November 08, 2016

Pengaruh Kecerdasan Emosional kecerdasan Intelektual dan Etika Profesi Auditor Pada KAP Yogyakarta

Judul: Pengaruh Kecerdasan Emosional kecerdasan Intelektual dan Etika Profesi Auditor Pada KAP Yogyakarta
Penulis: Rendianto Imani


HALAMAN JUDULPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dan Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
Disusun oleh:
RENDIANTO DOZER IMANI
142100057
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN"
YOGYAKARTA
LEMBAR PENGESAHANPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA
SKRIPSI
Disusun oleh:
RENDIANTO DOZER IMANI
142100057
Telah disetujui dengan baik
Yogyakarta, 30 Agustus 2014
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc., Ak Sri Hastuti, SE., M.Si., Ak., CA
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansia
Dr. Hiras Pasaribu, S.E., M.Si.,Ak., CA
BERITA ACARA SKRIPSIPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
RENDIANTO DOZER IMANI
142100057
Telah dipresentasikan di depan Dewan Penguji pada Tanggal 12 September 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Susunan Dewan Penguji
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc., Akt Sri Hastuti, SE., M.Si., Akt., CA
Dosen Penguji I Dosen Penguji II
Dr. Noto Pamungkas, M.S.i Drs. Alp. Yuwidiantoro, M.Si

MOTTOIN THE END EVERYTHINGS GONNA BE OKAY IF IT'S NOT
IT'S NOT THE END
BAHAGIA ITU SEDERHANA
TINGGAL BAGAIMANA CARA KITA MENSYUKURINYA
KOBER PENER LAN PINTER
HALAMAN PERSEMBAHANPuji Tuhan,
Salah Satu Doa Telah Terkabul
Kemenangan Kecil Telah Tercapai
Satu Mimpi Dapat Terwujud
Skripsi ini kupersembahkan untuk Ibu dan Bapak tersayang yang telah mencurahkan kasih sayang, pengorbanan dan doa yang tak pernah putus-putus di setiap doanya, serta semua yang telah mendukungku hingga aku mampu menyelesaikan skripsi ini.
KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulisan Skripsi yang berjudul PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK YOGYAKARTA dapat selesai. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah syarat guna mencapai gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan sepenuh hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan, bimbingan, petunjuk dan nasehat yang tak ternilai harganya dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini, ucapan terima kasih saya haturkan kepada yang terhormat:
Ibu PROF. DR. IR. Sari Bahagiartik, MSc selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Bapak DR. Muafi, SE, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
Bapak DR. Hiras Pasaribu, S.E., M.Si., Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Ibu Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc., Akt selaku dosen pembimbing I yang memberi saran, dukungan, selalu megingatkan dan pengarahan selama proses pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini.
Ibu Sri Hastuti, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku dosen pembimbing II yang telah memberi bimbingan, saran, dan arahan selama penyelesaian skripsi ini.
Bapak DR. Noto Pamungkas, M.Si selaku dosen penguji I yang telah berisedia menguji skripsi ini.
Bapak Drs. Alp. Yuwidiantoro, M.Si selaku dosen penguji II yang telah berisedia menguji skripsi ini.
Bapak Ir. Ediyanto, M.T dan Ibu Dra. Retna Edi Purnami, yang selalu memberikan curahan kasih sayang, doa, dan motivasi tiada henti akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga ini menjadi titik awal meraih kesuksesan yang selama ini menjadi doa bapak dan ibu.
Adikku Yeremia Wicaksono Putra, terimakasih atas dukungan yang sudah diberikan sampai saat ini.
Teman seperjuangan Akuntansi 2010 khususnya kelas EA-B, atas petualangan, kebersamaan dan keceriaan yang diberikan selama ini.
Sahabat - sahabat yang membantu dalam proses skripsi ini, Galih Sastrawan, Triatiti Inggil, dan Dini.
Teman-teman Contact Person and Friend yang selalu menghibur dikala suka dan duka.
Sahabat–sahabatku selama kuliah, Nanda Lutviana, Yuly Trisnawati, Meyrina Lovia, Nisa Soemarsoem, Monica Ratna Widyningrum, dan Dyah Ayu Fitri Kusuma Dewi terima kasih selama ini telah dengerin keluh kesah dan selalu memberikan semangat.
Teman KKN 55 Deles Klaten yang selalu memberi dukungan.
Teman - teman Komisi Pemuda GKJ Gondokusuman yang terus mendoakan.
Teman - teman Suara Gondokusuman Management dan GOMMIN yang memberi semangat.
Teman - teman Haggai Institute Singapura yang terus memberi dukungan dan doa.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang mana telah memberikan motivasi secara langsung maupun tidak langsung untuk menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata mungkin masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang dapat membangun sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini, sesungguhnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 22 September 2014
Penulis
Rendianto Dozer ImaniABSTRACTThe purpose of this research is to test the influence of emotional and intelligence quotient and the work ethics on the auditor's performance in the public accounting firm in Yogyakarta. The emotional quotient has got five (5) parts, self-awareness, self-management, self-motivation, empathy, and relationship management. The Intelligence quotient consists of the ability to solve problems, verbal intelligence, and practical intelligence. The work ethics for accountants in Indonesia is issued by Ikatan Akuntan Indonesia [IAI]. It consists of four parts, principles of ethics, rule of ethics, implementation of the rules, and questions and answers. The performance of the auditors is divided into two (2) measurements. They are based on personality and based on actual behavior in the office.
In this research, the researcher was conducting convenience sampling method [the samples were chosen based on the easiness. The result generated thirty seven accountants in five public accounting firms in Yogyakarta.
The result of this research indicated that work ethics has got positive influence to auditors' performance. The emotional and intelligence quotient did not affect the auditors' performance
Keywords : Emotional quotient, Intelligence quotient, Work ethics, and Auditors' performance.
Daftar Isi TOC \o "1-3" \h \z \u HALAMAN JUDUL PAGEREF _Toc399243291 \h iLEMBAR PENGESAHAN PAGEREF _Toc399243292 \h iiBERITA ACARA SKRIPSI PAGEREF _Toc399243293 \h iiiMOTTO PAGEREF _Toc399243294 \h ivHALAMAN PERSEMBAHAN PAGEREF _Toc399243296 \h vKATA PENGANTAR PAGEREF _Toc399243297 \h viABSTRACT PAGEREF _Toc399243298 \h ixDaftar Isi PAGEREF _Toc399243299 \h iiDaftar Lampiran PAGEREF _Toc399243300 \h viiBAB I PAGEREF _Toc399243301 \h 1PENDAHULUAN PAGEREF _Toc399243302 \h 11.1Latar Belakang Masalah PAGEREF _Toc399243303 \h 11.2Rumusan Masalah PAGEREF _Toc399243304 \h 51.3Tujuan Penelitian PAGEREF _Toc399243305 \h 51.4Batasan Penelitan PAGEREF _Toc399243306 \h 51.5Manfaat Penelitian PAGEREF _Toc399243307 \h 61.6Sistematika Pembahasan PAGEREF _Toc399243308 \h 6BAB II PAGEREF _Toc399243309 \h 8TINJAUAN PUSTAKA PAGEREF _Toc399243310 \h 82.1.Tinjauan Teori PAGEREF _Toc399243311 \h 82.1.1.Pengertian Kinerja PAGEREF _Toc399243312 \h 82.1.2.Kecerdasan Emosional PAGEREF _Toc399243313 \h 102.1.3.Kecerdasan Intelektual PAGEREF _Toc399243314 \h 122.1.4.Etika Profesi PAGEREF _Toc399243315 \h 132.2.Hubungan Antar Variabel PAGEREF _Toc399243316 \h 142.2.1Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Kinerja Auditor PAGEREF _Toc399243317 \h 142.2.2Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Kinerja Auditor PAGEREF _Toc399243318 \h 162.2.3.Hubungan antara Etika Profesi dengan Kinerja Audit PAGEREF _Toc399243319 \h 182.3.Tinjauan Penelitian Terdahulu PAGEREF _Toc399243320 \h 192.3.1. Penelitian Nugroho, Suharti dan Laksana (2008) PAGEREF _Toc399243321 \h 192.3.2. Penelitian Noor dan Sulistyawati (2010) PAGEREF _Toc399243322 \h 202.3.3. Penelitian Kusuma (2011) PAGEREF _Toc399243323 \h 212.3.4. Penelitian Notoprasetio (2012) PAGEREF _Toc399243324 \h 212.3.5. Penelitian Nugraha (2012) PAGEREF _Toc399243325 \h 232.3.6. Penelitian Choiriah (2013) PAGEREF _Toc399243326 \h 232.4.Kerangka Konseptual PAGEREF _Toc399243327 \h 24Gambar 2.1 PAGEREF _Toc399243328 \h 25Kerangka Konseptual PAGEREF _Toc399243329 \h 252.5.Hipotesis Penelitian PAGEREF _Toc399243330 \h 25BAB III PAGEREF _Toc399243331 \h 27METODE PENELITIAN PAGEREF _Toc399243332 \h 273.1.Jenis Penelitian PAGEREF _Toc399243333 \h 273.2.Populasi atau Objek Penelitian dan Sampel PAGEREF _Toc399243334 \h 273.3.Jenis dan Sumber Data PAGEREF _Toc399243335 \h 283.4.Metode Pengumpulan Data PAGEREF _Toc399243336 \h 283.5.Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel PAGEREF _Toc399243337 \h 293.5.1Variabel Independen PAGEREF _Toc399243338 \h 293.5.2Variabel Dependen PAGEREF _Toc399243339 \h 303.6.Metode Analisis PAGEREF _Toc399243340 \h 303.6.1Uji Validitas PAGEREF _Toc399243341 \h 313.6.2Uji Reliabilitas PAGEREF _Toc399243342 \h 313.6.3Uji Normalitas Residual PAGEREF _Toc399243343 \h 323.6.4Analisis Regresi Berganda PAGEREF _Toc399243344 \h 32ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN PAGEREF _Toc399243345 \h 354.1Pelaksanaan Penelitian PAGEREF _Toc399243346 \h 354.2Gambaran Objek Penelitian PAGEREF _Toc399243347 \h 354.3Statistik Deskriptif PAGEREF _Toc399243348 \h 384.4.Hasil Uji Normalitas PAGEREF _Toc399243349 \h 384.5.Hasil Uji Validitas PAGEREF _Toc399243350 \h 394.6.Hasil Uji Reliabilitas PAGEREF _Toc399243351 \h 424.7.Hasil Uji Regresi Linier Berganda PAGEREF _Toc399243352 \h 434.8.Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) PAGEREF _Toc399243353 \h 444.9.Hasil Uji F PAGEREF _Toc399243354 \h 454.10.Hasil Uji t PAGEREF _Toc399243355 \h 454.10.1.Kecerdasan Emosional PAGEREF _Toc399243356 \h 464.10.2.Kecerdasan Intelektual PAGEREF _Toc399243357 \h 464.10.3.Etika Profesi PAGEREF _Toc399243358 \h 474.11.Pembahasan PAGEREF _Toc399243359 \h 47BAB V PAGEREF _Toc399243360 \h 49SIMPULAN DAN SARAN PAGEREF _Toc399243361 \h 495.1.Simpulan PAGEREF _Toc399243362 \h 495.2.Keterbatasan PAGEREF _Toc399243363 \h 505.3.Saran PAGEREF _Toc399243364 \h 51DAFTAR PUSTAKA PAGEREF _Toc399243365 \h 52LAMPIRAN PAGEREF _Toc399243366 \h 54

Daftar tabel
TOC \h \z \t "tabel,1" Tabel 4.1 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Responden PAGEREF _Toc397604504 \h 37Tabel 4.2 Distribusi Kuesioner Penelitian PAGEREF _Toc397604506 \h 37Tabel 4.3 Statistik Deskriptif PAGEREF _Toc397604508 \h 38Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas PAGEREF _Toc397604510 \h 39Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas PAGEREF _Toc397604512 \h 40Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas PAGEREF _Toc397604514 \h 42Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda PAGEREF _Toc397604516 \h 43Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) PAGEREF _Toc397604518 \h 44Tabel 4.9 Hasil Uji F PAGEREF _Toc397604520 \h 45Tabel 4.10 Hasil Uji t PAGEREF _Toc397604522 \h 46
Daftar gambar
TOC \h \z \u \t "gambar,1" Gambar 2.1 Kerangka Konseptual PAGEREF _Toc397604707 \h 25
Daftar Lampiran TOC \h \z \t "lampiran,1"
Lampiran I Kuesioner Penelitian PAGEREF _Toc397605112 \h 55Lampiran II Tabel Hasil Kuesioner Kecerdasan Emosional PAGEREF _Toc397605114 \h 59Lampiran III Tabel Hasil Kuesioner Kecerdasan Intelektual PAGEREF _Toc397605117 \h 60Lampiran IV Tabel Hasil Kuesioner Etika Profesi PAGEREF _Toc397605120 \h 61Lampiran V Tabel Hasil Kuesioner Kinerja Auditor PAGEREF _Toc397605123 \h 62Lampiran VI Tabel Daftar Kantor Akuntan Publik Dan Jumlah Responden PAGEREF _Toc397605126 \h 63Lampiran VII Tabel Distribusi Kuesioner Penelitian PAGEREF _Toc397605128 \h 63Lampiran VIII Tabel Hasil Uji Deskriptif PAGEREF _Toc397605130 \h 64Lampiran IX Tabel Hasil Uji Normalitas PAGEREF _Toc397605132 \h 64Lampiran X Tabel Hasil Uji Reabilitas PAGEREF _Toc397605134 \h 65Lampiran XI Tabel Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional PAGEREF _Toc397605136 \h 67Lampiran XII Tabel Hasil Uji Validitas Kecerdasan Intelektual PAGEREF _Toc397605138 \h 69Lampiran XII Tabel Hasil Uji Validitas Etika Profesi PAGEREF _Toc397605140 \h 71Lampiran XIV Tabel Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor PAGEREF _Toc397605142 \h 73Lampiran XV Hasil Uji Regresi PAGEREF _Toc397605144 \h 75
BAB IPENDAHULUANLatar Belakang MasalahBeberapa tahun terakhir di dalam profesi akuntan banyak mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa kegagalan kerja yang dilakukan dan berbagai pelanggaran etika dalam menjalankan tugas tersebut. Sebagai contoh, banyak kasus kegagalan perusahaan yang dikaitkan dengan kegagalan auditor yang terjadi, diawali kasus jatuhnya Enron yang melibatkan salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Five Arthur Andersen serta berbagai kasus serupa yang terjadi di Indonesia meskipun dalam bentuk yang berbeda. Di Indonesia sendiri, kegagalan audit atas laporan keuangan PT Telkom yang melibatkan KAP "Eddy Pianto & Rekan", dimana laporan auditan PT Telkom ini tidak diakui oleh Securities Exchange Commission (SEC) / pemegang otoritas terbesar pasar modal di Amerika Serikat. Peristiwa ini mengharuskan dilakukannya audit ulang terhadap laporan keuangan PT Telkom oleh KAP yang lain. SEC menyatakan bahwa kasus ini mengindikasikan masih kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh auditor, sementara kompetensi merupakan karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang auditor.
Hal ini membuktikan masih belum maksimal dan juga optimalnya kompetensi, kemampuan mengelola emosi, intelektual, dan pelaksanaan etika profesi oleh auditor sehingga kinerja yang diberikan juga tidak optimal dan
menyebabkan rusaknya citra KAP secara umum dan khususnya citra KAP dimana mereka bekerja di mata publik.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab atas kepercayaan dari masyarakat yang berupa tanggung jawab moral dan tanggung jawab profesional. Tanggung jawab moral berupa kompetensi yang dimiliki auditor, sedangkan tanggung jawab profesional berupa tanggung jawab akuntan terhadap asosiasi profesi berdasarkan standar profesi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu faktor individu yang berasal dari dalam diri seseorang, faktor organisasi, dan faktor psikologis. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor yang berasal dari dalam diri mereka, serta unsur psikologis manusia adalah kemampuan mengelola emosional dan kemampuan intelektual. Etika profesi merupakan faktor organisasional yang akan mempengaruhi kinerja auditor. Auditor dituntut memiliki intelektual tinggi karena seorang auditor dituntut memiliki kecakapan profesional agar mampu memberikan manfaat optimum dalam pelaksanaan tugasnya.
Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan satu profesi dengan profesi lain, hal ini berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya (Murtanto dan Marini, 2003). Kode etik sendiri merupakan komitmen moral yang tinggi yang dicantumkan ke dalam bentuk aturan khusus, yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat luas sehingga jasa layanan yang diberikan bagi masyarakat optimal. Kode etik akuntan sebagai suatu panduan bagi auditor dalam pelaksanaan tugas profesionanya, untuk meningkatkan mutu pekerjaannya, serta sebagai panduan bagi auditor untuk bersikap dan bertindak berdasarkan etika profesi.
Kinerja merupakan suatu perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya. Dengan demikian, kinerja adalah sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Menurut Gibson (1994) dalam Sinaga dan Sinambela (2013), kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja auditor tidak hanya dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain (Martin 2000, dalam Meirnayati 2005). Kemampuan tersebut oleh Goleman (2000) disebut dengan emotional intelligence atau kecerdasan emosi yang akan memberikan pengaruh dari dalam diri seseorang. Goleman (2000) melalui penelitiannya mengatakan bahwa kecerdasan emosi menyumbang 80% dari factor penentu kesuksesan sedangkan 20% yang lain ditentukan oleh IQ (Intelligence Quotient).
Ada faktor-faktor psikologis yang mendasari hubungan antara seseorang dengan organisasinya. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh pada kemampuan akuntan di dalam organisasi diantaranya adalah kemampuan mengelola diri sendiri, kemampuan mengkoordinasi emosi dalam diri, serta melakukan pemikiran yang tenang tanpa terbawa emosi. Akuntan yang cerdas secara intelektual belum tentu dapat memberikan kinerja yang optimum terhadap organisasinya, namun akuntan yang juga cerdas secara emosional tentunya akan menampilkan kinerja yang lebih optimum untuk KAP dimana akuntan bekerja. Oleh sebab itu, kualitaslah yang berbicara, karena dapat dikatakan 3 faktor tersebut mempengaruhi kinerja dari seorang auditor yang berujung pada hasil audit yang berkualitas apa tidak. Ketika berbicara soal kualitas audit, istilah "kualitas audit" mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material (no material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan audit. Auditor sendiri memandang kualitas audit terjadi apabila auditor bekerja sesuai standar profesional yang ada, dapat menilai risiko bisnis auditee dengan tujuan untuk meminimalisasi risiko litigasi, dapat meminimalisasi ketidakpuasan audit, dan menjaga kerusakan reputasi auditor.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Choiriah (2013) yang menjelaskan tentang "Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik". Didalam penelitian tersebut menyatakan bahwa Kecerdasan emosional, intelektual, spiritual dan etika profesi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor. Namun didalam penelitian saya ini, saya menghilangkan satu variabel independen yaitu Kecerdasan Spiritual. Menurut saya suatu kecerdasan spiritual tidak dapat dinilai dengan sebuah penelitian dalam bentuk kuesioner, karena spiritual sendiri lebih berkait tentang kejiwaan seseorang dengan kehidupan dan sang pemberi hidup. Pada realitanya banyak orang yang bisa dibilang memiliki pemahaman spiritual yang tinggi namun tidak dapat mengaktualisasikan pada kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh kasus korupsi yang terjadi di Kementrian Agama dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu pada penelitian ini saya memberi judul " Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.2Rumusan MasalahApakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor?
Apakah kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap kinerja auditor?
Apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor?
1.3Tujuan PenelitianMenguji secara empiris pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor.
Menguji secara empiris kecerdasan intelektual terhadap kinerja auditor
Menguji secara empiris etika profesi terhadap kinerja auditor
1.4Batasan PenelitanDalam penelitian ini yang menjadi batasan penelitiannya adalah sample yang diteliti adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.5Manfaat PenelitianManfaat yang dapat diambil dengan penyusunan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Bagi Perusahaan Pengguna Jasa KAP
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kecerdasan emosional maupun intelektual dan juga etika dari seorang auditor kepada perusahaan pengguna jasa kantor akuntan publik untuk menilai kinerja auditor sebelum memberikan wewenang kepada kantor akuntan publik untuk mengaudit perusahaan.
Bagi Kantor Akuntan Publik
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada kantor akuntan publik di dalam pemilihan atau rekrutmen akuntan yang baru agar lebih baik dan memenuhi dari ketiga aspek yang diharpkan, kecerdasan secara emosional, intelektual, dan juga etika profesi.
Bagi Auditor
Penelitan ini diharapkan dapat menjadi cerminan bagi semua auditor yang ada, sehingga auditor menjadi jauh lebih baik dan lebih bertanggung jawab daripada sebelumnya.1.6Sistematika PembahasanPenelitian ini berkaitan dengan hubungan antara faktor dalam diri auditor terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini akan membahas mengenai:
Bab I :Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang penelitian beserta alasan serta rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan.
Bab II:Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dijabarkan kajian pustaka yang menjadi landasan teori didalam penelitian ini. Dalam kajian pustaka terdiri dari tinjauan pustaka yang akan menjelaskan pokok bahasan dari hubungan faktor dalam diri auditor terhadap kualitas audit. Pada bab ini juga akan dipaparkan mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang sebelumnya dilakukan untuk menjadi bahan acuan dalam penelitian kali ini
Bab III:Metode Penelitian
Pada bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam memperoleh data penelitian. Serta menjelaskan variable-variabel yang akan digunakan dalam penelitian kali ini.
Bab IV:Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini akan menjelaskan tentang gambaran obyek penelitian yang dilakukan. Serta menjelaskan mengenai hasil uji yang telah dilakukan dengan mencantumkan bukti hasil uji yang dilakukan.Bab V:Simpulan dan Saran
Pada bab ini akan menjelaskan tentang simpulan dari seluruh penelitian. Selain itu juga akan dijabarkan keterbatasan dalam melakukan penelitian serta saran yang akan ditujukan bagi penelitian selajutnya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKATinjauan TeoriPengertian Kinerja
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Secara umum kinerja didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Vroom (1964) dalam Noor dan Sulistyawati (2010), tingkat sampai sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya disebut sebagai "level of performance". Dimensi kerja adalah ukuran dari penilaian dari perilaku yang aktual ditempat kerja, yang mencakup:
1. Quality of Output
Kinerja seseorang individu dinyatakan baik apabila kualitas output yang dihasilkan lebih baik atau paling tidak sama dengan target yang ditentukan.
2. Quantity of Output
Kinerja seseorang juga diukur dari jumlah output yang dihasilkan. Seseorang individu dinyatakan mempunyai kineja yang baik apabila jumlah atau kuantitas output yang dicapai dapat melebihi atau paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan dengan tidak mengabaikan kualitas output tersebut.
3. Time at Work
Dimensi juga menjadi pertimbangan didalam mengukur kinerja seseorang. Dengan tidak mengabaikan kualitas dan kuantitas output yang harus dicapai, seorang individu dinilai mempunyai kinerja yang baik apabila individu tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan penghematan waktu.
4. Cooperation With Other's Work
Kinerja juga dinilai dari kemampuan seseorang individu untuk tetap bersif at kooperatif dengan pekerjaan lain yang juga harus menyelesaikan tugasnya masing-masing.
Kinerja auditor adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Mulyadi, 2002 dalam Choiriah, 2013). Terdapat empat dimensi personalitas dalam mengukur kinerja auditor, yaitu kemampuan, komitmen profesional, motivasi, dan kepuasan kerja. Keempat dimensi personalitas yang dikemukakan di atas dijelaskan sebagai berikut:
1) Kemampuan
Seorang auditor yang memiliki kemampuan dalam mengaudit akan cakap dalam menyelesaikan pekerjaannya.
2) Komitmen Profesional
Auditor dengan komitmen profesional yang kuat berdampak pada perilaku yang lebih mengarah kepada ketaatan aturan, dibandingkan dengan auditor yang komitmen profesionalnya rendah. Komitmen juga berkaitan dengan loyalitas dengan profesinya.
3) Motivasi
Motivasi yang dimiliki seorang auditor akan mendorong keinginan individu auditor tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
4) Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja auditor dapat diartikan sebagai tingkatan kepuasan individu.Kecerdasan EmosionalKecerdasan emosional menurut Cooper dan Sawaf dalam Noor dan Sulistyawati (2010) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapi nya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Goleman (2005) dalam Choiriah (2013) mendefenisikan kecerdasan emosional sebagai berikut: kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Secara konseptual, kerangka kerja kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman (2001) meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut:
1) Kesadaran Diri (Self Awarness)
Self Awareness adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat
2) Pengaturan Diri (Self Management)
Self Management adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.3) Motivasi Diri (Self Motivation)
Self Motivation merupakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun dirimenuju sasaran, membantu pengambilaninisiatif serta bertindak sangat efektif, danmampu untuk bertahan dan bangkit darikegagalan dan frustasi.4) Empati (Emphaty)
Empathy merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain dan menumbuhkan hubungan saling percaya, serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe hubungan.
5) Keterampilan Sosial (Relationship Management)
Relationship Management adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi dan jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim.
Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang membedakan kualitas orang yang satu dengan orang yang lain, kecerdasan intelektual lazim disebut dengan inteligensi. Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Galton, dalam Meirnayati, 2005). Istilah inteligensi dengan pengertian yang luas dan bervariasi, tidak hanya oleh masyarakat umum tetapi juga oleh anggota – anggota berbagai disiplin ilmu (Sternberg dalam Anastasi, 1997:219). Indikator kecerdasan intelektual yang dikemukakan oleh Stenberg dalam Dwijayanti,(2009) yaitu:
1) Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan memecahkan masalah yaitu mampu menunjukkan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi, mengambil keputusan tepat, menyelesaikan masalah secara optimal, menunjukkan pikiran jernih
2) Intelegensi verbal
Intelegensi verbal yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh pemahaman, ingin tahu secara intelektual, menunjukkan keingintahuan.3) Intelegensi praktis
Intelegensi praktis yaitu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar terhadap dunia sekeliling, menunjukkan minat terhadap dunia luar.
Etika ProfesiEtika, dalam bahasa latin "ethica", berarti falsafah moral. Etika merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila, serta agama (Martandi dan Suranta, 2006). Etika meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu yang disifati oleh kombinasi dari pengalaman dan pembelajaran masing-masing individu. Menurut Socrates yang dimaksud dengan tindakan etis adalah tindakan yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Benar dari sisi cara, teknik, prosedur, maupun dari sisi tujuan yang akan dicapai. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai auditor, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi praktik auditor di Indonesia dikeluarkan oleh IAI (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000 dalam Choiriah, 2013).
Menurut Choiriah, (2013) kode etik IAI dibagi menjadi empat bagian beriku ini: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3) Interpretasi Aturan Etika, (4) Tanya dan Jawab. Dalam hal ini, prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres IAI dan berlaku bagi seluruh anggota IAI sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Kompartemen dan hanya mengikat anggota Kompartemen yang bersangkutan. Interpretasi etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Pengurus Kompartemen setelah memperlihatkan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai panduan penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup penerapannya. Tanya dan jawab memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota Kompartemen tentang Aturan Etika beserta interpretasinya. Dalam Kompartemen Akuntan Publik, Tanya dan Jawab ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (Mulyadi, 2002 dalam Choiriah, 2013). Kode`etik profesi diharapkan dapat membantu para auditor untuk mencapai mutu pemeriksaan pada tingkat yang diharapkan.
Hubungan Antar Variabel2.2.1Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Kinerja AuditorDaniel Goleman, seorang Psikolog ternama, dalam bukunya pernah mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja bukahanya cognitive intelligence saja yang dibutuhkan tetapi juga emotional intelligence (EQ). Purba (1999) dalam Choiriah (2013) berpendapat bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan di bidang emos,i yaitu kesanggupan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan emosi, semangat optimisme, dan kemampuan menjalin hubungandengan orang lain atau empati.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan Patton (1998) dalam Meirnayati (2005) bahwa penggunaan emosi yang efektif akan dapat mencapai tujuan dalam membangun hubungan yang produktif dalam meraih keberhasilan kerja. Kinerja tidak hanya dilihat oleh faktor intelektualnya saja tetapi juga ditentukan oleh faktor emosinya. Seseorang yang dapat mengontrol emosinya dengan baik maka akan dapat menghasilkan kinerja yang baik pula. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Meyer (2004) dalam Meirnayati (2005) bahwa kecerdasan emosi merupakan faktor yang sama pentingnya dengan kombinasi kemampuan teknis dan analisis untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Salah satu aspek dalam kecerdasan emosi adalah motivasi. Menurut Goleman (2000), memotivasi diri sendiri merupakan landasan keberhasilan terwujudnya kinerja yang tinggi di segala bidang. Kinerja yang baik didalam proses audit berhubugan erat dengan bagaimana kualitas audit yang dihasilkan.
Penelitian lainnya yang pernah dilakukan oleh Boyatzis (1999) dalam Meirnayati (2005) dan Chermiss (1998) dalam Meirnayati (2005) terhadap beberapa subjek penelitian dalam beberapa perusahaan, menunjukan bahwa karyawan yang memiliki skor kecerdasan emosi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang lebih baik yang dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan kuantitas yang diberikan karyawan tersebut terhadap perusahaan, walaupun sesorang tersebut memiliki kinerja yang cukup baik tapi apabila dia memiliki sifat yang tertutup dan tidak berinteraksi dengan orang lain secara baik maka kinerjanya tidak akan dapat berkembang, hal ini berdampak pada kualitas audit yang tidak maksimal.
Secara khusus auditor membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam lingkungan kerjanya auditor akan berinteraksi dengan orang banyak baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. EQ berperan penting dalam membentuk moral disiplin auditor. Dalam dunia kerja auditor, berbagai masalah dan tantangan yang harus dihadapi seperti persaingan yang ketat seperti tuntutan tugas, suasana kerja yang tidak nyaman, dan masalah hubungan dengan orang lain. Masalah - masalah tersebut dalam dunia kerja auditor bukanlah suatu hal yang hanya membutuhkan kemampuan intelektualnya tetapi dalam menyelesaikan masalah tersebut kemampuan emosi atau kecerdasan emosi lebih banyak diperlukan. Bila seorang auditor dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam dunia kerjanya dengan emosi yang stabil maka akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik pula.
2.2.2Hubungan Kecerdasan Intelektual dengan Kinerja AuditorKarir dalam dunia kerja erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh seseorang. Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka yang memiliki IQ lebih rendah. Hal tersebut karena mereka yang memiliki IQ tinggi, lebih mudah menyerap ilmu yang diberikan sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya akan lebih baik Eysenck (1981) dalam Meiranyati (2005). Hunter (1996) dalam Meirnayati (2005) mengungkapkan bahwa perbaikan kemampuan kognitif adalah cara terbaik untuk meningkatkan kinerja. Kemampuan kognitif dalam hal ini kecerdasan intelektual merupakan alat peramal yang paling baik untuk melihat kinerja sesorang di masa yang akan datang. Keseimbangan yang baik antara IQ dan EQ harus dapat dicapai. Orang yang memiliki EQ yang baik tanpa ditunjang dengan IQ yang baik pula belum tentu dapat berhasil dalam pekerjaannya. Hal ini karena IQ masih memegang peranan yang penting dalam kinerja seseoran sehingga keberadaan IQ tidak boleh dihilangkan begitu saja (Carusso, 1999 dalam Choiriah, 2013).Kecerdasan intelektual yang didasarkan tidak hanya dengan satu kemampuan yang general saja. Ada kemampuan spesifik, yaitu biasa disebut dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang, yang dapat memprediksi kinerja seseorang. Tes inteligensi dapat dipandang sebagai ukuran kemampuan belajar atau inteligensi akademik Jika seorang auditor memiliki kecerdasan intelektual yang baik, maka mereka akan mampu memahami dan menjalankan tugasnya dengan sangat baik, dan implikasinya kinerja mereka akan baik. Tugas yang dihadapi oleh seorang auditor merupakan suatu tugas yang menuntut auditor untuk memiliki analisis dan proses berpikir rasional juga melibatkan kemampuan mental untuk menarik sebuah simpulan. Kecerdasan intelektual merupakan suatu keharusan yang wajib dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas profesional yang dibebankan kepadanya karena tugas tersebut merupakan suatu tugas yang menuntut daya analisis tinggi serta proses berpikir rasional dalam pemecahan masalah yang mungkin ditemui dalam setiap penugasan yang diterima sehingga hasilnya jika auditor memiliki tingkat kemampuan intelektual yang tinggi maka kualitas dari hasil audit yang dilakukan pasti lebih baik dan maksimal.
2.2.3.Hubungan antara Etika Profesi dengan Kinerja AuditKode etik akuntan merupakan norma perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat. Kode Etik IAI dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai auditor, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan (Nugrahaningsih, 2005). Etika profesi berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor. Behn et al (1997) dalam Widagdo et al (2002) dalam Choiriah (2013) mengembangkan atribut kinerja auditor salah satunya adalah standar etika yang tinggi. Dalam penugasan audit, seorang auditor harus menjalankan penugasan sesuai dengan standar auditing dan berpedoman pada etika profesi, serta pengelolaan sumber daya akuntan yang dimiliki juga perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja auditor Nurhayati (2000) dalam Sapariyah (2011). Seiring dengan tuntutan untuk menghadirkan suatu proses bisnis yang terkelola dengan baik, sorotan atas kinerja akuntan terjadi dengan begitu tajamnya. Peristiwa bisnis yang melibatkan akuntan yang tidak profesional seharusnya memberikan pelajaran untuk mengutamakan etika dalam melaksananakan praktik profesional akuntansi. Bagaimanapun situasi kontekstual memerlukan perhatian dalam berbagai aspek pengembangan profesionalisme akuntan, termasuk di dalamnya melalui suatu penelitian. Kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat, sehingga jika semakin tinggi tingkat ketaatan auditor terhadap kode etik profesinya, maka kinerja dan kualitas audit yang akan dicapai akan semakin baik pula.
Tinjauan Penelitian TerdahuluPeran penelitian sebelumnya sangat berguna bagi penulis untuk melakukan penelitian ini lebih lanjut. Penelitian ini dibuat dengan mengacu beberapa penelian terdahulu.Hasil dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini masih menghasilkan penemuan yang berbeda - beda. Hal inilah yang menjadi salah satu sebab permasalahan ini sangat menarik untuk ditinjau dan diteliti kembali.2.3.1. Penelitian Nugroho, Suharti dan Laksana (2008)Nugroho, Suharti, dan Laksana (2008), meneliti tentang Pengaruh Kemampuan Intelektual, dan Kemampuan Emosional Terhadap Kinerja Auditor Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Didalam penelitian tersebut variabel yang diamati adalah kinerja auditor sebagai variabel dependen dan kemampuan intelektual, kemampuan emosional sebagai variabel independen dan juga kepuasan kerja sebagai variabel intervening
Berdasarkan hasil analisis dan bahasan analisis yang telah diuraikan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
I. Variabel kemampuan intelektual dan kemampuan emosional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan kerja
2. Variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja auditor
3. Dengan menggunakan koefisien jalur, menunjukan bahwa kemampuan intelektual dan kemampuan emosional berpengaruh langsung ke kinerja auditor (tidak melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening).
2.3.2. Penelitian Noor dan Sulistyawati (2010)Penelitian terdahulu yang kedua ini meneliti tentang "Kecerdasan Emosional dan Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik". Apakah keterampilan emosi, nilai dan keyakinan berpengaruh secara simultan atau berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Nilai dan keyakinan merupakan suatu batasan toleransi yang berlandaskan nilai etika, belas kasihan, intuisi, radius kepercayaan, daya pribadi dan integritas yang dimiliki oleh para auditor.
Variabel yang diamati adalah kinerja auditor sebagai variabel dependen, keterampilan, kecakapan, nilai dan keyakinan emosi sebagai variabel independen, Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi.Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa:
1. Keterampilan emosi, kecakapan emosi, dan nilai dan keyakinan emosi auditor secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Dimana hasil pengujian model regresi mendapatkan bahwa ketrampilan emosi, kecakapan emosi, dan nilai dan keyakinan emosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor dengan arah pengaruh positif.
2. Ketrampilan emosi, kecakapan emosi, dan nilai dan keyakinan emosi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Dimana hasil pengujian model regresi mendapatkan bahwa ketrampilan emosi, kecakapan emosi, dan nilai dan keyakinan emosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor dengan arah pengaruh positif.
2.3.3. Penelitian Kusuma (2011)Penelitian terdahulu yang ketiga berjudul Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Pengambilan Keputusan Bagi Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Semarang). Didalam penelitian tersebut variabel yang diamati adalah pengambilan keputusan seabagai variabel dependen, lalu variabel independen terdiri dari komponen - komponen atau dimensi - dimensi yang terdapat dalam etika profesi dan kecerdasan emosional.Berdasarkan hasil analisis dari penelitian tersebut adalah :Etika profesi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan seorang auditor terhadap hasil audit.
Tingkat kecerdasan emosional seorang auditor berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pada hasil audit.
2.3.4. Penelitian Notoprasetio (2012) Penelitian terdahulu yang keempat berjudul Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Auditor terhadap Kinerja Auditor pada kantor akuntan publik di Surabaya. Variabel yang diamati adalah kinerja auditor sebagai variabeln dependen. Kecerdasan emosional dan spiritual sebagai variabel independen.
Berdasarkan dari hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional (EQ) berpengaruh signifikan dan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, hal ini dapat dikarenakan semakin baik kecerdasan emosional yang dipunyai oleh seorang akuntan, maka akan berpengaruh signifikan dan dapat pula menghasilkan suatu kinerja yang baik, begitu pula sebaliknya. Sedangkan kecerdasan spritual (SQ) juga berpengaruh signifikan dan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, berarti semakin baik kecerdasan spiritual yang dimiliki maka akan semakin baik pula hasil yang akan diberikan begitu pula sebaliknya.
Keterbatasan didalam penelitian ini adalah :Kinerja auditor pada penelitian ini hanya ditinjau dari pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual semata, padahal didalam lingkungan kerja (kantor akuntan publik) masih banyak aspek lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja yang tidak terwakili antara lain : kecerdasan intelektual.
Respoden penelitian yang terbatas hanya di daerah Surabaya, dimana hasil penelitian ini kemungkinan akan berubah jika diterapkan pada daerah lain. Selain itu, jumlah sampel responden yang digunakan kecil tidak dapat sepenuhnya diandalkan untuk generalisasi penelitian yang lebih luas
Pada penelitian ini, responden yang mengisi kuesioner sebagian besar merupakan staf auditor yang bekerja lebih dari 1 tahun.
2.3.5. Penelitian Nugraha (2012)Penelitian terdahulu yang keenam berjudul "Pengaruh Kompetensi, Tekanan Waktu, Pengalaman Kerja, Etika dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit". Didalam penelitian ini ditarik kesimpulan bahwasannya secara simultan variabel kompetensi, pengalaman kerja, etika dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit namun berbeda dengan variabel tekanan waktu yang berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Implikasi yang dapat disajikan adalah memberikan bukti empiris bahwasannya variabel - variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas audit, dan juga dapat digunakan sebagai bahan masukan yang akurat terhadap auditor eksternal pada KAP di Yogyakarta.2.3.6. Penelitian Choiriah (2013)Penelitian terdahulu yang keenam berjudul Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik (Studi empiris pada KAP di kota Padang dan Pekanbaru). Pada penelitian tersebut variabel yang diamati adala Kinerja Auditor sebagai variabel dependen sedangkan Kecerdasan Emosional, Kecerdasam Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Etika Profesi sebagai variabel Independen.Hasil dari yang didapat dari penelitian mengenai Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor adalah sebagai berikut :
Kecerdasan Emosional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor
Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor
Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor
Etika Profesi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor
Kerangka KonseptualKinerja seorang auditor adalah merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan auditor dalam pemeriksaan yang diukur berdasarkan standar audit yang berlaku. Didalam proses kinerjanya seorang auditor dihadapkan banyak tantangan untuk mewujudkan proses audit dan hasil audit yang transparan dan akuntabilitas. Banyak hal yang mempengaruhi seorang auditor dapat bertindak sesuai apa yang menjadi tanggung jawabnya dan kewajibanya. Dimulai dari kecerdasan emosional seorang auditor yang mempengaruhi kepekaan. Disamping itu kecerdasan secara intelektual juga mempengaruhi proses auditor didalam melakukan pemeriksaan, karena kecerdasan intelektual berkaitan dengan bagaimana sistem kerja dari seorang auditor dalam memecahkan masalah, dan yang terakhir etika profesi juga berkaitan sejauh mana moral seorang auditor dalam berkomitmen untuk menciptakan proses audit yang jujur, transparan, akuntabilitas dan dapat dipertanggung jawabpan
Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Intelektual

Kinerja Auditor

Etika Profesi

Gambar 2.1Kerangka KonseptualHipotesis PenelitianPenelitan terdahulu oleh Noor dan Sulistyawati (2010) kinerja auditor dipengaruhi oleh kecerdasan emosional. Banyak faktor yang terkandung didalam kecerdasan emosional, ada keterampilan emosi, kecakapan emosi dan yang terakhir adalah nilai dan keyakinan emosi, lalu pada penelitian Notoprasetio (2012) juga disampaikan kinerja auditor juga dipengaruhi oleh kecerdasan emosional sehingga dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Penelitian terdahulu oleh Nugroho, dkk (2008) kemampuan intelektual berpengaruh terhadap kinerja auditor melalui variabel interverning kepuasan kerja. Dari penelitian didapat sebuah kesimpulan bahwa kemampuan intelektual berpengaruh terhadap kinerja auditor. Secara tidak langsung hal ini menunjukan bahwa seseorang dapat memilikan kemampuan intelektual pastinya didasar kecerdasan yang kuat. Sehingga secara tidak langsung dapat disimpulkan kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap kualitas audit. Lalu menurut Choiriah (2013) kemampuan intelektual juga berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja seorang auditor dalam Kantor Akuntan Publik sehingga uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Kecerdasan intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.Hal ini didasari oleh penelitian sebelumnya oleh Kusuma (2011). Didalam penelitan ini menjelaskan bahwa Etika Profesi mempengaruhi pengambilan keputusan bagi auditor. Oleh sebab itu secara tidak langsung dapat dikatakan bahwasannya etika profesi mempengaruhi kualitas audit. Karena apabila pengambilan keputusan seorang auditor itu baik maka kualitas audit pun pasti baik. Menurut Choiriah (2013) etika profesi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja seorang auditor sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
BAB IIIMETODE PENELITIANJenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan pada bab terdahulu, maka jenis penelitian ini dikelompokkan pada penelitian kausatif (causative). Dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh kecerdasan emosional (X1), kecerdasan intelektual (X2), dan etika profes (X3), terhadap kinerja auditor (Y) sebagai variable dependen.
Populasi atau Objek Penelitian dan SampelPopulasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang menarik minat peneliti untuk diselidiki. Populasi penelitian ini adalah ±90 auditor yang ada di KAP wilayah DIY.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karateristik untuk diselidiki. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan. 
Convenience Sampling merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive
sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random).
Jenis dan Sumber DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data subjek. Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian atau responden yaitu akuntan public yang ada di DIY Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber data (tidak melalui perantara). Data primer dikumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari para responden.
Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup kepada auditor muda, auditor senior, manajer dan partner KAP yang ada di DIY. Kuesioner disebarkan langsung ke responden, demikian pula pengembaliannya dijemput sendiri oleh peneliti sesuai dengan kesepakatan pengembalian yang telah disepakati responden.
Variabel Penelitian dan Pengukuran VariabelMenurut Sekaran (2006), variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif ataupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
Kecerdasan emosional
Kecerdasan intelektual
Etika profesi
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor.3.5.1Variabel IndependenKecerdasan emosional (X1)
Kecerdasan emosional terdiri atas beberapa aspek yang terkandung, yaitu
Kesadaran diri
Pengaturan diri
Motivasi Diri
Empati
Keterampilan sosial
Satuan pengukuran yang digunakan adalah 5 skala likert. Diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Goleman (2005) dalam Dwijayanti (2009).Kecerdasan intelektual (X2)
Kecerdasan intelektual terdiri atas beberapa aspek yaitu, kemampuan memecahkan masalah, itelegensi verbal dan intelegensi praktis. Satuan pengukuran yang digunakan adalah 5 skala likert. Diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Goleman (2005) dalam Dwijayanti (2009).
Etika profesi (X3)
Satuan pengukuran yang digunakan adalah 5 skala likert dengan menggunakan instrumen Nugraha (2012).3.5.2Variabel DependenKinerja auditor menjadi variabel terikat/variabel dependen (Y). Satuan pengukuran 5 skala likert. Diukur dengan menggunakan instrumen Nugraha (2012).Metode AnalisisAnalisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah suatu analisa data yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang sudah diolah dalam bentuk angka-angka dan pembahasannya melalui perhitungan statistik. Tahap yang pertama adalah kuesioner diisi dan diperoleh dari responden dilakukan dalam beberapa proses sebelum diolah dalam statistik. Pemberian skor atau nilai dalam penelitian ini digunakan skala linkert yang merupakan salah satu cara menentukan skor. Skor ini digolongkan dalam lima tingkatan, yaitu :Jawaban SS (Sangat Setuju) diberi nilai 5
Jawaban S (Setuju) diberi nilai 4
Jawaban R (Ragu - ragu ) diberi nilai 3
Jawaban TS (Tidak Setuju) diberi nilai 2
Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) diberi nilai 1
3.6.1Uji ValiditasUji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk melihat validitas dari masing-masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total Correlation (Ghozali, 2011) .Jika r hitung > r tabel maka data dikatakan valid
Jika r hitung < r tabel maka data dikatakan tidak valid
3.6.2Uji ReliabilitasUji reliabilitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kekonsistenan jawaban seseorang terhadap pernyataan dari waktu ke waktu.Suatu Instrumen dikatakan reliabel (handal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konstan atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kekonsistenan jawaban seseorang terhadap pernyataan dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan batasan nilai minimum 0,7 Ghozali (2011). Apabila nilai Cronbach's Alpha yang dihasilkan lebih besar dari 0,7 maka instrumen lebih reliabel untuk digunakan pada penelitian ini.
.
3.6.3Uji Normalitas ResidualUji normalitas residual digunakan untuk menguji apakah distribusi data mendekati normal. Data yang baik adalah data yang pola distribusinya normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan one sample Kolmogorov-Smirnov test pada tingkat signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas ini adalah dengan melihat asymp. sig. (2 tailed). Jika nilai asymp. sig yang dihasilkan > 0,05 maka residual berdistribusi normal (Ghozali, 2011).
.
3.6.4Analisis Regresi BergandaDari data yang telah dikumpulkan, maka akan diolah dengan menggunakan alat analisa regresi berganda (Multiple Regression) dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16. Alat analisis regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e
Keterangan:
Y = Kinerja Auditor
a = Konstanta
ß = Koefisien Regresi
X1 = Kecerdasan Intelektual
X2 = Kecerdasan Emosional
X3 = Etika Profesi
e = Error Term
3.6.5 Uji Hipotesis
3.6.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R²)
Pengujian koefisien Determinasi (R²) pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen.Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan batasan nilai minimum 0,7 Ghozali (2011). Apabila nilai cronbach alpha yang dihasilkan lebih besar dari 0,7 maka instrumen lebih reliabel untuk digunakan pada penelitian ini. Koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat pada output Moddel Summary dari hasil analisis regresi linear berganda. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.3.6.5.2 Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian atau kelayakan apakah model yang digunakan fit atau tidak. Menurut Ghozali (2011) uji F pada dasarnya menunjukkan model regresi fit (layak) atau tidak. Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan derajat kepercayaan sebesar 5% (α = 0,05). Berikut adalah kriteria yang digunakan dalam penerimaan ataupun penolakan suatu hipotesis:
Jika nilai signifikansi < α = 5% maka hipotesis didukung (model regresi layak)
Jika nilai signifikansi > α = 5% maka hipotesis tidak didukung (model regresi tidak layak/tidak sesuai).
3.6.5.3 Uji t
Menurut Ghozali (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol. Suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi dengan derajat kepercayaan sebesar 5% (α = 0,05).
Berikut adalah kriteria yang digunakan dalam penerimaan ataupun penolakan suatu hipotesis:
Jika nilai signifikansi < α = 5% maka hipotesis didukung (adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen).
Jika nilai signifikansi > α = 5% maka hipotesis tidak didukung (tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen).
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANPelaksanaan PenelitianPenelitian ini menggunakan data primer yaitu melalui kuesioner yang disebar langsung kepada responden yang bekerja sebagai auditor pada Kantor Akuntan Publik Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyebaran kuesioner dimulai pada awal bulan April, 2014 dan terkumpul kurang lebih 2 bulan (±60 hari) setelah penyebaran.
Bab ini akan menjelaskan data yang dikumpulkan dan akan dianalisis untuk membuktikan pengaruh variabel independen (kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan etika profesi) terhadap variabel dependen (kinerja auditor). Data yang diperoleh dari kuesioner, kemudian dikuantitatifkan agar dapat dianalisis secara statistik.Gambaran Objek PenelitianObjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu suatu badan usaha yang telah mendapatkan ijin dari menteri keuangan atau pejabat lain yang berwenang sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Sedangkan akuntan publik atau auditor independen adalah akuntan yang telah memperoleh ijin dari menteri keuangan atau pejabat yang berwenang untuk memberikan jasanya. Kantor Akuntan Publik dalam pekerjaannya memberikan beberapa yang disebut dengan jasa audit.Dalam struktur organisasi KAP sendiri terdiri dari rekan/partner, manajer, auditor senior, dan auditor junior. Masing-masing jabatan tersebut memiliki tugas dan fungsinya masing-masing.
Rekan/partner, bertanggung jawab secara keseluruhan atas segala pekerjaan yang ditangani KAP.
Manajer, mereview program audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter.
Auditor senior, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemeriksaan, serta mengarahkan dan mereview pekerjaan akuntan junior.
Auditor junior, pelaksana prosedur pemeriksaan secara rinci sesuai dengan pengarahan dari akuntan senior.
Responden dalam penelitian ini pada semua jajaran dan bagian, diambil secara acak. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Dengan total keseluruhan 10 KAP. Dimana berdasarkan data dari IAI jumlah KAP yang ada di Yogyakarta berjumlah 10 KAP. Dari keseluruhan jumlah KAP tersebut hanya 5 KAP yang bersedia mengisi kuesioner. Dan dari 5 KAP tersebut dibagikan sebanyak 50 kuesioner namun hanya 37 kuesioner kembali dari 5 KAP.Tabel 4.1 berikut menunjukan daftar nama KAP dan jumlah auditor yang bersedia mengisi kuesioner:
Tabel 4.1Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah RespondenNo. Nama KAP Jumlah Responden
1. KAP. Drs. Henry & Sugeng (Pusat) 6
2. KAP. Bismar, Muntalib & Yunus (CAB) 6
3. KAP. Cab. Dra. Suhartati dan rekan 12
4. KAP. Drs. Soeroso Donosapoetro 5
5. KAP. Hadori Sugiarto Adi dan rekan 8
Total 37
Sumber: Data yang diolah.
Tabel 4.2 berikut menunjukan distribusi kuesioner penelitian yang menunjukan jumlah kuesioner yang disebar, yang berhasil terkumpul kembali serta kuesioner yang dapat diolah.Tabel 4.2Distribusi Kuesioner Penelitian
No Keterangan Jumlah Kuesioner Presentase
1 Kuesioner yang disebar 50 100%
2 Kuesioner yang tidak kembali (13) 26%
3 Kuesioner yang kembali 37 74%
Data yang dapat diolah 37 74%
Sumber: Data yang diolah.
Statistik DeskriptifTabel 4.3Statistik DeskriptifDescriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kecerdasan Emosional 37 3.70 5.00 4.2405 .32271
Kecerdasan Intelektual 37 3.00 4.70 3.9703 .32733
Etika Profesi 37 3.60 5.00 4.3486 .38415
Kinerja Auditor 37 3.80 5.00 4.3595 .35155
Valid N (listwise) 37 Dari tabel statistik deskriptif di atas dapat dilihat bahwa:
Variabel Kecerdasan Emosional memiliki nilai minimum sebesar 3,70, nilai maksimum 5,00, nilai mean 4,2405 dan nilai standar deviasi sebesar 0,32271.
Variabel Kecerdasan Intelektual memliki nilai minimum sebesar 3,00, nilai maksimum 4,70, nilai mean sebesar 3,9703 dan nilai standar deviasi sebesar 0,32733.
Variabel Etika Profesi memiliki nilai minimum sebesar 3,60, nilai maksimum 5,00, nilai mean sebesar 4,3486. dan nilai standar deviasi sebesar 0,38415.
Variabel Kinerja Auditor memiliki nilai minimum sebesar 3,80, nilai maksimum 5,00 nilai mean sebesar 4,3595 dan nilai standar deviasi sebesar 0,35155.
Hasil Uji NormalitasUji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan untuk mengukur apakah data dalam penelitian memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.4Hasil Uji NormalitasOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 37
Normal Parametersa,b Mean 4.3594595
Std. Deviation .23315405
Most Extreme Differences Absolute .143
Positive .143
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .869
Asymp. Sig. (2-tailed) .438
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari Tabel 4.4 di atas, nilai dari Kolmogorov-Smirnov Z adalah sebesar 0,869, sedangkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,438. Nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar atau di atas 0,05 (5%) berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara data yang diuji dengan data normal yang baku. Sehingga disimpulkan bahwa hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai residual berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas.Hasil Uji ValiditasUji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk melihat validitas dari masing-masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total Correlation (Ghozali, 2011). Uji validitas dilakukan untuk mengukur keahlian dan ketepatan kuesioner sebagai instrumen untuk mengungkapkan hal yang menjadi sasaran pokok. Pengujian validitas dilakukan dengan uji korelasi pearson, yaitu menghitung korelasi antara skor masing-masing pernyataan dengan total skor dari item-item pernyataan (item-total correlation),dengan karakteristik berikut:
Jika r hitung > r tabel maka data dikatakan valid
Jika r hitung < r tabel maka data dikatakan tidak valid
Tabel 4.5Hasil Uji ValiditasItem r.hitung r.tabel Keterangan
Kecerdasan Emosional
KE 1 0,443 0,3246 Valid
KE 2 0,608 0,3246 Valid
KE 3 0,628 0,3246 Valid
KE 4 0,629 0,3246 Valid
KE 5 0,539 0,3246 Valid
KE 6 0,518 0,3246 Valid
KE 7 0,621 0,3246 Valid
KE 8 0,660 0,3246 Valid
KE 9 0,617 0,3246 Valid
KE 10 0,674 0,3246 Valid
Kecerdasan Intelektual
KI 1 0,771 0,3246 Valid
KI 2 0,600 0,3246 Valid
KI 3 0,772 0,3246 Valid
KI 4 0,800 0,3246 Valid
KI 5 0,702 0,3246 Valid
KI 6 0,433 0,3246 Valid
KI 7 0,515 0,3246 Valid
KI 8 0,406 0,3246 Valid
KI 9 0,478 0,3246 Valid
KI 10 0,480 0,3246 Valid
Etika Profesi
EP 1 0,656 0,3246 Valid
EP 2 0,734 0,3246 Valid
EP 3 0,478 0,3246 Valid
EP 4 0,602 0,3246 Valid
EP 5 0,769 0,3246 Valid
EP 6 0,667 0,3246 Valid
EP 7 0,465 0,3246 Valid
EP 8 0,718 0,3246 Valid
EP 9 0,650 0,3246 Valid
EP 10 0.682 0,3246 Valid
Kinerja Auditor
KA 1 0,738 0,3246 Valid
KA 2 0,639 0,3246 Valid
KA 3 0,762 0,3246 Valid
KA 4 0,744 0,3246 Valid
KA 5 0,628 0,3246 Valid
KA 6 0,702 0,3246 Valid
KA 8 0,744 0,3246 Valid
KA 9 0,469 0,3246 Valid
KA 10 0,352 0,3246 Valid
Berdasarkan uji validitas didapatkan data yang valid yang tertera pada tabel diatas, karena item-item pertanyaan tersebut memiliki nilai r hitungnya lebih dari 0,3246 (r tabel) dinyatakan valid. Oleh karena itu, item-item pertanyaan yang valid tersebut akan digunakan untuk melakukan pengujian selanjutnya.
Hasil Uji ReliabilitasReliabilitas adalah pengujian tingkat kestabilan dari suatu alat pengukur suatu gejala atau kejadian. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan koefisien Cronbach Alpha (α), di mana suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70.
Tabel 4.6Hasil Uji ReliabilitasVariabel Koefisien Alpha Keterangan
Kecerdasan Emosional 0,784 Reliabel
Kecerdasan Intelektual 0,807 Reliabel
Etika Profesi 0,834 Reliabel
Kinerja Auditor 0,839 Reliabel
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach's Alpha untuk variabel kecerdasan emosional sebesar 0,784, kecerdasan intelektual sebesar 0.807, etika profesi sebesar 0,834, dan kualitas audit sebesar 0,839. Hal ini menyatakan bahwa semua variabel dinyatakan realibel karena lebih besar dari 0,70 (Ghozali, 2011)
Hasil Uji Regresi Linier BergandaTabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier BergandaCoefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta (Constant) 2.096 .739 2.835 .008
Kecerdasan Emosional .231 .173 .212 1.339 .190
Kecerdasan Intelektual -.238 .149 -.221 -1.599 .119
Etika Profesi .512 .143 .559 3.592 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Dari Tabel 4.7, diketahui persamaan regresi yang terbentuk. Adapun persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y = 2,096+0, 231 X1-0,238 X2+0,512 X3Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang dilakukan, didapat nilai konstanta sebesar 2,096, koefisien regresi Kecerdasan Emosional sebesar 0,231, koefisien Kecerdasan Intelektual sebesar -0,238, dan koefisien Etika Profesi sebesar 0,512.
Hasil uji regresi berganda untuk variabel independen dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nilai koefisien regresi untuk β1 sebesar 0,231. Dalam penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa variabel Kecerdasan Emosional (X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja Auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika ketika Integritas Auditor meningkat sebesar satu satuan, maka tingkat Kinerja Auditor akan mengalami penigkatan sebesar 0,231 satuan.
Nilai koefisien regresi untuk β2 sebesar -0,238. Dalam penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa Kecerdasan Intelektual (X2) berpengaruh negatif terhadap Kinerja Auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika Kecerdasan Intelektual meningkat sebesar satu satuan, maka Kinerja Auditor juga akan mengalami penurunan sebesar -0,238 satuan.
Nilai koefisien regresi untuk β3 sebesar 0,512. Dalam penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa variabel Etika Profesi (X3) berpengaruh positif terhadap Kinerja Auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa Etika Profesi meningkat sebesar satu satuan, maka Kinerja Auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,512 satuan.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .663a .440 .389 .275
a. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional
b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Dari Tabel 4.8 di atas dapat diketahui koefisien determinasi yang ditunjukkan dari nilai adjusted R2 sebesar 0, 389 atau sebesar 38,9 %. Sementara itu 61,1 % dipengaruhi oleh model – model yang lain.
Hasil Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan fit atau tidak.
Tabel 4.9Hasil Uji FANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.957 3 .652 8.638 .000b
Residual 2.492 33 .076 Total 4.449 36 a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
b. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan nilai signifikan F sebesar 0,000. Berdasarkan kriteria pengujian bahwa jika nilai probabilitas < 0,05, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan fit.
Hasil Uji tPengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji t, dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
Tabel 4.10 Hasil Uji tCoefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta (Constant) 2.096 .739 2.835 .008
Kecerdasan Emosional .231 .173 .212 1.339 .190
Kecerdasan Intelektual -.238 .149 -.221 -1.599 .119
Etika Profesi .512 .143 .559 3.592 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Kecerdasan EmosionalBerdasarkan hasil uji t pada tabel 4.10 diketahui nilai variabel kecerdasan emosional (X1) sebesar 0,190 atau lebih besar dari 0,05. Dengan menggunakan kriteria pengujian bahwa nilai probabilitas < 0,05, dapat disimpulkan H1 pada penelitian ini tidak didukung atau dapat disimpulkan variabel kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor .
Kecerdasan IntelektualBerdasarkan hasil uji t pada tabel 4.10 diketahui nilai variabel kecerdasan intelektual (X2) sebesar 0,119 atau lebih besar dari 0,05. Dengan menggunakan kriteria pengujian bahwa nilai probabilitas < 0,05, disimpulkan H2 pada penelitian ini tidak didukung atau dapat disimpulkan variabel kecerdasan intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor .
Etika ProfesiBerdasarkan hasil uji t pada tabel 4.10 diketahui nilai Etika Profesi (X3) sebesar 0,001 atau lebih kecil dari 0,05. Dengan menggunakan kriteria pengujian bahwa nilai probabilitas < 0,05, dapat disimpulkan H3 pada penelitian ini didukung atau dapat disimpulkan variabel etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor.
PembahasanDari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa sekitar 38,9% variasi pada variabel kinerja auditor dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan etika profesi. Sedangkan sisanya yaitu 61,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Untuk variabel kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t, dimana nilai dari kecerdasan emosional sebesar 0,190 sangat jauh dari tingkat 0,05. Ini berarti kecerdasan emosional tidak terlalu mempengaruhi kinerja dari seorang auditor. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Notoprasetio (2012) dan Choiriah (2013) yang menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional seorang auditor memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi kesadaran setiap auditor terhadap dirinya masing - masing dan kepekaan menjadi kunci utama di dalam kecerdasan emosional.Nilai variabel kecerdasan intelektual sebesar 0,119 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual tidak mempengaruhi kinerja dari seorang auditor. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Nugroho, dkk (2008) dan Choiriah (2013) yang menyimpulkan bahwa kecerdasan intelektual auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini disebabkan karena auditor tidak memiliki keyakinan atas dirinya dan berhasil dipengaruhi oleh pihak lain atau lingkungannya yang akan berpengaruh terhadap kinerja seorang auditor dan juga dipengaruhi oleh individu itu sendiri yang tidak mampu beradaptasi secara efektif dengan lingkungan.
Sedangkan untuk variabel etika profesi berpengaruh positif secara signifikan terhadap kiner auditor. Hal ini ditunjukan oleh hasil uji t, dimana etika profesi sebesar 0,001 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Kusuma (2011), Nugraha (2012) dan Choiriah (2013) yang menyimpulkan bahwa etika profesi seorang auditor memiliki pengaruh yang terhadap kinerja auditor. Hal ini dikarenakan seorang akuntan dituntut sebagai seorang yang profesional untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menghindari tindakan atau tingkah laku yang dapat mendiskreditkan kepada profesinya.BAB VSIMPULAN DAN SARANSimpulan Penelitian ini menguji tentang pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan etika profesi terhadap kinerja auditor. Variabel dependen dari penelitian ini adalah kinerja auditor. Kinerja auditor sendiri adalah gambaran mengenai pencapaian dari sebuah tingkatan didalam kerja. Lalu untuk Variabel Independen sendiri adalah Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Etika Profesi. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut:
Variabel kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Variabel kecerdasan intelektual tidak berpengaruh terhadap auditor.
Variabel etika profesi berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja auditor
KeterbatasanDi dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan dalam melakukan kegiatan penelitian yang berdampak pada hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Penelitian hanya dilakukan pada lingkup penelitian yang kecil, sehingga kantor akuntan publik yang didapat terbatas dan berdampak juga pada responden yang terbatas pula.
Penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel independen sehingga kemampuan di dalam menjelaskan variabel dependen terbatas karena hanya sebesar 38,9 %.
Saran Saran adalah himbauan yang diberikan agar di masa yang akan datang dapat menghasilkan suatu hasil yang diinginkan dan baik. Berikut saran dari penenelitian ini :Ruang lingkup penelitian sebaiknya diperluas sehingga akan memperoleh responden yang jauh lebih banyak dan lebih bervariatif dari setiap kantor akuntan publik.
Penelitian ini masih terbatas pada kecerdasan emosional, kecerdasan intlektual, dan etika profesi. Di dalam penelitan selanjutnya dapat dilakukan penambahan variabel - variabel yang lain. Seperti variabel kecerdasan sosial yang diungkapkan oleh Dwijayanti (2013) dan pengaruh pengalaman kerja yang diungkapkan Nugraha (2012).
Bagi auditor, berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa pengaruh yang diberikan sangat baik terhadap kinerja auditor, oleh sebab itu auditor perlu meningkatkan kualitasnya agar kinerja semakin menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKAAnastasi, A. 1997. Tes Psikologi (Psychological Testing), PT. Prehanllindo, Jakarta.
Choiriah, Anis. 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik di Kota Padang dan Pekanbaru. Skripsi Universitas Negeri Padang. Sumatera Barat.
Dwijayanti, Arie Pangestu. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual Dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional "VETERAN". Jakarta.
Goleman, D. 2000. Kecerdasan Emosi: Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Daripada IQ, Alih Bahasa: T.Hermay. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. 2001. Emotional Intelligence Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Alih Bahasa: Alex Tri K.W, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kusuma, Henda Sandika. 2011. Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi dan Kecerdasan Emosional terhadap Pengambilan Keputusan bagi Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik dan Badan Pemeriksa Keuangan di Semarang).Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.Martandi dan Suranta. 2006. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang Dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi (Studi Di Wilayah Surakarta). Prosiding Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.
Meirnayati, R. A. Fabiola. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Murtanto dan Marini. 2003. Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntansi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan, Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.
Noor, Mochamad Ali dan Ardiani Ika Sulityawati. 2010. Kecerdasan Emosional dan Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi 1 (1): 10-21.
Notoprasetio, Christina Gunaeka. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Auditor terhadap Kinerja Auditor sebagai Variabel Dependen. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 1 (1): 75 -81.
Nugraha, Agung Eka Putra. 2012. Pengaruh Kompetensi, Tekanan Waktu, Pengalaman Kerja, Etika, dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta.Nugrahaningsih, P. 2005. Analisis PerbedaaPerilaku Etis Auditor di KAP dalam EtikaProfesi (Studi Terhadap Peran Faktor-faktor Individual: Locus of Control, LamaPengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity). Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Nugroho, Paskah Ika, Lieli Suharti, dan Trianto Eka Laksana. (2008). Pengaruh Kemampuan Intelektual dan Kemampuan Emosional terhadap Kinerja Auditor melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 14 (2): 107-122.
Sapariyah, Rina Ani. 2011. Pengaruh Good Governance dan Independensi Auditor Terhadap Kinerja Auditor dan Komitmen Organisasi. Tesis Program Pasca Sarjana STIE AUB, Surakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business, Edisi 1. Jakarta :Salemba Empat.
Sinaga, Timbul dan Mutiara Sinambela. 2013. Pengaruh Stres Kerja terhadap Motivasi dan Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik Medan. Universitas HKBP Nommensen. Medan. Jurnal Akuntansi 17:75 -83.
LAMPIRANLAMPIRAN IKUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama:
Umur:
Jenis Kelamin: L / P
Status: Menikah/Belum Menikah
Pendidikan Terakhir: SMA/D3/S1/S2/S3
Jabatan:
Lama Bekerja:
Nb: *coret yang tidak diperlukan
Cara pengisian kuesioner :
Bapak/ibu/saudara/i cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i. Setiap pernyataan mengharapkan hanya ada satu jawaban. Setiap angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i.
Sangat setuju : SS
Setuju : S
Ragu-ragu : R
Tidak setuju : TS
Sangat tidak setuju : STS
Kecerdasan Emosional ( X1)
No Pertanyaan STS TS R S SS
1 Pemahaman emosi diri sendiri diperlukan didalam pekerjaan 2 Saya mempunyai tolak ukur dalam kemampuan mengendalikan emosi diri - sendiri 3 Saya mampu mengelola emosi 4 Saya butuh mengekspresikan emosi dengan tepat 5 Saya selalu optimis dalam karir 6 Atasan saya sangat memberikan dorongan untuk karyawan berprestasi 7 Peka terhadap perasaan orang lain dapat mendukung kelancaran dalam pekerjaan 8 Dengan mendengarkan masalah orang lain dapat mendukung kelancaran pekerjaan 9 Kerja sama selalu terjalin diantara sesama karyawan 10 Saya dapat berkomunikasi dengan orang lain secara baik
Kecerdasan Intelektual ( X2)
No Pertanyaan STS TS R S SS
1 Saya mampu berhitung dengan cepat 2 Saya mampu berhitung dengan akurat 3 Saya memahami setiap apa yang saya dengar 4 Saya memahami setiap apa yang saya baca 5 Saya mampu mengidentifikasi perbedaan gambaran dengan cepat 6 Saya mampu mengidentifikasi perbedaan gambaran dengan tepat 7 Saya mampu mengenali urutan logis dalam masalah 8 Saya mampu memecahkan masalah dengan bijaksana 9 Saya mampu mengingat klien atau nasabah dengan baik 10 Saya mampu mengingat pengalaman masa lalu sebagai bentuk pembelanjaran untuk seterusnya Etika Profesi (X3)
No Pertanyaan STS TS R S SS
1 Laporan hasil audit dapat dipertanggung jawabkan oleh auditor, untuk meningkatkan kualitas audit 2 Laporan audit sesuai dengan aturan SAK yang telah ditentukan 3 Auditor memiliki rasa tanggung jawab apabila hasil pemeriksaannya masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan 4 Jika suatu laporan hasil audit ada kesalahan, auditor mampu mempertanggung jawabkan atas laporan hasil audit tersebut untuk meningkatkan kualitas audit 5 Auditor tidak dapat diitimidasi oleh orang lain dan tidak tunduk karena tekanan yang dilakukan oleh orang lain guna mempengaruhi sikap dan pendapatnya 6 Auditor tidak menimbang atau mempetimbangkan keadaan seseorang atau kelompok atau suatu unit organisasi untuk membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau peraturan perundang - undangan yang berlaku 7 Auditor harus memiliki rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi berbagai macam kesulitan 8 Setiap auditor harus menjaga objektivitasannya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya 9 Auditor menolak menerima penugasan audit pada saat bersama sedang mempunyai hubungan kerja sama dengan pihak yang diperiksa 10 Dalam aktivitasnya auditor eksternal selalu bersikap objektif Kualitas Audit
No Pertanyaan STS TS R S SS
1 Saat menerima penugasan, auditor menetapkan sasaran, ruang lingkup, dan metodologi pemeriksaan 2 Dalam sebuah pekerjaan saya harus di review oleh atasan secara berjenjang sebelum laporan hasil audit dibuat 3 Dalam melaksanakan audit, auditor harus mematuhi kode etik yang berlaku 4 Dalam melaksanakan tugas , auditor merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di Indonesia 5 Proses pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan , temuan audit serta rekomendasi yang terkait 6 Laporan hasil audit memuat temuan dan simpulan hasil audit secara objektif serta rekomendasi yang konstruktif 7 Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, obyektif, meyakinkan, jelas, ringkas, serta tepat waktu agar informasi yang diberikan bermanfaat 8 Laporan mengungkapkan hal - hal yang merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan sampai berakhir audit 9 Laporan harus mengemukakan atas suatu prestasi keberhasilan ataupun suatu tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan objek audit 10 Auditor selalu melaporkan tentang adanya pelanggaran kepada kliennya LAMPIRAN IITABEL HASIL KUESIONERKECERDASAN EMOSIONAL-25264880579
LAMPIRAN IIITABEL HASIL KUESIONERKECERDASAN INTELEKTUAL-240665222250
LAMPIRAN IVTABEL HASIL KUESIONERETIKA PROFESI-228600187325
LAMPIRAN VTABEL HASIL KUESIONERKINERJA AUDITOR-2406659525n
LAMPIRAN VITABEL DAFTAR KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN JUMLAH RESPONDENNo. Nama KAP Jumlah Responden
1. KAP. Drs. Henry & Sugeng (Pusat) 6
2. KAP. Bismar, Muntalib & Yunus (CAB) 6
3. KAP. Cab. Dra. Suhartati dan rekan 12
4. KAP. Drs. Soeroso Donosapoetro 5
5. KAP. Hadori Sugiarto Adi dan rekan 8
Total 37
LAMPIRAN VIITABEL DISTRIBUSI KUESIONER PENELITIANNo Keterangan Jumlah Kuesioner Presentase
1 Kuesioner yang disebar 50 100%
2 Kuesioner yang tidak kembali (13) 26%
3 Kuesioner yang kembali 37 74%
Data yang dapat diolah 37 74%
LAMPIRAN VIIITABEL HASIL UJI DESKRIPTIFDescriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kecerdasan Emosional 37 3.70 5.00 4.2405 .32271
Kecerdasan Intelektual 37 3.00 4.70 3.9703 .32733
Etika Profesi 37 3.60 5.00 4.3486 .38415
Kinerja Auditor 37 3.80 5.00 4.3595 .35155
Valid N (listwise) 37 LAMPIRAN IXTABEL HASIL UJI NORMALITASOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 37
Normal Parametersa,b Mean 4.3594595
Std. Deviation .23315405
Most Extreme Differences Absolute .143
Positive .143
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .869
Asymp. Sig. (2-tailed) .438
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
LAMPIRAN XTABEL HASIL UJI REABILITASKecerdasan Emosional
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 37 100.0
Excludeda 0 .0
Total 37 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.784 10
Kecerdasan Intelektual
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 37 100.0
Excludeda 0 .0
Total 37 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.807 10
Etika Profesi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 37 100.0
Excludeda 0 .0
Total 37 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.834 10
Kinerja Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 37 100.0
Excludeda 0 .0
Total 37 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.839 10

LAMPIRAN XITABEL HASIL UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSIONALCorrelations
KE1 KE2 KE3 KE4 KE5 KE6 KE7 KE8 KE9 KE10 JUMLAHKE
KE1 Pearson Correlation 1 .344* .148 .534** .009 .167 -.031 .077 .256 .165 .443**
Sig. (2-tailed) .037 .382 .001 .960 .323 .856 .650 .126 .328 .006
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE2 Pearson Correlation .344* 1 .560** .350* .036 .093 .310 .329* .240 .183 .608**
Sig. (2-tailed) .037 .000 .033 .831 .586 .062 .047 .152 .278 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE3 Pearson Correlation .148 .560** 1 .328* .236 .100 .403* .454** .118 .344* .628**
Sig. (2-tailed) .382 .000 .048 .159 .555 .013 .005 .489 .037 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE4 Pearson Correlation .534** .350* .328* 1 .401* .170 .176 .324 .200 .344* .629**
Sig. (2-tailed) .001 .033 .048 .014 .314 .297 .050 .236 .037 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE5 Pearson Correlation .009 .036 .236 .401* 1 .162 .386* .337* .153 .619** .539**
Sig. (2-tailed) .960 .831 .159 .014 .337 .018 .042 .365 .000 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE6 Pearson Correlation .167 .093 .100 .170 .162 1 .222 .160 .455** .342* .518**
Sig. (2-tailed) .323 .586 .555 .314 .337 .187 .345 .005 .038 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE7 Pearson Correlation -.031 .310 .403* .176 .386* .222 1 .538** .428** .259 .621**
Sig. (2-tailed) .856 .062 .013 .297 .018 .187 .001 .008 .121 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE8 Pearson Correlation .077 .329* .454** .324 .337* .160 .538** 1 .406* .456** .660**
Sig. (2-tailed) .650 .047 .005 .050 .042 .345 .001 .013 .005 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE9 Pearson Correlation .256 .240 .118 .200 .153 .455** .428** .406* 1 .427** .617**
Sig. (2-tailed) .126 .152 .489 .236 .365 .005 .008 .013 .008 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KE10 Pearson Correlation .165 .183 .344* .344* .619** .342* .259 .456** .427** 1 .674**
Sig. (2-tailed) .328 .278 .037 .037 .000 .038 .121 .005 .008 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
JUMLAHKE Pearson Correlation .443** .608** .628** .629** .539** .518** .621** .660** .617** .674** 1
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .000 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

LAMPIRAN XIITABEL HASIL UJI VALIDITAS KECERDASAN INTELEKTUALCorrelations
KI1 KI2 KI3 KI4 KI5 KI6 KI7 KI8 KI9 KI10 JUMLAHKI
KI1 Pearson Correlation 1 .431** .643** .758** .567** .175 .172 .295 .298 .126 .771**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .000 .000 .300 .308 .076 .073 .458 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI2 Pearson Correlation .431** 1 .270 .253 .439** .189 .382* -.038 .312 .210 .600**
Sig. (2-tailed) .008 .106 .131 .007 .262 .019 .821 .060 .211 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI3 Pearson Correlation .643** .270 1 .720** .608** .163 .229 .201 .265 .371* .772**
Sig. (2-tailed) .000 .106 .000 .000 .335 .173 .232 .113 .024 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI4 Pearson Correlation .758** .253 .720** 1 .673** .225 .327* .240 .267 .228 .800**
Sig. (2-tailed) .000 .131 .000 .000 .181 .048 .152 .111 .175 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI5 Pearson Correlation .567** .439** .608** .673** 1 .396* .372* -.025 .069 -.068 .702**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .000 .000 .015 .024 .885 .683 .689 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI6 Pearson Correlation .175 .189 .163 .225 .396* 1 .799** .110 -.241 .040 .433**
Sig. (2-tailed) .300 .262 .335 .181 .015 .000 .516 .150 .813 .007
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI7 Pearson Correlation .172 .382* .229 .327* .372* .799** 1 -.033 -.114 .140 .515**
Sig. (2-tailed) .308 .019 .173 .048 .024 .000 .848 .500 .409 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI8 Pearson Correlation .295 -.038 .201 .240 -.025 .110 -.033 1 .465** .470** .406*
Sig. (2-tailed) .076 .821 .232 .152 .885 .516 .848 .004 .003 .013
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI9 Pearson Correlation .298 .312 .265 .267 .069 -.241 -.114 .465** 1 .489** .478**
Sig. (2-tailed) .073 .060 .113 .111 .683 .150 .500 .004 .002 .003
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KI10 Pearson Correlation .126 .210 .371* .228 -.068 .040 .140 .470** .489** 1 .480**
Sig. (2-tailed) .458 .211 .024 .175 .689 .813 .409 .003 .002 .003
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
JUMLAHKI Pearson Correlation .771** .600** .772** .800** .702** .433** .515** .406* .478** .480** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .007 .001 .013 .003 .003 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
LAMPIRAN XIII
TABEL HASIL UJI VALIDITAS ETIKA PROFESI Correlations
EP1 EP2 EP3 EP4 EP5 EP6 EP7 EP8 EP9 EP10 JUMLAHEP
EP1 Pearson Correlation 1 .551** .503** .396* .225 .161 .230 .445** .375* .312 .656**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .015 .181 .341 .170 .006 .022 .060 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP2 Pearson Correlation .551** 1 .521** .524** .494** .434** .213 .411* .248 .313 .734**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .002 .007 .206 .011 .139 .060 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP3 Pearson Correlation .503** .521** 1 .196 .114 .289 .031 .161 .094 .007 .478**
Sig. (2-tailed) .002 .001 .244 .500 .082 .857 .342 .578 .967 .003
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP4 Pearson Correlation .396* .524** .196 1 .346* .302 .181 .350* .286 .266 .602**
Sig. (2-tailed) .015 .001 .244 .036 .069 .284 .034 .086 .112 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP5 Pearson Correlation .225 .494** .114 .346* 1 .779** .313 .441** .570** .665** .769**
Sig. (2-tailed) .181 .002 .500 .036 .000 .059 .006 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP6 Pearson Correlation .161 .434** .289 .302 .779** 1 .077 .328* .276 .572** .667**
Sig. (2-tailed) .341 .007 .082 .069 .000 .652 .048 .098 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP7 Pearson Correlation .230 .213 .031 .181 .313 .077 1 .334* .445** .193 .465**
Sig. (2-tailed) .170 .206 .857 .284 .059 .652 .043 .006 .253 .004
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP8 Pearson Correlation .445** .411* .161 .350* .441** .328* .334* 1 .540** .728** .718**
Sig. (2-tailed) .006 .011 .342 .034 .006 .048 .043 .001 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP9 Pearson Correlation .375* .248 .094 .286 .570** .276 .445** .540** 1 .408* .650**
Sig. (2-tailed) .022 .139 .578 .086 .000 .098 .006 .001 .012 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
EP10 Pearson Correlation .312 .313 .007 .266 .665** .572** .193 .728** .408* 1 .682**
Sig. (2-tailed) .060 .060 .967 .112 .000 .000 .253 .000 .012 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
JUMLAHEP Pearson Correlation .656** .734** .478** .602** .769** .667** .465** .718** .650** .682** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
LAMPIRAN XIVTABEL HASIL UJI VALIDITAS KINERJA AUDITORCorrelations
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 JUMLAHKA
KA1 Pearson Correlation 1 .511** .520** .670** .503** .538** .475** .502** .120 .096 .738**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .001 .001 .003 .002 .479 .572 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA2 Pearson Correlation .511** 1 .389* .575** .104 .407* .196 .356* .208 .333* .639**
Sig. (2-tailed) .001 .017 .000 .540 .012 .245 .031 .217 .044 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA3 Pearson Correlation .520** .389* 1 .644** .515** .461** .718** .344* .261 .170 .762**
Sig. (2-tailed) .001 .017 .000 .001 .004 .000 .037 .118 .315 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA4 Pearson Correlation .670** .575** .644** 1 .431** .569** .484** .461** .159 -.045 .744**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .008 .000 .002 .004 .347 .791 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA5 Pearson Correlation .503** .104 .515** .431** 1 .513** .536** .501** .250 -.112 .628**
Sig. (2-tailed) .001 .540 .001 .008 .001 .001 .002 .136 .509 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA6 Pearson Correlation .538** .407* .461** .569** .513** 1 .496** .529** .172 -.004 .702**
Sig. (2-tailed) .001 .012 .004 .000 .001 .002 .001 .308 .979 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA7 Pearson Correlation .475** .196 .718** .484** .536** .496** 1 .472** .263 .270 .744**
Sig. (2-tailed) .003 .245 .000 .002 .001 .002 .003 .116 .106 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA8 Pearson Correlation .502** .356* .344* .461** .501** .529** .472** 1 .389* .186 .735**
Sig. (2-tailed) .002 .031 .037 .004 .002 .001 .003 .017 .271 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA9 Pearson Correlation .120 .208 .261 .159 .250 .172 .263 .389* 1 .142 .469**
Sig. (2-tailed) .479 .217 .118 .347 .136 .308 .116 .017 .403 .003
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
KA10 Pearson Correlation .096 .333* .170 -.045 -.112 -.004 .270 .186 .142 1 .352*
Sig. (2-tailed) .572 .044 .315 .791 .509 .979 .106 .271 .403 .033
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
JUMLAHKA Pearson Correlation .738** .639** .762** .744** .628** .702** .744** .735** .469** .352* 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .033 N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

LAMPIRAN XVHASIL UJI REGRESIVariables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Etika Profesi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosionalb . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .663a .440 .389 .275
a. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional
b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.957 3 .652 8.638 .000b
Residual 2.492 33 .076 Total 4.449 36 a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
b. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta (Constant) 2.096 .739 2.835 .008
Kecerdasan Emosional .231 .173 .212 1.339 .190
Kecerdasan Intelektual -.238 .149 -.221 -1.599 .119
Etika Profesi .512 .143 .559 3.592 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor



Download Pengaruh Kecerdasan Emosional kecerdasan Intelektual dan Etika Profesi Auditor Pada KAP Yogyakarta.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Pengaruh Kecerdasan Emosional kecerdasan Intelektual dan Etika Profesi Auditor Pada KAP Yogyakarta. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: