Oktober 23, 2016

Makalah Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka 1000 HPK Ismail Rizki

Judul: Makalah Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka 1000 HPK Ismail Rizki
Penulis: Ismail Rizky


GERAKAN SADAR GIZI DALAM RANGKA SERIBU HARI PERTAMAKEHIDUPAN (1000 HPK)
DI
S
U
S
U
N
OLEH :NAMA:ISMAIL RIZKI
NPM: 1007110062
230505069850
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
TAHUN
2013/2014
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis telah dianugerahkan kekuatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini. Selawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat sekalian yang telah membawa perubahan dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan hidayah.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat dijadikan referensi bagi para pembaca.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk ini penulis mohon saran-saran dan perbaikan dari semua pihak.Banda Aceh , 1 Januari 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Gerakan 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK)
B. Pentingnya Gerakan Nasional Sadar Gizi
C. Pentingnnya 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK)
D. Faktor Penyebab Masalah Gizi Pada 1000 HPK Masalah Gizi
E. Kemiskinan Dan Masalah Gizi
F. Perlunya Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK
G. Kondisi Umum dan Masalah Gizi
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sasaran pembangunan pangan dan baca selengkapnya gizi dalam RPJMN 2010-2014 dan RAN-PG 2011-2015 adalah menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk stunting. Beberapa programdan kegiatan pembangunan nasional telah dilakukan untuk mendukung sasaran tersebut. Seiringdengan hal tersebut, gerakan perbaikan gizi dengan fokus terhadap kelompok 1000 hari pertamakehidupan pada tataran global disebut Scalling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebutdengan Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi Pada 1000 HariPertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan disingkat Gerakan 1000 HPK).
SUN (Scaling Up Nutrition) Movement merupakan upaya global dari berbagai negaradalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnyapenanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Gerakan inimerupakan respon negara-negara di dunia terhadap kondisi status gizi di sebagian besar negaraberkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata dalam mencapai Tujuan PembangunanMilenium/MDGs (Goal 1).Gerakan 1000 HPK bukanlah inisiatif, institusi maupun pembiayaan baru melainkanmeningkatkan efektivitas dari inisiatif yang telah ada yaitu meningkatkan koordinasi termasukdukungan teknis, advokasi tingkat tinggi, dan kemitraan inovatif, dan partisipasi untukmeningkatkan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, dan pembangunan. Hal ini perlu didukungdengan kepemimpinan nasional dan daerah yang cukup kuat, meningkatkan partisipasi seluruhpemangku kepentingan, bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dunia usaha, organisasi profesidan lembaga kemasyarakatan.Tiga elemen dari Gerakan 1000 HPK adalah: (i) Aksi pada tingkat Nasional.
Untuk itudiperlukan kepemimpinan yang kuat, berdasarkan atas data epidemiologi gizi, dan kapasitas untukmenangani masalah gizi. (ii) Didasarkan atas bukti yang nyata dan intervensi yang cost-effective.(iii) Pendekatan bersifat multisektor dengan prinsip kemitraan dalam hal jaminan ketahananpangan, proteksi sosial, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, kesetaraan gender, dan tatakelola Pemerintahan yang baik. Tiga strategi dalam Gerakan 1000 HPK adalah: (i) mobilisasi berbagai organisasi untukmelakukan upaya bersama secara efektif, (ii) mendorong keterpaduan antar institusi, dan (iii)mengidentifikasi dan mendorong kepemimpinan di bidang gizi.Dengan adanya Gerakan Nasional Sadar Gizi Dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizipada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan) diharapkan semuapemangku kepentingan mempunyai persepsi, komitmen dan langkah nyata yang terkoordinasidalam penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk gerakan 1000 HPK ini di berbagaitingkat administrasi baik di pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Keberhasilan dari gerakan 1000 HPK ini selain ditentukan oleh perencanaan yang sistematis dan terpadu, juga ditentukan oleh kepemimpinan di berbagai tingkat administrasi.PERMASALAHAN
Gerakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
Memahami Pentingnya Gerakan Nasional Sadar Gizi
Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
Faktor Penyebab Masalah Gizi pada 1000 HPK Masalah Gizi
Kemiskinan dan Masalah Gizi
Perlunya Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK
Kondisi Umum dan Masalah Gizi
TUJUAN
Memahami Gerakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
Memahami Pentingnya Gerakan Nasional Sadar Gizi
Mengetahui Pentingnya 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
Mengetahui Faktor Penyebab Masalah Gizi pada 1000 HPK Masalah Gizi
Mengetahui Kemiskinan dan Masalah Gizi
Mengetahui Perlunya Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK
Mengerti Kondisi Umum dan Masalah Gizi
BAB II
PEMBAHASAN
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
Gerakan nasional Sadar Gizi adalah upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. Periode 1000 hari pertama sering disebut window of opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden period) didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. 
Visi
Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hak dan berkembangnyapotensi ibu dan anak
Misi:
Menjamin kerjasama antarberbagai pemangku kepentingan untuk memenuhikebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan anak
Menjamin dilakukannya pendidikan gizi secara tepat dan benar untuk meningkatkankualitas asuhan gizi ibu dan anak
Goals
Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen
Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5persen.
Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen
Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih
Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen
Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan palingkurang 50 persen
Pentingnya Gerakan Nasional Sadar Gizi.
Program dan kegiatan yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi di masyarakat. Masalah gizi yang dimaksud meliputi masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Masalah kekurangan gizi yang mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini adalah masalah kurang gizi kronis dalam bentuk anak pendek atau "stunting" (untuk selanjutnya digunankan istilah "anak pendek"), kurang gizi akut dalam bentuk anak kurus ("wasting").Kemiskinan dan rendahnya pendidikan dipandang sebagai akar penyebab kekurangan gizi. Masalah kegemukan terkait dengan berbagai penyakit tidak menular (PTM), seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, stroke dan kanker paru-paru. Masalah kegemukan dan PTM selama ini dianggap masalah negara maju dan kaya, bukan masalah negara berkembang dan miskin. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa kedua masalah gizi tersebut saat ini juga terjadi di negara berkembang. Dengan demikian negara berkembang dan miskin saat ini mempunyai beban ganda akibat kedua masalah gizi tersebut.Oleh karena kedua masalah gizi tersebut terkait erat dengan masalah gizi dan kesehatanibu hamil dan menyusui, bayi yang baru lahir dan anak usia di bawah dua tahun (baduta),maka bahasan dokumen ini difokuskan pada masalah kesehatan dan gizi ibu dan anaktersebut. Apabila dihitung dari sejak hari pertama kehamilan, kelahiran bayi sampai anakusia 2 tahun, maka periode ini merupakan periode 1000 hari pertama kehidupan manusia.Periode ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitaskehidupan. oleh karena itu periode ini ada yang menyebutnya sebagai "periode emas","periode kritis", dan Bank Dunia (2006) menyebutnya sebagai "window of opportunity" (akandijelaskan kemudian). Dalam dokumen ini untuk selajutnya kelompok "1000 hari pertamakehidupan" disingkat 1000 HPK.Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1000 HPK , namun status gizi remaja putri atau pranikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatankehamilan dan kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu. Oleh karena itu masalah giziremaja putri ini disinggung di beberapa bagian. Di dunia internasional masalah ini juga telahteridentifikasi, dan ada upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja program gizi .Dalam naskah ini untuk seterusnya akan digunakan singkatan 1000 HPK. Sejak tahun 2010upaya ini telah berkembang menjadi suatu gerakan gizi nasional dan internasional yang luasdan dikenal sebagai gerakan Scaling Up Nutrition (SUN). Gerakan ini di Indonesia disebutsebagai Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi pada 1000Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan).Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan ini merupakan bagian dari kebijakanpembangunan di bidang pangan dan gizi nasional dan daerah. Oleh karena itu dalamimplementsinya dokumen ini tidak terpisahkan dari dokumen yang ada sebelumnya, sepertiKebijakan Umum Ketahanan Pangan (KUKP) dan Rencana Aksi Nasional maupun RencanaAksi Daerah Pangan dan Gizi (RAN/RAD-PG), sehingga lebih bersifat saling melengkapi. 8Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan
Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber daya manusia,semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada masa prahamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periodeseribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayiyang dilahirkannya, merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadapbayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidakhanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya,yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yangtidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.
Banyak yang berpendapat bahwa ukuran fisik, termasuk tubuh pendek, gemuk dan beberapa penyakit tertentu khususnya PTM disebabkan terutama oleh faktor genetik. Dengandemikian ada anggapan tidak banyak yang dapat dilakukan untuk memperbaiki ataumengubahnya. Namun berbagai bukti ilmiah dari banyak penelitian dari lembaga riset gizidan kesehatan terbaik di dunia telah mengubah paradigma tersebut. Ternyata tubuhpendek, gemuk, PTM dan beberapa indikator kualitas hidup lainnya, faktor penyebabterpenting adalah lingkungan hidup sejak konsepsi sampai anak usia 2 tahun yang dapatdirubah dan diperbaiki. (WHO, 1997) (Barker, 1995).Didalam kandungan, janin akan tumbuh dan berkembang melalui pertambahan berat danpanjang badan, perkembangan otak serta organ-organ lainnya seperti jantung, hati, danginjal. Janin mempunyai plastisitas yang tinggi, artinya janin akan dengan mudahmenyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungannya baik yang menguntungkan maupunyang merugikan pada saat itu. Sekali perubahan tersebut terjadi, maka tidak dapat kembalike keadaan semula. Perubahan tersebut merupakan interaksi antara gen yang sudah dibawasejak awal kehidupan, dengan lingkungan barunya. Pada saat dilahirkan, sebagian besarperubahan tersebut menetap atau selesai, kecuali beberapa fungsi, yaitu perkembangan otakdan imunitas, yang berlanjut sampai beberapa tahun pertama kehidupan bayi.
Kekurangan gizi yang terjadi dalam kandungan dan awal kehidupan menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian. Secara paralel penyesuaian tersebut meliputi perlambatan pertumbuhan dengan pengurangan jumlah dan pengembangan sel-sel tubuh termasuk sel otak dan organ tubuh lainnya. Hasil reaksi penyesuaian akibat kekurangan gizi di ekspresikan pada usia dewasa dalam bentuk tubuh yang pendek, rendahnya kemampuan kognitif atau kecerdasansebagai akibat tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan otak. Reaksi penyesuaianakibat kekurangan gizi juga meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit tidak menular(PTM) seperti hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes dengan berbagai risikoikutannya pada usia dewasa.
Berbagai dampak dari kekurangan gizi yang diuraikan diatas, berdampak dalam bentukkurang optimalnya kualitas manusia, baik diukur dari kemampuan mencapai tingkatpendidikan yang tinggi, rendahnya daya saing, rentannya terhadap PTM, yang semuanyabermuara pada menurunnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan keluarga danmasyarakat. Dengan kata lain kekurangan gizi dapat memiskinkan masyarakat. Suatu yangmenggembirakan bahwa berbagai masalah tersebut diatas bukan disebabkan terutama olehfaktor genetik yang tidak dapat diperbaiki seperti diduga oleh sebagian masyarakat ,melainkan oleh karena faktor lingkungan hidup yang dapat diperbaiki dengan fokus padamasa 1000 HPK. Investasi gizi untuk kelompok ini harus dipandang sebagai bagian investasiuntuk menanggulangi kemiskinan melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Seperti 9Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan telah diuraikan dimuka, perbaikan gizi pada kelompok 1000 HPK akan menunjang proses tumbuh kembang janin , bayi dan anak sampai usia 2 tahun, sehingga siap dengan baik memasuki dunia pendidikan.
Selanjutnya perbaikan gizi tidak saja meningkatkan pendapatan keluarga tetapi juga pendapatan nasional. Di Banglades dan Pakistan misalnya, masalah kekurangan gizi termasuk anak pendek, menurunkan pendapatan nasional (GNP) sebesar 2 persen – 4 persen tiap tahunnya. (IFPRI, 2000, The Life Cycle of Malnutrition : Eradicating Malnutrition and Income Growth, IFPRI, Washington) Masalah kekurangan gizi 1000 HPK diawali dengan perlambatan atau retardasi pertumbuhan janin yang dikenal sebagai IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). Di negara berkembang kurang gizi pada pra-hamil dan ibu hamil berdampak pada lahirnya anak yang IUGR dan BBLR Kondisi IUGR hampir separonya terkait dengan status gizi ibu, yaituberat badan (BB) ibu pra-hamil yang tidak sesuai dengan tinggi badan ibu atau bertubuhpendek , dan pertambahan berat badan selama kehamilannya (PBBH) kurang dari seharusnya. Ibu yang pendek waktu usia 2 tahun cenderung bertubuh pendek pada saat meninjak dewasa. Apabila hamil ibu pendek akan cenderung melahirkan bayi yang BBLR (Victoria CG dkk, 2008). Apabila tidak ada perbaikan terjadinya IUGR dan BBLR akan terus berlangsung di generasi selanjutnya, sehingga terjadi masalah anak pendek intergenerasi. (lihat gambar).
Siklus tersebut akan terus terjadi apabila tidak ada perbaikan gizi dan pelayanan kesehatan yang memadai pada masa-masa tersebut. Kelompok ini tidak lain adalah kelompok 1000 HPK yang menjadi fokus perhatian dokumen ini. Mengapa penting kelompok 1000 HPKdiperhatikan. Jawabnya adalah karena akan mengurangi jumlah anak pendek di generasiyang akan datang dan seterusnya. Dengan itu, akan ditingkatkan kualitas manusia dari aspekkesehatan, pendidikan dan produktivitasnya yang akhirnya bermuara pada peningkatankesejahteraan masyarakat. ((Barker, 2007b; Victora CG, 2008), (IFPRI, 2000, The Life Cycle ofMalnutrition : Eradicating Malnutrition and Income Growth, IFPRI, Washington)). Para ahliekonomi dunia perbaikan gizi pada 1000 HPK adalah suatu investasi pembangunan yang"cost effective". (Copenhagen Declaration, 2012).Faktor Penyebab Masalah Gizi pada 1000 HPK Masalah Gizi
Merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Terdapat dua faktor langsung yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi, keduanya saling mempengaruhi. Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidakmemenuhi prinsip gizi seimbang. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksiyang terkait dengan tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatanlingkungan.
Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuaikebutuhan, bersih, dan aman, misalnya bayi tidak memperoleh ASI Eksklusif.Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyak terkait mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkunganhidup dan perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan airbersih, sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun,buang air besar di jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah dan sebagainya.
Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga, khususnya pangan untuk bayi 0—6 bulan (ASI Eksklusif) dan 6—23 bulan (MP-ASI), dan pangan yang bergizi seimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu terkait pada kualitas pola asuh anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, akses pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan, dipengaruhioleh tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses informasi terutama tentang gizi dankesehatan.Faktor langsung dan tidak langsung diatas, oleh komite SUN Inggris diartikan sebagai factor yang masing-masing memerlukan intervensi yang spesifik dan intervensi Sensitif..
Intervensi spesifik
Adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen tablet besi-folat ibu hamil, promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagainya. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek. Hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek.Intervensi Sensitif
Adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK. Namun apabiladirencanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik, dampaknya sensitifterhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK. Dampakkombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif bersifat langgeng (―sustainable‖) dan jangkapanjang. Beberapa kegiatan tersebut adalah penyediaan air bersih, sarana sanitasi, berbagaipenanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, fortifikasi pangan, pendidikan danKIE Gizi, pendidikan dan KIE Kesehatan, kesetaraan gender, dan lain-lain.
Dokumen SUN (―Scaling Up Nutrition‖) Inggris menyebutkan bahwa intervensi spesifik yang umumnya dilaksanakan oleh sektor kesehatan hanya 30 persen efektif mengatasi masalah gizi 1000 HPK. Mengingat kompleknya masalah gizi khususnya masalah beban ganda, yaitu kombinasi masalah anak kurus, pendek, gemuk dan PTM, yang terjadi pada waktu yangrelatip bersamaan di masyarakat yang miskin, penuntasannya yang 70 persen memerlukanketerlibatan banyak sektor pembangunan lain diluar kesehatan seperti dijelaskan diatasKegiatan intervensi lintas sektor yang terkait dengan faktor penyebab tidak langsung,ternyata sensitif pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak 1000 HPK.(The UK's Position Paper on Undernutrition. SUN highlevel meeting UN, September 2010)
Kemiskinan dan Masalah Gizi
Dikalangan ahli ekonomi ada anggapan bahwa masalah kemiskinan adalah akar dari masalah kekurangan gizi. Kemiskinan menyebabkan akses terhadap pangan di rumah tangga sulit dicapai sehingga orang akan kekurang berbagai zat gizi yang dibutuhkan badan. Namuntidak banyak diketahui bahwa sebaliknya juga dapat terjadi. Kekurangan gizi dapatmemiskinkan orang. Anak atau orang yang kekurangan gizi, mudah terserang penyakit,
Hal ini beresiko berkurangnya pendapatan. Sering sakit berarti pengeluaran untuk berobat makin tinggi. Mereka dapat jatuh miskin karena pengeluaran rumah sakit dan dokter yang terus menerus. Anak yang kurang gizi dibuktikan tertinggal kelas 2—3 tahun dari sebayanya yang sehat. Karena pendidikannya relatif rendah, dan sering sakit, maka produktivitas mereka jugarendah. Peluang untuk mendapatkan lapangan kerja yang baik menjadi kecil. Dengandemikian akibat dari kekurangan gizi apabila tidak diupayakan perbaikan, khususnya padamasa 1000 HPK, dapat membuat keluarga menjadi miskin atau tambah miskin.Pada akhirnya, akar masalah gizi berikutnya adalah faktor yang dapat berpengaruh padasemua faktor langsung dan tidak langsung diatas. Sering disebut sebagai underlying factoryaitu situasi politik, ekonomi dan sumber daya yang ada, yang meliputi sumber dayalingkungan, perubahan iklim, bencana dan sebagainya.Perlunya Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK
Seperti diuraikan pada bab sebelumnya, periode 1000 HPK begitu penting sehingga adayang menyebutnya sebagai periode emas, periode sensitif, dan Bank Dunia menyebutnyasebagai "Window of Opportunity". Maknanya, kesempatan ("opportunity") dan "sasaran"untuk meningkatkan mutu SDM generasi masa datang, ternyata serba sempit ("window")yaitu ibu prahamil (remaja perempuan) dan hamil sampai anak 0-2 tahun, serta waktunyapendek yaitu hanya 1000 hari sejak hari pertama kehamilan. Segala upaya perbaikan gizidiluar periode tersebut telah dibuktikan tidak dapat mengatasi masalah gizi masyarakatdengan tuntas (Bank Dunia, 2006, "Repositioning Nutrition as Center for Development").Seperti disebut juga dimuka, dokumen SUN bahkan menyebutkan efektivitas program gizi yang berlaku sekarang dibanyak negara berkembang hanya 30 persen. Tidak tuntasnyamasalah tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.Pertama, kebijakan program gizi selama ini masih bersifat umun belum mengacu padakelompok 1000 HPK sebagai sasaran utama. Khususnya untuk anak masih meliput semuaanak dibawah 5 tahun (balita) tanpa ada kebijakan untuk memberi prioritas pada anak 0-2tahun. Remaja perempuan pranikah belum disentuh program gizi. Kedua, kegiatan intervensigizi masih sektoral, khususnya kesehatan.
Belum terlihat upaya mengaitkan kegiatan program pembangunan seperti penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, penyediaan air bersih dan sanitasi dengan tujuan perbaikan gizi masyarakat. Ketiga, cakupan pelayanan yang masih rendah untuk imunisasi lengkap, suplementasi tablet besi-folat, pada ibu hamil, pemanfaatan KMS dan SKDN, promosi inisiasi ASI eksklusif, cakupan garam beryodium dan sebagainya. Keempat, tindakan hukum terhadap pelanggar WHO Code tentang Breast Feeding belum dilaksanakan karena Peraturan Pemerintah tentang ASI baru diumumkan awal tahun 2012. Kelima, lemahnya penguasaan substansi masalah gizi pada para pejabat tertentu, petugas gizi dan kesehatan baik yang ditingkat pusat, provinsi, kabupaten dan lapangan khususnya tentang perkembangan terakhir dan prospeknya dimasa depan, masalah anak pendek, beban ganda, dan kaitan gizi dengan PTM.
Lebih luas dari itu harus diakui, sebagaimana disinyalir oleh sekretaris jendral PBB, beberapa negara kurang memberikan perhatian bahkan mengabaikan peran gizi dalam investasi SDM. Untuk Indonesia perhatian terhadap terhadap program gizi mulai terlihat sejak tahun 2004dengan diterbitkannya berbagai RPJPN, RAN dan RADPG, namun dalam pelaksanaan masihberat sektoral kesehatan.
Berbagai permasalah pelayanan program gizi tersebut diatas, ternyata juga terjadi dibeberapa negara lain, tentunya dengan intensitas yang berbeda. Karena itu beberapasasaran MDGs tidak dapat dicapai. Kekhawatiran akan tidak tercapainya sasaran MDGsditambah dengan adanya kecenderungan meningkatnya beban ganda akibat kekurangandan kelebihan gizi terutama di negara berkembang, berbagai pihak di PBB menjadi sangatpeduli untuk mencegah dan menanggulanginya. Akhirnya kepedulian tersebut diwujudkanoleh sekretariat PBB dalam bentuk Gerakan 1000 HPK yang bersifat lintas lembaga PBB,bermitra dengan lembaga-lembaga pemerintah, industri, LSM internasional dan sebagainya.Tujuan dan sasaran SUN secara global sama yaitu menyelamatkan generasi yang akandatang dengan melindungi dan mencegah kelompok 1000 HPK dari masalah gizi dankesehatan masyarakat.
.
Kondisi Umum dan Masalah Gizi
Indonesia telah termasuk dalam negara dengan berpendapatan menengah, denganpertumbuhan ekonomi mencapai 6,1 persen dan 6,4 persen tahun 2010 dan 2011. Dalamkondisi krisis ekonomi dunia, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomitinggi diantara negara G-20 bersama-sama Tiongkok dan India. Sementara itu sebagianbesar sasaran MDGs sudah dicapai atau hampir dicapai, yaitu sasaran kemiskinan dankelaparan, kesetaraan gender, pendidikan penurunan prevalensi penyakit menular,khususnya TBC.
Sementara itu penurunan penurunan prevalensi kurang gizi diperkirakan akan mencapaisasaran MDG tahun 2015. Prevalensi anak kurus (―underweight‖) selama kurun waktu 1989 -2007 telah berkurang 50 persen dari 31 persen menjadi 18,4 persen mendekati sasaranMDGs 15,5 persen. Namun demikian secara keseluruhan RISKESDAS 2011 masih mencatatbeberapa masalah gizi yang memerlukan perhatian penanggulangannya dengan kerja keras.Angka BBLR masih 11,5 persen, kurus (underweight) 17,9 persen, kurus-pendek (―wasted‖)13,6 persen, pendek (―stunted‖) 35,6 persen, dan anak gemuk (―overweight‖) 12,2 persen.
Dengan catatan bahwa angka-angka tersebut adalah angka rata-rata nasional dengandisparitas yang lebar antar daerah yang menunjukkan adanya kesenjangan sosial danekonomi. Misalnya untuk BBLR terendah (5,8%) di Bali, tertinggi (27%) di Papua.15Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama KehidupanPrevalensi anak kurus dan gemuk hampir sama masing-masing 13,3 persen dan 14,0 persenbalita, sedang dewasa gemuk sudah mencapai 21,7 persen. Dengan angka-angka itu,Indonesia sudah memasuki era beban ganda. Disatu pihak masih banyak anak kurus danpendek karena kurang gizi, di pihak lain banyak anak gemuk. Pola penyakit juga mulaibergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM).WHO dalam berbagai publikasinya telah mengumumkan bahwa penyebab kematian nomorsatu di dunia termasuk di Asia dan Indonesia adalah PTM. Di Indonesia Peyebab kematiankarena penyakit menular menurun dari 44,2 persen tahun 1995 menjadi 28,1 persen tahun2007. Sedang pada periode yang sama kematian karena PTM meningkat hampir 50 persendari 41,7 persen menjadi 59,5 persen (Atmarita, 2010)
Telah diuraikan dibab-bab terdahulu bahwa ada hubungan antara masalah gizi kurus,pendek atau pendek-kurus, pada masa balita dengan tubuh pendek dan gemuk saat dewasa.Demikian juga hubungannya dengan PTM tidak saja pada usia lanjut tetapi juga pada usiamuda. Data 2007 mencatat 19 persen penderita hipertensi sudah terjadi pada usia 25-34tahun, dan 29,9 persen pada usia 35—44 tahun. Keadaan itu terjadi pada masyarakat miskindan kaya dengan prevalensi yang hampir sama yaitu sekitar 30 persen.Para pakar telah mengkaji mendalam selama 1—2 dekade terahir bagaimana mekanismeterjadinya hubungan tersebut. Telah diketahui bahwa semua masalah anak pendek, gemuk,PTM bermula pada proses tumbuh kembang janin dalam kandungan sampai anak usia 2tahun. Apabila prosesnya lancar tidak ada gangguan, maka anak akan tumbuh kembangnormal sampai dewasa sesuai dengan faktor keturunan atau gen yang sudah diprogramdalam sel. Sebaliknya apabila prosesnya tidak normal karena berbagai gangguan diantaranyakarena kekurangan gizi, maka proses tumbuh kembang terganggu.
Akibatnya terjadi ketidak normalan, dalam bentuk tubuh pendek, meskipun faktor gen dalam sel menunjukkan potensi untuk tumbuh normal.(Barker, 2007). Di Indonesia dan kebanyakan negara berkembang lainnya, gangguan proses tumbuh kembang selain kekurangan gizi juga banyak factor lingkungan lainnya seperti telah dijelaskan dimuka.Penelitian juga menunjukkan bahwa proses tumbuh kembang janin dipengaruhi oleh kondisifisik dan kesehatan ibu waktu remaja dan akan menjadi ibu. Dengan demikian upaya untukmencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang janin sampai menjadi kanak-kanak usia 2tahun difokuskan pada ibu hamil, anak 0—23 bulan dan remaja perempuan pranikah yangdalam dokumen ini dibahas sebagai kelompok 1000 HPK.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Gerakan nasional Sadar Gizi adalah upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. Periode 1000 hari pertama sering disebut window of opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden period) didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain.
Gerakan 1000 HPK untuk Akselerasi Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Negeri digunakan sebagai pedoman dalam melakukan upaya peningkatan status gizi pada anak diawal kehidupannya. Naskah ini akan digunakan secara terpadu oleh sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat.
SARAN
Diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan terutama untuk sasaran yang sudah ditetapkan yaitu ibu hamil, anak usia 0—23 bulan dan remaja perempuan. 44 Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
DAFTAR PUSTAKA
Cesar G Victora, Linda Adair, Caroline Fall, Pedro C Hallal, Reynaldo Martorell, Linda Richter,Harshpal Singh Sachdev, and for the Maternal and Child Undernutrition Study Group. Maternal and child undernutrition: consequences for adult health and human capital.Lancet 2008. published online Jan 26. DOI: 10.1016/S0140-6736(07)61692-4
Barker DJP. Developmental Origins of Chronic Disease. Public Health 126 (2012) 185-9
Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, et alfor the Maternal and Child Undernutrition Study Group.Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and healthconsequences. Lancet 2008. published online Jan 17. DOI: 10.1016/S0140-6736(07)61690-0
Eriksson JG, Forsén TJ, Kajantie E, Osmond C, Barker DJP (2007) Childhood growth andhypertension in later life. Hypertension 49:1415-1421.
M. T. Ruel (2008) Addressing the underlying determinants of undernutrition: Examples ofsuccessful integration of nutrition in poverty-reduction and agriculture strategies, 21-29. InSCN News No.36.UNICEF (United Nations Children's Fund) (1990) Strategy for Improved Nutrition of Childrenand Women in Developing Countries. Policy Review paper E/ICEF/1990/1.6, UNICEF:NewYork. Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan


Download Makalah Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka 1000 HPK Ismail Rizki.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Makalah Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka 1000 HPK Ismail Rizki. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: