November 09, 2016

Makalah Kalkulus Heri

Judul: Makalah Kalkulus Heri
Penulis: Yudhis Yudhistira


ILMUWAN ISLAM PENEMU KONSEP MATEMATIKA HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" A.    LATAR BELAKANGPerkembangan peradaban manusia juga disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak terkecuali ilmu Matematika, Matematika yang dikenal sebagai bahasa dari semua ilmu ini ternyata dikembangkan juga oleh tokoh-tokoh beragama islam. Namun alangkah ruginya kita sebagai mahasiswa muslim tidak mengetahui tokoh-tokoh muslim yang mengembangkan ilmu matematika.
Kita sebagai penikmat ilmu sudah sepatutnyalah menghargai perjuangan tokoh-tokoh yang telah menemukan ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita saat ini. Terutama tokoh seagama kita yaitu para matematikawan muslim dan ada baiknya kita mengenal mereka melalui makalah ini.
Banyak matematikawan muslim yang sangat berjasa dibidang matematika ini. Alkwarizmi sang bapak aljabar, Alqalasadi tkoh yang mengenalkan simbol-simbol matematika, abul wafa' tokoh yang namanya ditulis dikawah bulan, dan banyak lagi tokoh matematika yang akan penulis perkenalkan didalam makalah ini.
Didalam makalah ini akan dijelaskan tentang matematikawan muslim yang perannya sangat penting didalam bidang matematika. Diantaranya mengenai tahun lahir dan wafat, karya-karyanya, dan perannya dibidang matematika.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" B.     RUMUSAN MASALAH HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" Siapa tokoh matematika muslim yang berperan penting dalam perkembangan matematika?Apa peran penting yang telah dilakukannya dalam bidang matematika?Karya-karyanya dibidang matematika? HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" C.    TUJUANTujuan dalam penulisan makalah ini adalah
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" 1.      Agar kita mengetahui para matematikawan yang telah berjasa dibidangnya. HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" 2.      Agar kita lebih menghargai ilmu yang telah kita dapatkan. HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" 3.      Untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah kalkulus.
D. PEMBAHASANKONSTRIBUSI TOKOH-TOKOH MUSLIM BAGI PERKEMBANGAN MATEMATIKA HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" Al-Hajjaj bin Yusuf bin Matar (786-833 M)
Al-Hajjaj bin Yusuf bin Matar adalah seorang matematikawan Arab yang pertama kali menerjemahkan Elemen Euclid dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Dia membuat terjemahan yang lebih ringkas untuk khalifah al-Maʾmun (813-833). Sekitar 829, ia menerjemahkan Ptolemeus Almagest, yang pada waktu itu juga telah diterjemahkan oleh Hunayn ibn Ishaq dan Sahl al-Tabari. Kita tahu apa-apa tentang kehidupan pribadi Hajjaj's, keluarganya, teman-temannya, atau pelatihannya (gurunya); kita tahu bahwa dia adalah salah satu penerjemah yang paling berpengaruh pada akhir abad ke-8 awal abad ke-9 di Baghdad, ibukota dari Kekaisaran Abbasiyah.Hajjaj menterjemahkan Ptolemy Megale sintaks yang dikenal sebagai Almagest dan Euclid's Elements.
Pada awal abad ke-9, ia menerjemahkan Elements, naskah yang berbahasa Yunani, ke dalam bahasa Arab untuk Yahya bin Khalid (wafat: 805), Wazir Khalifah Harun Al-Rasyid. Namun pada tahun 820, Hajjaj merevisi terjemahannya dan membuatnya untuk Khalifah Abbasiyah yang berkuasa di Ma'mun. terjemahan versi baruya digambarkan lebih canggih dari terjemahan aslinya. Kapan dan untuk siapa ia menerjemahkan Almagest tidak diketahui. Dua naskah terjemahan Hajjaj tentang pekerjaan utama Ptolemeus masih ada sampai hari ini.
Terjemahan Hajjaj's memiliki pengaruh yang besar pada masyarakat Arab, Persia, Ibrani dan Pelajar yang mempelajari buku Ptolemy dan Euclid. Hal ini dapat dideteksi dalam manu skrip yang mewakili tradisi besar kedua dalam transmisi Arab dalam Almagest dan Element dan turunannya kemudian dalam bahasa Latin dan Ibrani. 
Tradisi kedua dimulai oleh terjemahan Hunayn ibn Ishaq tentang Almagest dan Elemen ke dalam bahasa Arab dan dilanjutkan dengan edisi Thabit ibn qurra. Beberapa dari sepuluh manuskrip Almagest Arab hari ini masih ada. Manuskrip itu dipelajari di Andalusia (Spanyol), di Afrikautara, Timur Tengah, Asia Tengah, dan India.
Ulama penting seperti Abu Aliʿ Sina bin Aflah bin Jabir dan Nasir al Din al Tusi mengetahui dan bekerja dengan manuskrip dari kedua tradisi dan memberikan komentar, yang kritis kepada keduanya. Pada abad ke-12, Gerard dari Cremona menerjemahkan Almagest di Toledodari yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin menggunakan naskah yang mewakili dua tradisi Arab. Buku I-IX dari terjemahan ini didasarkan pada karya Hajjaj kecuali untuk katalog bintang di buku VII.5-VIII.1, yang merupakan teks pencampuran dua tradisi Arab. Sisa tiga buku terjemahan Gerard berasal dari karya Hunayn Ibn Ishaq dan ibn Thabit qurra. Pada awal abad 12, Adelard of Bath versi al-Hajjaj tentang elemen Euclid diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" Muhammad ibn Musa al-KhawarizmiHasil perkalian dari (2x- 5)(x +1) adalah ...
Jawab : (2x- 5)(x +1) = 2x2 + 2x -5x -5
= 2x2 -3x -5
Tahukah anda sekalian kalau contoh soal seperti diatas adalah hasil pemikiran matematikawan muslim? Ia lah alkwarizmi. Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī (Arab: محمد بن موسى الخوارزمي) adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Angka nol itu dibawa ke Eropa oleh Leonardo Fibonanci dalam karyanya, Liber Abaci. Kehadiran angka nol itu sempat ditolak kalangan gereja Kristen. Angka nol telah membawa implikasi yang amat besar dalam seluruh aspek kehidupan dan peradaban manusia. Ia dikenal sebagai bapak aljabar karena karya besarnya.
Sulit mengetahui biografy alkwarimy seutuhnya, nama panggilannya Abūʿ Abd Allāh atau Abū Jaʿfar. Sejarawan al-Tabari memberi namanya sebagai Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi al-Majousi al-Katarbali. Julukan al-Qutrubbulli menunjukkan ia mungkin malah datang dari Qutrubbull, sebuah kota kecil dekat Baghdad. Tentang agama al-Khawarizmi itu, Toomer menulis:"Julukan lain yang diberikan kepadanya oleh al-Tabari, "al-Majousi" tampaknya menunjukkan bahwa ia adalah seorang penganut agama Zoroaster tua. Ini masih akan mungkin terjadi pada waktu itu untuk seorang pria asal Iran, namun kata pengantar al-Khawarizmi's dalam bukunya Algebra menunjukkan bahwa ia adalah seorang Muslim. Julukanyang diberi al-Tabari's padanya bisa berarti itu asal dari nenek moyangnya, dan mungkin itu gelarnya di masa muda. Dalam al Kitab al-Fihrist karya Ibn al-Nadim kita menemukan biografi singkat pada al-Khawarizmi, bersama-sama dengan daftar buku-buku yang ditulisnya.
Pekerjaan utama al kwarizmi Kitab al-muḫtaṣar fi Hisab al-ğabr wa-l-Muqabala , yang dapat diterjemahkan sebagai Kitab Ringkas tentang Perhitungan oleh Penyelesaian dan Balancing. Risalah yang disediakan untuk solusi sistematis linier dan persamaan kuadrat . Meskipun makna yang tepat dari kata al-jabr masih belum diketahui, sebagian besar sejarawan setuju bahwa arti kata itu sesuatu seperti "restorasi", "selesai", "reuniter patah tulang" atau "bonesetter." Istilah ini digunakan oleh al-Khwarizmi untuk menggambarkan operasi yang dia diperkenalkan, pengurangan dan balancing , mengacu pada transposisi istilah dikurangi ke sisi lain dari sebuah persamaan, yaitu pembatalan istilah seperti pada sisi berlawanan dari persamaan. Kini, naskah asli dalam bahasa Arab buku tersebut sudah hilang, hanya tersedia terjemahan latinnya saja. Bukunya yang lain juga sudah raib tak ketahuan rimbanya. Aljabar adalah penggabungan teori bilangan-bilangan rasional, irasional, dan geometri.
Sistem yang ditemukannya disebut sebagai sistem bilangan desimal. dan penerjemah karya-karya Yunani kuno.
kuadrat sama dengan akar (ax2 = bx)
kuadrat sama dengan bilangan konstanta (ax2 = c)
akar sama dengan konstanta (bx = c)
kuadrat dan akar sama dengan konstanta (ax2 + bx = c)
kuadrat dan konstanta sama dengan akar (ax2 + c = bx)
konstanta dan akar sama dengan kuadrat (bx + c = ax2)
Pekerjaan utama kedua Al-Khawarizmi adalah tentang masalah aritmatika, yang masih ada dalam terjemahan Latin tetapi hilang dalam bahasa Arab yang asli. Terjemahan kemungkinan besar dilakukan di abad ke-12 oleh Adelard of Bath, yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada 1126. Naskah-naskah Latin tanpa judul, tetapi sering disebut algorizmi atau Algoritmi denumero Indorum pada tahun 1857. JudulArab asli mungkin Kitāb al-Jamʿwa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind "Buku Penambahan dan Pengurangan Menurut Perhitungan Hindu".
Pekerjaan ketiga terbesar Al-Khawarizmi adalah Kitab surat al-Ard "Kenampakan Permukaan Bumi" atau "Gambar Bumi" diterjemahkan sebagai Geografi yang selesai pada tahun 833. Ini adalah versi revisi dan penyelesaian dari Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402 koordinat darikota-kota dan fitur geografis lainnya setelah pengenalan umum. Hanya adasatu salinan yang selamat dari Kitābṣūrat al-Arḍ, yang disimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Sebuah terjemahan Latin disimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid. Buku ini dibuka dengan daftar lintang dan bujur, dalam rangka "zona cuaca",artinya di blok garis lintang dan di setiap zona cuaca, atas perintah bujur. Seperti yang Paulus Gallez tunjukkan, sistem yang sangat baik memungkinkan kita untuk menyimpulkan garis lintang dan bujur di mana banyak dokumen memiliki kondisi buruk sehingga membuatnya praktis tak terbaca. Baik salinan Arab maupun terjemahan Latin termasuk peta dunia itu sendiri, namun Hubert Daunicht mampu merekonstruksi peta hilang dari daftar koordinat. Daunicht membaca lintang dan bujur dari titik-titik pantai di naskah, atau menyimpulkannya dari konteks di mana keduanya tidak terbaca. Ia pindahkan poin poin itu ke kertas grafik dan menghubungkan mereka dengan garis lurus, memperoleh perkiraan garis pantai seperti pada peta asli. Dia kemudian melakukan hal yang sama untuk sungai dan kota-kota.
Gelaran Al-Khawarizmi yang dikenali di Barat ialah al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-karismi, al-Goritmi atau al-Gorism.  Nama al-gorism telah dikenali pada abad pertengahan.  Negara Perancis pula al-Gorism  muncul sebagai Augryam atau Angrism.  Di Inggris pula beliau dikenali sebagai Aurym atau Augrim. Sumbangan hasil karya beliau sendiri, antaranya ialah :
Al-Jabr wa'l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan matematik dan telah mengemukakan 800 buah soalan yang sebahagian daripadanya merupakan persoalan yamng dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.
Sistem Nombor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem nombor pada zaman sekarang.
Ini adalah contoh-contoh sebahagian beliau yang telah dihasilkan dalam penulisan karya Al-Khawarizmi dan telah menjadi popular serta dipelajari oleh semua masyarakat yang hidup di dunia ini.  Hasil karya tersebut terkenal pada zaman tamadun Islam dan dikenali di Barat.Antara hasil karya yang telah beliau hasilkan ialah :
Sistem Nombor : ia telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin iaitu De Numero Indorum.
'Mufatih al-Ulum' : yang bermaksud beliau adalah pencinta ilmu dalam pelbagai bidang.
Al-Jami wa al-Tafsir bi Hisab al-Hind : Karya ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin oleh Prince Boniopagri.
Al-Mukhtasar Fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Pada tahun 820M dan ia mengenai algebra.
Al-Amal bi' Usturlab'
Al-Tarikh
Al-Maqala Fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabilah.
3. Al-Qalasadikonstribusi Al-qalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang matematikus Muslim abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi manusia tidak mengenai symbol-simbol ilmu hitung. Sejarah mencatat alqasadi merupakan salah seorang matematikus muslim yang berjasa mengenalkan symbol-simbol Aljabar. Symbol-simbol tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh ibnu al-banna kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh al-Qasadi, al-Qasadi memperkenalkan symbol-simbol matematika dengan menggunakan karakter dari alphabet arab. Ia menggunakan wa yang berarti dan untuk penambahan(+), untuk pengurangan(-), al Qasadi menggunakan illa berate"kurang" sedangkan perkalian (X) ia menggunakan fi yang berarti "kali". Symbol ala yang berarti bagi digunakan untuk pembagian (/).
Selain itu, al-Qalasadi juga menggunakan simbol j untuk melambangkan ''akar''.  Simbol sh digunakan untuk melambangkan sebuah variable (x).  Lalu, ia menggunakan simbol m) untuk melambangkan ''kuadrat'' (X2). Huruf k digunakan sebagai simbol ''pangkat tiga'' (x3). Sedangkan,  melambangkan persamaan (=).Tanpa jasa al-Qalasadi, boleh jadi masyarakat modern tak akan mengenal simbol Aljabar yang sangat penting itu. Lalu, sebenarnya siapakah al-Qalasadi itu? Matematikus Muslim terkemuka itu bernama lengkap  Abu al-Hasan ibnu Ali al-Qala?adi. Ia terlahir pada 1412  di Bastah (sekarang, Baza), Andalusia yang kini dikenal sebagai Spanyol.
Menurut JJ O'Connor dan EF Robertson,  Andalusia berasal dari bahasa Arab, al-Andalus. Nama itu digunakan  umat Islam untuk menyebut seluruh wilayah Spanyol dan Portugal yang pernah dikuasai umat Muslim dari abad ke-8 M hingga abad ke-11. Wilayah tempat berdirinya Kekhalifahan Umayyah Spanyol itu, kemudian direbut kembali orang Kristen.
Andalusia, kata O'Connor,  hanya digunakan untuk menyebut kawasan yang tersisa di bawah kekuasaan Islam. Penaklukan Kristen terhadap wilayah Andalusia membutuhkan empat abad. Andalusia merupakan wilayah yang makmur pada abad ke-13 M. Di wilayah itu, terdapat Alhambra, istana yang indah dan benteng dari penguasa Granada.
Al-Qalasadi adalah seorang intelektual Muslim yang dibesarkan di Bastah. Masa kanak-kanaknya dilalui dengan sangat sulit. Pada masa itu, Kerajaan Kristen sering menyerang kota Bastah.  Meski hidup dalam situasi keamanan yang tak stabil, ia tak pernah melalaikan tugasnya untuk belajar dan menimba ilmu.
Ilmu hukum dan Alquran merupakan pelajaran pertama yang diperolehnya di tanah kelahiran. Setelah menginjak remaja, al-Qalasadi hijrah ke selatan, menjauhi zona perang menuju Granada. Di kota itu, ia melanjutkan studinya mempelajari ilmu filsafat, ilmu pengetahuan dan hukum Islam. Al-Qalasadi sering melakukan perjalanan ke negara-negara Islam. Secara khusus,  dia menghabiskan banyak waktunya di Afrika Utara. Dia hidup di negara-negara Islam yang memberikan dukungan kuat terhadap Andalusia baik secara politik maupun dengan bantuan militer dalam melakukan perlawanan terhadap serangan Kristen.
Dia menghabiskan waktu di Tlemcen (sekarang di barat laut Aljazair, dekat perbatasan Maroko). Di tempat itu,  ia belajar di bawah  bimbingan guru-gurunya untuk mempelajari aritmatika dan aplikasinya. Setelah itu,  dia hijrah ke Mesir untuk berguru  pada beberapa ulama terkemuka.
Al-Qalasadi  juga sempat menunaikan ibadah haji ke  Makkah dan kembali ke lagi Granada. Ketika kembali  ke Granada, keadaan wilayah tersebut semakin memburuk. Bagian yang tersisa dari wilayah Muslim terus diserang orang-orang Kristen Aragon dan Castile. Suasana itu tak menyurutkan tekadnya untuk tetap mengajarkan ilmu yang dikuasainya.
Dalam situasi genting pun, al-Qalasadi tetap mengajar dan menulis sderet karya yang sangat penting. Serangan tentara Kristen yang terus-menerus membuat kehidupannya di Granada, semakin sulit.  Wilayah kekuasaan Muslim di Granada habis pada 1492, ketika  Granada jatuh ke tangan orang Kristen.
Selama hidupnya, al-Qalasadi menulis beberapa buku mengenai aritmatika dan sebuah buku mengenai aljabar. Beberapa di antaranya berisi komentar-komentar terhadap karya Ibnu al-Banna yang bertajuk Talkhis Amal al-Hisab (Ringkasan dari Operasi Aritmatika). Ibnu al-merupakan matematikus Muslim yang hidup satu abad lebih awal dari al-Qalasadi.
Risalah utama al-Qalasadi adalah al-Tabsira fi'lm al-Hisab (Klarifikasi Ilmu Berhitung). Sayangnya, buku itu sulit dipelajari orang kebanyakan. Untuk mempelajarinya dibutukan ketajaman pikiran. Buku itu sangat dipengaruhi pemikiran Ibnu al-Banna. Meskipun al-Qalasadi sudah berusaha menyederhanakan tingkat kerumitan karya al-Banna.
Buku aritmatika  karya al-Qalasadi yang lebih sederhana, terbukti begitu populer dalam pengajaran aritmatika di Afrika Utara. Karya-karyanya itu digunakan selama lebih dari 100 tahun. Jejak intelektual  al-Qalasadi rupanya cukup dikenal  dan diketahui para sejarawan
Salah seorang penulis yang bernama J Samso Moya, mengatakan, para penulis menganalisis karya para ahli matematika dari Maghrib (Afrika Utara) seolah-olah mereka sepenuhnya tidak terpengaruh dari pendahulu mereka di Timur Islam.
Hal itu, kata Moya, mendorong mereka untuk menekankan pentingnya mengunakan simbol aljabar yang digunakan  Al-Qalasadi (1412-1486), tanpa memperhatikan usaha-usaha serupa sebelumnya baik di Timur maufut di Barat Islam. Para penulis di abad ke-19 percaya bahwa simbol-simbol aljabar pertama kali dikembangkan dalam Islam oleh ahli matematika Spanyol-Arab Ibn al-Banna dan Al-Qalasadi.
Kalangkaan simbol-simbol matematika di Italia, mungkin disebabkan ketidaktahuanilmuwan Italia seperti, Leonardo Fibonacci akan adanya karya-karya hebat para ahli matematika dari  Andalusia. Boleh jadi simbol-simbol Aljabar tersebut bukan penemuan al-Qalasadi, tetapi dia  memiliki kontribusi yang besar dalam mengenalkan simbol-simbol Aljabar tersebut kepada dunia. Simbol-simbol Aljabar tersebut telah digunakan di kekaisaran Muslim Timur, bahkan mungkin lebih awal dari itu.
Tradisi belajar di Andalusia sudah tampak sejak awal abad ke-9 M. Di wilayah kekuasaan kekhalifahan Umayyah itu, anak-anak para pangeran, pejabat atau orang yang terhormat harus belajar. Mereka belajar dari ajaran ilmiah menggunakan salinan terjemahan karya ilmiah Yunani dan India.
Lalu muncullah buku-buku pengajaran bahasa Arab pertama di Andalusia yang berasal dari  Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah. Belajar bukan hanya hak kelompok elite semata.  Anak-anak para pedagang dan keluarga kerajaan mendapatkan buku-buku dari orang tuanya yang kaya.
Melihat keinginan yang besar untuk belajar, Khalifah akhirnya mendukung kegiatan-kegiatan ilmiah dengan membiayai pembentukan sebuah perpustakaan penting untuk menyediakan beraneka macam buku. Inisiatif Khalifah untuk memajukan pendidikan dengan membangun banyak perpustakaan akhirnya meningkatkan perkembangan kegiatan ilmiah di kota-kota utama Muslim Spanyol.
Beberapa kota yang pendidikan dan ekonominya maju pada masa itu antara lain: Cordoba, Toledo, Sevilla, Zaragoza dan Valencia. Selama sepertiga akhir abad ke-9 dan abad ke-10 M, kegiatan mengajar dan penelitian berkembang pesat terutama dalam bidang matematika.
Khalifah Umayyah dpada abad ke-10 dan Khalifah Abd ar-Rahman III ( 912-961) serta putranya al-Hakam II (961-976) sangat mendukung perkembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Maka bisa dikatakan bahwa Andalusia --  tempat kelahiran al-Qalasadi -- merupakan wilayah yang memiliki tradisi belajar dan penelitian.
Pada masa itu, berbagai macam karya astronomi maupun matematika banyak dilahirkan oleh para ilmuwan besar, termasuk al-Qalasadi. Selain itu, banyak juga ilmuwan yang lahir di Andalusia, termasuk Ibnu as-Samh dan al-Zahrawi, yang mendominasi kegiatan ilmiah paruh pertama abad ke-11 M,  serta menerbitkan banyak buku di Spanyol dan di Maroko.
4. Al-ʿAbbas ibn Saʿid al-Jawhari
Al-Jawhari adalah seorang matematikawan yang bekerja di Rumah di Baghdad. Karyanya yang paling penting adalah Komentar tentang Elemen Euclid yang berisi hampir 50 proposisi tambahan dan bukti percobaan dalil paralel. Matematikawan Arab dan astronomi yang menulis tentang (325 - 250 SM) Euclid's Elements dan menjadi yang pertama untuk mencoba bukti dalil paralel. Lahir di Baghdad, al-Jawhari adalah anggota sebuah lembaga ulama yang didirikan oleh khalifah al-Ma'mun (sekitar 813-833). Dalam bukunya Commentary on Euclid's Elements, al-Jawhari menyajikan sekitar 50 dalil selain yang ditawarkan oleh Euclid, ia berusaha meskipun tidak berhasil untuk membuktikan postulat paralel. Sebagai seorang astronom, al-Jawhari melakukan observasi baik dari Baghdad dan Damaskus.
Kita tahu sedikit kehidupan al-Jawhari's kecuali bahwa ia dikaitkan dengan Rumah yang luar biasa, yang didirikan di Baghdad oleh Khalifah al-Ma'mun. dirumah kebijaksanaan itu pulalah matematikawan lain ditempatkan seperti al-Kindi, al- Khawarizmi, Hunayn ibn Ishaq, Thabit bin qurra dan Banu Musa.
Al-Jawhari, dikenal dalam bidang geometri, melakukan observasi di Baghdad sekitar tahun 829-830 ketika bekerja untuk al-Ma'mun. Dia meninggalkan Baghdad sebelum kematian al-Ma'mun di 833, dalam penelitian/pengamatannya di Damaskus di 832-833. Pekerjaan utama oleh al-Jawhari tentang Komentar pada Elemen Euclid yang tertera dalam Index, sebuah karya disusun oleh penjual buku Ibnu an-Nadim ditahun 988. Komentar pada Euclid's Elements merupakan pekerjaan yang hampir sama dengan yang dijelaskan oleh Nasir al-din al-Tusi walaupun al-Tusi memberikan judul yang sedikit berbeda untuk pekerjaan al-Jawhari's.
Al-Tusi mengutip enam dari hampir lima puluh proposisi yang bersama-sama membentuk apa yang al-Jawhari yakini sebagai bukti postulat paralel. Ini berarti bahwa, sejauh kita menyadari, al-Jawhari adalah matematikawan Arab pertama yang mencoba membuktikan hal ini. Kenyataan bahwa bukti ini gagal kemudian dicatat oleh al-Tusi. Al-Jawhari's adalah "bukti" contoh dari upaya awal matematikawan Muslim untuk memahami konsep-konsep sulit dalam Elemen Euclid. Berggren, meninjau, menyatakan terkejut, bukan pada argumen menyesatkan al-Jawhari, tapi lebih kepada fakta bahwa mereka masih sedang berulang 400 tahun kemudian.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" 5. Abd al-Hamid ibn Turk
Abd al-Hamid ibn Turki (830), atau yang dikenal juga sebagaiʿ Abd al-Hamid bin Wase bin Turk Jili adalah Matematikawan muslim Turki pada abad kesembilan. Tidak banyak yang diketahui tentang biografinya. Dua catatan tentangnya, salah satu oleh Ibnu Nadim dan yang lain oleh al-Qifti tidak identik. Namun al-Qifi menyebutkan namanya sebagai Abd al-Hamid ibn Wase ibn Turk Jili. Jili berarti dari Gilan.
Dia menulis sebuah karya pada aljabar yang hanya terdiri dari bab "Kebutuhan Logika dalam Persamaan Campuran", pada solusi persamaan kuadrat, dan masih ada sampai saat ini. Dia menulis sebuah naskah berjudul Kebutuhan Logika dalam Persamaan Campuran, yang sangat mirip dengan karya al-Khwarzimi's "Al-Jabr" dan diumumkan pada sekitar waktu yang sama, atau bahkan mungkin lebih awal dari, Al-Jabr. Naskah ini memberikan demonstrasi geometrik persis sama seperti yang ditemukan di Al-Jabr, dan dalam satu kasus contoh yang sama seperti yang ditemukan di Al-Jabr, dan bahkan melampaui Al-Jabr, dengan memberikan bukti geometris bahwa jika determinan negatif maka persamaan kuadrat tidak ada solusi. Kesamaan antara dua karya telah menyebabkan beberapa sejarawan untuk menyimpulkan aljabar yang mungkin telah berkembang dengan baik pada saat al-Khawarizmi dan 'Abd al-Hamid.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" 6.      Yaʿqub ibn Isḥaq al-Kindi 
 Al-Kindi atau Alkindus adalah seorang filsuf dan ilmuwan yang bekerja sebagai Rumah Kebijaksanaan di Baghdad di mana ia menulis banyak komentar tentang karya-karya Yunani. Kontribusi-nya untuk matematika mencakup banyak karya aritmatika dan geometri.
Abu Yusuf Yaʿqub ibn Isḥaq al-Ṣabbaḥal-Kindi yang lahir pada tahun 801 dan wafat pada tahun 873 M ini juga dikenal sampai ke Barat oleh versi nama Latinnya "Alkindus". Alkindus dikenal di barat sebagai seorang polymath Arab Irak, filsuf Islam, ilmuwan, peramal, ahli astronomi, kosmologi, kimia, ahli logika, matematikawan, musisi, dokter, ahli fisika, psikolog, dan meteorologi. Al-Kindi adalah yang pertama dari para filsuf Peripatetik Muslim, dan dikenal atas usahanya untuk memperkenalkan filsafatYunani dan Helenistik ke dunia Arab. Al-Kindi adalah seorang pelopor dalam kimia, kedokteran, teori musik, fisika, psikologi, filsafat ilmu, dan juga dikenal sebagai salah satu bapak kriptografi.
Al-Kindi adalah keturunan dari suku Kinda yang merupakan bangsa Arab terkenal suku asli dari Yaman. Ia dilahirkan dan dididik di Kufah, sebelum mengejar studi lanjut di Baghdad. Al-Kindi menjadi tokoh terkemuka di Rumah dan sejumlah khalifah Abbasiyah menunjuk dia untuk mengawasi penerjemahan teks ilmiah dan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab. Ini kontak dengan "filosofi orang dahulu" (sebagai filsafat Yunani danHelenistik yang sering disebut oleh para sarjana Muslim) memiliki efekmendalam pada pengembangan intelektual, dan membawanya untuk menulis risalah asli pada subyek mulai dari etika Islam dan metafisika untuk matematika dan farmakologi. Dalam matematika, al-Kindi memainkan peran penting dalam memperkenalkan angka Arab ke dunia Islam dan Kristen. Dia adalah seorang pelopor dalam pembacaan sandi dan kriptologi, dan metode baru dibuat dari memecahkan sandi, termasuk metode analisis frekuensi. Menggunakan keahlian matematika dan medis, ia mengembangkan skala untuk memungkinkan dokter untuk mengkuantifikasi potensi pengobatan mereka. Ia juga bereksperimen dengan terapi musik. Tema sentral yang mendasari tulisan-tulisan filosofis al-Kindi adalah kesesuaian antara filsafat dan ilmu-ilmu Islam ortodoks, terutama teologi. Banyak karya-karyanya mensinergikan subyek teologi yang bersangkutan, termasuk sifat Allah, jiwa, dan pengetahuan kenabian. Namun, meskipun peran penting yang dimainkan dalam membuat filsafat diakses oleh intelektual Muslim, output filosofisnya sendiri sebagian besar dibayangi oleh al-Farabi dan sangat sedikit dari teks itu tersedia untuk sarjana modern untuk dipelajari.
Al-Kindi menulis pada sejumlah subjek matematika penting lainnya, termasuk aritmatika, geometri, angka India, harmoni dari angka, garis dan perkalian dengan angka, jumlah relatif, proporsi pengukuran dan waktu, dan prosedur numerik dan kenselasi. Ia juga menulis empat jilid, Penggunaan angka India Ketab fi Isti'mal al-'Adad al-Hindi yang memberikan kontribusi besar terhadap difusi sistem penomoran India di Timur Tengah dan Barat. Dalam geometri, antara karya-karya lain, ia menulis tentang teori paralel. Juga berhubungan dengan geometri dia mengerjakan dua pekerjaan pada optik. Salah satu cara dimana ia memanfaatkan matematika sebagai filsuf adalah upaya untuk menyangkal keabadian dunia dengan menunjukkan bahwa sebenarnya tak terhingga adalah absurditas matematis dan absurditas yang logis.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" 7.      Banu Musa Banu Musa terdiri dari tiga bersaudara yang bekerja di Rumah Kebijaksanaan di Baghdad. Risalah matematika paling terkenal mereka adalah Kitab dari Pengukuran pesawat dan Angka Bulat, yang dianggap masalah yang sama seperti Archimedes lakukan pada Pengukuran Lingkar, pada bola dan silinder. Mereka memberikan kontribusi individual juga. Yang tertua, Jaʿjauh Muhammad khusus dalam geometri dan astronomi. Dia menulis sebuah revisi kritis pada Apollonius 'Conics disebut Aktiva dari kitab conics. Ahmad khusus dalam mekanika dan menulis sebuah karya pada perangkat pneumatik disebut mekanika. Si bungsu al-Hasan khusus dalam geometri dan menulis karya pada.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" 8.      Al-MahaniAda sedikit informasi tentang kehidupan al-Mahani. Kita tahu sedikit tentang pekerjaan al-Mahani di astronomi dari buku astronomi karya Ibn Yunus "al-Zij al-Hakimi al-kabir". Dalam karya ini Ibnu Yunus mengkutip dari tulisan al-Mahani, yang telah hilang, yang menggambarkan pengamatan al-Mahani yang dibuat antara tahun 853 dan 866. Setidaknya kita telah akurat memahami kehidupan al-Mahani dari sumber ini. Ibn Yunus menulis bahwa al-Mahani mengamati gerhana bulan dan ia menghitung awal mereka dengan astrolabe dan bahwa awal tiga gerhana berturut-turut sekitar setengah jam kemudian bisa dihitung.
The Fihrist (Index) adalah sebuah karya disusun oleh penjual buku Ibnu an-Nadim di tahun 988. Ini memberikan laporan lengkap dari sastra bahasa Arab yang tersedia dalam abad ke-10 dan secara khusus menyebutkan al-Mahani, bukan karena karyanya dalam astronomi, melainkan untuk karyanya dalam geometri dan aritmatika. Namun pekerjaan yang al-Mahani lakukan dimatematika mungkin telah termotivasi oleh berbagai masalah yang bersifat astronomi. Kita tahu bahwa beberapa karya al-Mahani dalam aljabar didorong dengan mencoba memecahkan masalah karena Archimedes. Masalah Archimedes yang berusaha ia pecahkan dengan cara baru adalah pemotongan bola oleh pesawat sehingga dua segmen yang dihasilkan memiliki volume rasio tertentu. Hal itu telah Omar Khayyam berikan gambaran historis penting dari aljabar,yang menempatkan pekerjaan al-Mahani ke dalam konteks.
Omar Khayyam menulis: Al-Mahani adalah salah satu penulis modern yang dikandung gagasan pemecahan teorema bantu yang digunakan oleh Archimedes dalam proposisi keempat buku kedua dari risalah tentang bola dan silinder aljabar. Namun, ia menyebabkan persamaan yang melibatkan kubus, kotak dan bilangan yang iagagal selesaikan setelah melewati perenungan yang panjang. Oleh karena itu, solusi ini dinyatakan tidak mungkin sampai munculnya Ja'far al-Khazin yang memecahkan persamaan dengan bantuan bagian kerucut. Omar Khayyam cukup tepat untuk menilai pekerjaan ini dengan tinggi. Akan terlalu mudah untuk mengatakan bahwa sejak al-Mahani telah mengusulkan suatu metode solusi yang dia tidak bisa laksanakan maka karyanya memiliki nilai yang kecil.
Namun seperti Omar Khayyam sangat menyadari, tidak begitu sama sekali dan kenyataan bahwa al-Mahani mengandung ide mengurangi masalah seperti menduplikasi kubus untuk masalah dalam aljabar yang merupakan langkah penting ke depan. Sejumlah karya al-Mahani yang selamat, adalah komentar-komentar tertentu yang ia tulis pada bagian Elemen Euclid. Dalam karya khusus tentang rasio-rasio dan tidak rasional yang terkandung dalam komentar dia memberikan Buku V dan X dari Elemen bertahan hidup seperti halnya usahanya untuk memperjelas bagian-bagian sulit dari Buku XIII. Ia juga menulis sebuah karya yang memberikan mereka 26 proposisi di Buku I yang dapat dibuktikan tanpamenggunakan argumen reductio ad absurdum namun pekerjaan ini telah hilang. Yang juga hilang adalah karyanya yang mencoba untuk meningkatkan deskripsi yang diberikan oleh Menelaus di Spherics nya.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" 9. Al-BiruniNama lengkap al-Biruni adalah Abu al-Raihan Muhammad bin Ahmad al-Khawarizmi al-Biruni. Saintis ensiklopedis abad ke-9 ini dilahirkan di kota Khawarizmi, salah satu kota di wilayah Uzbekistan pada tahun 362 H (973 M). Adapun nama Al-Biruni berasal dari kata Birun dalam bahasa Persia yang berarti kota pinggiran.
Dinamakan demikian karena tanah kelahirannya terletak di pinggiran kota Kats yang merupakan pusat kota Khwarizm. Kota tersebut memang dahulu dikenal termasuk wilayah Persia. Sehingga, al-Biruni biasanya dikenal ilmuan dari Persia Timur.
Tradisi dan lingkungan di negeri al-Biruni mempengaruhi karakter dan keilmuannya. Pada waktu itu, merupakan masa-masa emas bidang sains Islam di wilayah Asia Tengah.
Ia hidup sezaman dengan Abu Nashr Manshur, astronom kenamaan asal Khurasan yang menguasai karya-karya klasik Yunani seperti Ptolomeus dan Menelaus. Al-Biruni bahkan pernah belajar langsung ilmu astronomi kepadanya. Gurunya Abu Nashr Manshur meskipun seorang pengkaji filsafat Yunani, akan tetapi framework pemikirannya tidak terpengaruh oleh filsafat paripatetik Yunani.
Frame ini diajarkannya kepada al-Biruni. Makanya al-Biruni dikenal cukup keras dan lugas menyikapi fenomena filsafat paripatetik Yunani. Dengan ajaran Gurunya itu, al-Biruni tampil sebagai kritikus yang keras terhadap filsafat Yunani. Ia pernah berkorespondensi dengan Ibn Sina, mendiskusikan tentang filsafat dan pengaruhnya terhadap cendekiawan muslim waktu itu (Sains dan Peradaban di Dalam Islam, halaman 115). Selain sezaman dengan dua ilmuan tersebut, al-Biruni juga semasa dengan al-Haitsam, seorang ilmuan muslim ahli fisika.
Ia termasuk ilmuan yang memiliki modal kecerdasan matematis. Al-Biruni senantiasa menolak segala asumsi yang lahir dari khayalan. Pemikirannya logis, tapi tidak pernah menafikan teologi. Al-Biruni adalah pelopor metode eksperimental ilmiah dalam bidang mekanika, astronomi, bahkan psikologi. Ia menghendaki agar setiap teori dilahirkan dari eksperimen dan bukan sebaliknya.
Al-Biruni termasuk saintis esiklopedis, karena pakar dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Memang tradisi para cendekiawan muslim dahulu adalah mereka tidak cukup puas menguasai dalam satu bidang ilmu saja. Al-Biruni selain dikenal sebagai seorang ahli matematika, juga menguasai bidang-bidang sains lainnya.
Sepanjang hidupnya, al-Biruni telah menghasilkan karya tidak kurang dari 146 buku (sebagian ahli bahkan mengatakan bahwa al-Biruni telah menulis 180 buku). Kebanyakan merupakan karya bidang astronomi yakni ada sekitar 35. Sisanya buku tentang astrologi, geografi, farmakologi, matematika, filsafat, agama, dan sejarah.
Bidang sains yang dikuasainya adalah astronomi, geodesi, fisika, kimia, biologi, dan farmakologi. Selain itu ia juga terkenal sebagai peneliti bidang filsafat, sejarah, sosiologi dan ilmu perbandingan agama. Tentang bidang sosial ini al-Biruni mendapat gelar seorang antropolog, karena penelitiannya yang serius tentang kehidupan keagamaan orang India.
Hasil risetnya dibukukan dengan judul Tahqiq maa lii al-Hindi min Maqulah Maqbulah fi Al-'Aqli aw Mardzwilah dan Tarikh al-Hindi.
Di antara pencapaian intelektualnya tersebut, peletakan dasaar-dasar trigonometri merupakan prestasi besar al-Biruni di bidang matematika. Trigonometri adalah cabang ilmu matematika yang membahas tentang sudut segitiga.
Di dalamnya terdapat istilah-istilah trigonometrik, yaitu sinus, cosinus, dan tangen. Dasar-dasar dari teori trigonometrik ini ternyata telah lama dikenal oleh ilmuan muslim terdahulu abad kesembilan Masehi. Al-Biruni dikenal sebagai matematikawan pertama di dunia yang membangun dasar-dasar trigonometri. Landasan-landasan trigonometrik tersebut kemudian dikembangkan ilmuan Barat. Dan diaplikasikan ke dalam beberapa cabang ilmu, seperti astronomi, arsitektur, dan fisika. Al-Biruni sendiri pernah mengaplikasikannya secara matematik untuk membolehkan arah kiblat ditentukan dari mana-mana tempat di dunia.
Meskipun ilmu trigonometri telah dikenal di Yunani, akan tetapi pematangannya ada di tangan al-Biruni. Ia mengembangkan teori trigonometri berdasarkan pada teori Ptolemeus. Hukum Sinus (The Sine Law) adalah temuannya yang memperbaiki teori Ptolemeus.
Hukum ini merupakan teori yang melampaui zamannya. Seperti yang popular dalam trigonometri modern terdapat hukum sinus. Hukum sinus ialah pernyataan tentang sudut segitiga. Rumus ini berguna menghitung sisi yang tersisa dari segitiga dari 2 sudut dan 1 sisinya diketahui.
Prestasi al-Biruni lebih diakui daripada Ptolemeus karena dua alasan:
Pertama, teorinya telah memakai sinus sedangkan Ptolemeus masih sederhana, yaitu menggunakan tali atau penghubung dua titik di lingkaran (chord).
Kedua, teori trigonometri al-Biruni dan para saintis muslim penerusnya itu menggunakan bentuk aljabar sebagai pengganti bentuk geometris.
Rumus sinus dinyatakan rumus praktis dan lebih cainggih. Menggunakan logika matematika modern dan sangat dibutuhkan dalam perhitungan-perhitungan rumit tentang sebuah bangunan. Dunia arsitektur sangat memanfaatkannya untuk mengukur sudut-sudut bangunan. Ilmu astronomi juga diuntungkan. Dalam tradisi Islam, dimanfaatkan dalam ilmu falak, penghitungan bulan dan hari.
Penggunaan aljabar dalam teori trigonometri al-Biruni sangat dimungkinkan menggunakan teori aljabar Al-Khawrizmi, seorang matematikawan muslim asal Khawarizm. Ia merupakan generasi matematikawan asal Khurasan sebelum al-Biruni.
Menurut Raghib al-Sirjani, ilmu aljabar Al-Khawarizmi tidak hanya menginspirasi matematikawan Khurasan dan sekitarnya, seperti Abu Kamil Syuja al-Mishri, al-Khurakhi dan Umar Khayyam saja, akan tetapi karya agungnya Al-Jabar wa Muqabalah menjadi buku induk di universitas Eropa. Dan al-Biruni termasuk saintis pengkaji temuan Al-Khawarizmi tersebut.
Makanya, teori trigonometri modern al-Biruni sesungguhnya sangat berjasa terhadap ilmu aljabar Al-Khawarizmi. Sebab, berkat temuan al-Khawarizmi terutama temuannya tentang angka nol, al-Biruni mampu mengangkat ilmu trigonometri Ptolemeus menjadi teori yang berpengaruh hingga era matematika modern saat ini.
Al-Biruni juga menjelaskan sudut-sudut istimewa dalam segitiga, seperti 0, 30, 45, 60, 90. Penemuan ini tentu sangat memberi kontribusi terhadap ilmu-ilmu lainnya. Seperti ilmu fisika, astronomi dan geografi. Karena memang ilmu matematika merupakan dasar dari ilmu-ilmu astronomi dan fisika.
Oleh sebab itu, teori Ptolemeus sesunggunya masih sederhana dan belum bisa dikatakan sebagai trigonometri dalam ilmu matematika modern. Hukum sinus itulah merupakan hukum matematika penting dalam ilmu trigonometri.
Teori ini memberi kontribusi yang cukup besar terhadap pengembangan ilmu yang lain. Ia telah menggunakan kaedah penetapan longtitude untuk membolehkan arah kiblat ditentukan dari mana-mana tempat di dunia.
Di saat ia mencapai kematangan intelektual, al-Biruni banyak didukung oleh para sultan dan penguasa untuk mengembangkan keilmuannya untuk bidang astronomi dan fisika. Ia pernah menulis al-Qanun al-Mas'udi, karya tentang planet-planet atas dukungan Sultan Mas 'ud dan dihadiahkan kepadanya. Buku ini merupakan ensiklopedi astronomi yang paling besar, tebalnya lebih dari 1.500 halaman. Di dalamnya ia menentukan puncak gerakan matahari, memperbaiki temuan Ptolemeus.
Al-Biruni juga pernah tinggal dan bekerja untuk sebagian besar hidupnya di istana Sultan Mahmud, dan putranya, Mas'ud. Selama bergaul itulah al-Biruni banyak menghasilkan karya-karya astronomi dan matematika. Al-Biruni telah memberikan sumbangan multidimensi terhadap dunia sains. Karya-karya peninggalannya adalah bukti keluasan ilmunya terhadap berbagai disiplin sekaligus.
Selain mendapat pujian dari ummat Islam, al-Biruni juga mendapatkan penghargaan yang tinggi dari bangsa-bangsa Barat. Karya-karyanya melampaui Copernicus, Isaac Newton, dan para ahli Indologi yang berada ratusan tahun di depannya. Baik ulama maupun orientalis sama-sama memujinya.
Salah satu bentuk apresiasi ilmuan dunia hingga saat ini adalah pada tahun 1970, International Astronomical Union (IAU) menyematkan nama al-Biruni kepada salah satu kawah di bulan. Kawah yang memiliki diameter 77,05 km itu diberi nama Kawah Al-Biruni (The Al-Biruni Crater).
10.   HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" Al BataniAl Batani lahir di Kota Harran. Satu kota di wilayah Urfa yang saat ini merupakan kawasan di negara Turki. Al Batani lahir pada 858 Masehi. Pendidikan pertama beliau, diperoleh dari ayahnya Jabir Ibnu San`an Al Batani. Ayahnya juga sangat terkenal sebagai ilmuwan di masa itu.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Harran, Al Batani kemudian pindah ke Raqqa. Hal ini karena Al Batani mendapatkan beasiswa dari Bank Euphrates. Di abad ke-9, dia lalu pindah ke Samarra dan bekerja di sana. Di kota inilah berbagai temuan-temuan Al Batani yang terkenal dan fenomenal dilahirkan.
Jasa Al Batani terhadap kalender Islam sangatlah besar. Di sini, Al-Batani mengusulkan teori baru dalam menentukan kondisi terlihatnya bulan baru, yang kita sebut sebagai hilal. Tak hanya itu, Al Batani juga berhasil mengubah sistem perhitungan sebelumnya yang membagi satu hari ke dalam 60 bagian (jam) menjadi 12 bagian (12 jam), dan setelah ditambah 12 jam waktu malam sehingga berjumlah 24 jam.
Sudut kemiringan bumi terhadap matahari saat berotasi juga ditemukan oleh Al Batani, yaitu sebesar 23o35`. Bahkan lamanya bumi berevolusi terhadap matahari, secara akurat mampu dihitung Al Batani sebanyak 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik.
Sejumlah karya Al Batani tentang astronomi, terlahir dari buah pikirnya. Salah satu karyanya yang paling populer adalah "al-Zij al-Sabi". Kitab ini banyak dijadikan rujukan para ahli astronomi Barat selama beberapa abad. Di dalam buku ini ditulis berbagai penemuannya, seperti penentuan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang matahari, koreksian hasil kerja Ptolemeus mengenai orbit bulan, dan planet-planet tertentu.
Di buku "al-Zij al-Sabi" juga Al-Batani mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit planet-planet. Tak heran, buku ini memiliki peran utama dalam merenovasi astronomi modern yang berkembang di Eropa. Tokoh-tokoh astronomi Eropa seperti Copernicus, Regiomantanus, Kepler, dan Peubach konon bisa berhasil dalam ilmu astronomi berkat jasa Al Batani. Bahkan Copernicus dalam bukunya `De Revoltionibus Orbium Clestium` mengaku berutang budi pada Al-Batani.
Sejumlah istilah-istilah dalam ilmu astronomi banyak yang muncul pertama kali dari mulut Al Batani. Misalnya saja seperti azimuth, zenith, dan nadir.
Buku fenomenal lainnya karya Al-Batani banyak diterjemahkan negara-negara barat. Misalnya saja buku "De Scienta Stelarum De Numeris Stellarum". Buku itu hingga sekarang masih disimpan di Vatikan, Roma, Italia. Buku ini kini diterjemahkan dalam berbagai Negara, yang tersebar secara luas tak hanya di daratan Eropa saja, tetapi mencapai benua Amerika, Asia, Afrika, dan Australia.
Dalam bidang matematika, Al Batani banyak berperan dalam hal trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus dan cotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk derajat-derajat sudut.
Atas jasa-jasanya di bidang astronomi, nama Al Batani dijadikan nama salah satu kawah yang ada di bulan. Nama kawah tersebut adalah kawah Albategnius. Al Batani meninggal dunia pada 929 Masehi di Kota Qasr al Jiss, satu kota di wilayah Samarra. Konon, ia meninggal saat pulang dari Kota Bagdad.E. KESIMPULANBanyak matematikawan muslim yang berperan penting didalam perkembangan ilmu matematika. Namun sangat memalukannya kita sebagai seorang muslim hanya sedikit yang mengetahui peran mereka semua.
Alkwarizmi penemu aljabar dan angka nol, abul wafa' namanya dituliskan di kawah bulan, Al-Hajjaj bin Yusuf orang pertama yang menerjemahkan elemen euclid, Al-qalasadi orang yang mengenalkan simbol-simbol matematika, Al-Jawhari orang yang memberi dalil pada elemen euclid, dan banyak lagi tokoh matematika muslim yang perannya dibidang matematika yang sangat penting.
HYPERLINK "http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3241265702583201768" DAFTAR PUSTAKAA A al'Daffa.( 1978). The Muslim contribution to mathematics. London
A. F, Faizullaev.( 1983) The scientific heritage of Muhammad al-Khwarizmi. Russian :Tashkent Press
E, Grant. (1974) A source book in medieval science .Cambridge
Elliot, Henry Miers dan John Dowson. (1871) The History of India, as Told by Its Own Historians. The Muhammadan Period (Vol 2.). London:  Trübner press
F, Rosen. (1831).Muhammad ibn Musa Al-Khwarizmi : Algebra .London
Hashemipour, Behnaz. (2007). The Biographical Encyclopedia of Astronomers. New York: Springer
J N, Crossley. (1980). The emergence of number. Singapore
O, Neugebauer. (1969) The exact sciences in Antiquity. New York
O'Connor, John J.; Robertson, Edmund F., "Mohammad Abu'l-Wafa Al-Buzjani", MacTutor History of Mathematics archive, University of St Andrews.
R, Rashed. (1984)Entre arithmétique et algèbre: Recherches sur l'histoire des mathématiques arabes.Paris
R Rashed.( 1994). The development of Arabic mathematics : between arithmetic and algebra. London
S Gandz (1932), The geometry of al-Khwarizmi. Berlin
Turner, Howard R. (1997). Science in Medieval Islam: An Illustrated Introduction. Texas: University of Texas Press.
Youschkevitch, A.P. (1970). Dictionary of Scientific Biography. 1. New York: Charles Scribner's Sons


Download Makalah Kalkulus Heri.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Makalah Kalkulus Heri. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: