November 29, 2016

Perkembangan sosial

Judul: Perkembangan sosial
Penulis: Windy Nandyasadik


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkahn-Nya kami dapat menyeleseikan Makalah Pekembangan Peserta Didik yang berjudul Perkembangan Sosial. Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah perkembangan peserte didik. Dalam makalah ini disediakan secara ringkas, untuk memudahkan pembaca dalam memahami makalah ini. Pengertian, karakteristik, faktor-faktor, pengaruh, upaya perkembangan perkembangan sosial serta perkembangan fsikososial, kami susun dalam makalah ini untuk menambah wawasan pembaca. Diharapkan dengan penyusunan makalah ini pembaca dapat giat belajar lagi. Kami ucapkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan untuk generasi yang akan datang. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna kritik saran yang membangun kami harapakan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, 13 februari 2014
Penyususn
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI....
BAB I PENDAHULUAN...
Latar Belakang.........
Rumusan Masalah
Tujuan
Ruang Lingkup
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
Karakteristik Perkembangan Sosial
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Keluaraga
Kematangan
Status Sosial Ekonomi
Pendidikan
Kapasitas Mental
Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Perbedaan Individu dalam Perkembangan Sosial
Perkembangan Fsikososial
Upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelengaraan pendidikan
BAB III PENUTUP
Simpulan
Saran....
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Meskipun segi-segi yang dipelajari sama tetapi isi bahasannya berbeda, karena masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial orang dewasa tidak akan jauh berbeda kaitannya dengan perkembangan sosial remaja.
Rumusan masalah
Apa yang dimaksud perkembangan hubungan sosial?
Bagaimana karakteristik perkembangan sosial remaja?
Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial?
Bagaimana pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku?
Bagaimana perbedaan individu dalam perkembangan sosial?
Apa yang dimaksud perkembangan fsikososial?
Apa yang dimaksud upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelengaraan pendidikan?
Tujuan
Dapat mengetahui apa yang dimaksud perkembangan hubungan sosial
Dapat memehami karakteristik perkembangan sosial remaja
Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
Dapat memahami pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku
Dapat memahami perbedaan individu dalam perkembangan sosial
Dapat mengetuhui tentang perkembangan fsikososial
Dapat mengetuhui tentang upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelengaraan pendidikan
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada makalah ini membahas tentang diantaranya : pengertian Perkembangan Hubungan Sosial, Karakteristik Perkembangan Sosial, Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku, Perbedaan Individu dalam Perkembangan Sosial, Perkembangan Fsikososial, Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosil diantaranya Keluaraga, Kematangan, Status Sosial Ekonomi, pendidikan dan kapasitas mental, serta Upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelengaraan pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia tumbuh dan berkeembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang . kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini factor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukan anak- anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.
Manusia tumbuh dan berkembang di dalam di dalam lingkungan . lingkungan ini dapat di bedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan social memberikan banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan , terutama kehidupan sosio- psikologi. Manusia sebagai makhluk social , senantiasa berhungan dengan sesame manusia. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan social, bagaimana seharusnya seseorang hidup di dalam kelompoknya, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok masyarakat luas. Interaksi seseorang dengan manusia lain diawali sejak saat bayi lahir, dengan cara yang amat sederhana. Sepanjang kehidupannya pola aktivitas social anak mulai terbentuk. Menurut piaget interaksi social seorang anak pada tahun pertama sangat terbatas, terutama hanya dengan ibunya. Perilaku seorang anak tersebut berpusat pada akunya atau egocentric dan hampir keseluruhan perilakunya berpusat pada dirinya. Bayi belum banyak memperhatikan lingkungannya; dengan demikian apabila kebutuhan dirinya telah terpenuhi , bayi itu tidak peduli lagi terhadap lingkungannya, sisa waktu hidupnya di gunakan untuk tidur. Pada tahun kedua, anak sudah belajar kata "tidak "dan sudah belajar menolak" lingkungan , seperti mengatakan" tidak mau ini " ," tidak mau itu" , " tidak pergi " dan semacamnya. Anak telah mulai mereaksi lingkungan secara aktif, ia telah belajar membeakan dirinya daripada orang lain, perilaku emosionalnya telah mulai berkembang dan lebih berperan. Perkenalan dan pergaulan dengan manusia lain segera menjadi semakin luas.; ia mengenal kedua orang tuanya. Anggota keluarganya, teman bermain sebaya, dan teman- teman sekolahnya. Pada umur –umur selanjutnya , sejak anak mulai belajar di sekolah , mereka mulai belajar mengembangkan interaksi social dengan belajar menerima pandangan kelompok ( masyarakat ), memahami tanggung jawab, dan berbagai pengertian dengan orang lain. Menginjak masa remaja , interaksi dan pengenalan atau pergaulan dengan teman sebaya terutama lawan jenis menjadi semakin penting. Pada akhirnya pergaulan sesame manusia menjadi suatu kebutuhan.
Kebutuhan bergaul dan berhubungan dengan orang lain ini telah mulai dirasakan sejak anak berumur enam bulan, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mengenal dan mampu membedakan arti senyum dn perilaku social yang lain., seperti marah, ( tidak senang mendengar suara keras ) dan kasih saying. Akhirnya setiap orang menyadari bahwa manusia itu saling membutuhkan. Dapat dimengerti bahwa hubungan social ( sosialisasi ) merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan social dimulai dari tingkat sederhana dan terbatas , yang di dasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur , kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan social juga berkembang menjadi amat kompleks . pada jenjang perkembangan remaja , seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan social adalah berkembannya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Karakteristik perkembangn social remaja
Remaja adalah tingkat perkembangn anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini , kebutuhan remaja telah cukup kompleks , cakrawala interaksi social dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan , bukan saja bergaul dengn berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak- anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesame remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesame remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hiidup.
Kehidupan social pada jemjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Seseorang remaja dpat mengalami sikap hubungan social yang bersifat tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami remaja. Keadaan atau peristiwa ini oleh Erik Erickson (dalam lefton, 1982: 281 ) dinyatakan bahwa anak telah dapat mengalami krisis identitas. Proses pembentukan identitas diri dan konsep diri seseoranng adalah sesuatu yang kompleks . konsep diri anak tidak hanya terbentuk dari bagaimana orang lain percaya tentang keberadaan dirinya.Erickson mengemukakan bahwa perkembanngan anak sampai jenjang dewasa melalui 8 ( delapan ) tahap dan perkembangan remaj ini berada pada tahap keenam dan ketujuh, yaitu masa anak ingin menemukan jati dirinya dan memilih kawan akrabnya. Seringkali anak menemukan jati dirinya sesuai dengan atau berdasarkan pada situasi kehidupan yang mereka alami. Banyak remaja yang sangat percaya pada kelompok mereka dalam menemukan jati dirinya. Dalam hal ini Erickson berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang seseorang didorong oleh pengaruh sosiokultural. Tidak seperti halnya pandangan Freud, kehidupan social remaja ( pergaulan dengan sesame remaja terutama dengan lawan jenis ) didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual. Semua prilaku social didorong oleh kepentingan seksual.
Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Dalam menentukan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, social ekonomi, minat dan kesamaan bakat, dan kemampuan. Baik didalam kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah yang umum di hadapi oleh remaja dan paling rumit adalah factor penyesuaian diri. Di dalam kelompok besar akan terjadi persaingan yang berat, masing- masing individu bersaing untuk tampil menonjol, memperlihatkan dirinya. Oleh karena itu, sering terjadi perpecahan dalam kelompok ttersebut yang di sebabkan oleh menonjolnya kepentingan pribadi setiap orang. Tetapi sebaliknya didalam kelompok itu terbentuk suatu persatuan yang kokoh, yang di ikat oleh norma kelompok yang telah disepakati.
Nilai positif dalam kehidupan kelompok adalah tiap anggota kelompok belajar berorganisasi, memilih pemimpin, dan mematuhi aturan kelompok. Sekalipun dalam hal-hal tertentu tindakan suatu kelompok kurang memperhatikan norma umum yang berlaku didalam masyarakat, karena yang lebih diperhatikan adalah keutuhan kelompoknya. Didalam mempertahankan dan melawan "serangan " kelompok lsin, lebih dijiwai keutuhsn kelompoknya tanpa memperdulikan objektifitas kebenaran.
Penyesuaian diri didalam kelompok kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan berbeda jenis sekalipun, tetapi menjadi permasalahan yang cukup berat. Didalam proses penyesuaian diri, kemampuan intelektual dan emosional mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Saling pengertian akan kekurangan masing- masing dan upaya menahan sikap menonjolakn diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya, diperlukan indakan intelektual yang tepat dan kemampuan menyeimbangkan pengendalian emosional. Dalam hal hubungan social yang lebih khusus, yang mengarah ke pemilihan pasangan hidup, pertimbangan factor agama dan suku sering menjadi masalah yang sangat rumit. Pertimbangan maslah agama dan suku ini bukan saja menjadi keoentingan masing- masing individu ysng bersangkutan, tetapi dapat menyangkut kepentingan keluarga dan kelompok yang lebih besar ( sesame agama atau sesame suku ).
Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan social
Perkembangan sisial manusia dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu keluarga,kematangan anak, status social ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspaek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam social, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosiaonal. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.
Denagn demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Status social
Kehidupan social banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan social keluarga dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak tersebut,"ia anak siapa ". Secara tidak langsung dalam pergaulan social anak, masyarakat dan kelompoknya akan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Dari pihak anak itu sendiri, perilaku akan banyak memperhatikan kondisi normative yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan hal itu, dalam kehidupan social anak akan senantiasa " menjaga" status social dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud "menjaga status social keluarganya " itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan social yang tidak tepat. Hal in I dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi "terisolasi" dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoprasian ilmu yang normative, akan memberi warna kehidupan social anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan dating. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar dikelembagaan pendidikan (sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa (nasional ) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan dan pendidikan moral diajarkan secara terperogram dengan tujuan untuk membentuk perilaku kehidupan bermastarakat dan bernegara.
Kapasitas mental : emosi,dan intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi, berpengaruh sekali terhadap perkembangan social anak. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi, kemapuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan social anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan social dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
Pada kasus tertentu, seorang jenius atau superior sukar untuk bergaul dengan kelompok sebaya, Karena pemahaman mereka telah setinggi dengan kelompok umur yang lebih tinggi. Sebaliknya kelompok yang lebih tinggi ( dewasa) tepat "menganggap dan memperlakukan mereka sebagai anak-anak.
Pengaruh perkembangan social terhadap tingkah laku
Dalam perkembangan social para remaja dapat memikirkan perihal dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah ke penilaian diri dan kritik dari hasil pergaulan dengan orang lain. Hasil penilaian tentang dirinya tidak selalu diketahui oleh orang lain, bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk menyembunyikan atau merahasiakannya. Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak sepenuhnya diterima, karena lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk tingkah laku sehari-hari.
Pikiran remaj sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikaf kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk orang tuanya. Setiap pendapat orang lain dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap kritis ini juga ditunjukan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga tata cara, adat istiadat yang berlaku dilingkungan keluarga sering terasa terjadi/ada pertentangan dengan sikap kritis yang tampak pada perilakunya.
Kemampuan abstraksi menimbulkan kemampuan mempermasalahkan kenyataan dengan peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya. Situasi ini, (yang diakibatkan kemampuan abstraksi ) akhirnya dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan putus asa.
Perbedaan Individu dalam Perkembangan Sosial
Sesuai dengan teori komprehensif tentang perkembangan sosial yang dikembangkan oleh Erickson, dinyatakan bahwa manusia (anak) hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai minat, kemampuan, dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang kelompok-kelompok sosial yang beranekaragam.
Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan pemahaman seorang individu atas situasi sosial dilingkungannya. Psikososial berkaitan dengan kemampuan seorang anak melepaskan diri dari ibu atau orang penting didekatnya dan melakukan tugas-tugas yang diberikan secara mandiri. Sedangkan kelainan psikososial adalah kelainan-kelainan yang berhubungan dengan fungsi emosi, dan perhatian sekitarnya.
Beberapa penyimpangan atau kelainan perilaku yang muncul berkaitan dengan fungsi-fungsi ini antara lain :
Gangguan emosi
Gangguan emosi tampak melalui perilaku ekstrem seperti terlalu agresif, terlalu mearik diri, berteriak, diam seribu bahasa, terlalu gembira atau terlalu sedih. Perilaku ekstrem ini muncul dalam tempo yang tidak sebentar dan dalam situasi yang tidak tepat.
Gangguan perhatian
Gangguan perhatian tampak sebagai kesulitan seorang anak dalam memberikan perhatian sebagai objek disekitarnya, sekalipun dalam waktu yang tidak lama, terutama hiperaktif, sulit memusatkan perhatian dan autism. Secara sekilas, penyansang gangguan ini dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan perilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut dapat timbul secara bersamaan, sehingga dapat dikatakan bahwa anak-anak memiliki gangguan perhatian ini termasuk memiliki gangguan yang kompleks.
Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsangan kepada mereka ke arah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima khalayak. Kelompok olahraga, koperasi, kesenian, dan semacamnya dibawah asuhan para pendidik disekolah atau para tokoh masyarakat didalam kehidupan masyarakat perlu banyak dibentuk. Khusus didalam sekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial, bakti karya, kelompok-kelompok belajar dibawah asuhan para guru pembimbing kegiatan ini hendaknya dikembangluaskan.
BAB III PENUTUP
Simpulan
Manusia tumbuh dan berkembang di alam di dalam lingkungan . lingkungan ini dapat di bedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan social memberikan banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutama kehidupan sosio- psikologi. Manusia sebagai makhluk social, senantiasa berhungan dengan sesame manusia.
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan , bukan saja bergaul dengn berbagai kelompok umur.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial yitu keluarga, kematangan status sosial pendidikan dan kapasitas mental.
Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak sepenuhnya diterima, karena lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk tingkah laku sehari-hari.
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan pemahaman seorang individu atas situasi sosial dilingkungannya.
Khusus didalam sekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial, bakti karya, kelompok-kelompok belajar dibawah asuhan para guru pembimbing kegiatan ini hendaknya dikembangluaskan.
Saran
Dalam mempelajari makalah ini, sebaiknya para pembaca juga membaca buku atau meteri yang bersangkutan dengan makalah ini, karena makalah ini disajikan secara ringkas untuk memudahkan pembaca, memperoleh inti dari bahasan yang terdapat dalam makalah. Selain itu untuk dapat lebih memahami apa yang tersaji dalam makalah ini alangkah baiknya bila di barengi dengan melakukan penelitian sederhana tentang perkembangan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Suhada Idad dan Gunawan Heri,Perkembangan Peserta Didik Bandung : Insan Mandiri
Sunarto, Hartono Agung.1995.Perkembangan peserta didik Jakarta : Rineka cipta.
Syah, Muhibbin . 1995. Fsikologi Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya
Yusuf Syamsu.2011.Perkembangan Peserta Didik .Jakarta : Raja Grafindo Persada


Download Perkembangan sosial.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Perkembangan sosial. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: