasi disebut Muhajirin.[2]
Selama 10 tahun Rasul Allah SAW tinggal di Madinah hingga akhirnya ia dan kaum muslimin berhasil mendapatkan kesempatan menaklukan kota Mekkah dan membebaskan Ka'bah dari berbagai berhala.
Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan diambil alih oleh para khalifah. Mulai dari khalifah Abu Bakar hingga Ali, yang disebut sebagai masa al-Khualafa' al-Rashidun. Berikut ini adalah urutan khalifah yang memimpin setelah Rasul wafat, yaitu :a. Abu Bakar al-Shidiq (w. 634M/11 H)
Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang yang murtad dan golongan orang yang menolak membayar zakat. Ia juga melanjutkan kebijakan Rasul SAW dengan mengirim pasukan pemimpin Usamah bin Zayd ke Syria, yang sebelumnya sampai tertunda karena sakit keras yang menderanya, menjelang kewafatannya. Ia juga berhasil mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu mushaf yang berserakan pada pelepah kurma, batu tipis, tulang dan lembaran kain atau kulit binatang.[3]
b. Umar bin Khattab (w. 644 M/23 H)
Pada masa pemerintahannya ia melakukan ekspansi ke negeri Persia, Iraq, Palestina, Syria hingga Mesir. Hal ini ia lakukan demi membebaskan wilayah jajahan-jajahan tersebut dari jajahan Romawi. Ia meninggal di usia 63 tahun akibat dibunuh oleh Abu Lu'luah al-Majusi yang berasal dari Persia.[4]
c. Usman bin Affan (w. 656 M/35 H)
Pada masa pemerintahannya ia berhasil menyusun al-Quran dalam satu bentuk bacaan yang sebelumnya memilki banyak versi. Ia juga berhasil memperluas wilayah islam ke Turki, Siprus, Afrika Utara, Asia Tengah, Khurasan dan Balkh di Afganistan. Pasukan tangguh dan kuat pertahanannya.[5] Usman meninggal dunia dalam usia 82 tahun ketika membaca al-Qur'an, akibat ketidakpuasan rakyatnya atas kebijakan politiknya yang cenderung nepotisme.
d. Ali bin Abi Thalib (w. 661 M/40 H)
Pada waktu pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terjadi berbagai kerusuhan dan kekacauan setelah terbunuhnya Usman. Rakyat menuntutnya untuk segera menghukum pembunuh Usman. Itu sulit diwujudkan,karena kondisi negara yang tidak stabil. Ia hanya menetapkan yaitu memerangi kelompok pembangkang tersebut yang berujung pada terjadinya perang Jamal pimpinan Aisyah yang didukung Zubair dan Talhah dan perang Siffin pimpinan Mu'awiyah.[6] Dalam perang Siffin, Ali menerima arbitrasi yang menyebabkan pasukannya terbelah menkadi dua. Satu menolak, sedang yang lain menerimanya. Kelompok yang menolak inilah disebut Khawarij yang bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.
Setelah pemerintahan yang dipimpin oleh para khalifah, pemerintahan islam itu berganti menjadi Monarchy heredits (kerajaan turun-temurun). Dinasti-dinastinya terdiri dari :Dinasti Amawi (Bani Ummayah)
Dinasti Abbasiyah (Bani Abbasiyah)
Pada periode klasik (650-1250 M), Islam mengalami dua fase penting: (1) Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). Di fase inilah Islam di bawah kepemimpinan para khalifah mengalami perluasan pengaruh yang sangat signifikan, kearah Barat melalui Afrika Utara Islam mencapai Spanyol dan kearah Timur melalui Persia Islam sampai ke India. Masa ini juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang agama maupun non agama) dan kebudayaan. Dalam bidang hukum dikenal para imam mazhab seperti Malik, Abu Hanifah, Syafi'i, dan Ibn Hanbal. Di bidang teologi dikenal tokoh-tokoh seperti Abu Hasan al-Asy'ari, al-Maturidi, Wasil ibn Atha' al-Mu'tazili, Abu al-Huzail, al-Nazzam dan al-Juba'i. Di bidang ketasawwufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, al-Hallaj dan lainnya lagi. Sementara dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan kita mengenal al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Miskawaih, Ibn al-Haytsam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas'udi dan al-Razi; (2) Fase disintegrasi (1000-1250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan kemunduran politik umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala tentara Hulagu di tahun 1258 M.
II.2 Islam pada Abad Pertengahan (1250-1800 M)
Periode pertengahan (1250-1800 M) dapat dibaca juga dalam dua fase penting: (1) Fase kemunduran (1250-1500 M) yang penuh diwarnai perselisihan yang terus meningkat dengan sentimen mazhabiyah (antara Sunni dan Syi'ah) maupun sentimen etnis (antara Arab dan Persia). Pada masa inilah dunia Islam terbelah yang kemudian diperparah dengan meluasnya pandangan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Sementara perhatian terhadap dunia ilmu pengetahuan melemah, kekuatan Kristen (dimana Perang Salib telah dimaklumatkan oleh Paus Urbanus II sejak dalam Konsili Clermont tahun 1095 M) justru kian menekan dunia Islam; (2) Fase Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800). Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya (klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah kerajaan Usmani. Kerajaan Usmani
Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama Usmani atau Usmani I dan memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman atau raja besar keluarga Usman tahun 1300 M (699 H). Kerajaan yang didirikan oleh Usmani ini selanjutnya memperluas wilayahnya ke bagian Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai Ibukota Negara.
Kerajaan Usmani untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai Negara yang kuat terutama dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan kerajaan Usmani yaitu dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan dan budaya misalnya kebudayaan Persia, Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung, sekolah-sekolah, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian umum dan di bidang keagamaan.misalnya seperti fatwa ulama yang menjadi hukum yang berlaku.
Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni, mengalami kemunduran yang disebabkan oleh berbagai problema yaitu: Tidak dapat menguasai wilayah yang luas, Kepemimpinannya lemah, Krisis ekonomi
Kerajaan Safawi Di Persia
Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil (Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini diambil dari nama pendirinya yang bernama Safi-Al Din dan nama Syafawi dilestarikan setelah gerakannya berhasil mendirikan kerajaan.
Jalan hidup yang ditempuh Al Din adalah jalan sufi dan mengembangkan tasawuf Safawiyah menjadi gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh di Persia, Syiria dan Anatolia. Yang semula bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan memerangi orang-orang yang ahli bid'ah. Lama kelamaan pengikut tarekat Syafawiyah berubah menjadi tentara dan fanatik dalam kepercayaan dan menentang keras terhadap orang selain Syiah
Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh Ismail yang baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas di Gilan selama lima belas tahun mempersiapkan kekuatannya dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan Anatolia dan pasukan tersebut dinamai baret merah.
Saat kepemimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukannya dapat mengalahkan AK Koyunlu di Sharur dan Tabriz sehingga Ismail memproklairkan dirinya menjadi raja pertama dinasti Syafawi dan berkuasa selama 23 tahun.
Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I yaitu di bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan Syafawi menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang diperhitungkan oleh lawan-lawannya terutama dibidang politik dan militer. Setelah mengalami kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami kemunduran penyebabnya adalah antara lain: Kemerosotan moral para pemimpin kerajaan, Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani dan Pasukan yang dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki jiwa pratirotik
Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan bantuan Raja Safawi dapat menaklukkan Samarkhad tahun 1494 M. Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.Kemajuan – kemajuan kerajaan mughal diantaranya:
Di bidang Ekonomi, mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Masalah sumber keuangan Negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian
Di bidang seni dan budaya misalnya karya sastra gubahan penyair istana, penyair yang terkenal yaitu Malik Muhammad Jayazi dengan karyanya padmavat (karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia), karya-karya arsitektur seperti istana fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid
Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga mengalami kemerosotan, penyebabnya antara lain: Kemerosotan moral dan para pejabatnya bermewah-mewahan, Pewaris kerajaan dalam kepemimpinannya sangat lemah dan Kekuatan mililernya juga lemah.
Yang dimaksud disini adalah kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Pada masa kejayaannya, masing-masing kerajaan ini memiliki keunggulan khas di bidang literatur dan arsitektur sebagaimana terlihat melalui keindahan masjid-masjid dan bangunan lainnya yang lahir ketika itu. Sedangkan perhatian pada riset ilmu pengetahuan masih terbilang sangat kurang sehingga turut memberi kontribusi pada menurunnya kekuatan militer sekaligus politik umat Islam. Sisi lain, dunia Kristen dengan kekayaan yang terus berlimpah yang diangkut dari Amerika dan Timur Jauh semakin maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan kekuatan militernya. Maka sejarah akhirnya mencatat, kerajaan Usmani terpukul kalah di wilayah Eropa, kerajaan Safawi terdesak oleh suku-suku Afghan, dan kerajaan Mughal kian mengkerut ditekan raja-raja India. Puncaknya, Mesir sebagai salah satu simbol dan pusat peradaban Islam ketika itu runtuh di bawah penaklukan Napoleon di tahun 1798 M.II.3 Islam pada Masa Modern (1800 – Sekarang)
Periode modern (1800 M dan seterusnya) dikenal sebagai era kebangkitan kembali umat Islam. Kekalahan demi kakalahan tampaknya mulai menyadarkan dunia Islam bahwa dunia Barat telah mengalami kemajuan sedemikian tinggi yang takkan mungkin terlawan dengan mengandalkan kekuatan di berbagai aspeknya yang berada dalam keadaan lemah ketika itu. Dari sinilah muncul ide-ide pembaharuan yang bermaksud merekonstruksi keadaan dan kualitas umat Islam sehingga memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi ekspansi militer, politik imperialis, dan juga peradaban kolonial Barat yang semakin passif.BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perkembangan Islam pada abad pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang dilalui untuk memperkenalkan Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah Jalan Barat , Jalan Tengah , Jalan Tiimur. Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya bidang Politik, bidang Ekonomi Sosial, bidang Kebudayaan, bidang Pendidikan.III.2 Saran
Kita dapat meneladani sikap intelektual dan semangat keislaman para Khalifah
Kita dapat mengambil berbagai tauladan dari para Khalifah
Kita dapat memahami dan menghayati sejarah kebudayaan Islam atau dijadikan pandangan hidup dalam kegiatan sehari –hari
Membentuk nilai melalui pengambilan hikmah dikehidupan sehari-hari meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Syed Mamudannasir, Islam Its Concepts & History, terj. Adang Affandi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994), 124
[2] Tim penyusun studi islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam,Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press, 2004, h. 131
[3] Muhammad al-Khudai Bik, Tarikh al-Tashri' al Islami (Mesir :Matba'ah al-Sa'adah, 1954),12
[4] Ahmad bin Hanbal, al-Musnad, vol. 1 (Beirut : Dar al-Fikr)
[5] Ibn al-Athir, al-Kamil fi al Tarikh, vol 3 (Beirut : Dar al Sadir, 1965), 111
[6] Abu 'Amr Khalifah Khayyat al-Laythi, Tarikh Khalifat Ibn Khayyat (Beirut: Dar al-Kuttub al-Ilmiyyah, 1995), 115
http://matematikaboy.wordpress.com/2011/01/21/sejarah-islam-pada-masa-pra-islam-dan-masa-klasik/?blogsub=confirming&blogsub=confirming#blog_subscription-3
http://saminsyb.blogspot.com/2012/01/ski-perkembangan-islam-pada-periode.html
http://adevioktavianingeblog.blogspot.com/2011/11/makalah-perkembangan-islam-abad.html
http://sejarah.kompasiana.com/2010/10/05/perkembangan-islam-abad-pertengahan/


Download Makalah Studi Islam.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Makalah Studi Islam. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: