September 11, 2016

grey of akuntansi

Judul: grey of akuntansi
Penulis: Ragil Satrio


UJIAN TENGAH SEMESTER
SOSIOLOGI AKUNTANSIDosen: Yeney Widya Prihatiningtyas, SE, MSA, Ak, DBA

Oleh:
RAGIL SATRIO NIM 146020306011034
PROGRAM MAGISTER SAINS AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
UTS Sosiologi Akuntansi
Beyond the boring grey: The construction of the colourful accountant
*Ingrid Jeacle
Riview jurnal
(RINGKASAN)
Pendahuluan
Stereotip /sudut pandang 'suram' dan 'membosankan' menghantui profesi akuntansi. Walaupun sudah terjadi transformasi peran akuntan sebagai juru tulis pada abad ke-19 yang kemudian berubah menjadi konsultan pada abad ke-20, Stereotip /sudut pandang tersebut tetap eksis dalam kesadaran publik. Makalah ini disusun sebagai berikut. tentang Stereotip /sudut pandang akuntan pada gambaran mengkhawatirkan pada saat rekrutmen dalam profesi sebagai dampak dari beberapa gambaran negatif. Sejak tahap awal rekrutmen, hal ini penting dipahami pada saat sosialisasi profesional dari akuntan. Khususnya, kemampuan perangkat rekrutmen akuntan dalam menuangkan kembali karakter Stereotip /sudut pandang dari akuntan yang disarankan. Sesi berikutnya pengantar Karya Goffman dalam manajemen stigma (1968) dan pengaruh manajemen (1969) serta menyarankan potensinya untuk memahami bagaimana informasi dalam rekrutmen dapat mengurangi stigma dari stereotipe melalui penyusunan manajemen. Sesi 3 dan 4 menyediakan contoh ilustrasi dari beberapa stigma dan pengaruh teknik manajemen yang diperoleh dalam rekrutmen 2003/ 2004 oleh kantor akuntan big four dan enam lembaga profesional akuntan. Peran dari diskursus ini adalah melakukan konstruksi suatu semangat baru dan identitas akuntan yang lebih berwarna-warni,Makalah ini memberikan kesimpulan dengan mempertimbangkan dampak identitas baru terhadap reputasi masa depan dari profesi akuntan.
2. Mendekonstruksi stereotip / sudut pandang : tantangan perekrutan
Penelitian pada hal atau ihwal stereotip/ sudut pandang akuntansi bukanlah fenomena baru. Dimnik dan Felton (2006) menyatakan deskripsi yang menarik tentang penggambaran akuntan di abad ke-20. Meskipun penggambarannya jelas berubah dengan berlalunya waktu, Beard menggarisbawahi beberapa hal, misalnya bahwa dalam beberapa tahun terakhir pembuat film telah menggambarkan karakterisasi akuntansi yang lebih seimbang, dengan gambaran dominannya tetap pada masalah-masalah sosial, yang selalu dijadikan hiburan komik dan olok-olok. Kredibilitas profesional melekat dalam stereotip akuntansi. Beancounter (catatan: istilah/ejekan bagi akuntan/bankir/pelaku ekonomi, yang sangat "perhitungan" atas hal-hal kecil/remeh untuk menghemat biaya) bisa jadi membosankan dan kelihatan meyeramkan tapi sebenarnya dia juga dianggap sebagai kustodian (penjaga) yang aman dan terpercaya atas aset bisnis. Dalam era skandal keuangan, profesi akuntansi, kata Bougen, tidaklah acuh terhadap hubungan positif yang kuat yang tertanam di antara nuansa negatif "penata buku" yang membosankan. Bagi anak muda, reputasi sebuah profesi dikatakan hambar dan membosankan, merupakan halangan yang paling serius (bagi mereka untuk bergabung), terutama bagi anak-anak muda "terbaik dan tercerdas". (Friedman dan Lyne, 2001, hal.424).
Jadi pada dasarnya, perusahaan-perusahaan akuntansi tidak ingin merekrut "beancounter" ini. Ketakutan mereka akan stereotip muram ini mirip dengan perilaku lulusan yang suka berkelompok-kelompok. Sebaliknya, kreativitas, berpikir kritis dan kejelasan artikulasi merupakan atribut yang dinilai sebagai kompetensi teknis akuntansi (Bougen, 1994; Smith dan Briggs, 1999). Periode perekrutan adalah tahap yang sesuai di mana untuk berkomunikasi, norma-norma perilaku ini diperlukan oleh calon potensial. Ini memfasilitasi hubungan saling pengertian yang muncul di sekitar nilai-nilai sosial bersama. Fokus dari tulisan ini adalah untuk berkonsentrasi pada titik dimana akuntan magang yang potensial menilai literatur perekrutan profesional. Secara khusus, penekanan di sini adalah bagaimana gagasan stereotip akuntansi membentuk proses sosialisasinya. Dalam 'membentuk' akuntan yang terjadi di dalam publikasi promosi, sampai sejauh mana, dan dengan cara apa, adalah bagaimana meniadakan para "beancounter"yang membosankan itu. Oleh karena itu perhatian ditujukan pada proses dimana membangun identitas akuntansi dibangun (Hopwood, 1994). Untuk tujuan ini, penelitian meneliti perwakilan dari akuntan dalam literatur perekrutan di perusahaan akuntansi 'empat besar' dan enam dari lembaga akuntansi profesional.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sampai saat ini masih sedikit perhatian mengenai masalah rekruitmen dalam profesi akuntan. Penelitian tentang masalah rekruitmen telah berkembang dalam 30 tahun terakhir (Breaugh and Starke, 2000). Colling dan Steven (2002) menggambarkan perbandingan pemasaran produk dan reputasi organisasi, mereka bependapat bahwa kedua hal tersebut sama-sama efektif menarik calon pekerja terbaik. Jadi terdapat hal yang signifikan untuk memberikan kesan positif baik pekerjaan atau organisassi melalui penentuan bauran pemasaran dari iklan, publisitas, sponsorship dan endorsment (ibid). Gatewood et al. (1993) berpendapat bahwa organisasi yang kurang populer masih dapat menarik para pecari kerja yang berkualitas melalui iklan recruitmen yang cerdas.
Dari beberapa penelitian tentang rekruitmen tersebut dapat membantu memahami pengertian kita tentang profesi akuntansi. Dalam identitas organisasi dari empat besar perusahaan dan lembaga akuntansi akan diteliti disini organisasi yang telah mempunyai citra yang kuat. Namun reputasi tersebut berpotensi tercemar oleh atribut pekerjaan tertentu dari stereotipenya akuntan. Hal ini jelas karena bahwa profesi ini seharusnya berusaha untuk mengatasi nuansa negatif melalui brosur/selebaran rekruitmen. Seperti laporan tahunan, brosur rekruitmen adalah sarana yang baik bagi manajemen untuk mendapatkan persepsi publik. Kedua dokumen tersebut dianggap mampu memberikan informasi faktual dari posisi keuangan dan kesempatan kerja, dan tidak menghalangi pengembangan identitas perusahaan. Penelitian preston et al. (1996) menyatakan laporan keuangan sebenarnya dianggap sebagai bagian dari iklan yang dapat digunakan sebagai alat pemasaran yang mampu menggambarkan citra/reputasi perusahaan. Peneliti meneliti bagaimana perusahaan berusaha merepresentasikan perusahaan dalam laporan tahunan melalui perumpamaan visual. Hal yang sama diungkapkan oleh White and Hanson yaitu cara perusahaan mengatur informasi dan membangun reputasi melalui laporan tahunan. Sementara itu Net et al (1998) mengungkapkan potensi dari laporan untuk mengembangkan tanggapan pihak eksternal terhadap tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.
Dua peneliti di atas berhasil mengembangkan analisis Goffman's untuk menggambarkan pendapat mereka mengenai pengaruh potensial dari laporan tahunan. Secara khusus analisis Goffman (1969) mendasari penelitian Neu et al. (1998) and White and Hanson (2002). Penelitian lebih lanjut oleh Goffman (1968) dalam tema stigma manajemen juga menggunakan literature akuntansi. Contohnya, Neu dan Wright (1992) menyelidiki respon dari profesi akuntan di kanada terhadap potensi bahaya stigma setelah keruntuhan bank besar disana. Dalam pikiran yang serupa, penelitian ini berdasarkan analisis Goffman pada kesan manajemen dan stigma manajemen untuk menginformasikan pemahaman dari konstruksi indentitas pada aktivitas rekruitmen dalam profesi akuntan. Sebuah tinjauan singkat dari analisis goffman yang mendasari analisis ini, sangat penting untuk dilakukan.
Goffman dan Manajemen Stigma Dan Kesan
Dalam pandangannya Goffman mendefinisikan stigma sebagai suatu lambang yang sangat mendiskreditkan atau mengucilkan. Ia membedakan antara tiga type dari stigma yaitu sesuatu yang sangat dibenci terhadap suatu badan/lembaga, stigma kesukuan yang terbit terhadap suatu ras atau agama, dan noda dari suatu karakter individual. Stigma yang terakhir merupakan stigma yang paling relevan untuk didiskusikan dalam bahasan ini. Goffman menguraikannya sebagai berikut:
Noda dari suatu karakter individu dirasakan sebagai suatu keinginan yang lemah, semangat yang mendominasi dan tidak natural, kepercayaan yang kaku dan berbahaya, dan ketidakjujuran, hal ini dapat disimpulkan dari beberapa perilaku seperti gangguan jiwa, hukuman penjara, kecanduan, alkoholisme, homoseksual, pengangguran, usaha bunuh diri, dan sikap politik yang radikal. Branaman (2003) secara mirip mengusulkan bahwa gagasan Goffman terkait stigma dapat diperluas secara lebih umum untuk diterapkan pada jarak interaksi sesama manusia normal di kehidupan sehari-hari. Penanda dari status sosial, maupun kekurangan daripadanya, memiliki sumber potensial untuk dapat menjadi stigma. Dalam sikap ini, kerangka berpikir Goffman memfasilitasi pengertian dari "dinamika interaksi yang terjadi antara individu yang berbeda dalam karakteristik status yang membedakan manusia dalam berbagai konteks dalam kehidupan sehari-hari (misalnya: ras, kelas, gender, umur, pekerjaan, dan pendidikan)" (ibid p.11).
Goffman'sworks yang digambarkan di dalam makalah ini adalah Presentasi Diri di Kehidupan Sehari-hari. Dalam tulisan-tulisan ini Goffman (1969) mempertimbangkan berbagai teknik yang digunakan oleh seorang individu untuk mengontrol tayangan lain. Dia menyebarkan dramaturgi sebuah kerangka analisis yang menarik di panggung-kerajinan dan manajemen panggung. Didalam konteks kemudian seorang individu mengelola tayangan dengan pementasan "kinerja" (p.26) untuk "penonton" mereka (hal.27). Sebuah "depan" (hal.32) disajikan dengan bantuan dari "pengaturan" (33) dan atribut pribadi dari pemain yang "penampilan dan cara" (hal.34).Mencoba untuk berhasil dengan mengelola tayangan Goffman mengamati kecenderungan tak terelakkan oleh pelaku untuk menyajikan "ideal Mengingat situasi" (p.44). Penyembunyian fakta-fakta tertentu sering merupakan konsekuensi dari mencapai penampilan ideal ini. Hal ini mungkin tidak tidak biasa karena itu manajemen terkesan dapat memerlukan unsur "keliru" (p.65).
Sebagaimana gambaran pada kedua karya Goffman, makalah ini membahas langkah-langkah seorang profesi akuntan dalam upaya untuk mengelola gambaran melalui apa yang mereka dapatkan. Sehingga dilakukanlah penyelidikan tentang bagaimana pola stereotip yang tersembunyi di balik permukaan yang menarik dan dapat diterima secara sosial. Hal ini juga mengeksplorasi melalui teks dan gambar, sebuah proses dilakukan untuk membangun identitas yang lebih dinamis untuk seorang akuntan. Untuk tujuan ini, dua bagian dari makalah berikut merupakan bahan yang diambil dari perusahaan-perusahaan akuntansi "big four" dan enam dari lembaga akuntansi profesional. 4. Membuat konstruk yang warna-warni: perusahaan-perusahaan akuntansi
Empat besar perusahaan-perusahaan akuntansi saat ini merupakan Deloitte Touche dan (D & T), Ernst dan Young (E & Y), KPMG, dan Pricewaterhouse Coopers (PWC). Pengambilan materi sampel pemeriksaan diperiksa di sini, dan di bagian berikut, tersedia untuk umum baik dalam format brosur dan dalam situs organisasi. Memang, internet menjadi sarana yang semakin penting untuk komunikasi perusahaan (Adams dan Frost, 2004). Mengingat usia muda para pelamar. Ulasan bukan merupakan suatu analisa. Memang, merupakan hal yang tidak mudah dalam menerapkan metodologi yang tepat untuk menjadi subjek. Sebaliknya, tinjauan umum dari publikasi perlengkapan 2003/2004 di Inggris dilakukan untuk bagaimana menangkap suatu rasa atau esensi dari organisasi-organisasi ini dalam usaha untuk membangun sesuatu yang berwarna-warni. Apa saja kata, frase, dan gambar yang digunakan untuk menciptakan aura petualangan? Bagaimana kehidupan dan kejadian sosial yang terintegrasi dengan karier? suatu perspektif dalam analisa dan penyajian materi oleh perusahaan Big Four, perspektif dalam dekontruksi stereotip merupakan suatu hal yang berguna.
5. Membuat Suatu Pertemanan Baru
Pada umumnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melihat aspek sosial dari gaya hidup seorang trainee akuntan dalam perekrutan. Pada tingkat yang paling dasar, para akuntan akan membuat kesempatan untuk bertemu orang-orang baru dan dengan siapa untuk memulai kehidupan social yang baru dan menarik, persahabatan ini tidak disembunyikan atau bukan suatu kebohongan belaka, ini membuat kita berpikir secara jelas dan sungguhan.
Dengan kata lain, arena yang bertentangan dari 'bersosialisasi' dan 'kerja' menjadi beberapa cara untuk mencari teman atau sahabat dalam proses perekrutan akuntansi. hal seperti diatas merupakan contoh nyata dari proses rekuitmen , dan bukan dari pena orang pemasaran , ini menunjukan bahwa firma akuntansi / perusahaan akuntansi telah berhasil mempromosikan unitnya dan ini mungkin contoh yang baik cara bersosialisasi bagi profesional para akuntan (Anderson et-Gough al., 1998a).
Dengan menulis brosur pada proses rekuitmen kita dapat menggambarkan kepribadian seseorang pegawai yang berguna untuk dapat lebih dipercaya dalam sebuah persahabatan, the Deloitte dan Touche dalam brosurnya rekuitmen nya selalu memasukan gambar atau foto bahagia pegawai yang sedang tersenyum yang mengandung arti nilai wajah seoalah memberitahu mari bicara tentang masa depan anda, banyak wajah yang beseri di dalam halaman tersebut, arti dari ini semua adalah anda tidak akan menjadi kutu buku yang terisolasi didalam rumah dengan kalkulator anda akan dikelilingi oleh sejumlah teman bermain yang bahagia, pekerjaan menyediakan anda dengan memasukan ke dalam komunitas seperti apa yang anda pikirkan , komunitas dari apa yang anda inginkan (Goffman, 1968, hal.52) apa yang indah dari semua kesempatan adalah sama yaitu uang, karir, teman yang berlimpah !
6. Kegiatan Menyenangkan
Tentu saja, perusahaan tidak hanya sebagai penyedia pergaulan, mereka juga memberikan berbagai hal yang menyenangkan dan kegiatan sosial yang menarik untuk menghibur Anda dan teman-teman baru Anda. Tentunya mudah untuk "melintas" dan melanggar stigma (Goffman, 1968, hal.92) Sekali lagi organisasi dengan kegiatan yang penuh sensasi tersebut secara terang-terangan menarik perhatian untuk melakukan perekrutan yang potensial. Ernst and Young dengan bangga menyatakan. Orang-orang secara konsisten mengatakan bahwa orang-orang sangat menikmati bekerja dengan Ernst&Young. Hal ini dipertegas oleh sejumlah staf kami yang hilir-mudik mengambil bagian dalam kegiatan sosial Negeri. Setiap kantor memiliki komite sosial yang bertanggung jawab untuk mengatur dan menjalankan kegiatan sosial dan olahraga. Hal tersebut bervariasi dari acara BBQ atau team nights out pada perayaan Natal di kantor. (Ernst & Young Website (a)).Sekali lagi penggunaan gambaran yang berwarna-warni memperkuat hubungan yang diartikulasikan dengan kegiatan yang menyenangkan. Sebagai contoh, brosur perekrutan PWC, dengan potret berjudul kehidupan di PricewaterhouseCoopers, secara tegas mempromosikan gaya hidup menyenangkan dengan menampilkan sebuah foto dari sekelompok anak muda yang tersenyum dengan dentingan gelas (alat peraga yang sempurna untuk ditunjukkan (Goffman, 1969, p.33)) di bar/restoran dengan keterangan sebagai berikut: "18.40 Robert, salah satu dari pegawai magang kami di musim panas, merayakan akhir delapan minggunya dengan kami sebelum berangkat untuk liburan" (PWC, 2003, p.13). Apa lagi bukti menyenangkan selanjutnya yang memungkinkan untuk dapat merekrut yang lebih muda?
7. Lokasi tempat untuk diperbantukan yang Eksotis
Kesempatan untuk bepergian keluar negeri selalu menarik bagi tenaga kerja muda. "The big four" mengisyaratkan akan potensi gaya hidup jet set ketika menawarkan kesempatan untuk berkerja di cabang perusahaan internasional. Sehingga, tidak perlu untuk menutupi stigma akan audit yang monoton ketika sederet petualangan yang menarik telah menanti. Hal yang menarik untuk diperhatikan bahwa dalam photo Neil digambarkan dirinya di lapangan golf daripada di balik meja. Yang lebih aneh, tidak banyak disebutkan berapa banyak bulan yang telah dihabiskan dalam mengaudit 'widget company" di Industriaville, meskipun perusahaan tersebut berada di kota yang eksotis. Meskipun biasanya staff junior tidak mungkin berani untuk mencuri-curi kesempatan waktu diperbantukan.8. Melawan Stereotip
Bagian ini mungkin akan lebih membuka wawasan daripada bagian yang sebelumnya yaitu ada usaha disini untuk memahami sikap sebuah perusahaan, dimana sebuah perusahaan akuntansi akan secara tegas melawan kesan pekerjaan akuntan yang membosankan pada saat mereka melakukan perekrutan. Hal tersebut beralasan karena dapat dilihat dari, bahwa semua organisasi, tanpa mengabaikan kedisiplinan, berusaha untuk menarik pelamar baru dengan menawarkan tempat kerja yang bersahabat, aktivitas sosial yang menyenangkan dan tugas luar negeri yang glamor.
Akan tetapi, Profesi Akuntan seharusnya mungkin menawarkan insentif yang sedikit lebih besar. Profesi tersebut harus menawarkan pilihan karir yang saat ini telah ternodai dengan gambaran dari seorang penjaga buku yang membosankan dan kurang menginspirasi. Bagaimanapun juga seharusnya memperbaiki gambaran yang tidak disukai dari seorang akuntan. "The Big Four" memperbaiki gambaran tersebut dengan beberapa cara. Permasalahan usia menjadi langkah awal yang penting dalam proses ini. Perusahaan membuat tampak jelas bahwa tempat kerja akuntansi adalah bagian dari generasi muda. Usia dua puluhan akan direkrut dan bergabung sebagai staf muda. Secara terang-terangan tidak ada tempat untuk seorang yang tua kolot dan membosankan.Cara lainnya yang penting dalam membangun anti stereotip adalah dengan menyoroti berbagai macam kemampuan dari staf yang ada. Hal ini penting dalam menggambarkan dengan baik kesan dari seorang akuntan lebih dari banyak hal yang dapat menghancurkandan menyembunyikan kesan itu. Perusahaan akuntansi dengan berani menampilkan serangkaian karakter yang berwarna yang terdiri dari tantangan kerja mereka.9. Perusahaan Akuntan yang Kecil/Sedang
Sebelum mengakhiri bagian ini kertas penting untuk dicatat bahwa meskipun hanya literatur rekrutmen 'empat besar' akuntansi perusahaan-perusahaan itu diperiksa di sini, tampak bahwa media / kecil perusahaan mengikuti strategi yang sama dalam menangkal citra konservatif dalam akuntansi stereotip. Sebuah kajian karir akuntansi dalam buku pedoman karir (2003/2004), yang meliputi satu singkat ke dua fitur halaman pada pilihan perusahaan-perusahaan, mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih kecil terlibat dalam wacana sangat menyerupai saingan mereka lebih besar. Sebagai contoh, media ukuran perusahaan BDO Stoy Hayward menggabungkan dalam iklan perusahaannya, ekstrak diary dari anggota staf. Kutipan ini dikemukakan oleh orang terkemuka bahwa selain menceritakan tugas pekerjaan yang lebih biasa di mana anggota ini bergerak, masih ada ruang untuk mengatasi kegiatan sosial menyenangkan yang ditawarkan.10. Membangun dengan penuh warna: badan akuntansi professional
Bagian dari paper penelitian ini adalah berisi materi promosi perekrutan anggota , baik dalam bentuk brosur dan posting situs web, dari enam badan akuntansi profesional yaitu: the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), the Institute of Chartered Accountants in Australia (ICAA), the Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), the Institute of Chartered Accountants in Ireland (ICAI), the Institute of Chartered Accountants in Scotland (ICAS) and the Chartered Institute of Management Accountants (CIMA).
Badan akuntansi tidak mungkin bertatap wajah secara langsung pada saat perekrutan sebagaimana yang dilakukan oleh kantor akuntan.Sebagai contoh, sarjana muda berharap untuk mengejar karir bidang akuntansi, umumnya memiliki pilihan untuk menjalani pelatihan dengan salah satu dari empat KAP besar atau sejumlah perusahaan KAP kecil atau sedang, tapi biasanya ada satu lembaga profesional yang dominan di wilayah itu. Namun, meskipun ada dominasi daerah di beberapa lembaga, persaingan para professional tidak diragukan lagi ada diantara setiap badan akuntansi dan tentu saja, mereka juga harus perang upah yang berkelanjutan melawan yang lebih senior, dan mendapat persepsi lebih bergengsi, tunjangan bantuan hukum dan obat-obatan. Lalu bagaimana cara mereka menerapkan 20 hal yang baru pada jangkauan operasional mereka? Apa kalimat dan gambar yang mereka gunakan untuk memasarkan keahlian mereka? Bagaimana cara mereka memikat minat para akuntan muda yang masih belum berpengalaman untuk lebih mendalami profesinya dengan mantap dan penuh ketenangan dan kesungguhan?
Revieu dari bahan promosi yang dibuat oleh badan akuntansi mengungkapkan cerita yang sama seperti yang dikisahkan oleh kantor akuntan. Sementara mungkin tidak begitu jelas sebagaimana yang terakhir, disini secara kolektif lembaga akuntansi dianggap menggunakan berbagai teknik untuk membangun karakteristik yang berwarna warni dan menarik dari profesi tenaga akuntansi. Berikut sub judul yang berguna dalam menjelaskan proses tersebut.
11. Membentuk kembali stereotip
Mengatasi, atau setidaknya menyamarkan, stereotip tradisional bahwa seorang akuntan itu identik dengan pendorong pensil yang kusam dan membosankan mungkin adalah rintangan terbesar yang dihadapi badan akuntansi. Dalam upaya untuk menggambarkan kesan yang lebih menarik, Institut seperti ICAI dan ICA memberikan pilihan karir yang bervariasi untuk akuntan kontemporer. Selain itu, alih-alih mengabaikan masalah, beberapa badan akuntansi telah berusaha untuk menghadapi akar permasalahan stereotip tersebut dengan membuka wawasan bahwa hal tersebut merupakan pandangan yang keliru di masa lalu. Teknik manajemen stigma ini"mencoba untuk 'memecahkan es' secara eksplisit mengacu pada cara melepaskan diri dari kegagalannya,dan mampu mengambil kondisi dalam langkahnya nya" (Goffman,tahun 1968, p.141). Dari posisi seperti ini, badan akuntansi dengan cepat dapat membuang stereotip lama sebagai sejarah dan hadir dengan peningkatan dan versi baru : karir yang menarik dan yang terdepan dalam bisnis. Website AICPA menawarkan contoh yang sangat baik dari strategi ini:
Penggunaan warna, baik dalam kata-kata dan gambar, merupakan instrumen dalam mempromosikan ICAEW's. Misalnya, kutipan di atas ditempatkan pada latar belakang merah muda yang menggambarkan semangat dengan kata "Mengejutkan" muncul dalam huruf-besar. Shocking pink tidak diragukan lagi digunakan untuk menciptakan rasa menyenangkan yang merupakan lawan dari kebosanan dan stereotip abu abu; yang menyediakan pemandangan yang sempurna dengan kesan kinerja manajemen yang menyenangkan (Goffman,1969, hal.33). Judul brosur sendiri Spektrum penuh tanpa abu-abu, disertai dengan desain sampul efek pelangi, sangat tepat dalam menangkap tema inti dari tema kampanye: akuntansi adalah pilihan karir yang menarik dan berwarna-warni.
mungkin salah satu yang paling menarik atau menghibur, adalah penggunaan "warna" dalam membentuk kembali stereotip dalam diskusi dua halaman dari program pelatihan ICAEW (pp.12-13). Tentunya ini adalah yang paling biasa dari topik. Apakah bisa lembaga ini mencoba membawakan rasa bosan dari ujian dan studi menjadi menggairahkan? Jawabannya: Atur background berwarna ungu dengan judul: "Tidak Untuk Menyembunyikan Warna Ungu". Selanjutnya program pelatihan disesuaikan untuk para pemberani dan petualang saja. Setiap gagasan lama tentang pembukuan yang sedikit memalukan dibuang saja untuk menghadirkan sebuah rezim yang penuh tantangan dan keberanian.12. Model Yang Menarik
Sarana penting yang berkaitan dengan sasaran adalah melalui peran model. Pemuda cerdas dimana profesi akuntansi memamerkan karyanya, perlu terus-menerus diingatkan bahwa beberapa orang terkenal pada satu waktu mengikuti jalur karir yang sama dengan yang mereka pertimbangkan sekarang. Asosiasi ini tidak diragukan lagi memberikan mereka pertimbangan bergabung dengan jajaran stigma dengan jaminan bahwa mereka juga bisa berpotensi "lulus" (Goffman, 1968, hal.92) seperti biasa, atau setidaknya mengurangi sejauh mana mereka butuhkan "penutup" (ibid, hlm 125) stigma dalam hubungan sosial. Lembaga akuntansi tidak lambat dalam mengumumkan berbagai kemungkinan hubungan modern dan peristiwa. Bahkan tidak perlu menyebutkan nama-nama orang terkenal dalam menghubungkan akuntansi dengan suatu yang keren/cool. ICAEW hanya menyediakan profil anggota mereka yang lebih muda dalam rangka untuk memulai pengalaman ikatan. Tidak mengherankan karakter ini terlibat dalam hobi yang menyenangkan serta langsung menarik bagi para petualang. Sekali lagi, itu adalah wawasan untuk mengamati bagaimana menggambarkan Reena yang tersenyum, tidak dalam-batas abu-abu dan kantor yang suram, melainkan memegang layang-layang warna-warni dengan latar belakang hutan yang cerah; contoh lain dari pemandangan "depan" dan alat peraga dalam pengelolaan tayangan publik (Goffman, 1969, p.33).
13. Kegiatan Sosial Yang menyenangkan
Lembaga akuntansi mungkin tidak dianggap sebagai flamboyant dalam memamerkan kalender sosial mereka yang menyenangkan sebagai sebuah perusahaan akuntansi. Hal ini dapat dimengerti; rekrutan baru bergabung dalam situasi profesi ini, bukan sebuah tempat kerja. Namun, lembaga masih mengatur untuk memberi kesan kehidupan sosial yang sibuk telah menanti calon anggota. Misalnya, siswa trainee dari ICAI tidak hanya memperoleh kualifikasi profesional, mereka dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial yang menyenangkan:
Demikian pula, ICAS adalah perusahaan yang menyenangkan dari kehidupan trainee akuntan sehari-hari ketika mereka menggabungkan intisari dari buku harian siswa dalam literatur perekrutan mereka. Di sini, merekrut menunjukkan potensi untuk membentuk persahabatan baru, tidak hanya dengan rekan kerja mereka sendiri, tetapi juga dengan siswa peserta pelatihan lainnya dalam badan profesional yang mereka pilih. Sekali lagi gagasan persaudaraan dari stigma yang terdaftar (Goffman, 1968, hal.52):
Akibatnya, memilih anggota lembaga akuntan yang 'benar' yang dapat digunakan untuk latihan tidak lagi didasarkan semata-mata pada standar tradisional seperti kematangan dan status. Elemen menyenangkan dan sembrono dalam memasuki proses keputusan. Hal ini adalah kriteria yang jelas yang ingin ditanamkan oleh lembaga akuntan dalam pikiran orang-orang yang berhati-hati dalam mempertimbangkan pilihan karir masa depan mereka.
14. pendekatan institusional yang Kontras
Sebelum mengakhiri bagian ini, hal ini berguna untuk membedakan secara singkat pendekatan - pendekatan yang berbeda dari tiap - tiap enam badan untuk pembangunan akuntan yang beraneka ragam. Dimulai dengan yang kelihatan paling aktif, CIMA, sebagai pembaca mungkin telah mencatat, tidak disebutkan dalam diskusi di atas. Selain menggambarkan beberapa gambar dari orang yang bahagia tidak ada secara jelas dalam brosur perekrutan CIMA menunjukkan bahwa lembaga ini berusaha untuk membuat struktur atau merestrukturisasi cara pandang akuntansi. Berikutnya datang ICAI dan ICAS. Keduanya mengandung beberapa kutipan yang berkaitan dengan berbagai pekerjaan menarik yang tersedia untuk akuntan yang berkualitas dan kegiatan sosial menyenangkan yang ditawarkan ke peserta pelatihan. Namun, bahasa mereka dikemas dengan informasi yang instruktif pada program pelatihan. Menariknya, brosur ICAS tidak berisi satu foto dan kesenangan yang agak'konservatif' dengan biru dan putih warna latar belakangnya. Website ICAA juga umumnya informatif bukan berbentuk prasasti, hanya dengan basis keanggotaan muda yang dipromosikan pada perekrutan potensial.
Namun, ICAEW dan AICPA , yang mewakili Inggris, Wales dan Amerika Serikat , masing-masing, memiliki keunggulan dalam upaya mereka untuk menghalau akuntan yang membosankan . Seperti pada pejelasan di atas telah diungkapkan dengan penuh harapan , lembaga ini menggunakan segudang metode untuk membebaskan pegawai pembukuan ( akuntan ) yang kaku dari kungkungan jas abu-abunya . Mereka membuang gagasan lama dengan visi sebuah petualangan karir pada dunia keuangan yang cepat dan ganas. Mereka melapisi pilihan pekerjaan yang mewah dengan pesta hip dan peran model yang trend. Mereka menjangkau calon anggota dengan profil mereka yang memiliki semangat permanen dan semangat keanggotaan yang bergelora . Melalui kata-kata dan gambar , kedua badan tersebut membuang penilaian akuntansi tradisional dan membuat penangkal diri yang kuat .
15. Masyarakat.(orang-orang ) tersenyum bahagia
Rivieu diatas dari perusahaan dan lembaga perekrutan sastra (baik di media cetak maupun elektronik) telah mengungkapkan sejauh mana penekanan ditempatkan pada waktu yang bahagia dan menyenangkan untuk menunggu perekrutan akuntansi (akunting) baru. Selain aspek lebih biasa dari pemeriksaan dan prosedur pelatihan, profesi akuntan memberikan anjuran untuk kehidupan sosial yang baru dan menarik. Mereka membangun sebuah karir yang berwarna jauh menggeser dari rasa kebosanan Beancounter.Wacana perekrutan profesi dapat dilihat sebagai kampanye secara hati-hati di stigma dan kesan manajemen. Kegembiraan staff dengan adanya barbeque ataupun disco terdengar mengalihkan dari stigma steorotip. Hal itu sangat mudah untuk "berlalu" (gofman 1968.p.92) seperti biasa ketika dikelilngi oleh panggul dan model kejadian peran. Sementara perlu untuk mempekerjakan teknik "penutup" (ibid, P.25) untuk meredakan ketegangan sosial yang timbul dari stigma, meskipun dihapuskan ketika suatu pekerjaan berjalan dengan luar biasa seperti gaya hidup orang kaya. Keraguan yang lama untuk menjadi orang buangan sosial ketika bergerak dari masyarakat normal untuk stigma yang meyakinkan dihentikan oleh pelukan hangat seperti jiwa hati dalam bentuk lembaga masyarakat mahasiswa dan empat komite sosial besar (ibid, pp.48-52)
Pernah dimuat di artikel sebelumnya bagaimana brosur perekrutan merupakan perangkat penting dalam tahapan awal proses sosialisasi profesional. Feldman (1981, p.310)  menunjukkan tahapan sebelum seseorang benar-benar bergabung dengan organisasi sebagai "sosialisasi antisipatif". Dia mengidentifikasi empat faktor yang menentukan keberhasilan sosialisasi awal tersebut.  Sebagai tambahan dari realisme individu tentang sifat pekerjaan, organisasi, dan keterampilan yang dimiliki serta kemampuan yang dibutuhkan, Feldman mencatat pentingnya berbagi kebutuhan dan nilai-nilai organisasi (ibid). Profesi akuntansi membutuhkan rekrutan yang percaya diri dan proaktif, dan dengan kompetensi yang dimiliki tersebut dapat mewakili profesinya ketika berhubungan dengan klien.  Mereka mencari pribadi yang ramah daripada pribadi yang sulit bersosialisasi. Sebagaimana pengamatan Hanlon (1994, p.215), "Pelatihan akuntan sesungguhnya bukan untuk mengembangkan keahlian teknis, walaupun hal itu merupakan faktor yang sesungguhnya, ini lebih banyak berhubungan dengan penerimaan". Informasi perekrutan merupakan sarana yang tepat untuk mengkomunikasikan nilai-nilai kebutuhan profesi. Sehingga tidak mengherankan bila tulisan perekrutan mereka dipenuhi dengan keterlibatan orang yang tersenyum senang dalam beragam kegiatan sosial yang menyenangkan. Anderson-Gough et al. (1998a, p.70) mengakui bahwa ketika bersosialisasi tidak perlu bingung dengan sosialisasi, "ini bagian dari proses sosialisasi. Kemampuan bersosialisasi merupakan bagian dari perekrutan profil perusahaan... perusahaan mendorong budaya sosialisasi dan bersosialisasi. "Profesi akuntansi seolah-olah dianggap sebagai profesi yang mampu melebihi profesi lainnya, dengan berjuang melawan sisa-sisa stereotip negatif yang kuat dan terutama melalui keramahan ketika proses sosialisasi, barangkali hasilnya menjadi sangat signifikan. Pilihan karirnya juga dianggap berhubungan melekat dengan stereotip pekerjaannya (Holland, 1973), disediakan beberapa penjelasan rasional untuk isi sosialisasi dalam literatur perekrutan pada ulasan sebelumnya. Apakah ini pasti baik untuk citra profesional akuntan dalam jangka panjang merupakan masalah lain.
16. Penutup
Makalah ini tidak bertujuan untuk mengekspos seberapa besar ilusi kesalahan profesi akuntansi. Tidak ada dasar yang 'tidak benar' dalam inisiatif rekrutmen dan tayangan yang mereka bangun. Sebuah pelatihan akuntansi memang menawarkan aturan karir yang mungkin menarik, terlepas di dalam ataupun di luar urusan bisnis Tentu saja, sebagian dari berbagai karakter yang ditemui dalam perjalanan ini kebanyakan sangat kuat untuk menghancurkan pandangan stereotip lama. Selain itu, dalam tanda kutip literatur perekrutan yang diteliti sebelumnya dari trainee nyata, bukan aktor. Jadi tidak ada saran yang menyesatkan mengenai profesi akuntansi saat ini tentang sifat pekerjaan yang dinamis dan orang-orang yang menarik di dalamnya. Oleh karena itu, penting untuk mengakui bahwa pesan promosi dalam dokumen perekrutan mungkin hanya merupakan refleksi dari berbagai bentuk variasi alami dari pekerjaan, daripada sebuah kampanye bersama yang bertujuan untuk membuang stereotip.
Penting untuk mengakui, bahwa akuntansi merupakan pilihan karier yang menarik pada pasar tenaga kerja terdidik, terlepas dari potensi wisata luar negeri dan perjamuan sosial. Dengan kata lain, meskipun stereotip yang ada berasosiasi negatif, karier di akuntansi memiliki berbagai tantangan yang serius. Memang, bagi akuntan yang bekerja pada sektor bisnis, kualifikasi akuntansi biasanya di lihat dari berbagai piagam dan sertifikat. "Akuntansi adalah bahasa bisnis", hal ini merupakan alasan klise yang disimpulkan oleh perkumpulan asosiasi akuntan profesional. Lulusan baru tidak mengetahui tentang status dan kredibilitas yang di investasikan dalam keanggotaan tersebut, mereka juga tidak menyadari keamanan dari pekerjaan potensial yang terkait akuntansi. Sehingga sebuah nomor dapat memberikan suatu kenyamanan (Chua, 1996).Tidak mengejutkan bahwa profesi akuntan mengadopsi siasat proaktif dan menyajikan prospek yang cerah pada karier akuntansi. Tidak ada satu pun brosur yang menunjukkan hal sebenarnya pada profesi ini di perusahaan. Hal ini merupakan kewajiban organisasi dalam melakukan promosi untuk menarik minat lulusan yang terbaik dan tercerdas. Pada dasarnya profesi ini hanya memiliki dua program terbuka untuk mereka dalam dunia pekerjaan. Schlenker (1980, p.299) mengamati :Tergantung pada tujuan mereka sendiri dan sumber daya pribadi, stigma yang ada dapat berganti dengan perubahan stereotip dan dalam bermain peran mereka mungkin memilih untuk mencoba melawan stereotip ataupun tidak yaitu dengan pergi keluar dari jalan mereka untuk menyajikan bukti yang meyakinkan bahwa mereka bukanlah seperti apa yang khalayak pikir tentang mereka.
Pertama, penting untuk mengenali bahwa laporan perekrutan adalah media yang signifikan dimana profesinya membangun dan membongkar identitas akuntansi. Ini merupakan salah satu sarana bentuk perwakilan sosial. Representasi sosial, apakah itu dalam bentuk televisi, bioskop atau buku, membentuk persepsi stereotip (Hinton, 2000). Untuk mengatasi stigma dari stereotip dan menambahkan daya tarik bagi profesi akuntansi, perusahaan dan lembaga berusaha membangun citra karakter yang colourful (menarik) pada materi promosi mereka. Mereka mencoba untuk membentuk kembali representasi stereotip bahwa pembukuan merupakan sesuatu yang membosankan dan abu-abu. Menggunakan gambar dari yang happy (menyenangkan), tertawa sesuai trendsetter terkini dengan latar belakang penuh warna dan penuh semangat, mereka berusaha mengubah pandangan masyarakat mengenai karakter akuntan. Dengan cara mengilngkan membosankan supaya lebih bercahaya kemudian diangkat dari abu-abu. Hal ini untuk mengenali pentingnya profesi dan dalam hal materi rekrutmen.Penyebab kedua untuk diperhatikan adalah bahwa identitas yang dibangun tidak memiliki kemiripan dengan realitas magang/latihan kerja tersebut. Tanpa mengurangi apa yang diakui sebelumnya mengenai sifat dinamis dari pekerjaan dan orang-orang di dalamnya, dan juga diakui bahwa banyak aspek dari pekerjaan audit melibatkan unsur kebosanan. untuk mengintai wilayah menarik dari akuntan baru dan untuk mengasumsikan bahwa perusahaan dan lembaga harus puas dengan hanya menerima bahwa hari-hari yang membosankan, tampaknya bahwa kesempatan untuk saudara-saudara kita yang baru memenuhi syarat-bervariasi dan menantang. Ini menjanjikan sejumlah peran inovatif pemikiran kreatif dan keterampilan interpersonal yang luar biasa. Memang, sebagai akuntan semakin pindah ke wilayah konsultasi dan jauh dari fungsi audit tradisional peran dinamis seperti menjadi norma. Bahkan dalam domain akuntansi akademik, pasti tampaknya tenang arenanya, akuntansi telah dalam beberapa dekade terakhir menjadi begitu interdisipliner di alam yang telah mendorong salah satu ulama untuk menanyakan apakah sebenarnya akuntansi akan menjadi terlalu menarik (Whittington, 1995). Tentu saja, apa yang muncul semakin jelas untuk orang-orang di dalam adalah tidak begitu transparan kepada mereka di luar batas. Diragukannya intensitas kompetisi untuk karyawan baru antara profesi lainnya, dan bahkan dalam profesi itu sendiri, membutuhkan sejumlah kebanggaan akan profesinya sendiri. Namun, sering tampak bahwa mereka semua telah mencoba terlalu keras.
Hal ini menyebabkan pengamatan akhir penelitian: lebih mengekspos kasus perekrutan ini. Pesan berpotensi berisiko menghancurkan beberapa ketulusan yang telah secara bertahap membangun sekitar perancah dari stereotip baru dan ditingkatkan. Atau mungkin, lebih serius, mereka membahayakan esensi dari kualifikasi akuntansi: profesionalisme, kredibilitas dan integritasnya. Ini telah cukup rusak oleh kegagalan baru-baru ini. Sebagai Dimnik & Felton (2006, p.153) mengamati:
Selama bertahun-tahun perusahaan akuntansi yang besar telah mempromosikan akuntansi mempunyai kedudukan menarik dan meremehkan "membosankan" fungsi audit. Mengingat situasi saat ini, mereka mungkin menyesali keberhasilan untuk mencapai hal ini.
Lebih dari satu dekade lalu, Bougen (1994) menyatakan bahwa munculnya stereotip akuntansi baru dari karakter yang didasarkan perilaku korupsi dan manipulasi laba. Hal ini terjadi pada Enron, yang mengakibatkan runtuhnya perusahaan akuntansi global tersebut. Peristiwa tersebut telah terjadi, untuk lebih memperkuat pendapat tersebut. Akibatnya, profesi akuntansi telah menciptakan stereotip baru menggantikan, beancounter yang lama kontra. Stigma administrasi keuangan menjadi tidak penting artinya jika dibandingkan dengan stigma profesional yang serakah dan eksploitatif. Perilaku yang berpotensi yang buruk tidak hanya mengakibatkan kerusakan awal perekrutan tetapi juga organisasi profesi secara keseluruhan. Sebagaimana Dimnik & Felton (2006) telah mengamati, profesi ini mungkin akan disesali. Keabu-abuan dan bisa membosankan, tetapi juga dapat melemparkan selubung yang kegunaannya tidak jelas bagi pemakainya. Sebuah persona berwarna-warni namun, lebih mudah menarik pengawasan publik. Citra magang/latihan kerja yang trendi dan bersosialisasi dengan perusahaan membuat mereka begitu bersemangat untuk memamerkannya dan mungkin memiliki dampak yang tak terduga. Apakah akan ada biaya di masa depan yang lebih berat untuk menyamarkan anggapan dan lebih teliti mengurus perhitungan pendukungnya yang memamerkan kesenangan dan kesembronoan?
PEMBAHASAN
Yang menjadi permasalahan adalah adanya stigma kepada para akuntan , dengan istilah Beancounter (catatan: istilah/ejekan bagi akuntan/bankir/pelaku ekonomi, yang sangat "perhitungan" atas hal-hal kecil/remeh untuk menghemat biaya) bisa jadi membosankan dan kelihatan meyeramkan tapi sebenarnya dia juga dianggap sebagai kustodian (penjaga) yang aman dan terpercaya atas aset bisnis. Dalam era skandal keuangan, profesi akuntansi, kata Bougen, tidaklah acuh terhadap hubungan positif yang kuat yang tertanam di antara nuansa negatif "penata buku" yang membosankan. Bagi anak muda, reputasi sebuah profesi dikatakan hambar dan membosankan, merupakan halangan yang paling serius (bagi mereka untuk bergabung), terutama bagi anak-anak muda "terbaik dan tercerdas". (Friedman dan Lyne, 2001, hal.424).dengan begitu perusahaan besar merasa resah tidak ada nya generasi baru yang akan mengisi atau menggantikan yang generasi tua.
Dulu seorang akuntan lebih kenal sebagai juru tulis pada abad ke-19 yang kemudian berubah menjadi konsultan pada abad ke-20, Stereotip /sudut pandang tersebut tetap eksis dalam kesadaran publik / masayarakat Tidak mengejutkan bahwa profesi akuntan mengadopsi siasat proaktif dan menyajikan prospek yang cerah pada karier akuntansi. Tidak ada satu pun brosur yang menunjukkan hal sebenarnya pada profesi ini di perusahaan. Hal ini merupakan kewajiban organisasi dalam melakukan promosi untuk menarik minat lulusan yang terbaik dan tercerdas. Pada dasarnya profesi ini hanya memiliki dua program terbuka untuk mereka dalam dunia pekerjaan. Schlenker (1980, p.299) mengamati :"Tergantung pada tujuan mereka sendiri dan sumber daya pribadi, stigma yang ada dapat berganti dengan perubahan stereotip dan dalam bermain peran mereka mungkin memilih untuk mencoba melawan stereotip ataupun tidak yaitu dengan pergi keluar dari jalan mereka untuk menyajikan bukti yang meyakinkan bahwa mereka bukanlah seperti apa yang khalayak pikir tentang mereka"
Lebih dari satu dekade lalu, Bougen (1994) menyatakan bahwa munculnya stereotip akuntansi baru dari karakter yang didasarkan perilaku korupsi dan manipulasi laba. Hal ini terjadi pada Enron, yang mengakibatkan runtuhnya perusahaan akuntansi global tersebut. Peristiwa tersebut telah terjadi, untuk lebih memperkuat pendapat tersebut. Akibatnya, profesi akuntansi telah menciptakan stereotip baru menggantikan, beancounter yang lama kontra. Stigma administrasi keuangan menjadi tidak penting artinya jika dibandingkan dengan stigma profesional yang serakah dan eksploitatif. Perilaku yang berpotensi yang buruk tidak hanya mengakibatkan kerusakan awal perekrutan tetapi juga organisasi profesi secara keseluruhan. Sebagaimana Dimnik & Felton (2006) telah mengamati, profesi ini mungkin akan disesali. Keabu-abuan dan bisa membosankan, tetapi juga dapat melemparkan selubung yang kegunaannya tidak jelas bagi pemakainya. Sebuah persona berwarna-warni namun, lebih mudah menarik pengawasan publik. Citra magang/latihan kerja yang trendi dan bersosialisasi dengan perusahaan membuat mereka begitu bersemangat untuk memamerkannya dan mungkin memiliki dampak yang tak terduga. Apakah akan ada biaya di masa depan yang lebih berat untuk menyamarkan anggapan dan lebih teliti mengurus perhitungan pendukungnya yang memamerkan kesenangan dan kesembronoan?
Dalam pembahasan ini perusahaan berupaya mendapatkan pegawai baru, yang berkualitas dan dapat bersosialisasi terdapat lingkungannya, menurut ( Roslender, 1992) bahwa Rekruitmen dan Sosialisasi adalah Proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Sedangkan Proses sosialisasi profesional akuntan adalah proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para akuntan dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota asosiasi akuntan.
Adapun Jenis Sosialisasi :Primary socialisation
Merupakan sosialisasi yang pertama dijalani oleh individu semasa kecil, dimana individu tersebut sebagai anggota masyarakat. Peran orang-orang terdekat sangat penting untuk membentuk karakter kepribadian sesuai yang diharapkan.Apapun yang diserap anak pada masa itu menjadi ciri mendasar kepribadian anak setelah dewasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan pola pengasuhan yang baik dan jauh dari suasana kekerasan baik fisik maupun psikis agar kelak karakter anak menjadi baik
Secondary socialisation
merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan individu kepada lingkungan di luar keluarga. Seperti lingkungan kerja, media massa, sekolah, lingkungan bermain, dan sebagainya. Pada jenis sosialisasi inilah seseorang belajar menjadi seorang akuntan dan kemudian setelah menjadi akuntan, seseorang bersosialisasi untuk menambah kualifikasinya.
karena dirasa siswa yang baru lulus dan berprestasi hanya bisa mengerjakan tugas atau bekerja sesuai dengan teks book tanpa bisa memahami keadaaan sekitar, maka diperlukan kegiatan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk bisa bersosialisasi pada lingkungan baik itu lingkungan diluar perusahaan maupun didalam perusahaan,maka seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi permasalahan yang ada menjadi lebih kompleks, untuk itu wawancara pada saat proses perekrutan pegawai menjadi dasar penting bagi perusahaan karena kunci keberhasilan terletak pada pegawai dan karyawannya, ketika pegawai merasa nyaman dan aman serta dapat bersosialisasi dan kebutuhan sudah terpenuhi dengan gaji yang tinggi , mau tidak mau produktivitas kinerja pada pegawai atau karwayan akan tinggi.
PEMBELAJARAN
Begitu kita membaca jurnal ini maka pandangan kita terhadap ilmu akuntansi lebih beragam atau berwarna , ketika tahu bahwa kita sedang belajar ilmu akuntansi maka sebenarnya kita juga mengetahui bahwa apa yang kita sudah pilih pasti mempunyai resiko, nah sekarang yang kita pikirkan resiko ini akankah bisa kita atasi atau malah membebani kita, untuk itu kita harus bisa memahami kemampuan diri kita, dengan cara tes psikologi , dalam (http://www.dosenpendidikan.com/11-pengertian-dan-fungsi-psikologi-menurut-para-ahli/) Menurut Crow & Crow Pschycology is the study of human behavior and human relationship. (Psikologi ialah perilaku seseorang, yakni hubungan orang dengan lingkungan sekitarnya, antara orang dengan orang maupun bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan lingkungan sekitarnya.
( HYPERLINK "https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi" https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi)
Psikologi memiliki metode diantaranya :
Metodologi Eksperimental
Metode ini penelitian nya di dalam laboratorium dan melakukan eksperimen. Peneliti mempunyai kuasa penuh pada proses eksperimen. Yaitu dengan hal apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, dan kapan akan melakukan penelitian, tingkat kontinyuitas penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental. Observasi Ilmiah
Metode ini, pada suatu keadaan tidak sengaja. Melainkan dengan proses alami dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : perilaku pada saat dipantai , perilaku pada saat mengendari mobil di jalan tol , perilaku anak sedang bermain, perilaku orang pada saat bekerja, dan sebagainya.
Sejarah Kehidupan (metode biografi)
Biogarafi dari individu masing-masing orang merupakan sumber data dominan supaya mengerti "jiwa" dari orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita bapaknya atau tetangganya bahkan dari pesaing ataupun musuhnya,perusahaan itu didirikan dari modal warisan nenek moyang sehingga kita tahu laba menurun ketika dipimpin oleh ahli waris nya. Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaan, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif. Sejarah kehidupan dapat disusun melalui 2 cara yaitu: pembuatan buku harian dan rekonstruksi biografi
Wawancara
Wawancara adalah metode pertanyaan yang diberikan kepada orang yang ingin diketahui keadaan sebenarnya atau dengan kata lain ideology dari yang ditanya Agar orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan. Ada 2 cara untuk wawancara 1. Face to face yaitu dengan bertatap muka baik si peinterview atau yang di interview melakukan pembicaraan utnuk mengenal satu sama lain dengan suasana hati
2. dengan selembar kertas kuisoner yang diisi oleh peserta juga untuk mengetahui secara rinci apa yang diharapkan peserta..
Setelah kita mengetahui kemampuan diri kita dan minat kita dengan tes psikologi maka kita tidak akan salah langkah, begitu juga dengan perusahaan di dalam hal perekuitmen pegawai, perusahaan melakukan tes psikologi untuk mendapat kan pegawai atau karyawan yang sesuai visi dan misi perusahaan, perkembangan budaya dan teknologi banyak mempengaruhi sudut pandang seorang akuntan , dulu kita melihat bahwa sebagai seorang akuntan kebanyakan berambut botak ,berkacamata, tidak keren, individual/ menutup diri kurang bersosialisasi, pandangan ini sangat mempengaruhi perusahaan untuk bisa mendapatkan seorang pegawai baru yang berpotensi,maka suatu terobosan haruslah dipikirkan oleh perusahaan. teori Maslow : K.
Teori ini, adalah teori Abraham Maslow tentang Hierarki Kebutuhan. Maslow adalah ahli psikologi humanistis yang mengemukakan bahwa di dalam setiap manusia terdapat tataran lima kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis: adalah kebuhan dasar atau kita sering dengar kebutuhan primer yaitu : sandang,pangan,papan, serta kebutuhan fisik lainya
2. Kebutuhan Rasa Aman: adalah terbebas dari tekanan yang membahayakan fisik kita serta emosial dan ada jaminan diri sehingga kita merasa merdeka .3. Kebutuhan Sosial adalah kebutuhan sebagai makhluk sosial yang berinteraksi satu dengan yang lain yaitu : rasa cinta , rasa sayang, rasa termasuk dalam kelompok, diterima, dan persahabatan,
4. Kebutuhan Penghargaan: adalah kebutuhan dimana karya kita atau hasil dari pemikiran kita dihargai oleh orang lain dan dapat bermanfaat untuk orang lain yang menjadi kepuasan bathiniah, seperti harga diri, prestasi, seperti status, pengakuan dan perhatian,
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri adalah keinginan dari seorang individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Maslow menegaskan setiap tahapan pada tingkatkan dalam hirarki itu pada intinya harus dipenuhi sebelum tingkatannya berlanjut, dan setelah satu tingkatan kebutuhan sudah dirasa terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi memotivasi perilaku seseorang. Dalam Arti sewaktu kebutuhan pada pokoknya terpenuhi kebutuhan berikut menjadi dominan. Maka motivasi teori kebutuhan yang pada pokoknya telah dipenuhi tidak lagi memotivasi seseorang. Untuk itu jika kita meinginkan untuk memotivasi seseorang, maka menurut Maslow harus mengerti kebutuhan orang tersebut ada pada tingkat mana di dalam hirarki itu, dan memusatkan perhatian untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada tingkat tersebut atau mendeteksi pada tingkatan mana yang dibutuhkan oleh orang tersebut atau orang tersebut berada di tingkat atasnya. Maslow memisahkan kelima kebutuhan itu menjadi tingkat atas dan tingkat bawah, kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan tingkat bawah, sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri digambarkan sebagai kebutuhan tingkat atas.(http://gitag08.student.ipb.ac.id/)
Ketika kita sudah mengetahui bahwa pegawai juga mahluk sosial maka perusahaan perlu memikirkan kebutuhan yang utuh dari seorang karyawan / pegawai, teori Maslow diatas tentu merupakan landasan atau kajian yang mendasar, maka untuk mengetahui secara persuasive dengan pegawai perusahaan diperlukan suatu media atau penghubung untuk mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan pegawai atau karyawan yang akan menimbulkan rasa loyalitas ke perusahaan. Tentu dengan wawancara pada rekuitmen adalah langkah awal dan dengan cara pelatihan-pelatihan.
Be your self adalah kata-kata yang sering kita dengar menjadi diri sendiri yang berkarakter merupakan hal yang harus kita lakukan , karena pada dasarnya yang mengetahui tentang apa ,dan siapa diri kita dan yang kita butuhkan adalah kita sendiri, pencitraan dari suatu perusahaan adalah hal yang bukan inti dari perusahaan itu sendiri, the right man in the right place adalah merupaka slogan bagi kita untuk bisa bekerja sesuai dengan kemampuan kita,
DAFTAR PUSTAKA
Roslender, Robin. 1992, Sociological perspectives on modern accountancy.
Bougen, 1994; Smith dan Briggs, 1999 , Beyond the boring grey: The construction of the colourful accountant, Ingrid Jeacle.
Friedman dan Lyne, 2001, hal.424 , Beyond the boring grey: The construction of the colourful accountant, Ingrid Jeacle.
Schlenker (1980, p.299) , Beyond the boring grey: The construction of the colourful accountant, Ingrid Jeacle.
Dimnik & Felton (2006), Beyond the boring grey: The construction of the colourful accountant, Ingrid Jeacle.
http://www.dosenpendidikan.com/11-pengertian-dan-fungsi-psikologi-menurut-para-ahli/)
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologihttp://gitag08.student.ipb.ac.id/ART :
SUPERMAN JADI KIPPER ?Jika engkau tercipta menjadi pahlawan , pahlawan apakah yang akan kau pilih ??
Superman kah ??
Jika engkau sebelum lahir bisa memilih untuk di Rahim siapa kau akan lahir , rahim mana yang kau pilih ??
Rahim ibu superman kah??Terus kenapa harus ada kipper ( penjaga gawang ) jika engkau seorang superman yang sangat kebal dengan peluru inflasi, bom BBM naik, nuklir upah tenaga kerja naik, apakah bola kriptonik itu sangat kuat ???
Wahai Kipper ternyata berkat tangan dan ketangkasan mu lah bola kriptonik bisa engkau tangkap
Gawang asset selamat , tak peduli engkau botak atau berkacamata dan engkau tercipta sebagai seorang akuntan yang handal, karena jasa mu lah gawang asset selamat..
Selamat bekerja kawan , apa yang engkau kerjakan dengan ikhlas akan memberimu berkah kehidupan.


Download grey of akuntansi.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca grey of akuntansi. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: