Februari 03, 2017

Kumpulan Soal UN SMA Kelas XII Bahasa Indonesia

Judul: Kumpulan Soal UN SMA Kelas XII Bahasa Indonesia
Penulis: Yoga Kurniawan


TUGAS BAHASA INDONESIA
SOAL UJIAN NASIONAL
MENYIMPULKAN HUBUNGAN ANTAR BAGIAN CERPEN/NOVEL

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Afifah Azhaar(XII IPS 1/01)
Agista Rinaningtyas Susti(XII IPS 1/02)
Imam Malik M(XII IPS 1/04)
Nadya Nikki H(XII IPS 1/18)
Yoga Kurniawan(XII IPS 1/25)
Doni Laksita(XII IPS 1/26)
Ganes Liring Anggraini P(XII IPS 1/31)
Parama Andhis Wanodya(XII IPS 1/32)
SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA
Jalan MT Haryono 47 Yogyakarta
2015
SOAL UJIAN NASIONAL
Kisi-kisi: menyimpulkan hubungan antarbagian cerpen/novel
Kutipan berikut untuk nomor 1 s.d 3. Bacalah dengan seksama!
(1) Ayah melepaskan kami seperti takkan melihat kami lagi. (2) Bagi beliau, Eropa tak terbayangkan jauhnya. (3) Ayahku yang pendiam, tak pernah sekolah, puluhan tahun menjadi kuli tambang. (4) Paru – parunya disesaki gas beracun, napasnya berat, tubuhnya keras seperti kayu. (5) Ia menatap kami seakan kami bertanya yang paling berharga, seakan Eropa merampas kami darinya. (6) Air matanya pelan, aku memeluk ayahku, ayah yang aku cintai melebihi apa pun, tangannya yang kaku merengkuhku.
(7) Pesawat kecil itu terangkat, dari jendela kulihat ayahku melambai – lambai dengan sapu tangan yang dulu dipakainya untuk mengikat kakiku pada tuas sepeda Forefernya supaya kakiku tak terjerat jari – jari ban. (8) Aku tahu aku akan merindukan laki – laki pendiam itu, kulihat lambaiannya sampai jauh hingga tak tampak lagi, aku tersedu sedan.
(Edensor, Andrea Hinata)
Watak tokoh ayah dalam kutipan novel tersebut adalah
ramah
lemah
pasrahpengertian
penyayang Pendeskripsian watak tokoh ayah juga seorang pendiam dalam kutipan novel tersebut adalah
dialog antartokohpenjelasan tidak langsungpikiran tokohtindakan tokohtanggapan tokoh lain
Kalimat pembuktian latar tempat terdapat pada nomor…
1 dan 2
2 dan 3
4 dan 5
6 dan 7
7 dan 8
Kutipan berikut untuk nomor 4 s.d 5. Bacalah dengan seksama!
Yang kutunggu akhirnya berbunyi juga. Setelah membereskan buku, aku segera pergi ke kantin, ada juga teman yang lain. Aku dan Nandito duduk agak menjauh agar tidak ada yang mendengar ketika Dito bercerita." Dit, sebenernya ada apa, sih? " tanyaku memulai.
" Alicia, kamu tahu siapa aku, " jawabnya.
" Kamu 'kan Nandito sahabatku, " jawab Alicia cepat.
" Bukan itu maksudku, kamu tahu kehidupanku yang sebenarnya? Meskipun aku tinggal serumah dengan orang tua dan saudara – saudaraku, tetapi aku tidak dianggap sebagai bagian dalam keluarga itu. Aku seperti orang asing, setiap kata-kataku tak pernah mereka dengar. Begitulah aku. Di antara delapan saudaraku, aku anak nakal. Sebab pergaulanku salah, sehingga aku harus menerima akibat seperti ini. Aku jarang pulang, terpengaruh oleh lingkungan yang tidak baik, aku ketergantungan obat. "
"Apa?" (Alicia terkejut)
"Ya beginilah aku.""Sejak kapan? "(tanya Alicia kembali)
(Dito menggeleng sambil menjawab)"Aku tidak ingat."
" Teng, teng, teng…" tiba – tiba bel berbunyi.
Dengan langkah berat aku dan Dito berjalan menuju kelas dengan berbagai pertanyaan di benak masing-masing. Keterkaitan watak tokoh pada kutipan cerpen tersebut dengan kehidupan sehari – hari adalah
orang yang memiliki sifat suka mencampuri urusan orang lain.
seseorang yang berpura-pura sangat perduli dengan keadaan orang lain.
ketidaksanggupan seseorang dalam menghadapi permasalahan kehidupannya di lingkungannyasikap keterusterangan seseorang dalam menceritakan keburukan dirinya kepada orang lain.
ketidakpedulian seseorang atas masalah yang menimpa diri orang di sekitarnya.
Konflik pada diri Nandito yang terungkap dalam kutipan cerpen tersebut adalah
keluarga Nandito memberikan aturan sikap tidak perduli antaranggota keluarga.
rasa tidak percaya diri Nandito dalam menghadapi masalah kehidupan yang dijalaninya.
Nandito merasa tidak dianggap sebagai anak dan saudara dalam keluarganya.
keluarga Nandito merasa terganggu atas kehadiran Nandito dalam lingkungan keluarganya.
rasa frustasi Nandito karena ketidakacuhan teman-temannya di sekolah.
Kutipan berikut untuk nomor 6. Bacalah dengan seksama!
"(1) Anakmu, Moksa sudah melakukan sesuatu yang amat mengharukan hari ini," kata wanita itu dengan berkaca-kaca." (2) Dia sama sekali tidak meminjam uangnya untuk membeli kado. (3) Tapi, dia berusaha dengan cucur-keringatnya sendiri. (4) Dan kamu pasti akan terkejut kalau mendengar apa yang sudah dikerjakannya untuk mendapatkan uang."
(5) Tiba-tiba wanita itu tidak dapat menahan emosinya. (6) Ia menangis, tetapi bukan sedih. (7) Tangis haru karena gembira. (8) Dokter Sugianto jadi berdebar-debar. (9) "Apa lagi yang dilakukan oleh Moksa?Dia mencuri?" (10) Nyonya dokter berhenti menangis.
(11) "Masa mencuri?"
(12) "Habis apa?Kamu kok menangis?"
(13) "Aku menangis karena terharu."
(14) "Kenapa terharu?"
(15) "Sebab anakmu ngamen di dalam bus!"
(16) "Apa?"
(17) "Ngamen!"
Kalimat yang mendukung watak Moksa yang mau bekerja keras dalam kutipan tersebut adalah nomor.....
1 dan 2
2 dan 5
3 dan 15
6 dan 14
9 dan 17
Kutipan berikut untuk nomor 7. Bacalah dengan seksama!
(1) Esoknya, aku bersiap-siap untuk ikut ibu berbelanja tanpa sepengetahuan Ibu.
(2) "Bu aku ikut Ibu belanja, ya?" ucapku
(3) "Oh ya udah, tapi disana jangan minta apa-apa, lho!" ucap Ibu.
(4) Aku pun tertawa karena mengira bahwa ucapan itu hanya sekedar candaan Ibu saja. Namun, ternyata aku salah.
(5) Sebelum Ibu sempat berbelanja, aku mengajak Ibu terlebih dahulu untuk pergi ke department store.
(6) "Lho kan tadi janji ngga mau minta apa-apa?" ucap Ibuku.
(7) "Ya udah, liat-liat aja kok," paksaku dengan suara memelas.
(8) "Iya tapi beneran jangan beli, ya!" seru Ibuku memastikan.
(9) "Iya," jawabku sambil menganggukkan kepala.
Di department store, aku mendapati banyak sepatu lucu keluaran terbaru. Aku dan Ibupun berjalan melihat-lihat. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah sepatu putih berenda yang terlihat feminin dan cantik.
Pasti bakal pas kalo kupake pikirku.
"Bu, Bu sini deh," panggilku
Ibu pun datang menghampiriku.
"Lucu yah?" tanyaku senang.
"Iya." Jawab Ibu mengiyakan.
(10) "Ian boleh nggak minta sepatu yang ini?" tanyaku pelan.
Dahi Ibuku langsung berkerut mendengar permintaanku. (11) Aku tahu penyebab dahinya berkerut adalah karena aku tidak menepati janjiku untuk tidak meminta apapun di department store ini.
(12) "Bukannya kamu janji ngga bakal minta dibeliin apa-apa?" tanya Ibu.
(13) "Iya, tapi kan sepatu Ian emang udah harus diganti. Ian udah nggak nyaman makenya lagi," jawabku mencari-cari alasan.
(14) Ibu hanya terdiam. Ia berjalan pergi dan aku mengikutinya. Ternyata ia berjalan ke luar dari department store. Rasa kesalpun kembali menghampiriku.
Kepingan Cinta Ibu karya Harisa Noor Fitri
Kalimat yang mendukung watak aku yang ingkar janji dalam kutipan tersebut adalah...
2 , 3, 4, 5, dan 9
5, 6, 9, 10, dan 14
5, 7, 8, 9, dan 10
5, 7, 10, 11,dan 13
8, 9, 10, 13, dan 14
Kutipan berikut untuk nomor 8 Bacalah dengan seksama!
(1) Aku mendorong kursi makan ke belakang-menyebabkan bunyi derit terdengar, namun lebih keras. (2) Aku melangkah dengan mantap ke arah dapur. (3) Aku terus berjalan mendekati ibu yang yang sedang menuang berbagai jamu ke dalam botol. (4) Ibu tetap tak menoleh meski jarak di antara kami menipis.(5) Tanpa berkata-kata lagi, aku memeluk Ibu –tak peduli jamu yang dituang Ibu akan mengotori kerudung putihku. (6) Ibu sedikit terkejut dengan hal yang baru saja kulakukan.
(7) "Ibu maaf,"
(8) Ucapan itu meluncur bebas dari bibirku, bersamaan dengan meluncurnya air mata yang sejak tadi kutahan. (9) Tak ada kebohongan lagi. (10) Aku menceritakan semuanya pada Ibu., tanpa terkecuali. (11) Aku membeberkan semua perasaan pengecutku. (12) Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan Ibu sekarang. (13) Aku sudah menyakiti hatinya. (14) Air mataku sudah benar-benar membasahi kerudung Ibu.(15) Tapi, tak ada setetes pun yang berhenti turun dari pelupuk mataku. (16) Sampai jernihnya suara Ibu membuatnya berhenti. Menahannya, bukan menahanku-tangisku.
(17)"Ibu sudah tahu, Din."
(18)"Medina menyesal, Bu."
(19)"Sudah Ibu maafkan."
(20)Tangan Ibu yang sedari tadi diam, kini secara bergantian mengusap mata sembabku.
(21)"Kok Ibu tahu?"
(22)"Kan bagian samping sepatumu ada namanya. Kalau ada sepatunya, pasti di dalam rumah pasti ada orangnya, kan?"
(23)Jawaban dari Ibu sukses membuat tawa yang sempat terlupakan kembali berdering padaku.
(24)"Ibu bener gak marah?"
(25)"Asal gak diulang lagi."
(26)Aku mengangguk dengan cepat sebagai jawaban juga sebagai pengikat janjiku pada Ibu.
(27)"Ya sudah sana sarapan. Atau mau sarapan jamu?"
Lagi-lagi perkataan Ibu membuat senyum tersungging di bibirku. Itulah ibu, Ibuku. Menyikapi segala sesuatunya dengan positif. Wanita hebat yang dengan mudah membuatku menyesal dan dengan mudah pula memaafkanku. Wanita dengan suara lembut yang dapat membuat udara dingin menusuk pun menjadi udara sejuk yang menyegarkan.
Dialah Ibuku , cerpen peserta lomba
Kalimat yang mendukung watak aku yang menyesali perbuatannya pada nomor....
1, 4, 18, 18, 26
4, 5, 12, 20, 24, 27
5, 7, 14, 15, 18
14, 18, 22, 25, 26
15, 20, 21, 23, 27
Muka Kasan Ngali pucat sedikit. Ia menatap buruh itu satu-satu. Dan mereka diam. Kata Kasan Ngali mengahkiri. "Tutup mulut kalian. Tutup!"
"Kami taktahu apa-apa, Pak."
"Kami datang sudah begini!"
"Kalau saja kami tahu!"
Kasan Ngali marah.
"Tutup, kataku!"
"Tidak ada yang membantah lagi," Kasan Ngali memberi perintah.
"Tidak usah diurus siapa yang berbuat ini, tugasmu ialah usir semua orang dari pekarangan. Tutup pintu pagar. Jangan seorang dibolehkan lagi ke sini. Kerjakan, jangan bertanya. Aku benci pertanyaan!"
Buruh-buruh itu masih belum bergerak. Belum jelas bagi mereka bahwa itu memang keputusan Kasan Ngali.
"Apalagi? Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!"
(Pasar, Kuntwijoyo)
Watak tokoh Kasan Ngali dalam kutipan tersebut adalah
bimbang.
takut.
lemah.
berani.
tegas.

Pendeskripsian watak tokoh Kasan Ngali juga seorang yang kasar dalam kutipan terserbut diungkapkan melalui.......
dialog antartokoh.
gambaran fisik tokoh.
jalan pikiran tokoh.
tanggapan tokoh lain.
tuturan langsung pengarang.
Pembuktian latar tempat dalam kutipan novel tersebut ditujnjukan dalam kalimat.....
Ia menatap buruh satu-satu.
Kami datang sudah begini'
Tugasmu ialah, usir semua orang dari pekarangan.
Buruh-buruh itu masih belum bergerak.
"Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!"
Seperti biasa, Bapak Sukonto Legowo siap mengajar lagi. Ia bawa buku-bukunya melewati lorong kelas yang sudah sering dilewatinya hampir selama dua tahun. Dinding-dinding yang sama dengannya. Koyakan dinding tua yang terkelupas seakan menyapa ramah matahari sore yang bersinar lemah di antara daun-daun tinggi.
Taman kampus ikut tersenyum ramah. Matahari seakan juga ikut bercerita kepada daun-daun taman kampus, kepada gedung kampus, juga kepada buku yang dibawa sang dosen, betapa selama ini sang dosen telah menjadikan seseorang bisa berjalan dalam dunia ilmu ke tingkat selanjutnya, membuat anak tangga pengetahuan ke setiap anak manusia yang dibimbingnya. Bagaimana pun sang dosen telah berbuat banyak dalam melestarikan ilmu pengetahuan, betapa sang dosen telah banyak menyentuh kehidupan di sekitarnya, dan betapa sedikit manusia yang mengetahui dan menghargainya.
cm, Donny Dhirgantoro)
Watak tokoh Sukanto Legowo dalam kutipan tersebut adalah
Rajin dan ramah sekali
Lugu dan jujur
Santun dan setia
Jujur dan sabar
Sabar dan bertanggung jawab
Watak tokoh Sukanto Legowo dalam kutipan tersebut dideskripsikan melalui cara
Dialog antartokoh
Monolog tokoh
Suasana sekitar tokoh
Tingkah laku tokoh
Uraian langsung tokoh
Kutipan tersebut mempunyai latar cerita dunia pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan pemakaian kata-kata
Kampus, dosen, mengajar
Dosen, ujian, buku
Gedung, taman, lorong
Kelas, buku, pengetahuan
Matahari, dunia ilmu, dosen
Kutipan novel berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 15 s.d. 16. Bacalah dengan saksama!
Bahkan ibu bersedia pergi kepada apa yang disebut orang-orang pintar dan dari pulau ke pulau lain. Padahal, ibu begitu benci pada ilmu mistik, Ibu tidak percaya pada semua yang tidak masuk akal.
Namun, banyak menasihati ibu harus percaya dan mencobanya juga. Maklumlah alam timur masih penuh dengan hal-hal gaib, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan mistik. Semua itu ibu lakukan untuk mendapatkan engkau Maniek. Betapa ibu mendambakan kelahiranmu, Nduk
(Rumah Tanpa Cinta, Titiek W.S)
Keterkatitan watak tokoh ibu seorang yang bimbang pada kutipan tersebut dengan kehidupan sehari-hari adalah
Pasrah kepada kehendak yang Maha Kuasa
Prinsip seseorang akhirnya guyah mendapat nasihat orang
Berusaha keras dan berserah diri kepada Tuhan
Bersemangat karena ingin mendapatkan anak secara medis
Menjunjung tinggi logika dalam berusaha mendapatkan anak
Konflik yang terdapat pada kutipan tersebut adalah
Harus menemui orang yang disebut orang-orang pintar
Tokoh ibu yang tidak percaya pada semua yang tidak masuk akal
Tokoh ibu menuruti kata orang untuk berobat pada orang pintar
Keinginan untuk segera mendapatkan keturunan
Tidak mempercayai mistik, tetapi tetap melakukan pekerjaan itu
Kutipan novel berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 17 s.d. 19. Bacalah dengan saksama!
(1)Sekali lagi Hanafi bangkit dari berbaring,sambil tertawa terbahak-bahak,maka berkatalah ia,"Itulah yang kusegankan benar hidup di tanah Minangkabau ini,Bu. (2) Di sini semua orang berkuasa,kepada semua kita berhutang,baik utang uang maupun utang budi." (3) Kemarahan Hanafi ditujukan kepada anaknya yang katanya sudah dimasuki oleh setan dan kepada si Buyung yang masih belum datang,serta malunya kepada kawan –kawanya melihat istrinya datang yang tidak ubah rupanya dengan koki.
(4) Semuanya sudah bertumpuk di atas kepala Rapiah. (5) Sambil merentangkan ke tangan ibunya, dikatainyalah istrinya di muka kawan-kawanya dengan segala nista dan penghinaan hingga ketiga tamunya itu menjadi resah dan prihatin atas sikap Hanafi kepada istrinya.
(Salah Asuhan,Abdul Muis)
Watak tokoh Hanafi dalam penggalan novel pada kalimat nomor (3) tersebut adalah....
berani.
Serakah.
Tegar
Sombong
Dengki
Pendeskripsian watak tokoh Hanafi juga seorang yang kasar tampak pada kalimat nomor (5) dalam kutipan tersebut adalah melalu....
Perilaku tokoh.
Dialog antartokoh.
Tanggapan tokoh lain.
Gambaran fisik tokoh
Jalanan pikiran tokoh.
Pembuktian latar suasana kemarahan dalam kutipan tersebut terdapat pada kalimat nomor.....
(1) dan (2)
(1) dan (4)
(3) dan (4)
(3) dan (5)
(4) dan (5)
Bacalah kutipan novel berikut dengan saksama!
Aku sendiri tidak mampu merumuskan, apakah aku kalah atau menang sebagaimana istriku juga tidak menimbulkan kesan bahwa dia menang atau kalah dalam peperangan yang disulut dalam rumah tangganya, rumah tanggaku, rumah tangga kami. Aku pasrah. Dan kepasrahanku memang tindak lanjut dari penerimaanku terhadap takdir. Biarpun tidak mutlak demikian, tetapi aku belum menemukan jalan kecuali pasrah. Aku pasrah menerima keadaan, biarpun aku belum ingin menadang dan menantang nasib.
(Aku, Keluargaku, Tetanggaku, Darman Munir)
Amanat yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah...
Seorang suami harus bersikap tegas kepada istri dan keluarganya.
Segala persoalan dalam rumah tangga hendaknya dirundingkan oleh suami istri.
Jangan membawa persoalan-persoalan rumah tangga kepada orang lain.
Kebahagiaan dalam rumah tangga tidak datang tanpa perjuangan.
Keterbukaan dalam rumah tangga adalah kunci meraih kebahagiaan.
Watak tokoh aku dalam kutipan tersebut adalah....
Penakut.
Mengalah.
Sabar.
Berani.
Teliti.
Kutipan novel berikut digunakan untukl mengerjakan soal nomor 21 s.d 23. Bacalah dengan seksama!
Bu Mus mulai terdengar seperti warta berita RRI pukul 7. Lintasan berita: "Nilai-niai ulanganmu merosot tajam. Kita akan segera menghadapi ulangan catur wulan ketiga. Setelah itu catur wulan terakhir menghadapi Ebtanas. Nilaimu bahkan tak memenuhi syarat untuk melalui catur wulan ketiga ini. Jika nanti ujian antaramu masih seperti ini, Ibunda tidak akan mengizinkanmu ikut kelas catur wulan terakhir. Itu artinya kamu tidak boleh Ebtanas.
........................................................
Suasana kelas menjadi tegang. Kamu harap Mhar segera minta maaf dan menyatakan pertobatan. Akan tetapi, sungguh sial, iia malah menjawab dengan nada bantahan.
"Aku mencari hikmah dari dunia gelap Ibunda dan penasaran karena keingintahuan. Tuhan akan memberiku pendamping dengan cara yang misterius...."
Kurang ajar betul. Bu Mus bersusah payah menahan emosinya. Aku tahu beliau sebenarnya ingin langsung melabrak Mahar. Air mukanya yang sabar menjadi merah. Beliau segera keluar ruangan menenangkan dirinya.
(Laskar Pelangi, Andrea Hirata)
Watak tokoh Bu Mus dalam kutipan tersebut adalah...
Rajin dan tegas
Jujur dan ramah
Tegas dan sabar
Jujur dan bijaksana
Sabar dan bertanggung jawab
Watak tokoh Mahar dalam kutipan tersebut dideskripsikan melalui cara...
Tingkah laku tokoh
Suasana disekitar tokoh
Pendapat tokoh lain
Uraian langsung
Uraian fisik tokoh
Kutipan tersebut mempunyai latar cerita dunia pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan pemakaian kata-kata...
Nilai ulangan, catur wulan, ibunda
Nilai ulangan, Ebtanas, kelas
Catur wulan, Ebtanas, Ibunda
Ibunda, mwnjawab, ruangan
Kelas, ujian, keingintahuan
Cermati teks berikut untuk soal nomor 25 dan 26!
Pada suatau petang matahari tiba-tiba memantulkan sinarnya menerobos awan dan seekor burung kesiangan mjlai berkicau. Waktu Kyoto tiba dikebunnya, daun-daun sayur mengkilap seperti digosok layaknya. Awan berwarna merah muda yang menggumpal di puncak puncak pegunungan itu mempesona. Ia terkejut sewaktu mendengar suaminya tiba-tiba memanggilnya, dan tergesa-gesa ia ke atas, tanpa menunggu sampai tangannya yang penuh lumpur dicuci dulu. Suaminya terengah-engah karena pemusatan tenaga yang dibutuhkan untuk berteriak memanggilnya.
"Aku memanggil dan memanggil! Apa kau tidak dengar?"
"Aku sangat menyesal!"
"berhentilah dengan kerjamu dikebun itu! Bila aku tiap kali harus berteriak memanggilmu, dalam sekejap saja aku akan mati. Lagi pula aku tidak melihat dimana kau berada dan apa yang kau lakukan."
"aku bekerja dikebun sayur. Akan tetapi, kalau tidak suka, aku akan berhenti kerja."
Suaminya menjdi agak tenang
Keterkaitan watak tokoh istri yang patuh terhadap suami pada cerita dengan kehidupan sehari-hari adalah...
Seorang istri akan selalu menuruti kehendak suaminya
Suami yang membatasi kehidupan dan pekerjaan istrinya
Suami merasa tenang jika mengetahui keberadaan istrinya
Suami selalu memerlukan bantuan dari istrinya
Suami melarang istrinya berkerja dikebun orang lain
Konflik pada suami yang terdapat pada cerita adalah...
Suami terengah-engah karena pemusatan tenaga untuk berteriak
Ia terkejut ketika tiba-tiba suaminya memanggilnya
Kekhawatiran suami karena tidak mengetahui keberadaan istrinya
Seorang suami tidak mengetahui keberadaan istrinya
Istri memustuskan berhenti bekerja di kebun sesuai permintaan suami


Download Kumpulan Soal UN SMA Kelas XII Bahasa Indonesia.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Kumpulan Soal UN SMA Kelas XII Bahasa Indonesia. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: