September 08, 2016

Teori Akuntansi Bab 1 Sejarah Akuntansi

Judul: Teori Akuntansi Bab 1 Sejarah Akuntansi
Penulis: Ridho Dharul Fadli


BAB 1
SEJARAH AKUNTANSI DAN TINJAUAN MENYELURUH TEORI AKUNTANSI
Oleh: Ridho Dharul Fadli – F0312102
ARTI PENTING TEORI AKUNTANSI
Praktik akuntansi memiliki sifat yang dinamis dalam menghadapi isu-isu praktis dan professional. Hal tersebut mendasari adanya teori akuntansi yang mana memiliki fungsi sebagai penambah pemahaman seorang praktisi dalam menjalankan praktik akuntansi. Teori akuntansi merupakan fundamental dalam menyelesaikan permasalahan akuntansi secara logis maupun etis sehingga penyelesaian akuntansi dapat dipertanggung jawabkan.
Pengetahuan teoritis akan menambah wawasan praktisi akuntansi yang mana memerlukan nilai lebih selain pengalaman yang memadai untuk menyelesaikan permasalahan akuntansi. Dengan memahami teori akuntansi, seorang praktisi akuntansi dapat memiliki pandangan yang lebih luas dan lebih spesifik. Karena bagaimanapun juga, dengan mengandalkan praktik saja dianggap tidak efisien. Sehingga dalam melakukan pemecahan masalah perlu didukung dengan pengembangan kerangka kerja yang berdasarkan pada teori agar pemecahan masalah lebih terarah dan lebih fokus.
Teori akuntansi didefinisikan oleh Hendriksen dalam ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Coetsee</Author><Year>2010</Year><RecNum>2</RecNum><DisplayText>(Coetsee 2010)</DisplayText><record><rec-number>2</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425618164">2</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>D Coetsee</author></authors></contributors><titles><title>The role of accounting theory in the development of accounting principles</title><secondary-title>Meditari Accountancy Research</secondary-title></titles><periodical><full-title>Meditari Accountancy Research</full-title></periodical><pages>1-16</pages><volume>18</volume><number>1</number><dates><year>2010</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Coetsee 2010) sebagai:
accounting theory may be defined as a logical reasoning in the form of a set of broad principles that (1) provide a general frame of reference by which accounting practice can be evaluated and (2) guide the development of new practices and procedures.
PENGEMBANGAN AKUNTANSI
Dalam pembukaan tulisannya, ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Carnegie</Author><Year>2012</Year><RecNum>6</RecNum><DisplayText>(Carnegie and Napier 2012)</DisplayText><record><rec-number>6</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425662631">6</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>Garry D. Carnegie</author><author>Christopher J. Napier</author></authors></contributors><titles><title>Accounting&apos;s past, present and future: the unifying power of history</title><secondary-title>Accounting, Auditing &amp; Accountability Journal</secondary-title></titles><periodical><full-title>Accounting, Auditing &amp; Accountability Journal</full-title></periodical><pages>328-369</pages><volume>25</volume><number>2</number><dates><year>2012</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Carnegie and Napier 2012) menjelaskan bahwa dalam perkembangannya, akuntansi merupakan interaksi antara dua pihak yaitu individu dan organisasi. Baik individu maupun organisasi tersebut merupakan "pembelajar" yang mana tindakan mereka didasari pada pengalaman masa lalu yang mempengaruhi kejadian masa depan. Baik informasi maupun praktik terhdahulu merupakan produk dari pengalaman tersebut. Hal tersebut yang mendasari bahwa terdapat dua pandangan akuntansi, yaitu sebagai ilmu profesi (praktis) dan sebagai ilmu pengetahuan yang dilihat dari perkembangannya.
Akuntansi dapat dipandang dalam dua perspektif, yaitu sebagai ilmu profesi akuntan yang menerapkan pengetahuan akuntansi dalam dunia profesional, dan juga sebagai ilmu pengetahuan yang dikembangan dan dipelajari. Sebagai ilmu profesi, akuntansi menyediakan serangkaian metode dan teknik beserta panduan dalam menjalankan tugas seorang akuntan. Sementara sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang dikembangkan dan dipelajari, akuntansi kembali dibagi dua menjadi teori dan praktik. Pada perspektif ini, peran akuntansi berorientasi dalam memberikan penjelasan dan deskripsi yang memadai mengenai praktik dan fenomena akuntansi yang terjadi. Keduanya merupakan cakupan dari teori akuntansi.
Sebuah institusi pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu akuntansi, dimana seorang akademisi diharapkan dapat mengembangkan teori terhadap perkembangan praktik akuntansi dan juga menjelaskan mengenai praktik akuntansi yang baik. Hal tersebut didukung oleh Hendriksen dalam ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Coetsee</Author><Year>2010</Year><RecNum>2</RecNum><DisplayText>(Coetsee 2010)</DisplayText><record><rec-number>2</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425618164">2</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>D Coetsee</author></authors></contributors><titles><title>The role of accounting theory in the development of accounting principles</title><secondary-title>Meditari Accountancy Research</secondary-title></titles><periodical><full-title>Meditari Accountancy Research</full-title></periodical><pages>1-16</pages><volume>18</volume><number>1</number><dates><year>2010</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Coetsee 2010) yang menyatakan bahwa,
accounting theory may also be used to explain existing practices to obtain a better understanding of them. But the most important goal of accounting theory should be to provide a coherent set of principles that form the general frame of reference for the evaluation and development of sound accounting practices.
Selain itu, institusi pendidikan juga bertugas dalam mempersiapkan peserta didiknya agar cakap dan terampil dalam melakukan praktik akuntansi di dunia profesional. Meskipun terdapat perbedaan orientasi, tetapi sudah menjadi keharusan bahwa kedua perspektif ini berjalan secara harmonis dan saling melengkapi.
Beberapa tahun belakangan ini, orientasi akuntansi sebagai ilmu pengetahuan lebih berkembang dengan banyaknya penelitian di bidang akuntansi. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pergeseran posisi antara ilmu profesi dan ilmu pengetahuan yang seharusnya berjalan harmonis. Penempatan akuntansi sebagai ilmu pengetahuan (sains) membawa konsekuensi bahwa teori akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai (value-judgment) dan bersifat deskriptif ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>1</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>1</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425615673">1</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005). Oleh karena itu, sekarang ini banyak sekali penelitian akuntansi yang membahas ilmu akuntansi secara mendalam dan ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi daripada membahas mengenai standar akuntansi yang berlaku dalam praktik akuntansi. Hal tersebut menyebabkan kesulitan bagi para praktisi yang memerlukan pertimbangan terhadap keputusannya.
Menurut Kinney dalam ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>1</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>1</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425615673">1</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005) menggambarkan tiga aspek yang merupakan dasar yang penting dalam pengembangan akuntansi sebagai ilmu pengetahuan, yaitu riset, pengajaran, dan praktik. Ilustrasi tiga aspek tersebut adalah sebagai berikut:

(Sumber: Suwardjono 2005)
Ketiga aspek ini saling berinteraksi sehingga dapat mengembangan akuntansi sebagai ilmu pengetahuan. Riset merupakan bagian terpenting yang mana mengolah teori deskriptif sebagai sebuah ide yang didapat melalui proses pengajaran, menjadi suatu solusi dalam memecahkan masalah praktik. Sementara itu, proses pengajaran didasari pada aturan maupun praktik, sementara praktik didasari oleh pengetahuan yang didapat melalui proses pengajaran. Jadi, ketiga aspek ini secara tidak sadar saling memberikan kontribusi satu sama lain.
PENGERTIAN AKUNTANSI
Dilihat dari luas cakupannya, akuntansi adalah kumpulan dari beberapa ilmu pengetahuan yang saling berhubungan dan terdokumentasi secara sistematis. Hal tersebut membuat akuntansi menjadi salah satu ilmu profesi jika dilihat dari komponen pengetahuan yang ada di dalamnya dan juga menjadi bidang studi yang dapat diajarkan. Akuntansi juga berperan sebagai penyedia informasi keuangan yang berguna dalam kehidupan ekonomi di suatu negara tertentu yang menerapkan prinsip-prinsip akuntansi. Oleh karena itu, praktik akuntansi juga memiliki implikasi dengan lingkungannya dengan mempertimbangan beberapa faktor seperti ekonomi, sosial, dan politik. Dalam arti lain, dalam mendefinisikan akuntansi kita juga harus melihat kedudukan akuntansi dalam tatanan pengetahuan karena akuntansi dapat terlibat dalam beberapa ruang lingkup seperti yang dijelaskan di atas.
Akuntansi dalam arti sempti sebagai suatu proses, fungsi, atau praktik didefinisikan oleh ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Suwardjono</Author><Year>2005</Year><RecNum>1</RecNum><DisplayText>(Suwardjono 2005)</DisplayText><record><rec-number>1</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425615673">1</key></foreign-keys><ref-type name="Book">6</ref-type><contributors><authors><author>Suwardjono</author></authors></contributors><titles><title>Teori Akuntansi</title></titles><edition>3</edition><dates><year>2005</year></dates><pub-location>Yogyakarta</pub-location><publisher>BPFE Yogyakarta</publisher><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Suwardjono 2005) sebagai:
proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.
AKUNTANSI SEBAGAI SENI, SAINS, ATAU TEKNOLOGI
Beberapa definisi terdahulu mendefinisikan akuntansi sebagai suatu seni dalam hal pembukuan yang membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang dilakukan oleh para akuntan. Namun seiring berjalannya waktu, definisi tersebut sudah tidak relevan lagi. Pasalnya, dengan perkembangan akuntansi yang ada, akuntansi sudah dipandang sebagai seperangkat ilmu pengetahuan.
Di lain sisi, beberapa ahli berpendapat bahwa ilmu pengetahuan menjelaskan suatu masalah secara pasti dan tidak terpengaruh faktor-faktor lain. Dalam arti lain, sains tidak ditujukan untuk membahas permasalahan yang bersifat ekonomis dan tidak ditujukan untuk menghasilkan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selain itu sains adalah cabang pengetahuan yang memiliki tujuan mencari kebenaran mengenai suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Sehingga, dengan melihat paparan di atas, sebenarnya akuntansi tidak dapat disebut sebagai sains.
Selain diartikan sebagai seni dan juga sain, akuntansi kerap diartikan sebagai suatu teknologi. Teknologi sendiri merupakan sarana pemecahan suatu fenomena yang tampak nyata dalam suatu lingkungan tertentu yang juga memiliki tujuan tertentu. Adanya praktik pengolahan data menjadi suatu informasi menjadikan akuntansi dipandang menjadi suatu teknologi. Selain itu pandangan lain yang menyebut akuntansi sebagai suatu teknologi adalah bahwa akuntansi dapat digunakan dalam perekayasaan laporan keuangan, yang mana perekayasaan sendiri mengandung arti suatu proses yang terencana dan sistematis yang melibatkan serangkaian pemikiran dan pertimbangan, dengan menggunakan konsep dan teori untuk menghasilkan suatu produk. Hal tersebut merepresentasikan suatu sistem pelaporan keuangan yang mana melibatkan suatu proses kerja dari mulai pengakuan hingga penyajian yang sistematis, melibatkan pertimbangan, dan menggunakan kerangka konseptual untuk menghasilkan suatu laporan keuangan.
PERSPEKTIF TEORI AKUNTANSI
Akuntansi dapat dipandang dalam berbagai perspektif. Menurut ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Macintosh</Author><Year>2002</Year><RecNum>5</RecNum><DisplayText>(Macintosh and Baker 2002)</DisplayText><record><rec-number>5</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425660916">5</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>Norman B. Macintosh</author><author>C. Richard Baker</author></authors></contributors><titles><title>A literary theory perspective on accounting</title><secondary-title>Accounting, Auditing &amp; Accountability Journal</secondary-title></titles><periodical><full-title>Accounting, Auditing &amp; Accountability Journal</full-title></periodical><pages>184-222</pages><volume>15</volume><number>2</number><dates><year>2002</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Macintosh and Baker 2002), sifat akuntansi memiliki sifat yang representasional yang mana untuk memahami sifat laporan akuntansi dibutuhkan pendekatan sastra dari sudut pandang teori linguistik semiotik. Selain itu, untuk memahami lebih jauh lagi dibutuhkan banyak ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk memahami.
Namun, kebenaran dari berbagai pandangan lain terhadap teori akuntansi belum ada yang dapat memastikannya. Hal yang pasti adalah teori akuntansi merupakan suatu cara untuk mencari justifikasi mengenai fenomena akuntansi seperti berbagai macam metode akuntansi, adanya pergeseran basis kas menuju akrual, adanya double entry system, dan lainnya.
TEORI AKUNTANSI SEBAGAI PENALARAN LOGIS
Teori berasal dari suatu penalaran yang logis yang kemudian mendasari praktik. Teori memberikan justifikasi terhadap suatu hal sehingga praktik dapat berlaku sebagaimana mestinya. Penalaran logis didukung oleh beberapa faktor seperti asumsi, konsep, dasar pemikiran, dan juga argument yang kemudian membentuk suatu conceptual framework. Hal tersebut menjadi satu pandangan baru terhadap akuntansi yang mana akuntansi juga dianggap sebagai hasil penalaran logis karena dapat menjelaskan perlakuan-perlakuan dalam akuntansi. Selain itu, teori akuntansi juga menjadi gagasan yang mendasar dalam pembentukan sebuah kerangka konseptual. Hubungan antara penalaran logis, kerangka konseptual, dan praktik akuntansi dapat digambarkan seperti model di bawah ini:

(Sumber: Suwardjono 2005)
ASPEK SASARAN TEORI
Aspek sasaran teori dibedakan menjadi teori akuntansi positif dan teori akuntansi normatif. Pengklasifikasian ini didasarkan pada adanya perbedaan sasaran yang ingin dicapai oleh teori akuntansi. Teori positif menjelaskan tentang sesuatu apa adanya yang berdasarkan fakta atau pengamatan empiris. Teori ini memberikan penjelasan mengenai benar atau salahnya suatu pernyataan atas dasar yang ilmiah. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Watts and Zimmerman (1986) dalam ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Waweru</Author><Year>2011</Year><RecNum>3</RecNum><DisplayText>(Waweru, Ntui et al. 2011)</DisplayText><record><rec-number>3</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425627563">3</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>Nelson M. Waweru </author><author>Ponsian Prot Ntui</author><author>Musa Mangena</author></authors></contributors><titles><title>Determinants of different accounting methods choicevin Tanzania A positive accounting theory approach</title><secondary-title>Journal of Accounting in Emerging Economies</secondary-title></titles><periodical><full-title>Journal of Accounting in Emerging Economies</full-title></periodical><pages>144-159</pages><volume>1</volume><number>2</number><dates><year>2011</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Waweru, Ntui et al. 2011) bahwa teori positif menjelaskan suatu fenomena akuntansi yang berdasarkan pada observasi. Sementara itu, teori normatif menjelaskan baik atau buruknya sesuatu atas dasar penalaran. Sehingga teori ini dapat mendukung dalam hal pengambilan keputusan. Perbedaan yang mendasar diantara keduanya adalah orientasi masalah, dimana teori positif menjelaskan fakta, sementara teori normatif menjelaskan nilai.
Inanga dan Schneider (2005) dalam ADDIN EN.CITE <EndNote><Cite><Author>Coetsee</Author><Year>2010</Year><RecNum>2</RecNum><DisplayText>(Coetsee 2010)</DisplayText><record><rec-number>2</rec-number><foreign-keys><key app="EN" db-id="w5z92wafazr003ea92tva296dtpwfwpzexw2" timestamp="1425618164">2</key></foreign-keys><ref-type name="Journal Article">17</ref-type><contributors><authors><author>D Coetsee</author></authors></contributors><titles><title>The role of accounting theory in the development of accounting principles</title><secondary-title>Meditari Accountancy Research</secondary-title></titles><periodical><full-title>Meditari Accountancy Research</full-title></periodical><pages>1-16</pages><volume>18</volume><number>1</number><dates><year>2010</year></dates><urls></urls></record></Cite></EndNote>(Coetsee 2010) membandingkan kedua teori ini sebagai berikut:
Positive theories attempt to describe real world situations as they are. Research based on positive theories involves empirical observations of the relevant phenomena from which a problem is defined. Data relevant to the problem are then collected and hypotheses formulated and tested by independent process. If the theory that results is an accurate representation (description) of the empirical phenomena, such a theory can be used for predictive purposes. (Inanga & Schneider 2005:230).
A normative theory is a goal-oriented theory that represents real world situations, not as they are, but as they should be. It is prescriptive rather than descriptive theory that explains, and sets out, principles of what ought to be. Normative theories are characterised by goal assumptions and deduction (Inanga & Schneider 2005:231).
Dari sasaran atau tujuannya, teori positif menjelaskan bagaimana kenyataan yang ada secara objektif tanpa dilandasi dengan pertimbangan nilai. Di sisi lain, teori normatif menjelaskan atau memberi penalaran mengapa perlakuan akuntansi satu dengan lainnya berbeda dari sisi baik buruknya. Dengan kata lain, teori akuntansi positif dikatakan sebagai teori formal, dan teori akuntansi normatif dianggap sebagai teori informal.
ASPEK TATARAN SEMIOTIKA
Akuntansi biasa disebut sebagai bahasa bisnis yang berarti bahwa akuntansi menjadi sarana komunikasi bisnis sebagai hasil dari penyedia dan penyampaian informasi keuangan. Dalam ilmu bahasa, bidang komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu semiotik, linguistik, dan logika. Semiotika adalah bidang komunikasi yang memaparkan teori mengenai tanda-tanda linguistik. Sedangkan linguistik itu sendiri memaparkan fonetik, gramatika, morfologi dan makna kata. Dan logika memaparkan mengenai validitas penalaran. Ketiga bidang ini menjadi dasar terbentuknya suatu komunikasi yang baik.
Semiotika sendiri kemudian membentuk tiga level terkait dengan informasi. Yang pertama adalah sintaktika, yang mmengidentifikasi logika dan bahasa menjadi suatu hubungan yang logis. Yang kedua adalah semantika, yang mengidentifikasi hubungan antara kenyataan dengan tanda-tandanya. Dan yang terakhir adalah pragmatika, yang mengidentifikasi perubahan perilaku penerima yang berdampak pada keefektifan komunikasi.
Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik menjelaskan penyimbolan suatu fenomena menjadi suatu bentuk simbol akuntansi. Misalkan, kegiatan perusahaan yang dinyatakan ke dalam laporan keuangan. Atau dalam arti lain, teori ini menafsirkan makna dari setiap unsure yang ada di dalam laporan keuangan. Tujuannya agar pembaca dapat memperkirakan keadaan perusahaan yang sesungguhnya tersebut tanpa harus melihat dan terlibat langsung ke dalam kegiatan perusahaan tersebut. Informasi terbentuk dengan merumuskan tiga unsur, yaitu objek, ukuran, dan hubungan kedua elemen tersebut. Informasi yang terbentuk itulah yang menjadi komunikasi akuntansi yang efektif.
Teori Akuntansi Sintaktik
Bebeda dengan teori semantik, teori akuntansi sintaktik berorientasi pada perwujudan suatu informasi semantik menjadi suatu laporan keuangan. Teori sintaktik memberikan penjelasan mengenai apa saja yang harus dilaporkan, siapa saja yang dilaporkan, kapan harus dilaporkan, dan bagaimana cara melaporkannya.
Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi pragmatik berorientasi pada perilaku pengguna laporan keuangan yang dipengaruhi oleh informasi keuangan. Teori ini menguji keefektifan komunikasi apakah informasi dapat diterima dengan baik oleh pengguna laporan keuangan atau tidak dan apakah informasi tersebut dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan atau tidak. Dengan kata lain, teori ini menjelaskan pengujian manfaat informasi dari sisi pelaporan keuangan eksternal dan juga manajerial.
ASPEK PENDEKATAN PENALARAN
Penalaran logis dibutuhkan dalam penjelasan ilmiah, dimana penalaran sendiri adalah proses berpikir logis secara sistematis untuk mendapatkan suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau teori. Semakin baik proses penalaran, teori yang disusun akan semakin valid. Dalam hal menyimpulkan sebuah teori, dibutuhkan dua penalaran, yaitu deduktif dan induktif.
Penalaran Deduktif
Penalaran dedukti merupakan penalaran yang berawal dari suatu pernyataan-pernyataan yang bersifat umum ke dalam sebuah pernyataan yang bersifat khusus atau kesimpulan. Pernyataan umum yang dimaksud dapat berupa teori, prinsip, doktrin, atau norma yang dianggap baik atau buruk yang terkait dengan tujuan penyimpulan. Penalaran deduktif bertujuan untuk menilai kelayakan suatu prinsip akuntansi.
Penalaran Induktif
Berbeda dengan penalaran deduktif, penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan penalaran yang berawal dari suatu pernyataan khusus yang diuraikan menjadi pernyataan yang dapat digeneralisasi. Karena pernyataan tersebut dapat digeneralisasi, maka kebenaran yang diungkapkan oleh pernyataan umum tidak selalu 100%. Dalam akuntansi, penalaran induktif diterapkan dalam menerjemahkan suatu fenomena akuntansi menjadi pernyataan-pernyataan umum dan bahkan sebuah teori apabila tingkat validitasnya tinggi.
Dalam praktik, kedua penalaran ini saling berkaitan. Dan apabila dihubungkan dengan perspektif teori akuntansi yang lain, penalaran deduktif digunakan dalam teori akuntansi normatif, sementara penalaran induktif digunakan dalam teori akuntansi positif. Dan dalam cakupan yang lebih luas, pandangan teori akuntansi sebagai penalaran logis bersifat normatif, sintaktik, semantik, dan deduktif. Sedangkan pandangan teori akuntansi sebagai ilmu pengetahuan bersifat positi, pragmatik, dan induktif.
VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI
Prosedur verifikasi teori akuntansi dilakukan untuk meyakinkan validitas atau kebenaran suatu teori. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi normatif diuji kebenarannya berdasarkan penalaran logis karena teori ini didasari pada kesepakatan asumsi-asumsi yang kemudian menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi. Valid atau tidaknya prinsip yang dihasilkan dilihat dari apakah asumsi yang digunakan masuk akal atau tidak.
Teori akuntansi positif diuji kebenarannya berdasarkan kenyataan fenomena akuntansi yang disesuaikan dengan teorinya. Pengujian kebenarannya menggunakan observasi fakta secara objektif yang diperoleh dari suatu metode ilmiah. Berbeda dengan verifikasi teori akuntansi normatif, verifikasi teori akuntansi positif menggunakan studi empiris.
Teori akuntansi sintaktik tidak berkaitan langsung dengan fakta sehingga verifikasi validitasnya hanya mengandalkan penalaran logis. Teori akuntansi semantik diverifikasi secara empiris dengan mengamati fakta. Sementara teori akuntansi pragmatik diverifikasi dengan melakukan penelitian empiris berdasarkan asumsi yang menyatakan bahwa informasi dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Dalam memverifikasi suatu teori, ketiga teori akuntansi (semantik, sintaktik, dan pragmatik) dilibatkan bersama-sama karena sifatnya yang saling berkaitan. Dalam arti lain, teori harus diverifikasi validitasnya atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan pertimbangan nilai yang telah disepakati.
DAFTAR PUSTAKA
ADDIN EN.REFLIST Carnegie, G. D. and C. J. Napier (2012). "Accounting's past, present and future: the unifying power of history." Accounting, Auditing & Accountability Journal 25(2): 328-369.
Coetsee, D. (2010). "The role of accounting theory in the development of accounting principles." Meditari Accountancy Research 18(1): 1-16.
Macintosh, N. B. and C. R. Baker (2002). "A literary theory perspective on accounting." Accounting, Auditing & Accountability Journal 15(2): 184-222.
Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.
Waweru, N. M., et al. (2011). "Determinants of different accounting methods choicevin Tanzania A positive accounting theory approach." Journal of Accounting in Emerging Economies 1(2): 144-159.


Download Teori Akuntansi Bab 1 Sejarah Akuntansi.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Teori Akuntansi Bab 1 Sejarah Akuntansi. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: