Februari 07, 2017

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR MANUSIA KOMUNIKATIF

Judul: MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR MANUSIA KOMUNIKATIF
Penulis: Nur Kamila


MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
MANUSIA KOMUNIKATIF
195262531432500
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Darosy Endah Hyoscyamina M.Pd
Disusun oleh :
EKA CHLARA BUDIARTI(24030113120048)
AYU FADHILATUL RUKMANA(24030113120047)
NUR KAMILA (24030114140106)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
I.2 RUMUSAN MASALAH
I.3 TUJUAN
BAB II DASAR TEORI
II.1 PENGERTIAN MANUSIA
II.2 PENGERTIAN KOMUNIKATIF
II.2.1 PENGERTIAN KOMUNIKOLOGI
BAB III PEMBAHASAN
III.1 SEJARAH PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
III.2 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG KOMUNIKATIF
III.3 ETIKA KOMUNIKASI
III.4 STUDI KASUS
BAB IV PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
IV.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Komunikasi selalu digunakan dan mempunyai peran yang penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berfikir, bertindak dan belajar menggunakan komunikasi. Kegiatan komunikasi dilakukan dalam berbagai macam situasi, yaitu intra pribadi , antarpribadi, kelompok dan massa. Hal ini dapat diartikan bahwa komunikasi dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama saat ia di lahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian antar sesama individu. Selain itu, komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar sesama tidak mungkin terjadi. Sebagian besar kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia berlangsung dalam suatu tingkatan komunikasi antarpribadi. Secara teoritis, komunikasi antar individu dapat mempunyai banyak manfaat di antara lain dapat mengenal pribadi orang lain itu sendiri , menjalin hubungan silahturahmi yang baik , membantu menyelesaikan persoalan yang dialami dari orang tersebut serta dapat mengubah nilai-nilai dan sikap hidup orang lain. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peranan yang penting apalagi bagi manusia moderen seperti sekarang ini. Manusia moderen yaitu manusia yang cara berfikirnya tidak spekulatif tapi berdasarkan logika dan rasional dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktifitas.
I.2 Rumusan Masalah
Tujuan perumusan masalah adalah untuk mempertegas atau memberikan
batasan pada lingkungan pembahasan masalah yang telah ditelaah. Sehingga diharapkan output dari pemecahan masalah dapat sesuai atau tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Untuk itu dari uraian diatas dapat ditentukan rumusan masalah yang lebih tepat sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh komunikasi antar pribadi dalam bermasyarakat?
2. Jika ada, seberapa besar pengaruh komunikasi antar pribadi dalam kehidupan
bermasyarakat?
I.3 Tujuan
Tujuan merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah pencapaian target selesai. Seperti rumusan masalah yang dipaparkan diatas maka tujuannya adalah:
Ingin mengetahui pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap kehidupan bermasyarakat
Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap kehidupan bermasyarakat
BAB II
DASAR TEORI
II.1 Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksidengan manusia yang lain.Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.
II.2 Pengertian Komunikatif
Bahasa komunikatif selalu melekat dan saling berhubungan pada berbagai aspek. Tindakan komunikatif bersandar pada proses dimana seorang individu berhubungan bersamaan dengan beberapa aspek yakni objektif, sosial, dan subjektif. Pembicara dan pendengar menggunakan sistem acuan ketiga aspek tersebut sebagai tempat mereka untuk memahami definisi dari situasi interaksi. Mereka tidak secara langsung mengaitkan diri dengan sesuatu di aspek tersebut namun juga berusaha menjaga ucapan mereka untuk menguji seberapa paham ucapannya dimengerti oleh lawan bicaranya. Kesepahaman terjadi ketika ada pengakuan intersubjektif yang dikemukakan pembicara. Komunikasi tidak akan tercipta manakala pendengar menerima kebenaran pernyataan namun pada saat yang sama juga meragukan kejujuran pembicara atas kesesuaian ucapannya dengan norma.
Proses yang terjadi dalam berkomunikasi adalah konfirmasi (pembuktian), pengubahan, penundaan sebagian, atau dipertanyakan secara keseluruhan.
Tindakan komunikatif memiliki 2 aspek ,yakni :
Aspek Teleologis
Aspek yang terdapat pada perealisasian tujuan seseorang (atau dalam proses penerapan rencana tindakannya).
Aspek komunikatif
Aspek yang terdapat dalam interpretasi atas situasi dan tercapainya kesepakatan.
Dalam tindakan komunikatif, seseorang harus menjalankan rencananya secara kooperatif berdasarkan definisi situasi bersama. Oleh karena itu, syarat utama agar tindakan komunikatif bisa terbentuk adalah seseorang mampu memperbaiki komunikasi mereka secara bersama sehingga mereka bisa menghindarkan diri dari dua resiko, resiko tidak tercapainya pemahaman (ketidaksepakatan atau ketidaksetujuan) dan resiko kegagalan dalam penentuan keputusan (miss-communication).
Kehidupan di dunia bisa berjalan harmonis ketika tidak ada pemaksaan sesuka hati dari beberapa atau sekelompok orang. Pemahaman awal pengetahuan manusia mula-mula memang diterima sebagai dunianya sendiri. Tapi ketika kita berhadapan dengan dunia sosial,dimana manusia hidup,bertindak, dan berbicara satu sama lain serta berhadapan satu dengan yang lain dengan pengetahuan eksplisit maka praktik komunikatif dijalankan. Sering kali hanya sebagian kecil dari pengetahuan yang benar. Ketika memasuki ruang sosial maka timbul persoalan-persoalan. Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi intersubjektif yang membawa setiap orang menjadi paham dengan sesama lawan bicaranya demi kebaikan bersama.
Komunikatif artinya mampu menyampaikan pesan dengan baik. Artinya, pesan yang diterima oleh penerima (receiver) sama dengan maksud pesan yang disampaikan oleh pengirim pesa (sender). Yang dimaksud pesan (message) disini bukan hanya informasi, namun termasuk juga pemikiran, keinginan dan perasaan.
II.3 Pengertian Komunikologi
Pada tahun 1967 terbit buku berjudul "The Communicative Arts of Science of Speech" yang ditulis oleh Keith Brooks, yang menampilkan paparannya mengenai komunikologi secara luas. Mengenai komunikologi (ilmu komunikasi) Brooks menyatakan sebagai berikut:
Pada tahun terakhir ini banyak para ahli komunikasi dari berbagai disiplin ilmu yang mengkontribusikan kepada pemahaman kita tentang landasan, proses. serta tipe – tipe dan bentuk – bentuk aktivitas komunikasi. Komunikologi berkaitan dengan perkembangan asas – asas komunikasi dari para ahli tersebut.
Joseph A Devito juga seperti halnya Keith Brooks menegaskan istilah komunikologi untuk ilmu komunikasi itu. Dalam bukunya "Communicology: An Introduction to the Study of Communication" ia menjelaskan pengertian komunikologi sebagai berikut:
Komunikologi adalah suatu studi tentang ilmu komunikasi, secara khusus subseksinya berkaitan dengan komunikasi oleh dan diantara manusia – manusia. 
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Sejarah Perkembangan Komunikasi
Sejarah perkembangan komunikasi sangat dipengaruhi oleh peradaban ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi informasi ataupun media-media komunikasi diciptakan manusia menjadikan komunikasi memiliki pola yang berbeda. Berikut uraian secara ringkas mengenai sejarah perkembangan komunikasi :
Sejarah Perkembangan Komunikasi - Komunikasi Manusia Prasejarah
Sejarah perkembangan komunikasi berawal dari zaman manusia pra sejarah. Pada saat itu manusia belum mengenal tulisan atau menemukan berbagai alat komunikasi canggih pada era ini.
Manusia prasejarah ialah masa manusia belum dapat menciptakan tulisan. Ilmu pengetahuan dan teknologi masih bersifat natural dan manual. Natural artinya manusia masih sangat bergantung kepada alam untuk bertahan hidup. Sementara manual, berarti manusia masih menggunakan tenaga tubuh, baik tenaga hewan maupun manusia, untuk menghasilkan sesuatu.
Untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan manusia lainnya, mereka menggunakan simbol-simbol, gambar, mobilitas tubuh, isyarat, suara teriakan, dan cara manual lainnya. Contohnya, bila terjadi suatu bahaya, untuk memberitahukan kepada manusia lain dilakukan dengan teriakan. Teriakan itu dilakukan secara kontiniu dari satu manusia diteruskan oleh manusia lain yang berada di wilayah lain. Cara-cara tersebut merupakan awal mula lahirnya sejarah komunikasi dalam kehidupan manusia.
Sejarah perkembangan komunikasi pada zaman prasejarah tak hanya melalui simbol-simbol saja. Media komunikasi melalui patung pun bisa terlihat pada masa kebudayaan Paleolitik muda. Paleotik muda memiliki empat periode kebudayaan, yaitu Aurignacian, Gravettian, Solutrean, dan Magdalena. Pada masa Aurignacian, belum ditemukan gambar atau lukisan di gua. Namun, pada masa ini, sudah ditemukan manik-manik kecil dari gading, patung-patung hewan dan manusia yang diukir pada sebuah gading.
Sejarah Perkembangan Komunikasi - Retorika Komunikasi Yunani Kuno
Sejarah perkembangan komunikasi tak terhenti pada zaman prasejarah . Pada zaman Yunani antik pun memiliki cerita tersendiri mengenai sejarah perkembangan komunikasi dari masa ke masa. Perkembangan komunikasi selalu dikaitkan dengan peggunaan retorika di zaman Yunani. Pada masa inilah, komunikasi digunakan sebagai alat persuasif menggunakan teknik retorika. Ada yang mencatat bahwa sebenarnya penggunaan retorika telah ada sejak zaman kebudayaan Mesir Kuno. Tokoh yang mengungkapkan pernyataan tersebut ialah Kagemi dan Ptah-Hotep.
Akan tetapi, pada masa Yunani Kuno, tradisi retorika menjadi suatu yang sistematis dan terorganisasi. Dengan kata lain sejarah mencatat bahwa sejarah perkembangan komunikasi dengan tradisi retorika berasal dari kebudayaan Yunani Kuno. Kata retorika sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhetor , yang artinya 'orator' atau dapat juga 'teacher'. Retorika ialah suatu teknik komunikasi untuk membujuk atau merayu secara persuasif melalui karakter pembicara, baik secara emosional ataupun logo.
Berdasarkan sejarah perkembangan komunikasi yang tersurat, penggagas komunikasi retorika zaman Yunani antik ialah seorang pemikir atau filosof bernama Aristoteles. Menurut Aristoteles, retorika mencakup tiga unsur, yaitu ethos (kredibilitas komunikator),pathos (hal yang menyangkut emosi atau perasaan), dan logos (hal yang menyangkut fakta).
Sejarah Perkembangan Komunikasi - Komunikasi Sebagai Ilmu di Abad Pertengahan
Sejarah perkembangan komunikasi memiliki cerita tersendiri di abad pertengahan. Pada abad pertengahanlah komunikasi untuk pertama kalinya dikembangkan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan mulai berkembang pada era ini. Tak hanya itu, inovasi terkini yang sangat mempengaruhi sejarah perkembangan komunikasi manusia pada abad pertangahan ialah ditemukannya telepon, telegrap, radio, dan televisi.
Berbagai ilmu komunikasi mulai dibahas dan dikembangan. Dampak munculnya teknologi-teknologi mutakhir, dipelajarilah penggunaan komunikasi dengan teknologi tersebut. Pakar komunikasi mulai membuat teori-teori berkenaan dengan komunikasi. Sejarah perkembangan komunikasi pada abad pertengahan seolah mendapatkan kedudukan paling tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Karena komunikasi ialah awal tercipta dan terjalinnya suatu interaksi baik antara satu manusia dengan manusia lainnya, antara satu negara dengan negara lainnya, dan interaksi lain yang jauh lebih bermanfaat lainnya
Sejarah Perkembangan Komunikasi - Kemajuan Komunikasi Era Modern
Seperti yang sudah disinggung di atas, sejarah perkembangan komunikasi tak akan pernah dapat dilepaskan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dari masa ke masa. Sejak 1960an hingga sekarang, teknologi semakin berkembang pesat. Berbagai media komunikasi nan canggih diciptakan oleh manusia. Inovasi media-media digital menjadikan segala aktivitas berjalan semakin efektif dan efisien. Rogers (1986) berpendapat bahwa sejak 1950, perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin telah memasuki periode take off (tinggal landas).
Sejarah perkembangan komunikasi mencapai puncak kejayaannya pada era modern saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti diciptakannya komputer, laptop, handphone , menjadikan komunikasi memiliki pola yang berbeda. Komunikasi dapat dilakukan lebih efisien dan efektif. Selain itu, pola komunikasi yang terjadi saat ini sudah mempengaruhi nilai-nilai sosial yang ada.
Ada satu pendapat yang harus dicermati bahwa sejarah perkembangan komunikasi era Yunani Antik atau retorika , terputus sampai abad ke-19. Alasannya ialah dari zaman Yunani Antik hingga abad ke-19 (era pertengahan) punya rentang waktu yang cukup jauh, yaitu sekitar 1400 tahun.
Pada abad pertengahan, aktivitas retorika masih dilakukan pada zaman pertengahan, yaitu dengan merebaknya penyebaran agama oleh para Nabi dan pesyiar agama. Selain itu, kenyataan komunikasi berkembang dan tercatat kembali saat ditemukan mesin cetak oleh Gutenberg pada 1457. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mata rantai sejarah perkembangan komunikasi tak pernah mengalami masa vakum ataupun terputus.
III.2 Manusia Sebagai Makhluk Yang Komunikatif
Manusia menjadi manusia sebagai kodratnya ketika berhubungan dengan dunia
sekitarnya. Dalam pendekatan teori kritis, cara manusia berhubungan dengan dunia sekitarnya terbagi dalam dua hal, yaitu dengan kerja dan komunikasi. Kerja dilandasi oleh rasio instrumental yang mengarahkan tindakan demi sasaran yakni pada upaya menguasai alam dan strategi dalam mengarahkan tujuannya. Komunikasi pun juga dilandasi oleh rasio komunikatif yang mengarahkan tindakan demi pemahaman. Menurut habermas mengedepankan hakekat manusia adalah suatu upaya dimana mengolah subjek-subjek yang ada untuk melakukan tindak komunikasi demi pemahaman.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Dari mulai bangun tidur sampai kemudian tertidur kembali, komunikasi selalu menjadi kegiatan utama kentah itu komunikasi verbal atau non verbal, entah itu komunikasi antar pribadi atau komunikasi organisasi.
Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat sebagai seorang manusia yang memang tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain disekitarnya, walaupun hanya untuk sekedar melakukan obrolan basa-basi karena manusia adalah makhluk sosial dan dari dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama yang kemudian disebut sebagai interaksi sosial.
Dalam nilai-nilai yang terbentuk tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan mengatur tata cara untuk berkomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati dan menjunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan bicara. Namun terkadang pemakaian sesuatu yang dianggap sebuah etika dapat berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan dan menimbulkan kesalahpahaman antar sesama.
Pemakaian etika dalam konteks komunikasi antar pribadi memiliki paradoks tersendiri. Di lain pihak, hal ini dapat menjadi hal yang positif namun terkadang sesuatu yang negatif dan cenderung merusak dan memperburuk keadaan juga dapat terjadi. Berbagai hal dinilai bertanggung jawab atas hal ini. Dari mulai cara manusia dalam berkomunikasi antar sesama sampai pada saat manusia menggunakan etika dalam berinteraksi.
III.3 Etika Komunikasi
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral, yang menentukan dan terwujudnya dalam sikap dan pola prilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Etika komunikasi akan mengandung pengertian cara berkomunikasi yang sesuai dengan standard nilai akhlak. Berbicara tentang komunikasi, maka etika yang berlaku harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Berkomunikasi yang baik menurut norma agama, tentu harus sesuai pula dengan norma agama yang dianut. Bagi umat Islam, komunikasi yang baik adalah komunikasi yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam Islam, etika bisa disebut dengan akhlak. Karena itu, berkomunikasi harus memenuhi tuntunan akhlak sebagaimana tercantum di dalam sumber ajaran Islam itu sendiri, jadi kaitan antara nilai etis dan norma yang berlaku sangat erat. Selain agama sebagai asas kepercayaan atau keyakinan masyarakat, maka ideologi juga menjadi tolak ukur norma yang berlaku.
Menurut Profesor Syahrin Harahap etika perlu dibicarakan, karena disebabkan beberapa hal yakni: Pertama, manusia pada zaman hidup dalam suatu masyarakat yang semakin pluralistik. Kedua, manusia pada zaman yang dihadapkan pada transformasi, masyarakat yang luar biasa, dimana perubahan yang terjadi akibat hantaman glombang modernisasi yang tak terelakkan sehingga mampu mengubah budaya dan rohani manusia banyak. Ketiga, sebagai akibat dari semua itu, seringkali muncul tindakan subjektif, motivasi yang tak jelas pamrih. Banyak orang terbiasa dengan sikap hipokrit (munafik); berkata "Ya" untuk mengatakan "tidak" dan berkata "tidak" untuk mengatakan "Ya". Bagi umat Islam yang dijadikan besar adalah nilai-nilai moral yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, telah memberikan prinsip dasar yang mendasari etika dalam hal berkomunikasi, diantaranya :
Amanah
Aspek kejujuran atau objektifitas dalam berkomunikasi merupakan etika yang didasarkan kepada fakta. Dalam Al-Qur'an, kejujuran ini dapat diistilahkan dengan amanah, sementara kata amanah terambil dari kata amuna-ya'manu-amanatan yang artinya tidak menipu. Dalam konteks komunikasi bisa dipahami bahwa ketidakjujuran dalam memberikan informasi akan menimbulkan kegelisahan batin dan hilangnya rasa kepedulian social. "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan amanah kepada ahlinya" (QS. An_Nisa : 58)
Tidak Melakukan Dusta (ghair al-kidzb)
Sementara etimologi kata kidzb dipahami sebagai lawan kata al-shid (benar). Dalam Islam sangat dituntut untuk tidak berdusta sebab akan membawa malapetaka pada orang lain yang menerima suatu informasi. Dari sudut etika komunikasi, maka berbohong merupakan sifat tercela. Kebohongan dalam komunikasi akan menyesuaikan masyarakat disebabkan telah menyerap informasi yang salah. "Dan janganlah kamu mengatakan apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram" untuk mengadakan kebohongan kepada Allah. Sesungguhnya orang yang mengadaadakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung". (QS. An-Nahal :116)
Adil
Dalam Al-Qur'an surat Al An'am ayat 152 : "Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah berkata adil, meskipun dia adalah kerabat (mu) dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat". Dari ayat di atas jelas bahwa umat Islam diperintahkan untuk berkomunikasi dengan adil, artinya berkomunikasi dengan benar, tidak memihak dan tentunya sesuai dengan hak-hak seseorang.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain. Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat sebagai seorang manusia yang memang tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan orang lain disekitarnya, walaupun hanya untuk sekedar melakukan obrolan basa-basi karena manusia adalah makhluk sosial dan dari dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama yang kemudian disebut sebagai interaksi sosial.
Pengaruhnya didalam masyarakat adalah terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus didalamnya yang sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Secara teoritis, komunikasi antar individu dapat mempunyai banyak manfaat di antara lain dapat mengenal pribadi orang lain itu sendiri , menjalin hubungan silahturahmi yang baik , membantu menyelesaikan persoalan yang dialami dari orang tersebut serta dapat mengubah nilai-nilai dan sikap hidup orang lain. Dalam nilai-nilai yang terbentuk tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan mengatur tata cara untuk berkomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati dan menjunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan bicara.
IV.2 Saran
Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga mereka mampu berkomunikasi dan berinteraksi agar terciptanya keharmonisan dalam sistem kehidupan bermasyarakatnya.
Manusia sebagai makhluk yang komunikatif hendaknya mampu menerapkan etika komunikasi dalam mengatur tata cara untuk berkomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati dan menjunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan bicara.


Download MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR MANUSIA KOMUNIKATIF.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR MANUSIA KOMUNIKATIF. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: