November 29, 2016

Hubungan Ilmu Sosial dan Perilaku dengan Kesehatan Masyarakat

Judul: Hubungan Ilmu Sosial dan Perilaku dengan Kesehatan Masyarakat
Penulis: Meriza Wulandari


Ilmu Perilaku dan Sosial dan Kesehatan Masyarakat
Untuk Memenuhi Tugas Dasar Kesehatan Masyarakat
111061545085
Home Group 4
Reny Hariyani T.LRizka Lidya SavitriMeriza WulandariKhonza HanifaTasya Caesarena PHilyah A NayyirahVania Erika
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2014
I.PENDAHULUAN
Pembahasan kita kali ini ialah mengenai ilmu perilaku dan sosial serta hubungannya dengan kesehatan masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa latar belakang budaya dapat sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan suatu masyarakat. Sebagai contoh, negara-negara di Asia yang sebagian besar masih kental nuansa kebudayaannya tentu berbeda dengan masyarakat negara di Benua Amerika. Perbedaan terdapat pada cara mereka memilih makanan, cara memasaknya, sikap terhadap tindakan medis, maupun keyakinan terhadap suatu penyakit.
Tidak hanya budaya, agama pun mempengaruhi persepsi seseorang dalam penanganan kesehatan di lingkungan mereka. Ada sebagian orang yang menganggap jika mereka sakit itu karena kutukan dari Tuhan. Tetapi dalam penanganannya mereka tetap berdoa kepada Tuhan agar disembuhkan. Agama mempengaruhi pola hidup sehat seseorang, misalnya di dalam agama kita diajarkan untuk tidak boleh merokok, tidak boleh memakan makanan haram dan sebagainya.
Selain agama dan budaya, status ekonomi seseorang juga berpengaruh pada kesehatan. Orang yang tergolong mampu dari segi ekonomi akan lebih mudah untuk berobat ke rumah sakit dibandingkan dengan orang yang kurang mampu. Dalam hal ini diperlukan intervensi kepada masyarakat. baik itu intervensi kepada individu maupun terhadap masyarakat. Dikenal pula prinsip sosial marketing untuk lebih 'menjual' pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas. II.Isi
A. Hubungan Antara Ilmu Perilaku dan Sosial dengan Kesehatan Masyarakat
Ilmu sosial dan kesehatan masyarakat memiliki kaitan yang sangat erat. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu sama-sama memperjuangkan keadilan sosial. Keadilan sosial berarti sebuah masyarakat dapat memberikan perlakuan adil serta pembagian yang adil sebagai imbalan dari individu kepada masyarakat dan masyarakat terhadap individu. Agen kesehatan masyarakat memperjuangkan keadilan sosial dan melihat kesehatan masyarakat sebagai bagian penting dari keadilan sosial.
Beberapa ilmu sosial dan perilaku yang berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat yaitu psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan kebijakan publik, ekonomi, komunikasi, demografi, dan geografi.1. Psikologi Teori tentang perilaku, kecenderungan pengambilan risiko, dan metode mengubah tingkah laku serta perilaku sosial. Penerapan : misalnya pada saat intervensi terhadap seorang penderita kanker stadium lanjut tentu dibutuhkan cara penyampaian yang tepat agar tidak makin membuat mentalnya semakin lemah, maka diperlukan penguasaan terhadap ilmu psikologi.
2. Sosiologi Teori perkembangan sosial, perilaku organisasi, dan sistem berpikir. Penerapan : Cara berpikir seorang siswa SMA tentu berbeda dengan mahasiswa sehingga persamaan persepsi dan cara berpikir akan membuat komunikasi kesehatan lebih efektif.
3. Antropologi Pengaruh sosial dan budaya pada pengambilan keputusan individu dan populasi dalam bidang kesehatan dengan pandangan secara global. Penerapan : Budaya mempengaruhi kebiasaan hidup manusia sehari-hari. Metode, gaya hidup dan cara seseorang menjaga kesehatannya pun dipengaruhi oleh budaya. Banyak budaya yang cara menjaga kesehatannya tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan atau disarankan dokter. Mereka menganggap hal-hal ilmiah adalah sesuatu yang menakutkan. Oleh karena itu, sosialisasi kesehatan masyarakat akan lebih efektif dan tepat sasaran apabila kita dapat mempelajari, memahami dan menganalisis budayanya terlebih dahulu sehingga dapat mencari solusi yang tepat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
4. Ilmu Politik/Kebijakan Publik Pendekatan kepada pemerintah dan pembuat kebijakan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Struktur analisis kebijakan dan dampak pemerintahan pada pembuatan keputusan kesehatan masyarakat. Penerapan : Seorang ahli kesehatan masyarakat harus mampu mengontrol kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan, maka dibutuhkan pengetahuan mengenai ilmu politik dan kebijakan publik agar kontrol yang kita berikan tidak bertentangan dengan hukum.
5. Ekonomi Pemahaman tentang dampak mikro dan makro ekonomi pada kesehatan masyarakat dan sistem perlindungan kesehatan masyarakat. Penerapan : Pengambilan keputusan dalam kesehatan masyarakat harus berdasarkan keadaan ekonomi masyarakat karena ekonomi merupakan salah satu komponen utama dalam kemasyarakatan.Keadaan masyarakat di kota besar dengan di pedesaan tentu berbeda, sehingga dibutuhkan intervensi yang tepat sesuai dengan keadaan ekonominya.
6. Komunikasi Teori dan praktek dari komunikasi personal dan peran media dalam menyampaikan informasi kesehatan. Penerapan : Sistem informasi kesehatan perlu dikembangkan agar dapat sepenuhnya menunjang pelaksanaan manajemen dan upaya menyehatkan masyarakat. Ahli kesehatan masyarakat harus menguasai sistem komunikasi agar mampu menyampaikan ilmunya secara menarik dan tepat.
7. Demografi Pemahaman perubahan geografi dalam populasi secara global yang berhubungan dengan proses penuaan, migrasi dan perbedaan tingkat kelahiran serta dampaknya pada kesehatan masyarakat. Penerapan : Ilmu demografi harus dimiliki oleh seorang ahli kesehatan masyarakat, misalnya dalam mengetahui persebaran penduduk, jumlah kelahiran dan kematian, pertumbuhan penduduk, dan lain-lain, sehingga dapat mengambil keputusan intervensi yang tepat, misalnya dalam mengadakan program KB.
8. Geografi Pemahaman dari dampak-dampak geografi pada penyakit dan penyebab penyakit juga metode untuk menampilkan dan menelusuri lokasi dari kejadian penyakit. Penerapan : Dengan memiliki ilmu geografi, ahli kesehatan masyarakat dapat mengetahui bagaimana proses penyebaran atau asal mula suatu penyakit didasarkan kondisi lingkungan tempat tinggal suatu masyarakat.
B. Pengaruh Status Sosial Ekonomi pada Kesehatan
Status sosial ekonomi dianggap sangat membawa pengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Faktor yang dapat diukur dalam status ekonomi sosial adalah pendapatan keluarga, pendidikan orang tua atau diri sendiri, dan status profesional orang tua atau diri sendiri. Status kesehatan terkait dengan status sosial ekonomi.
Pendidikan juga sangat berhubungan dengan kesehatan menuju yang lebih baik, pendidikan bisa merubah hasil kesehatan dan meningkatkan umur panjang dengan mendorong untuk berperilaku memberikan perlindungan diri terhadap penyakit. Dan demikian juga untuk mengurangi tingkah laku yang menempatkan individu terhadap risiko terkena penyakit. Pendidikan dengan level yang lebih tinggi ditambah dengan peningkatan kekayaan dapat menyediakan sumber daya yang lebih besar, dapat meningkatkan akses perawatan medis yang lebih baik dan menyediakan kemampuan yang lebih besar untuk melindungi diri terhadap risiko penyakit.
Individu-individu dari status sosial ekonomi yang lebih rendah , lebih mungkin terkena bahaya kesehatan di tempat kerja dan di lingkungan melalui udara yang beracun yang mereka hirup, air yang mereka minum, dan makanan yang mereka makan .
TIPE CONTOH
Kondisi kehidupan Meningkatkan sanitasi, mengurangi berkerumunan, metode pemanasan dan memasak
Peluang pendidikan secara keseluruhan Pendidikan sangat berhubungan kuat dengan perilaku kesehatan dan hasil kesehatan , mungkin karena dengan pendidikan lebih memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan kemampuan lebih untuk mengendalikan faktor-faktor ini
Peluang pendidikan untuk wanita Pendidikan untuk wanita mempunyai pengaruh terhadap kesehatan anak dan keluarga
Pemaparan pekerjaan
Pekerjaan ekonomi sosial yang rendah biasanya berkaitan dengan peningkatan pemaparan resiko kesehatan
Akses barang dan jasa Kemampuan untuk mengakses barang, seperti perangkat pelindung dan barang-barang berkualitas tinggi dan jugs jasa, termasuk jasa medis dan sosial untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan
Jumlah anggota keluarga Jumlah keluarga besar sering dikaitkan dengan status sosial ekonomi yang rendah dan dengan status kesehatan yang rendah pula.
Pemaparan perilaku beresiko tinggi Keterasingan sosial berkaitan dengan kemiskinan dapat dikaitkan dengan kekerasan, obat-obatan, perilaku berisiko tinggi lainnya.
Lingkungan Status sosial ekonomi yang rendah yang berhubungan dengan paparan yang lebih besar untuk polusi lingkungan, bencana alam, dan bahaya dari "lingkungan buatan"
C. Pengaruh Budaya dan Agama pada Kesehatan
C.1 Hubungan budaya dengan kesehatan
Budaya mengartikan apa yang baik dan buruk, serta apa yang sehat dan tidak sehat. Secara langsung budaya mempengaruhi kebiasaan sehari-hari. Berikut merupakan cara budaya memengaruhi kesehatan, yaitu :Budaya berhubungan dengan kebiasaan atau praktik sosial yang diambil dalam penambahan atau pengurangan risiko.
Contoh: dalam pemilihan makanan (ada vegetarian, gaya diet mediteranian), metode dalam memasak, mutilasi kelamin wanita, dan sejarah pengikatan kaki di China.
Budaya berhubungan dengan tipe intervensi yang dapat diterima.
Contoh: variasi kadar penerimaan pengobatan tradisional barat, termasuk ketergantungan terhadap penyembuhan diri sendiri dan penyembuhan tradisonal.
Budaya berhubungan dengan respon terhadap penyakit dan
intervensinyaContoh: perbedaan budaya dalam tindak lanjut, kepatuhan terhadap pengobatan, penerimaan terhadap hasil yang merugikan.
Budaya berkaitan dengan respons terhadap gejala, seperti tingkat urgensi mengenali gejala-gejala, mencari perawatan, serta mengkomunikasikan gejala.
Contoh: perbedaan budaya dalam mencari perawatan.
C.2 Hubungan agama dan kesehatan
Agama mempunyai dampak utama dalam kesehatan, khususnya untuk praktik tertentu yang didukung atau dikutuk oleh suatu kelompok agama tertentu. Berikut merupakan cara agama memengaruhi kesehatan, yaitu :Agama mempengaruhi praktik sosial yang menempatkan individu dalam peningkatan atau penurunan risiko.
Contoh: sunat (seksual), penghindaran makanan laut, daging babi, serta dagingsapi (makanan).
Agama mempengaruhi respon terhadap penyakit dan intervensinya.
Contoh: peran doa sebagai intervensi untuk mengubah keadaan.
Agama memengaruhi tipe intervensi yang dapat diterima.
Contoh: larangan melawan transfusi darah, sikap terhadap aborsi, serta sikap terhadap penelitian sel induk.
D. Tahapan Model Perubahan Perilaku
Proses perubahan perilaku dapat dideskrisipkan menggunakan tahapan model perubahan perilaku (The stages of Change Model). Tahapan model perubahan perilaku terdi dari lima tahapan, yaitu :Prekontemplasi
Pada tahapan ini individu belum menyadari adanya permasalahan ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan, oleh karena itu individu memerlukan informasi dan umpan balik untuk menimbulkan kesadaran akan adanya masalah dan kemungkinan untuk berubah. Nasehat ataupun informasi mengenai suatu hal tidak akan berhasil bila dilakukan pada tahap ini.
Kontemplasi
Pada tahapan kontemplasi ini sudah timbul kesadaran akan adanya masalah, namun individu masih dalam tahap dilema. Individu masih menimbang untuk berubah atau tidak , Individu masih mendiskusikan keuntungan dan kerugian apabila melakukan suatu perubahan.
Preparasi
Pada tahapan ini individu harus mempersiapakan atau memperkuat pilihannnya untuk terus maju atau mundur lagi pada tahapan kontemplasi.
Pemeliharaan
Pada tahap ini terjadi pemeliharaan perubahan perilaku yang telah dicapai perlu dilakukan untuk terjadinya pencegahan terulangnya kembali kebiasaan individu yang terdahulu.
E. Cara Mengubah Kebiasaan Individu
Kebiasaan dari seorang individu seringkali memiliki hubungan yang umum dengan penyakit, kelainan, dan kematian yang sebenarnya bisa dicegah. Namun, hal itu bukan berarti untuk memahami kebiasaan dari seorang individu kita hanya berfokus pada individu tersebut. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi yaitu:
Faktor downstream : hal-hal yang secara langsung melibatkan individu tersebut dan dapat diubah dengan intervensi individual, seperti kecanduan dengan nikotin.
Faktor mainstream : hal-hal yang merupakan sebuah dampak yang dihasilkan dari hubungan dari seorang individu dengan kelompok yang besar atau populasi, seperti tekanan dari kelompok untuk merokok.
Faktor upstream : seringkali didasarkan pada struktur sosial dan peraturan, seperti program pemerintah yang mensponsori produksi tembakau.
Oleh karena itu perubahan dari sebuah kebiasaan seringkali membutuhkan lebih dari sekedar motivasi individu dan keputusan untuk berubah. Hal tersebut juga membutuhkan dorongan dari kelompok mulai dari keluarga dan teman sampai kepada rekan kerja. Tidak hanya itu, dibutuhkan pula kebijakan sosial dan harapan yang dapat memperkuat individu tersebut.F. Cara Mengubah Kebiasaan Kelompok
Pendekatan marketing telah digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan mengubah kebiasaan pada suatu kelompok. Marketing sosial, kegunaan dan perluasan dari marketing produk tradisional, telah menjadi komponen kunci dalam pendekatan kesehatan masyarakat untuk perubahan perilaku. Karena perubahan kebiasaan akan sukses jika upaya-upaya tersebut juga dikombinasikan pada individu, at-risk group, dan populasi atau masyarakat secara keseluruhan. Dalam beberapa tahun belakangan ini, kesehatan masyarakat mulai menerapkan pendekatan marketing agar masyarakat lebih mengerti dan mengubah kebiasaan suatu kelompok, terutama perokok dimana memiliki dampak resiko tinggi terhadap kesehatannya akibat dari kebiasaan tersebut. Pemasaran sosial dapat menggunakan sistem 4S yang sebagian besar menggunakan usaha pemasaran tradisional, yaitu
Product (produk) : mengidentifikasi kebiasaan dan inovasi yang akan dipasarkan
Price (harga) : mengidentifikasi keuntungan, hambatannya serta biaya finansial
Place (tempat) : mengidentifikasi sasaran dan pendekatan apa yang harus dilakukan
Promotion (promosi) : membuat acara/program untuk mendekati masyarakat
III. Penutup
3.1 Kesimpulan
Suatu perubahan derajat kesehatan masyarakat ditentukan bukan hanya oleh sebuah pengetahuan akan pentingnya kebiasaan sehat, tetapi juga pemahaman dan kemauan untuk melaksanakannya. Hal tersebut memerlukan perubahan perilaku : individu, kelompok, dan lingkungan sosial. Ada beberapa tahap yang harus dilalui, namun pada dasarnya perubahan perilaku individu, kelompok,dan lingkungan sosial tersebut saling berkaitan satu sama lain, seperti seorang individu yang hendak menghentikan kebiasaan merokok, lalu didukung oleh sebuah kelompok yang berkomitmen untuk bersama-sama menghentikan kebisaan merokok. Perubahan perilaku kesehatan masyarakat erat kaitannya dengan ilmu sosial seperti psikologi, demografi,dan lain-lain karena pada masyarakat faktor-faktor tersebut berperan dalam pembentukan pola pikir dan kebiasaan, termasuk kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan. Selain itu intervensi seperti program pemerintah juga dapat menjadi sarana yang efektif.3.2 Saran
Dalam mensosialisasikan pembiasaan kesehatan yang baik, seorang ahli kesehatan masyarakat harus memperhatikan aspek sosial yang terlibat di dalamnya, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.


Download Hubungan Ilmu Sosial dan Perilaku dengan Kesehatan Masyarakat.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Hubungan Ilmu Sosial dan Perilaku dengan Kesehatan Masyarakat. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: