Oktober 19, 2016

Makalah agama islam

Judul: Makalah agama islam
Penulis: Karina Sari


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah di limpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul "Konsep Kepemimpinan dalam Islam" ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam.
Penyusunan makalah ini berdasarkan kemempuan dan keadaan yang ada, sehingga menyebabkan keterbatasan dalam penyusunanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kali mendatang. Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................... 2
2.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan...................................... 4
2.2. Pengertian dan term-term pemimpin dalam Islam........................................................4
2.3. Dasar-dasar kepemimpinan dalam Islam
2.3.1. Dasar Al-Qur'an.........................................................................6
2.3.2. Hadist Rosul…………………………………………………………………8
2.4. Karakteristik Pemimpin Ideal dalam Perspektif Islam…………………………………10
BAB III : PENUTUP................................................................................................16
A. Kesimpulan............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perihal mengenai kepemimpinan dalam Islam merupakan suatu wacana yang selalu menarik untuk didiskusikan. Wacana kepemimpinan dalam Islam ini sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca Rasulullah SAW wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul karena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Berbicara masalah pemimpin ideal menurut Islam erat kaitannya dengan figur Rasulullah SAW. Beliau adalah pemimpin agama dan juga pemimpin negara. Rasulullah merupakan suri tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena dalam diri beliau hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur'an:
لَقَدْ كانَ لَكُمْ في‏ رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللهَ كَثيراً
Artinya:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah". (QS Al-Ahzab:21).
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang cara memimpinya beracuan Al-Quran dan Hadist sebagai sumber hukum utama ajaran Islam. Tidak semata-mata membuat aturan sendiri yang menyimpang dari ajaran Islam. Banyak sekali orang yang kurang tahu tentang kriteria pemimpin menurut pandangan Islam dan cara memimpin dalam Islam. Keaadaan ini sangat mengkhawatirkan, melihat banyaknya perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan yang diajarkan dalam Islam. Salah satu penyebab dari kekacauan yang akhir-akhir ini terjadi adalah peran pemimpin yang kurang mampu membawa masyarakat kearah yang lebih baik.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian Pemimpin dan kepepimpinan?
1.2.2. Apa Pengertian dan term-term pemimpin dalam Islam?
1.2.3. Apa dasar-dasar kepemimpinan dalam Islam?
1.2.4. Bagaimana karakteristik pemimpin ideal dalam perspektif Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM
2.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) adalah proses mempengaruhi yang dilakukah oleh seseorang terhadap orang lain untuk dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama yang telah ditetapkan.(Maryanto dkk,2008:73).
Berdasarkan pengertian kepemimpinan di atas, pemimpin dapat didefinisikan sebagai individu yang memiliki pengaruh terhadap individu lain dalam sebuah system untuk mencapai tujuan bersama.
2.2. Pengertian dan term-term pemimpin dalam Islam
Dalam Islam terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk membahasakan istlah pemimpin, diantaranya sebagai berkut :a. KholifahDilihat dari segi bahasa, term khalifah akar katanya terdiri dari tiga huruf yaitu kha`, lam dan fa. Menurut Prof.Dr.H. Mahmud Yunus (1989:120) kata kholifah adalah bentuk isim fail dari bentuk madly kholafa yang bentuk jamaknya adalah khulafaa'.
Pengertian mengganti di sini dapat merujuk kepada pergantian generasi ataupun pergantian kedudukan kepemimpinan. Tetapi ada satu hal yang perlu dicermati bahwa konsep yang ada pada kata kerja khalafa disamping bermakna pergantian generasi dan pergantian kedudukan kepemimpinan, juga berkonotasi fungsional artinya seseorang yang diangkat sebagai pemimpin dan penguasa di muka bumi mengemban fungsi dan tugas-tugas tertentu.
Dalam Al-Qur'an kata kholifah diulang beberapa kali dalam arti yang sama yaitu pemimpin, diantaranya yang sering digunakan adalah sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 30.
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْن
Artinya :Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."( Al-Baqoroh ayat 30).
Atas dasar ini, ayat diatas memberikan pengertian bahwa manusia dalam hal ini adalah Adam ditetapkan Tuhan sebagai kholifah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ayat diatas berkenaan dengan aspek fungsional manusia. Dari pengertian kata kholifah seperti yang akan dijelaskan, diketahui bahwa istilah tersebut relevan dengan istilah basyar. Hal ini disebabkan bahwa karena kedua istilah, masing-masing mempunyai makna tanggung jawab.(Salim,2002:88).
b. Amiir (Ulul Amr)
Dilihat dari akar katanya, term al-Amr terdiri dari tiga huruf hamzah, mim dan ra. Menurut Prof.Dr.H. Mahmud Yunus (1989:48), kata amiir yang berarti pemimpin atau raja adalah bentuk isim fail dari madly amaro yang berarti memerintah.
Al-Qur'annjuga menegaskan pengertian yang sama dalam hal ini, sebagaimana difirmankan dalam surat An-Nisa:59

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(Q.S. An-Nisa:59).
Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa pemimpin adalah sesorang yang memiliki hak atau wewenang untuk memerintah atas dasar ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya. Sehingga ketaatan kepada seorang pemimpin harus ditarik garis lurus selama masih sejalan dengan perintah Allah dan Rosul-Nya.
c. Imam (imaamah)
Menurut Prof.Dr.H. Mahmud Yunus (1989:48), kata Imam berarti imam,ikutan, atau panutan, sedangkan imaamah berarti keimaman atau kekepalaan, yang semakna juga dengan kata imaaroh (amaro) yang berati keamiran, kekerajaan, atau pemerintahan.
Kata imam dalam kepemimpinan Islam lebih spesifik terhadap aspek keteladanan, artinya seorang Imam adalah seorang figur yang mampu menjadi panutan dan memberi keteladanan (uswatun khasanah) bagi rakyatnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Isro ayat 171.

Artinya :" (ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan Barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun". (Q.S. Al-Isro :71).
2.3. Dasar-dasar kepemimpinan dalam Islam
2.3.1. Dasar Al-Qur'an
a. Q.S. Al-Baqoroh :30
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْن
Artinya :ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
b. Q.S. Al-Fatir :39

Artinya :Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.
c. Q.S. Al-Baqoroh :124

Artinya :beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim"
d. Q.S. Al-An'am : 165

Artinya :Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2.3.2. Hadist Rosul
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ،
Artinya:
"Ketahuilah bahwa setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinannya."(hakim,1927:40).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Artinya :Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda : "Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang adil, Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta'ala, Seseorang yang hatinya senantiasa digantungkan (dipertautkan)" dengan masjid, Dua orang saling mencintai karena Allah, yang keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya. Seorang laki-laki yang ketika diajak [dirayu] oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :"Sesungguhnya saya takut kepada Allah."Seorang yang mengeluarkan sedekah sedang ia merahasiakanny, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata."(Al-Utaibiy:188).
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
Artinya :Dari Ibn Umar ra., dari Nabi Saw., sesungguhnya bliau bersabda : "Seorang Muslim wajib mendengar dan taat terhadap perintah yang disukai maupun tidak disukainya. Kecuali bila diperintahkan mengerjakan kemaksiatan, maka ia tidak wajib mendengar dan taat"(Al-Utaibiy:285).
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ
Artinya :Dari Abdurrahman ibn Smurah ra. Ia berkata : Rasulullah bersabda :"Wahai Abdurrahman Ibn sammurah, janganlah kamu meminta jabatan. Apabila kamu diberi dan tidak memintanya, kamu akan mendapat pertolongan Allah dalam melaksanakannya. Dan jika kau diberi jabatan karena memintanya, jabatan itu diserahkan sepenuhnya. Apabila kamu bersumpah terhadap satu perbuatan, kemudian kamu melihat ada perbuatan yang lebih baik, maka kerjakanlah perbuatan yang lebih baik itu."(Al-Utaibiy:281).
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلَانِ مِنْ بَنِي عَمِّي فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِّرْنَا عَلَى بَعْضِ مَا وَلَّاكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَقَالَ الْآخَرُ مِثْلَ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّا وَاللَّهِ لَا نُوَلِّي عَلَى هَذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلَا أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ
Artinya:
Dari Abu Musa al-Asy'ari ra., ia berkata: bersama dua orang saudara sepupu, saya mendatangi Nabi Saw. kemudian salah satu diantara keduanya berkata: Wahai Rasulullah, berilah kami jabatan pada sebagian dari yang telah Allah kuasakan terhadapmu. Dan yang lain juga berkata begitu. Lalu beliau bersabda: Demi Allah, aku tidak akan mengangkat pejabat karena memintanya, atau berambisi dengan jabatan itu. "(Al-Utaibiy:275).
2.4. Karakteristik Pemimpin Ideal dalam Perspektif Islam
Islam adalah agama yang kaafah (sempurna), yang diturunkan Allah melalui perantara Rosul-Nya yang amanah dengan membawa syari'at yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah Swt (Hablum minallah) maupun hubungan dengan manusia (Hablumminannas), termasuk di antaranya yang paling prinsip adalah masalah kepemimpinan.
Masalah kepemimpinan di kalangan umat Islam mulai ramai dibicarakan sejak sepeninggal Rosulullah saw. Diugkapkan oleh Abdurrahman Asy Syarqowi (2010:92) bahwa sepeninggal Rosululah terjadi kekosongan pemimpinan. Terjadi beberapa gesekan bagi mereka yang masih hidup seperti halnya udara yang masuk dari ruang kosong yang saling bertabrakan. hingga akhirnya disepakati Abu Bakar sebagai kholifah pertama.
Islam sendiri, banyak memberi gambaran tentang sosok pemimpin yang benar-benar layak memimpin umat menuju kemaslahatan, baik dari Al-Qur'an, Hadist, maupun keteladanan Rosul dan para sahabat. sebagai sosok pemimpin ideal bagi umat Islam, Rosulullah saw. memiliki beberapa kriteria yang dapat ditentukan dalam hal memilih seorang pemimpin antara lain:
a. Shidiq (Jujur)
Kejujuran adalah lawan dari dusta dan ia memiliki arti kecocokan sesuatu sebagaimana dengan fakta. Nabi Muhammad saw. sebagai utusan terpercaya Allah jelas tidak dapat lagi diragukan kejujurannya, kerena apa yang beliau sampaikan adalah petunjuk (wahyu) Allah yang bertitik pada kebenaran yaitu ridlo Allah. Sebagaimana difirmankan dalam QS. An-Najm:3-4.

Artinya:
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."(QS. An-Najm:3-4).
b. Amanah/Terpercaya
Sebelum diangkat menjadi rasul, nabi Muhammad SAW bahkan telah diberi gelar Al-Amien yang artinya orang yang dapat dipercaya. Hal ini tentunya karena beliau adalah pribadi yang benar- banar dapat dipercaya dikalangan kaumnya. Sperti yang telah dijelaskan oleh Eaton (2006:175). Pada tahun 605 dewan pemerintah Quraisy memutuskan untuk merenovasi ka'bah, pada saat pemindahan hajar aswad terjadi sengketa antara bbeberapa klan (bani), ketidak sepakatan ini muncul karena masing-masing mereka berebut untuk memperoleh kehormatan memindahkan hajar aswad pada tempatnya. Diputuskan bahwa orang pertama yang masuk lapangan (segi empat ka'bah) lewat satu pintu tertentu hendaknya diminta bertindak sebagai juru damai, dan orang pertama yang adalah Muhammad. Ia mengatakan kepada penduduk untuk menghamparkan sebuah jubah besar, menempatkan batu itu diatasnya dan memanggil wakil tiap klan untuk bersama-sama mengangkatnya dalam posisi, kemudian ia sendiri meletakkan batu itu ketempatnya.
Allah mengisyaratkan dengan tegas untuk mengangkat "pelayan rakyat" yang kuat & dapat dipercaya dalam surat Al-Qoshos ayat 26.

Artinya :Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".( Q.S.Al-Qoshos:26).
Amanah merupakan kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan memiliki sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah dibebankan sebagai amanah mulia di atas pundaknya. Kepercayaan maskarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk kemaslahatan bersama.
c. Tablig (Komunikatif)
Kemampuan berkomunikasi merupakan potensi dan kualitas prinsip yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena dalam kinerjanya mengemban amanat memaslahatkan umat, seorang pemimpin akan berhadapan dengan kecenderungan masayarakat yang berbeda-beda. Oleh karena itu komunikasi yang sehat merupakan kunci terjalinnya hubungan yang baik antara pemimpin dan rakyat.
d. Fathonah (cerdas)
Seorang pemimpin sebagai visioner haruslah orang yang berilmu, berwawasan luas, cerdas, kreatif, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Karena untuk mewujudkan kemaslahatan dan kemakmuran masyarakat dibutuhkan pemikiran besar dan inovatif serta tindakan nyata. Kecerdasa (inteleligen) dalam hal ini mencakup segala aspek kecerdasan, baik kecerdasan emosional (EQ), spiritual (SQ) maupun intelektual (IQ).
Cerdas sendiri dapat diartikan sebagai "kemampuan individu untuk memahami, berinovasi, memberikan bimbingan yang terarah untuk perilaku, dan kemampuan mawas diri. Ia merupakan kemampuan individu untuk memahami masalah, mencari solusinya, mengukur solusi atau mengkritiknya, atau memodifikasinya".(Al-Hajjaj,2009:20).
Kecerdasan seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi eksistensi kepemimpinannya baik di mata manusia maupun dimata sang pencipta. Hal ini sebagaimana janji Allah yang tertuang dalam surat Al-Mujadalah ayat 11.

Artinya :"...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".(Q.S. Al-Mujadalah:11).
Selain aspek-aspek diatas, masih banyak kiteria yang layaknya dimiliki oleh pemimpin ideal seperti :a. Demokratis
Dalam hal ini pemimpin tidak sembarang memutuskan sebelum adanya musyawarah yang mufakat. Sebab dengan keterlibatan rakyat terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi baik buruknya bisa ditanggung bersama-sama.
Pola kepemimpinan yang demokratis dapat diteladani dari pribadi Abu Bakar As-Shidiq. Hal ini dapat dilirik dari kutipan Khutbahnya ketika terpilih sebagai kholifah pertama.
"Saudara-saudara, Aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik diantara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan. 'Orang lemah' diantara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. 'Orang kuat' diantara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya. Janganlah diantara kalian meninggalkan jihad, sebab kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah Swt. Patuhlah kalian kepadaku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mematuhiku. Kini marilah kita menunaikan Sholat semoga Allah Swt melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua". (Asy-Syarqowi,2010:98).
b. Keteladanan (qudwah)
Aspek keteladanan erat hubungannya dengan budi pekerti (akhlak), dan hal inilah yang diperankan tokoh pemimpin muslim ideal terdahulu. Rosulullah saw sebagai figur utama pemimpin muslim banyak memberi siraman tentang nilai-nilai pekerti kepada umatnya, seperti yang ditamankan kepada seorang pemimpin legendaris mislim yang mengenyam pelajaran kenabian sejak kecil dari beliau, Ali bin Abi Tholib.
Seperti wasiat nabi kepada Ali yang dikutip dari buku Abdurrahman Asy Sarqowi (2002:10) " Wahai Ali, maukah aku tunjukkan kepadamu akhlak terbaik orang-orang terdahulu orang-orang (yang akan datang) kemudian?. Ali menjawab, ya, Rosulullah. Rosulullah saw. kembali bersabda engkau memberi orang yang kikir kepadamu, memaafkan orang yang mendzalimimu, dan menyambungkan tali silaturrahmi kepada orang yang telah memutuskannya".
Allah berfirman dalam surat Al-Qolam ayat 4 :
Artinya :Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(Q.S. Al-Qolam:4).
c. Kepeloporan
Seorang sebagai qudwah (panutan) bagi rakyatnya harus memempatkan dirinya pada garda terdepan (pioneer), yang berarti kinerjanya tidak hanya bermodal intelektual, retorika yang menjanjikan atau hanya konsep belaka, tapi juga harus dibuktikan dalam tindakan nyata. Dalam hal ini Allah swt. Menegaskan dalam surat Az-Zumar ayat 20.

Artinya :"Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri".(Q.S. Az-Zumar:20).
Para tokoh pemimpin muslim ideal terdahulu selalu menunjukkan kepeloporannya dalam memimpin rakyatnya. Sebut saja K.H. Abdurrahman Wahid (gus dur) tokoh nasionalis yang gigih memperjuangkan pluralism di Indonesia. Gusdur berada di barisan garda depan untuk memperkuat pluralism di republic ini. Istimewanya, pluralism yang dikembangkan gus dur tidak hanya pada tataran pemikiran. Melainkan menjadi sebuah tindakan social-politik.(Misrawi,2002:X).
d. Menguasai pengetahuan Agama (religious).
Allah mengingatkan kaum muslimin bahwa orang yang paling takut kepada-Nya adalah ulama' (orang-orang yang menguasai pengetahuan Agama.
Dari ayat diatas jelas menunjukkan bahwa seorang pemimpin hendaklah menguasai pengetahuan tentang agama Allah, karena mereka hanya mengembalikan segala urusan kepada Allah dan Rosul-Nya tidak semata-mata atas dasar keinginan dirinya sendiri.
Imam ghozali menjelaskan tentang sifat-sifat terpuji ulama' dalam kitabnya majmu'ah rosaail yang diterjemahkan oleh Irwan Kurniawan (2010:17) bahwa " adab seorang ulama' antra lain : selayaknya terus mencari dan mengamalkan ilmu, memelihara ketenangan, meninggalkan sifat takabur dan tidak mengundangnya. Mengasihi pencari ilmu dan tidak bersegera kepada orang sombong. Menyelesaikan masalah orang awam dan tidak merasa gengsi untuk mengatakan, "saya tidak tahu." Memberikan perhatian serius atas pertanyaan penanya dan tidak berpura-pura. Memperhatikan dan menerima argument, walaupun itu berupa bantahan."
e. Menguasai managemen (manajerial)
Allah berfirman dalam surat As-Saff.


inna allaaha yuhibbu alladziina yuqaatiluuna fii sabiilihi shaffan ka-annahum bunyaanun marshuushun 
Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Dari ayat diatas, dapat dipahami bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mengelola dan mengorganisasikan system secara teratur, agar terbangun system pemerintahan yang kokoh.
BAB III
KESIMPULAN
Kepemimpinan (leadership) adalah proses mempengaruhi yang dilakukah oleh seseorang terhadap orang lain untuk dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama yang telah ditetapkan.
Pemimpin adalah individu yang memiliki pengaruh terhadap individu lain dalam sebuah system untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam Islam dikenal beberapa term pemimpin antara lain: Kholifah, Amiir (ulul amr), dan Imam.
Dasar Al-Qur'an tentang kepemimpinan (Q.S. Al-Baqoroh :30):

Artinya :Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Dasar hadist tentang kepemimpinan :كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Ketahuilah bahwa setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinannya"
Islam adalah agama yang kaafah (sempurna), yang diturunkan Allah melalui perantara Rosul-Nya yang amanah dengan membawa syari'at yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah Swt (Hablum minallah) maupun hubungan dengan manusia (Hablumminannas), termasuk di antaranya yang paling prinsip adalah masalah kepemimpinan.
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin, Rasulullah dikaruniai empat sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fathonah. Sidiq berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat dipercaya dalam menjaga tanggung jawab, Tablig berarti menyampaikan segala macam kebaikan kepada rakyatnya dan fathonah berarti cerdas dalam mengelola masyarakat.
Selain aspek-aspek diatas, masih banyak kiteria yang layaknya dimiliki oleh pemimpin ideal seperti :a. Demokratis
b. Keteladanan (qudwah)
c. kepeloporan (pioneer)
d. menguasai pengetahuan agama (religious)
e. menguasai manajemen (manajerial)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'a, dan terjemah.
Al-ghozali. 2010. Risalah Al-Ghozali. Bandung : Pustaka Hidayah.
Al-Hajjaj,Y.A. 2009. Kaifa TushbuhuAktsar Dzakiyan. Solo : al-jadid.
Al-Utaibiy,A.S. Mutiara pilihan Riyadhus sholikhin. Solo: At-Tibyan.
Asyarqowi, Abdurrahman. 2010. Abu Bakar Ash Shidiq : Bandung: Syigma Publishing.
Asyarqowi, Abdurrahman. 2010. Ali bin Abi Tholib : Bandung: Syigma Publishing.
Eaton, Gai. 2006. Islam dan takdir manusia. Yogyakarta: Suluh press.
Hakim, A.H. 1927. Mabadi Awaliyah. Jakarta :maktabah Saadiyah Putra.
Misrawi, Zuhaurini. Gus Dur Par Excellence. Jakarta : Kompas.
Salim, A.M. 2002. konsepsi kekuasaan politik dalam Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yunus, Mahmud. 1998. Kamus Arab- Indonesia. Jakarta : Mahmud Yunus wadzuriyyah.


Download Makalah agama islam.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Makalah agama islam. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: