Desember 06, 2016

Epidemiologi Penyakit

Judul: Epidemiologi Penyakit
Penulis: B. Bajigong


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya (Notoadmodjo, 2003).
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah mahasiswa mampu mengetahui secara umum tentang  ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta fakor yang terkait di tingkat populasi (Epidemiologi) pada lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesehatan Lingkungan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2.2 Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi.Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinandeterminan penyakit tersebut.Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut. Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu sama lainnya.
Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi, mikrobiologi dan genetika.Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok individu.Oleh karena itu, selain membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan statiska.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi.Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu.Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan factor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi.
Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan system pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris.Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakaninformasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology. Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik. Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurangkurangnya 3 elemen, yakni :Mencakup semua penyakit Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan
Populasi Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
Pendekatan ekologi Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
2.3 Pengertian Epidemiologi
"Epidemiologi" berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat, populasi manusia, dan logos = ilmu (sains), bicara. Secara etimologis epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang diakibatkannya yang disebut epidemi. Kata "epidemiologi" digunakan pertama kali pada awal abad kesembilanbelas (1802) oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam tulisannya bertajuk Epidemiología Española (Buck et al., 1998).Tetapi gagasan dan praktik epidemiologi untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh "Bapak Kedokteran" Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates mengemukakan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit. Dengan menggunakan Teori Miasma Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit terjadi karena "keracunan" oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karena itu upaya untuk mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara mengosongkan air kotor, membuat saluran air limbah, dan melakukan upaya sanitasi (kebersihan).
Pengertian Epidemiologi Menurut Asal Kata
Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi = pada / tentang, Demos yang berati Penduduk dan kata terakhir adalalah Logos yang berarti Ilmu Pengetahuan.Jadi EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PENDUDUK. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : "Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinan masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya). Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli
Pendapat Para Ahli Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah :Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.2.4 Jenis-Jenis Epidemiologi
Epidemiolodi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit dan bagaimana berbagai faktor menjadi faktor penyeban penyakit tersebut. Untuk menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa jenis :
Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi Deskriptif berkaitan dengan definisi epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit atau masalah kesehatan masyarakat.Hasil pekerjaan Epidemiologi Deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai faktor who, where, dan when. Merupakan langkah awal untuk mengetahui masalah kesehatan dari segi epidemiologi dengan menjelaskan siapa yang terkena dan dimana serta kapan terjadinya masalah tersebut.Siapa: bisa berupa variabel umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Populasi yang berpotensi atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapat resiko biasanya disebut Population at risk(penduduk punya resiko).Dimana : pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat tinggal atau bekerja, atau dimana saja ada kemungkinan mereka mengadapimasalah kesehatan.Kapan : kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini dapat berupa jam, minggu, bulan, dan tahun, musim.
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor-faktor determinan masalah kesehatan. Di sisi diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan Kenapa, atau apa penyebab terjadinya masalah tersebut.
Ada beberapa studi tentang epidemiologi ini:
Studi riwayat kasus (case History studies). Dalam stusi ini akan dibandingkan dengan dua kelompok orang yakni kelompok yang terkena dan tidak terkena suatu penyakit (kelompok kontrol).
Studi kohort (Cohort studies). Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (ekxposed) pada satu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.Epidemiologi Eksperimental
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai penyebab tejadinya faktor luaran (penyakit), maka perlu diuji faktor kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen. Misalnya kalu rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen bahwa jika rokok dikurangi, maka kanker paru akan menurun.
2.5 Ruang Lingkup Epidemiologi

2.5.1 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.Dalam sambutannya Menkes menjelaskan, proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat  PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan.
Menkes mengatakan, PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup  tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan, 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik.
Jenis Penyakit Tidak Menular
Seperti yang telah dijelaskan di atas, PTM merupakan penyakit degeneratif, saat ini yang banyak berkembang di masyarakat seperti penyakit hipertensi atau darah tinggi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, asam urat, penyakit jantung, paru-paru kronis, bahkan kanker. PTM dapat juga disebabkan karena kecelakaan termasuk cedera, luka dan benturan akibat kecelakaan.Adapun jenis penyakit yang tidak menular lainnya adalah :Gagal Ginjal
Gagal ginjal kronis adalah suatu kondisi di mana kedua ginjal mengalami kerusakan permanen dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Biasanya ditandai dengan edema seluruh tubuh (edema anasarka) karena terjadinya hipertensi portal dan kadar klirens kreatinin < 25.
Tumor Otak
Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menakutkan semua orang. Karena otak merupakan salah satu organ tubuh manusia paling peka dan mempunyai fungsi sebagai pusat pengatur organ tubuh lainnya. Coba bayangkan, jika otak sakit atau mengalami kerusakan, sedikitnya dapat dipastikan fungsi organ tubuh lainnya pun akan terganggu, bahkan tidak jarang menimbulkan kematian. Tumor otak bisa menyerang siapa saja dalam segala usia, pada umumnya orang usia produktif atau dewasa muda. Meski demikian mengerikannya, tidak berarti diagnosis tumor otak selalu merupakan vonis kematian bagi para penderitanya.Dewasa ini ilmu kedokteran telah berkembang pesat, teknik diagnostik dan pengobatan telah memberikan harapan hidup bagi para pasien tumor otak. Beberapa faktor yang mempengaruhi Prognosa (harapan hidup) penderita tumor otak antara lain; kemampuan deteksi dini; kemampuan mengetahui dengan tepat lokasi tumor di otak; keunggulan teknologi diagnostik dan terapi (operasi) seperti CT-Scan, MRI (Magnetic Resonance Image), mikroskop.
Karakteristik Penyaki Tidak Menular
Karakteristik penyakit tidak menular :Tidak ditularkan
Durasi penyakit panjang (kronis)
Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
Biaya pencegahan maupun pengobatannya cukup tinggi
Mempunyai variasi yang cukup luas
Faktor penyebabnya bermacam-macam (Multifaktor)
Pendekatan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Epidemiologi berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-fotor yang mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan metodologik, yaitu dengan melakukan berbagai penelitian. Sebagaimana umumnya penelitian epidemiologi untuk PTM dikenal juga adanya penelitian observasional dan eksperimental. Hanya saja karena berlangsung lama, maka umumnya penelitian PTM merupakan penelitian observasional
Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Prinsip upaya pencegahan penyakit lebih baik dari mengobati tetap juga berlaku untuk PTM.4 Tingkat Pencegahan PenyakitTidak Menular :Pencegahan primordial → usaha mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.tujuan dari pencegahan primordial adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang diketahui mempunyai kontribusi untuk meningkatkan risiko penyakit. contoh: upaya primordial dari penyakit jantung koroner dapat berupa kebijaksanaan nasional nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan, impor dan ekspor makanan, promosi aktivitas fisik/olahraga. contoh lain adalah adanya peraturan dilarang merokok pada wilayah-wilayah tertentu. dilapangan, pencegahan primordial yang efektif itu memerlukan adanya peraturan yang ketat dari pemerintah. Pencegahan tingkat pertama, meliputi :
Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan, pendidikan kesmas.
Pencegahan khusus, misal : pencegahan keterpaparan, pemberian kemopreventif
Pencegahan tingkat kedua, meliputi :
Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening
Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah
Pencegahan tingkat ketiga, meliputi: Rehabilitasi, misal perawatan rumah jompo, perawatan rumah sakit
Upaya pencegahan PTM ditujukan kepada faktor resiko yang telah diidentifikasi.Screening PTM .Screening atau penyaringan adalah usaha untuk mendeteksi/ mencari penderita penyakit tertentu tanpa gejala dalam masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu test/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat memisahakan mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya didiagnosa dan dilanjutkan dengan pengobatan. Screening ini sangat erat kaitannya dengan faktor resiko dari PTM.Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita menghindari 4 faktor risiko (perilaku) yang utama yaitu:
Pemakaian tembakau (merokok).
Kurangnya aktivitas fisik.
Konsumsi alkohol.
Diet yang tidak sehat.
Faktor-faktor risiko Penyakit Tidak Menular di atas merupakan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku dan dapat dikontrol dari diri kita sendiri. Sebenarnya masih ada faktor-faktor risiko lain bagi terjadinya penyakit tidak menular tetapi biasanya faktor-faktor ini sulit dikontrol dari diri sendiri, seperti: faktor stress, kegemukan, dan pencemaran lingkungan.
2.5.2 Epidemiologi Penyakit Menular
            Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebabkan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit ini ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat mennghindari dari penyakit ini.Penyakit ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan penyakit tidak menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.Ada beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 5 penyakit menular, antara lain :Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya handuk, baju, dll.Contoh : cacar air, kudis, panu.
Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya ringan  atau subklinis.
Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang terdapat  pada nyamuk Aighes Aygepti yang menghisap darah organ.
Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ lain.
HIV/AIDS
Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem imun pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuh pun sangat besar dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.
Cara Penularan Penyakit
Terdapat tiga aspek sifat utama penularan penyakit dari orang ke orang, antara lain :Waktu generasi (Generation Time)
Yaitu masa antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya  unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada penjamu lain.
Kekebalan kelompok (Herd Immunity)
Yaitu kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan pada tingkat kekebalan tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity adalah faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit tersebut.
Angka serangan (Attack Rate)
Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari – hari pada kelompok populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.  
Tindakan Pencegahan
Pencegahan penyakit datang dari diri sendiri, individu dapat meminimalkan pola hidup yang tidak sehat dan memaksimalkan pola hidup sehat. Dibawah ini beberapa tindakan pencegahan untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular, diantaranya :Menjaga kebersihan lingkungan
Di lingkungan kita banyak sekali hal – hal yang bias kita lihat dan evaluasi, seperti, sampah dan kotoran yang menumpuk, drainase yang kotor serta ventilasi/lubang untuk pertukaran udara didalam rumah yang buruk bias menjadi sebab timbulnya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit saluran pernapasan.
Cuci tangan dengan sabun
Kita tahu bahwa tangan adalah organ yang digunakan untuk berbagai aktivitas, dan tangan beresiko sebagai perantara virus untuk masuk ke tubuh. Tangan menjadi media perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa sengaja memegang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit mudah sekali masuk kedalam tubuh.Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup
Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahat yang cukup membantu tubuh agar tetap bugar. Pola makan yang seimbang, perlunya mengatur pola makan, terutama menu makanan sehat, hindari makanan yang bersesiko terhadap kesehatan seperti, minuman bersoda dan beralkohol, makanan ringan/snack, makanan olahan/makanan yang mengandung pengawet, makanan yang ,mengandung Na, makanan tinggi kolesterol, dsb.
Pola hidup yang sehat
Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress.  Mulai melakukan pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi, menghindari pergaulan bebas dan setia pada satu pasangan.Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk mencegah penularan penyakit.Nutrisi yang baik
Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang mengandung tinggi protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan sebisa mungkin hindari konsumsi makanan/minuman yang dapat merugikan tubuh.2.5.3 Epidemiologi klinik 
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip-prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab penyakit dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik untuk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. 
Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yang sangat berguna dalam analisis epidemiologi, tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki metode pendekatan serta cara penerapannya secara khusus. Dengan demikian maka sewajar-nyalah apabila setiap dokter yang akan bertugas, dibekali pengetahuan dan keterampilan khusus tentang cara pendekatan epidemiologi. 
Dewasa ini para dokter yang bekerja di Puskesmas cukup banyak dibebani dengan tugas ganda yaitu selain sebagai klinisi, mereka juga harus berfungsi sebagai pelaksana usaha kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Tugas utamanya sebagai seorang dokter akan terganggu dengan berbagai tugas lain yang mem-butuhkan waktu dan tenaga, sehingga tidak jarang dijumpai pelayanan penderita yang sangat bersifat kuratif saja. Para penderita akan terperangkap dalam suatu lingkaran setan, yakni mereka secara individu akan sembuh setelah pengobatan, tetapi kemudian mereka kembali ke lingkungan yang sama dengan kemungkinan untuk menjadi sakit lagi. 
2.5.4 Epidemiologi kependudukan 
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana. 
2.5.5 Epidemiologi gizi 
Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat di mana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat.Pendekatan masalah gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk, menganalisis berbagai faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat.Penanggulangan masalah gizi masyarakat yang disertai dengan survei gizi lebih mengarah kepada penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada sasaran idividu atau lingkungan keluarga saja. 
Dari berbagai contoh ruang lingkup penggunaan epidemiologi seperti tersebut di atas lebih memperjelas bahwa disipiin ilmu epidemiologi sebagai dasar filosofi dalam usaha pendekatan analisis masalah yang timbul dalam masyarakat, baik yang bertalian dengan bidang kesehatan maupun masalah lain yang erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat secara umum.
2.5.6 Epidemiologi kesehatan jiwa 
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat yang lebih banyak mengarah ke masalah kejiwaan disertai dengan perubahan sosial masyarakat menuntut suatu cara pendekatan melalui epidemiologi sosial yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehatan indiviuu saja, tetapi telah merupakan masalah sosial masyarakat.
2.5.7 Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan 
Bentuk ini merupakan salah satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan epidemiologi dalam bidang manajemen dewasa ini semakin berkembang sesuai dengan perkembangan industri medis yang disertai perkembangan dalam sistem manajemen kesehatan dan ekonomi kesehatan termasuk sistem asuransi kesehatan.Dalam alam kemajuan industri medis cukup banyak menyerap modal dan tenaga kerja, maka peranan epidemiologi manajemen dalam menganalisis biaya pengobatan dan biaya pelayanan kesehatan lainnya merupakan hal yang cukup penting. Para ahli epidemiologi bersama dengan ahli perencanaan yang pada umumnya berorientasi pada hasil keluaran suatu proses, dapat merupakan tim yang serasi dalam menyusun suatu rencana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Sistem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk analisis situasi, penentuan prioritas, maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran yang khusus .2.5.8 Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja 
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawi, biologis maupun sosial budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan pekerja serta untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.


Download Epidemiologi Penyakit.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Epidemiologi Penyakit. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: