November 29, 2016

Makalah Perubahan Sosial

Judul: Makalah Perubahan Sosial
Penulis: Y. (Debu Yandi)


BAB I
PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
Kehidupan itu adalah suatu yang dinamis, dengan demikian setiap kehidupan akan senantiasa mengalami perubahan, dan pada konteks manusia, maka manusiapun juga akan mengalami perubahan, baik ia sebagai individu maupun masyarakat. Dan dalam perubahan yang terjadi pada masyarakat (sebagai kumpulan dari individu-individu) bisa terjadi dalam pola perilaku individu maupuun organisasi, perubahan dalam norma sosial, interaksi juga termasuk pendidikan.
Karena kehidupan itu dinamis, maka perubahan yang terjadi adalah suatu fenomena yang lumrah atau normal pengaruhnya bahkan bisa menjalar dan merambah kebagian belahan dunia lain dengan cepat dan efektif karena didukung oleh kemajuan komunikasi yang canggih dan modern. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi tanpa kita sadari juga sangat mempengaruhi perubahan sosial yang juga akan berdampak pada pendidikan.
Suatu perubahan sosislah yang tejadi sekecil apapun mungkin akan berakibat pada struktur kehidupan masyarakat yang lainnya, misalnya pada perubahan gaya berpakaian akan menghasilkan akibat pada ekonomi masyarakat, karena suatu model yang tren akan senantiasa diikuti masyarakat yang menyenangi model-model pakaian yang terbaru. Sama halnya dampak dari perubahan sosial akan berakibat pada pendidikan Islam pada khususnya. Makalah berikut menggali dampak dari perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Islam.
BAB II
PERUBAHAN SOSIAL
Pengertian Perubahan Sosial
Menurut kamus besar bahasa Indonesia perubahan berarti hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Sedangkan sosial adalah hal yang berkenaan dengan masyarakat. Perubahan sosial adalah berubahnya struktur atau susunan sosial (kemasyarakatan) dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap tatanan masyarakat, perubahan itu juga terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin berubah dari satu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik. Pudjiwati Sajagyo mengutip pendapat Hirschman yang mengatakan bahwa kebosanan manusia adalah penyebab suatu perubahan. Manusia sering tidak puas dan bosan pada satu keadaan dan berusaha untuk mencari cara atau alternatif lainnya untuk menghilangkan kebosanannya dan menemukan cara baru yang lebih menyenangkan, mudah dan murah. Bisa kita lihat pada revolusi teknologi transportasi yang demikian canggih hingga berakibat pada perubahan pola mobilitas manusia.
Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur budaya materiil dan immateril, artinya setiap unsur budaya masyarakat yang bersifat materiil dan immateriil (spirituil) juga rentan atau cenderung terhadap perubahan. Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Kingsley Davis yang mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat, sehingga akan disebut suatu perubahan sosial kalau tatanan dan fungsi dalam masyarakat yang berubah. Sebagai contoh ketika muncul persatuan pekerja atau organisasi buruh yang dalam masyarakat kapitalis menyebabkan perubahan hubungan antar pekerja dengan majikan yang kemudian berimplikasi juga pada berubahnya organisasi ekonomi atau bahkan politik (pada negara tertentu ada yang berubah menjadi partai politik, misalnya partai buruh di Inggris).
Soerjono Soekamto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, mengutip pendapat Gillin dan Gillin tentang perubahan sosial sebagai suatu variasi dari suatu cara hidup yang telah ada dan diterima dalam suatu masyarakat, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi (susunan) penduduk, ideologi ataupun juga karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan teknologi terbaru dalam suatu masyarakat. Jadi jika suatu masyarakat mengadakan atau melakukan suatu variasi atau cara lain dari kebiasaan yang sudah ada, maka hal itu dinamakan perubahan.
Konsep perubahan sosial adalah fenomena yang rumit, dalam arti menembus ke berbagai tingkat kehidupan sosial. Dan jika ada suatu defenisi tentang perubahan sosial yang mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, maka hal itu benar saja. Karena, pada keseluruhan aspek kehidupan yang terjadi dalam susunan sosial, sistem sosial, dan organisasi sosial masyarakat.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana termasuk di dalamnya aspek kebudayaan juga nilai-nilai, norma, kebiasaan, kepercayaan, tradisi, sikap, maupun pola tingkah laku dalam suatu masyarakat. Atau jika melihat adanya perbedaan keadaan yang terjadi sekarang dalam suatu masyarakat jika dibandingkan dengan keadaan dahulu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa dalam struktur sosial masyarakat tersebut telah berubah.
Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya suatu perubahan pada masyarakat merupakan fenomena yang wajar sebagai akibat dari pergaulan hidup, dan banyak pakar yang mengemukakah pendapat bahwa perubahan sosial terjadi sebagai akibat adanya perubahan yang terjadi dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan dalam suatu masyarakat, seperti perubahan ekonomi, kebudayaan dan teknologi, politik, geografis dan sebagainya, yang pada dasarnya bermuara pada kesimpulan bahwa perubahan merupakan suatu mata rantai kejadian yang melingkar dan tidak terputus.
Pada tern norma perubahan sosial, maka jika norma adalah dasar dari keteraturan kehidupan sosial, maka perubahan sosial, yakni yang merupakan perubahan dalam struktur masyarakat, terjadi sebagai akibat dari perubahan dalam norma-norma sosial tersebut. Sehingga ketika norma dalam suatu struktur masyarakat telah berubah maka perubahan dalam masyarakat tersebut telah terjadi.
Pendapat Pitirim A. Sorokin yang meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial, namun perubahan tetap ada dan paling penting adalah lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, dan dengan jalan tersebut barulah dapat diperoleh suatu generalisasi tentang lingkaran perubahan sosial tersebut.
Pengertian Pendidikan Islam
Sebelum membahas pengertian Pendidikan islam, perlu kita mengetahui dahulu tentang arti pendidikan, menurut Badan PBB yang bernama UNESCO bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dewasa untuk mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik dan latihan untuk peranannya di masa depan. Pendidikan merupakan prosesmemberdayakan atau juga mengembangkan potensi setiap manusia, usaha mewujudkan potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan termasuk tujuan pribadinya.
Adapun pendidikan Islam yaitu sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan kepada seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai kepribadiannya. Pengertian lainnya mengatakan bahwa Pendidikan Islam merupakan pewaris dan perkembangan budaya manusia yang bersumber dan berpedoman pada ajaran Islam sebagai yang termaktub dalam Al Qur'an dan terjabar dalam Sunnah Rasul. Jadi yang dimaksudkan dengan pendidikan Islam adalah dalam rangka terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan demikian ciri yang penggunaan ajaran Islam sebagai pedoman dalam proses pewarisan dan pengembangan budaya ummat manusia atau masyarakat tersebut.
Dapat dikatakan bahwa seseorang yang mendapatkan pendidikan Islam harus mampu hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana diharapkan oleh cita-cita Islam, dengan kata ketika seseorang yang menerima pendidikan Islam maka ia menjalankan kehidupannya sesuai dengan koridor ajaran Islam, yaitu Al Qur'an dan Hadits. Dengan demikian pengertian pendidikan Islam adalah suatau sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang diperlukan seorang hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman dalam seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat duniawi dan ukhrawi.
Bentuk-bentuk perubahan dan penyebabnya
Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.
Perubahan lambat dan perubahan cepat
Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatau masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena msyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Sering kali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang menduukung terciptanya revolusi.
Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
Contoh perubahan secara revolusi adalah gerakan revolusi Islam iran pada tahun 1978-1979 yang berhasil menjatuhkan pemerintahan Syah Muhammad Pahlevi yang otoriter dan mengubah sistem pemerintahan monarki menjadi sistem republik Islam dengan Ayatullah Khoemeini sebagai pemimpinnya.
Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya, perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk adan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agen of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan orde baru menjadi tata pemerintahan orde reformasi. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.
Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan orde lama ke orde baru dan peralihan tatanan orde baru ke orde reformasi.
Pengaruh perubahan sosial terhadap pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu bentuk dari perwujudan seni dan budaya manusia yang terus berubah (berkembang) dan sebagai suatu alternatif yang paling rasional dan memungkinkan untuk melakukan suatu perubahan atau perkembangan. Dan sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana termasuk di dalamnya adalah pendidikan, karena pendidikan ada dalam masyarakat, baik itu pendidikan formal, informal, maupun non formal (ada istilah lain yang menyebutkan ketiga istilah tersebut yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah), dan perubahan sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat sangat berpengaruh terhadap pendidikan, dan tidak terkecuali pendidikan Islam.
Kita mafhum pada zaman sekarang ini bahwa ada perubahan sosial yang berjalan begitu cepat (namun ada juga yang berjalan dengan lamban), juga sangat berdampak pada pendidikan, misalnya dengan bertambahnya penduduk yang cepat maka perlu disediakan sekolah untuk menampung siswa tersebut, sehingga sarana pendidikanpun juga harus dibangun lebih banyak. Lalu dengan perkembangan zaman dan perubahan sosial itu pula kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan guna menghadapi kehidupan yang semakin kompleks, akan sangat memerlukan pendidikan guna mempersiapkan masyarakat itu sendiri dalam menghadapi perkembangan zaman itu. Misalnya pada bangsa Indonesia pada tahun 1800 yang banyak tidak bisa baca tulis, jika dibandingkan dengan keadaan sekarang yang sudah maju.
Upaya bangsa Indonesia untuk memberantas kebodohan dengan mewajibkan pendidikan dasar sembilan tahun adalah satu upaya untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Seiring dengan berubahnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang mampu membekali diri mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang nantinya dapat digunakan atau dipraktikkan dalam kehidupan nyata, maka perubahan sosial sebagai akibat dari perubahan orientasi pendidikan juga akan terjadi.
Jika kita melihat perubahan sosial sebagai dampak dari berkembangnya teknologi adalah dengan sangat mudahnya mengakses internet yang bagi masyarakat yang tidak agami dapat digunakan untuk hal-hal yang negatif, kita juga bisa menyaksikan banyak kecurangan-kecurangan, ketidak jujuran, dan banyak perbuatan negatif yang bertentangan dengan norma agama Islam sebagai dampak dari perubahan sosial, karenannya sangat diperlukan sistem Pendidikan Islam yang dapat mempersiapkan manusia (masyarakat) untuk tidak melakukan perbuatan tersebut.
Dampak lain dari terjadinya perubahan sosial terhadap pendidikan Islam adalah dengan terus dikembangkannya kurikulum yang mampu menjawab tantangan perubahan, juga dampak pada perubahan sistem manajemen pendidikan yang berorientasi pada mutu (quality oriented), yaitu akan peningkatan kualitas pembelajaran yang berkelanjutan menuju kepada pembelajaran unggul sehingga menghasilkan output yang berkualitas.
Perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat sangat berpengaruh pada pendidikan dan pendidikan islam pada khususnya, namun tidak semua perubahan sosial yang terjadi berdampak positif, tetapi ada juga perubahan sosial yang menghasilkan akibat buruk bagi dunia pendidikan Islam, berikut sisi positif dan negatif dari suatu perubahan sosial terhadap pendidikan Islam.
Dampak Positif
Sisi positif dari sebuah perubahan sosial bagi pendidikan Islam adalah dapat meningkatkan taraf pendidikan Islam dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat menghasilkan manusia yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut dengan mengacu pada ajaran-ajaran Islam.
Dampak Negatif
Sedangkan dari sisi negatif dari suatu perubahan sosial terhadap pendidikan Islam adalah ketidaksiapan pendidikan Islam menerima perubahan yang begitu cepat dan drastis, artinya lembaga pendidikan Islam harus lebih siap dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin berkembang dan terus menerus berubah.
Apalagi dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat yang membuat banyak pengaruh budaya dari luar yang merasuk pada kehidupan dan cara hidup anak-anak muslim. Siaran televisi dan akses internet yang sudah bisa dilakukan dimana saja, menjadi tantangan terssendiri bagi pendidikan Islam untuk mengantisipasinya, jika pendidikan Islam tidak siap terhadap perubahan tersebut maka pendidikan Islam akan tergusur, tetapi tidak jika para pegiat pendidikan Islam senantiasa berinovasi dan berkreasi dalam mengantisipasi perubahan tersebut, dengan tentunya tidak terlepas dari tuntunan ajaran Islam.
Pengaruh perubahan sosial yang lainnya terhadap pendidikan Islam adalah terjadinya transformasi pemikiran dalam pendidikan Islam, seiring dengan perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sehingga pendidikan Islam juga mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena adanya persepsi bahwa Islam sebagai penghambat perubahan, Islam dituduh sebagai tatanan nilai yang tidak bisa berdampingan dengan kemajuan dan sains modern. Jelas semua anggapan tersebut salah karena ajaran Islam sangat sesuai dengan perkembangan zaman dan mendukung perkembangan sains (sains yang value bound, bukan yang free of value), karena pada hakikatnya perkembangan dan kemajuan sains harus sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
Dalam hal yang lebih kongkrit pengaruh perubahan sosial terhadap pendidikan Islam adalah ketika perubahan sosial membawa kepada perbaikan ekonomi masyarakat dan menuntut mereka untuk memenuhi kebutuhan akan hasil teknologi seperti komputer/laptop, maka ketika seorang anak yang mendapat tugas dari gurunya untuk membuat karya tulis sederhana yang bahannya tersedia lewat internet, maka secara langsung dan jelas perubahan sosial.
Kita juga melihat perkembangan lembaga pendidikan Islam yang berorientasi pada IPTEK sebagai hasil dari berubahnya masyarakat, sehingga banyak visi sekolah/madrasah yang mengedepankan orientasi IPTEK, karena disisi lain masyarakat juga menuntut lembaga pebdidikan yang mengikuti perkembangan dan mampu mempersiapkan anak mereka untuk menghadapi masa depan. Jelas, bahwa perubahan sosial yang terjadi sangat berdampak pada pendidikan Islam.
Pesantren modern adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam yang mencoba mengakomodasi keinginan masyarakat akan mutu manusia yang beriman sekaligus juga berwawasan keilmuan, sehingga selain dipelajari bahasa Arab sebagai modal utama dalam mengkaji ilmu Keislaman dari sumber yang menggunakan bahasa Arab, juga bahasa asing dunia lainnya terutama bahasa Inggris sebagai antisipasi terhadap perubahan sosial yang mengedepankan kemampuan individu yang komprehensif.
Bahkan banyak sekolah/madrasah yang diberi lebel "Model" yang oleh pemerintah disiapkan untuk membentuk dan menyiapkan sumber daya manusia yang Islami sekaligus tidak gagap teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah lembaga pendidikan Islam juga berubah atau berkembang menurut keadaan masyarakat, kalau pada saat Islam masuk dan berkembang di Nusantara, Islam diajarkan melalui lembaga surau, namun ketika masyarakat berubah, maka Islam sekarang juga diajarkan melalui pendidikan formal (jalur sekolah)
Dalam kerangka merealisasikan tugas lembaga pendidikan Islam sebagai institusi yang mempersiapkan generasi bangsa, maka ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
Prinsip pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang membawa manusia kepada siksa :
.
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (Q.S At-Tahrim: 6)
Prinsip pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia dunia dan akhirat, sebagai realisasi cita-cita bagi orang yang beriman dan bertaqwa, yang senantiasa memanjatkan do'a-do'a sehari-hari.
.
Artinya : "Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."(Q.S Al-Qashash: 77)
Prinsip Amar ma'ruf Nahi munkar serta membebaskan manusia dari belenggu kenistaan.
Prinsip pengembangan daya pikir, daya nalar, daya rasa sehingga dapat menciptakan anak didik yang kreatif dan dapat difungsikan daya kreasi, rasa dan karsanya.
Prinsip pembentukan pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada Sang Maha Pencipta.
Perubahan sosial yang terjadi dapat saja mempengaruhi pelaksanaan prinsip-prinsip pendidikan Islam tersebut, karena prinsip-prinsip tersebut bisa saja tidak berjalan dengan baik kerena perubahan sosial yang terjadi, misalnya berubahannya pola pikir masyarakat dari orientasi agama kepada orientasi dunia kerja, sehingga pendidikan Islam sering kali terpinggirkan, menjadi marjinal, dan tidak menjadi pilihan pertama. Hal tersebut juga mungkin saja dikarenakan bahwa lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan Islam tidak mengantisipasi perubahan sosial tersebut, karena bisa saja pendidikan Islam mempersiapkan SDM/lulusan yang siap kerja dan siap membuka lapangan perkerjaan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan-perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat akan sangat mempengaruhi pendidikan Islam, hal ini terlihat dari upaya pemerintah dan pihak sekolah serta peran serta masyarakat (komite) dalam memberikan pelajaran yang berkaitan dengan bekal bagi masa depan siswa, misalnya pelajaran bahasa Asing lain (selain bahasa Arab), pendidikan IT dan sebagainya.
Dan dengan segala perubahan sosial dan juga budaya yang terjadi serta pesatnya era reformasi seperti sekarang, maka sebagai pendidik (dan sebagai orang yang peduli dengan pendidikan) dapat memahami dan memanfaatkan segala kemajuan teknologi tersebut sekaligus sebagai filter bagi anak didik dan memberikan masukan serta mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi perubahan sosial tersebut.
Saran
Kepada semua stake holder agar senantiasa melakukan inovasi dalam pendidikan guna mengantisipasi tuntutan masyarakat akan sekolah yang baik dengan indikasi bahwa sekolah tersebut tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi sebagai akibat dari kemajuan teknologi yang pesat.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H. M., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
Berry, David, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995)
Kusmana dan JM. Muslimin, Paradigma Baru Pendidikan (Restrofeksi dan Proyeksi Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia), (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project (IISEP), 2008)
Marimba, Ahmad D., Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-ma'arif, 1984)
Poerbakawaja, R. Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung)
Sajagyo, Pudjiwati, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP, 1995)
Soekamto, Soerjono ,Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada, 1990)
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005)
Tirtosudarmo, Riwanto, Dinamika Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pemuda Di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia widiasarma Indonesia, 1994)
Wahyu, Dr. H. MS, Memahami Perubahan Sosial: Aplikasi Teknik Pengendalian dan Analisis Lingkungan Organisasi, (Banjarmasin; Makalah Disampaikan pada Acara Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Regional Kalimantan, tgl. 2 s.d 6 September 2007)
Yasmadi, Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional), (Jakarta: Quantum Teaching, 2004)


Download Makalah Perubahan Sosial.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Makalah Perubahan Sosial. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: