Oktober 11, 2016

makalah model pembelajaran quantum teaching

Judul: makalah model pembelajaran quantum teaching
Penulis: Via Okta



QUANTUM TEACHING
(makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika)
disusun oleh:
Kelompok II
1. Muhamad Faizal Fatoni130210101075
2. Via Okta Yudha Utomo130210101105
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Quantum Teaching" tepat pada waktunya.Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Strategi Belajar Mengajar Matematika. Makalah ini tidak dapat mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak yang mendukung oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
Dosen matakuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika bapak Erfan
Teman-teman mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2013.
Serta semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, tiada manusia yang sempurna begitu pula kami selaku penanggung jawab atas makalah ini mengharapkan kritik dan saran serta masukan untuk perbaikan serta penyempurnaan lebih lanjut pada masa yang akan datang.
Jember, 9 September 2012
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Oleh karena itu dunia pendidikan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab melalui proses pendidikan akan terlahir generasi muda yang berkualitas yang diharapkan mampu mengikuti perubahan dan perkembangan kemajuan zaman di segala aspek kehidupan. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan misi pendidikan yang tertera di dalam Undang-undang 1945, sehingga menjadi tanggung jawab guru professional.Mengajar bukan lagi kegiatan menyalurkan ilmu pengetahuan kepada siswa, melainkan usaha menciptakan  lingkungan belajar secara optimal. Mengajar membutuhkan strategi  belajar mengajar yang sesuai. Di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas. Mutu pengajaran bergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam  upaya mengembangkan kreativitas siswa. Untuk itu guru harus mampu menerapkan strategi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang tepat, guna mencapai tujuan pembelajaran.Quantum Teaching menunjukan kepada anda menjadi guru yang baik. Quantum Teaching cara-cara yang baru yang memudahkan proses belajar lewat pemanduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang anda ajarkan. Dan dengan menggunakan metode Quantum Teaching anda akan dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pelajaran yang akan melejitkan prestasi siswa (Porter, 2000: 3).
Rumusan Masalah
Apa pengertian pembelajaran Quantum Teaching?
Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran Quantum Teaching?
Apa unsur-unsur pembelajaran Quantum Teaching?
Apa saja komponen-komponen pembelajaran Quantum Teaching?
Bagaimana penerapan pembelajaran Quantum Teaching di kelas matematika?
Tujuan
Mengetahui apa pengertian pembelajaran Quantum Teaching
Mengetahui apa saja prinsip-prinsip pembelajaran Quantum Teaching
Mengetahui unsur-unsur pembelajaran Quantum Teaching
Mengetahui komponen-komponen pembelajaran Quantum Teaching
Mengetahui penerapan pembelajarn Quantum Teaching di kelas matematika

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Quantum Teaching
Pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning dari Lozanov, Multiple Intelegences dari Garder, Neuro-Linguistic Programming dari Grinder dan Bandler, Experiental Learning dari Hahn, Socratic Inquiry, Cooperative Learning dari Johnson dan Johnson, dan Element of Effective Instruction dari Hanter (Porter, 2003: 4). Pembelajaran kuantum adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Kata quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, dengan demikian quantum teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencangkup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain (Porter, 2000: 4).
Menurut Hobri, quantum learning adalah model belajar yang dapat dilakukan oleh setiap individu dalam mencapai keefektifan belajar yang dapat dilakukan dimana saja, sedangkan quantum teaching adalah model pembelajaran yang mengacu dan berdasar pada quantum learning yang diterapkan di ruang kelas. Tetapi jika ditelusuri lebih jauh, apabila guru menerapkan metode quantum teaching di kelas dengan konsisten maka seluruh anggota kelas tersebut akan dapat membiasakan diri belajar dengan metode quantum learning, karena di dalam quantum teaching secara otomatis guru mengajarkan metode belajar quantum learning yang harus diterapkan siswanya saat belajar.
2.2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Quantum Teaching
Quantum teaching memiliki 5 prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain.
segalanya berbicara artinya segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, semuanya dapat mengirimkan pesan tentang belajar baik itu pesan positif maupun negative. Sehingga menyadari akan hal itu maka pengajar dalam quantum teaching harus benar-benar dapat mengatur pembelajaranya sedemikian rupa agar dapat memberikan pesan positif untuk belajar pada pemikiran siswa.
Segalanya bertujuan artinya semua metode quantum teaching yang diterapkan di kelas memiliki tujuan.
Pengalaman sebelum pemberian nama artinya proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
Akui setiap usaha artinya siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka dalam proses pembelajaran. Mengakui disini dapat dengan memberikan pujian pada siswa bukan hanya siswa yang menjawab dengan benar tetapi juga siswa yang menjawab salah, karena dengan menjawab pertanyaan guru menunjukkan bahwa mereka memperhatikan dan peduli pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Hal ini karena perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi positif dengan belajar. Perayan disini tidak harus berupa pesta yang meriah, tetapi dapat berupa pemberian sesuatu hadiah kecil (misalnya: alat tulis yang tidak terlalu mahal, atau snack kecil seperti "silver queen") pada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar atau yang hasil testnya tertinggi. Hal ini bertujuan untuk memberikan semangat belajar bagi siswa serta untuk mempererat jalinan antara pengajar dengan siswa sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran berikutnya. Mengadakan perayaan bagi siswa akan mendorong siswa memperkuat rasa tanggung jawab dan mengamati proses belajar sendiri. Perayaan tersebut akan mengajarkan siswa mengenai motivasi belajar, kesuksesan, langkah menuju kemenangan. Pujian yang didapatkan akan mendorong siswa agar tetap dalam keadaan bersemangat dalam proses belajar mengajar. Biasanya pada saat siswa mencapai sesuatu, siswa hanya melanjutkan kegiatan selanjutnya, tanpa menciptakan daya pendorong untuk mengulangi keberhasilan itu. Sebagai guru, kiranya menanamkan bibit kesuksesan, dan selalu menghubungkan belajar dengan perayaan. Perayaan tersebut dapat dilakukan dengan tepuk tangan, pujian dan memberi penilaian (Hobri, 2009: 115-116).
2.3 Unsur-Unsur Pembelajaran Quantum Teaching
Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Dalam sebuah simfoni terdapat unsur-unsur musik yang berbeda yang apabila disatukan akan menjadi sebuah pengalaman musik yang harmonis. Quantum Teaching juga memiliki unsur-unsur yang terbagi dalam konteks dan isi.
Konteks
Didalam unsur konteks, ada beberapa hal esensial, yaitu :1.      Mengorkestrasi Suasana yang menggairahkan
Untuk mencapai sebuah suasana yang menggairahkan seorang guru perlu memperhatikan bahasa yang dipilihnya dalam proses pembelajaran di ruang kelas, cara menjalin rasa simpati dengan siswa,  pandangannya terhadap belajar dan pembelajaran. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar. Seorang guru matematika harus mampu menciptakan suasana kelas yang menggairahkan. Tak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan siswa sangat menghindari matematika. Mengapa demikian? karena memang kebanyakan guru matematika mengajar dengan tegang dan tak jarang ada yang menakutkan siswa. Apalagi ketika mengajarkan tentang integral. Siswa diperlakukan seperti kutu mati yang tak dapat mengekspresikan dirinya. Untuk itu penting sekali guru matematika menjalin rasa simpati dengan siswa. Dengan demikian suasana belajar akan menggairahkan. Sejauh mana kita memasuki dunia siswa, sajauh itu pula pengaruh yang kita miliki didalam kehidupan mereka.2.      Mengorkestrasi Landasan yang Kukuh
Landasan yang kukuh berbicara tentang kerangka kerja yang solid. Kerangka kerja itu meliputi : tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar. Misalnya dalam matematika ada satu materi tentang Pertidaksamaan Linear. Dalam materi tersebut guru harus membuat kesepakatan terlebih dahulu tentang aturan arsiran. Jika tandanya kurang dari (<)  maka arsirannya keatas dan jika lebih dari (>)  maka arsirannya kebawah. Hal-hal semacam ini perlu untuk disepakati bersama dalam ruang kelas agar tidak terjadi kesalahpahaman konsep dalam diri siswa.3.      Mengorkestrasi Lingkungan yang Mendukung.Lingkungan yang mendukung mencakup cara seorang guru menata ruang kelas : pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung proses belajar. Sesekali dalam pembelajaran matematika seorang guru dapat menghandirkan musik-musik slow yang bisa mendorong siswa untuk berpikir. Jika pembelajaran matematika pada saat itu dalam bentuk permainan, dapat dihadirkan musik yang sedikit cepat. Musik yang dipilih juga harus sesuai dengan materi yang dipelajari pada saat itu.4.      Mengorkestrasi Perancangan Pengajaran yang Dinamis
Perancangan pembelajaran memudahkan guru untuk dapat menyeberang ke dunia siswa dan membawa siswa ke dunia guru, kedalam proses pembelajaran. Rancangan pembelajaran yang dinamis membuat proses belajar tidak monoton tetapi ada sesuatu yang berbeda dari waktu ke waktu. Tentunya hal ini membutuhkan kekreatifan dari guru itu sendiri. Untuk masuk dalam dunia siswa guru tentunya harus mengenal modalitas yang dimiliki oleh seorang siswa. Modalitas tersebut mencakup Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Kerangka perancangan quantum teaching adalah TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Selain itu pembelajaran juga dapat dilakukan dengan SLIM-N-BIL, yaitu Spasias Visual, Linguistik Verbal, Interpersonal, Musikal-Ritmik, Naturalis, Badan-Kinestetik, Intrapersonal, Logis-Matematis. Penggunaan Metafora, perumpamaan dan Sugesti juga dapat dimasukan dalam sebuah rancangan pembelajaran.
Isi
Dalam unsur isi ada 4 hal pokok, yaitu :1.     Mengorkestrasi Presentasi/Penyajian yang prima
Seorang guru harus mampu mengorkestrasi pembelajaran sesuai dengan modalitas ( Visual, Auditorial, Kinestetik ) dan gaya pelajarnya. Dalam mengajar guru harus mengajarkan keterampilan hidup ditengah-tengah keterampilan akademis, mencetak atribut mental/fisik/spiritual para siswanya. Guru harus mendahulukan interaksi dalam lingkungan belajar, memperhatikan kualitas interaksi antar pelajar, antar pelajar dan guru, antar pelajar dan kurikulum. Komunikasi nonverbal pun harus diperhatikan, baik itu kontak mata, ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh, maupun sosok(postur). Guru matematika sering dikenal sebagai guru yang killer. Mengapa? karena guru matematika sering mengahdirkan suasana pembelajaran yang tegang. Hal ini dapat menghanbat siswa dalam mempelajari matematika. Untuk itu seorang guru matematika harus mampu menyeimbangkan setiap komunikasi verbal maunpun non verbal agar siswa dapat menghidupi pelajaran itu.2.      Mengorkestrasi Fasilitasi yang Luwes dan Elegan
Fasilitas dalam Quantum Teaching dipahami sebagai seni dan ilmu untuk memaksimalkan saat belajar dengan bekerja bersama siswa. Dengan kata lain, melompat masuk kedalam kepala dan hati mereka untuk membuka dan menjelajahi cara mereka menyajikan dan memahami apa yang mereka pelajari. Fasilitas adalah bagian yang membawa guru melampaui penyebaran informasi menuju penciptaan ilmu pengetahuan dan pembentukan kehidupan. Didalam Fasilitas itu terdapat sebuah strategi yang luwes untuk memudahkan siswa dalam belajar. Didalam fasilitas itu juga ada interaksi yang hidup dalam lingkungan pembelajaran sehingga tetap menjaga minat pembelajar. Bagaimana menjaga minat pembelajar ? ada 3 prinsip yang dapat diperhatikan, yaitu KEG ( Know it: Ketahui hasilnya, Explain it: Jelaskan hasilnya, Get it : Dapatkan hasilnya). KEG dapat diberlakukan pada pembelajaran matematika dalam bentuk permainan. Ketika seorang guru matematika meminta siswanya untuk mengerjakan sebuah soal, guru tersebut sudah harus mengerjakannya terlebih dahulu. Jelaskan kepada siswa beberapa petunjuk/aturan yang tidak boleh dilanggar untuk mendapatkan hasil tersebut. Jika siswa yang telah menemukan beritahukan kepada mereka tentang hasilnya dan jangan lupa memberikan umpan balik.3.      Mengorkesrtasi Ketrampilan Belajar
Dalam sebuah simfoni, ketrampilan musik yang yang banyak akan semakin menambah pengalaman music yang menakjubkan pula. Begitu juga dengan belajar. Semakin banyak ketrampilan belajar, semakin banyak pengalaman belajar yang bisa didapatkan. Ketrampilan yang dapat merangsang belajar, yaitu konsentrasi terfokus, cara mencatat, organisasi dan persiapan tes, membaca cepat, dan teknik mengingat. Ketrampilan belajar ini dapat disimulasikan kedalam beberapa aktivitas, yaitu SLANT , Mind Mapping (Peta pikiran), Circuit Learning (belajar memutar). SLANT merupakan sebuah pandangan baru dalam belajar yang merupakan singkatan dari Sit up their chair (duduk tegak di kursi mereka), Lean forward (condong kedepan), Ask questions (bertanya), Nod their Heads (Menganggukan kepala), dan Talk to their teacher (Berbicara dengan guru). Peta pikiran merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan siswa mengingat banyak informasi. Matematika dapat dihadirkan dalam bentuk Peta Pikiran, misalnya materi Aljabar, Statistika ataupun materi-materi matematika lainnya. Semua itu dapat diatur sesuai kekreatifan seorang guru.4.      Mengorkestrasi Ketrampilan Hidup
Seorang guru yang terampil membagikan ketrampilan hidupnya dengan siswa akan membuat dia dan pelajaran yang dibawakannya dinanti-nantikan siswa. Satu keteladanan yang diberikan oleh seorang guru lebih berharga daripada seribu perkataan yang dikeluarkannya. Sebagai seorang guru, Pemberian terbaik yang dapat diberikan  kepada siswa adalah keyakinan bahwa kita berpihak pada mereka, bahwa kita ingin mereka sukses dan motivasi bahwa mereka pasti sukses dalam belajar. Mempersiapkan siswa, segala usia untuk menjadi pelajar seumur hidup adalah tujuan terpuji. Demi keberhasilan suatu proses belajar semua ketrampilan hidup patut diusahakan.
2.4 Komponen-Komponen Pembelajaran Quantum Teaching
Komponen-komponen Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching)
a. Sintaks
Kerangka rancangan pembelajaran kuantum dik enal dengan istilah TANDUR, yang di dalamnya memiliki 6 tahap atau fase yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (Porter, 2003:88). Tumbuhkan berarti menumbuhkan minat belajar siswa dengan cara memberitahukan manfaat materi yang akan dipelajari. Alami berarti guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman -pengalaman umum
yang dapat dimengerti oleh mereka. Namai berarti guru menyediakan katakata kunci, konsep, rumus yang merupakan materi utama y ang menjadi pesan pembelajaran. Demonstrasikan berarti guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk dapat menunjukkan kemampuannya. Ulangi berarti guru menunjukkan kepada siswa cara -cara mengulang materi dan menegaskan bahwa mereka benar-benar tahu akan apa yang dipelajar i. Rayakan berarti guru memberikan pengakuan atas upaya yang telah dilakukan siswa dalam menampilkan penyelesaian, partisipasi, pemerolehan keterampilan, dan ilmu pengetahuannya.
b. Prinsip Reaksi
Dalam pembelajaran kuantum ada lima prinsi dasar yang mempengaruhi terciptanya lingkungan belajar yang kondusif (Porter, 2003:56). Adapun kelima prinsip dasar tersebut adalah: (1) Prinsip segalanya berbicara berarti seluruh lingkungan kelas membawa pesan ke pebelajar. (2) Prinsip segalanya bertujuan berarti semua pembelajaran haruslah mempunyai tujuan -tujuan yang jelas. (3) Prinsip pengalaman sebelum pemberian nama berarti sebelum mendefinisikan, membedakan, siswa terlebih dahulu telah memiliki atau telah diberikan pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemb erian nama tersebut. (4) Prinsip akui setiap usaha berarti apapun usaha yang telah dilakukan siswa haruslah mendapat pengakuan dari guru maupun siswa lainnya. (5) Prinsip jika layak dipelajari maka layak dirayakan berarti setiap usaha belajar yang dilakukan layak untuk dirayakan untuk memberi umpan balik dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
c. Sistem Sosial
Pembelajaran kuantum dibangun berdasarkan asas "Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka" (Porter, 2003: 6), memberikan pengertian bahwa hubungan antara guru dengan siswa harus saling mendukung. Guru memasuki dunia siswa sebagai upaya memperoleh ijin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan siswa untuk memahami ilmu pengetahuan. Upaya ini dilakukan antara lain dengan mengaitkan secara langsung konsep-konsep yang akan dikaji dengan peristiwa sehari -hari atau dari pengalaman sehari-hari mereka. Dengan pengertian yang lebih luas dan mendalam berdasarkan interaksi tersebut, siswa akan dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya dalam situasi baru.
2.5 Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching di kelas matematika
No. Rancangan Pembelajaran Dalam Quantum Learning Aplikasinya Dalam Matematika
1. TANDUR Misalnya pada materi pengukuran, berikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan apa saja pengalaman mereka tentang pengukuran tanpa memberitahu terlebih dahulu tentang pengukuran. Carilah sebuah kata kunci yang berhubungan dengan pengukuran kemudian mintalah siswa sendiri yang menamainya. Setelah semua itu dipahami, demonstasikan/paparkan konsep-konsep pengukuran berdasarkan pengalaman mereka. Terus ulangi hingga siswa benar-benar mengerti. Jika siswa telah benar-benar memahami rayakanlah hal itu.
2. SLIM-N-BIL S : Permainan menebak gambar ( Mis, Puzzle Segitiga)
L : Permainan mencari kata ( dapat digunakan dalam Statistika, Misalnya untuk membedakan populasi dan Sampel)
I : Diskusi Kelompok
M : Matematika dapat dihadirkan dalam bentuk lagu
N : Kegiatan dialam (Misalnya dapat melihat lingkaran tahun pada pohon sebagai pengantar untuk belajar tentang lingkaran.
B : Tarian atau kegiatan atletik ( konsep kubus dapat disajikan dalam tarian "Lompat Kotak" )
I : Refleksi ( Misalnya persegi memiliki sisi yang sama panjang. Refleksikan dalam diri siswa apakah seluruh sisi kehidupan mereka sudah seimbang, entah itu kehidupan dengan sesama maupun dengan Sang Pencipta)
L : Matematika dapat di hadirkan dalam bentuk teka-teki sehingga menolong siswa untuk berpikir kritis dan logis
3. Metafora, Perumpamaan dan Sugesti Matematika dapat disajikan dalam bentuk cerita lucu, cerita dramatis yang diperankan oleh siswa sendiri. Soal matematika juga dapat disulap dalam bentuk sebuah perumpamaan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Quantum teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Prinsip-prinsip pembelajaran Quantum Teaching ada 5 yaitu:
Segalanya berbicara
Segalanya bertujuan
Pengalaman sebelum pemberian nama
Akui setiap usaha
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Unsur-unsur pembelajaran Quantum Teaching yaiut:
Konteks
isi
Komponen-komponen pembelajaran Quantum Teaching yaitu:
Sintaks
Prinsip reaksi
Sistem sosial
Penerapan pembelajaran Quantum Teaching di kelas matematika dengan menggunakan metode:
TANDUR yang dapat diterapkan pada materi pengukuran, dengan menyuruh siswa berfikir semua hal yang berkaitan dengan pengukuran.
SLIM-N-BIL yang dapat diterapkan pad pembelajaran matematik dengan bermacam-macam kegiatan. Misalnya, matematika dihadirkan dalam bentuk lagu dan bermain teka-teki yang dapat membantu siswa berpikir dengan logis.
Metafora perumpamaan dan sugesti, misalnya: Matematika dapat disajikan dalam bentuk cerita lucu atau soal-soal matematika disajikan dalam bentuk perumpamaan.
Saran
Sebaiknya model pembelajaran Quantum Teaching ini dapat membantu guru dalam mengajar dan memberikan variasi-variasi gaya pembelajaran guna menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA
Porter,Bobbi dan Mike Hernachi.terjemahan Alwiyah Abdurrahman.2000.Quantum
Teaching:Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas.Bandung:Kaifa
Hobri. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jember : Center for Society Studies.
Anonin.2014. HYPERLINK "http://media.kompasiana.com/buku/2014/04/13/quantum-teaching-strategi-pembelajaran-646640.html" http://media.kompasiana.com/buku/2014/04/13/quantum-teaching-strategi-pembelajaran-646640.html.(akses: 8 September 2014,15.00 WIB)
Anonim.2011. http://keziamoanley.blogspot.com/2012/09/quanrum-learning.html(akses: 8 September 2014,15.00 WIB)


Download makalah model pembelajaran quantum teaching.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca makalah model pembelajaran quantum teaching. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: