Oktober 08, 2016

MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TERPADU kelompok 37

Judul: MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TERPADU kelompok 37
Penulis: Galih Prakoso


MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TERPADU

kelompok 37 :
Alivi Citra Rodianvici (105050100111028)
Firdan Ibnu Hakim (105050100111061)
Galih Prakoso (105050100111088)
Muhammad Aminul Z.(105050100111096)
Muhammad Agus S. (105050101111014)
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan tugas mata kuliah Sistem Pwertanian Terpadu ini.Penulisan laporan ini dapat penulis selesaikan dengan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
Ibu Herny , selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran selama penulisan tugas praktikum observasi mata kuliah Sistem pertanian terpadu ini.
Papa, Mama, Kakak tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan untuk kelancaran menyusun tugas ini.
Saudara-saudaraku Pejuang Pemikir Pemikir Pejuang Fapet UB, atas dukungan spiritual dan moral untuk terus bergerak progresif revolusioner.
Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Malang, 30 April 2013Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sistem pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang.Pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik didalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan.Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya.Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
Bagi negara agraris seperti Indonesia,peran sektor pertanian sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan papan bagi segenap penduduk, serta penghasil komoditas ekspor nonmigas untuk menarik devisa. Lebih dari itu, mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia bergantung pada sektor pertanian. Namun ironis sekali, penghargaan masyarakat umum terhadap pertanian relatif rendah dibandingkan sektor lain, seperti industri, pertambangan, dan perdagangan.
Dalam sistem integrasi tanaman-ternak, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan, serta limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi alternatif merupakan potensi yang perlu dikembangkan.Inovasi teknologi pakan ternak dalam Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Bebas Limbah (SITT-BL) memberikan peluang yang menggembirakan menuju green and clean agricultural development.Pengembangan usaha tani tanaman dan ternak secara bersama-sama menambah pendapatan petani.
Limbah tanaman pangan merupakan sumber daya pakan berserat yang potensial dan sesuai untuk sapi dan ternak ruminansia lainnya.Di banyak daerah, limbah tanaman pangan seperti jerami padibelum dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak.Petani cenderung membakarnya,yang berarti membuang bahan organic yang berpotensi menjadi pakan ternak.
Meskipun manfaat yang begitu besar sebagaian masyarakat belum bisa memanfaatkan system pertanian terpadu ini secara maximal. Hal ini terjadi karena ada beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah biaya serta didukung kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan system ini.
PEMILIK LAHAN
Praktikum 1 dan 2
Nama : Bapak Ma'ruf
Umur : 61 tahun
Alamat : Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah
Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang
Pekerjaan : Petani
Praktikum 3
Nama : Bapak Ma'ruf
Umur : 61 tahun
Alamat : Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah
Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang
Pekerjaan : Petani
Praktikum 4
Nama : Bapak Ma'ruf
Umur : 61 tahun
Alamat : Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah
Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang
Pekerjaan : Petani
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tujuan suatu usaha tani yang dilaksanakan oleh rumah tangga petani mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengambilan keputusan dan tindakan yang akan diambil, maupun terhadap pandangan rumah tangga akan keberlangsungan dan kemampuannya dalam menerima berbagai pembaharuan, termasuk teknologi pertanian. Usaha tani yang dilakukan oleh rumah tangga petani umumnya mempunyai dua tujuan, yaitu mendapatkan keuntungan yang maksimal atau untuk security (keamanan) dengan cara meminimalkan risiko, termasuk keinginan untuk memiliki persediaan pangan yang cukup untuk konsumsi rumah tangga dan selebihnya untuk dijual. Kenyataan di lapang menunjukkan, umumnya petani menanam dan mengusahakan berbagai jenis tanaman, ternak, dan usaha lainnya dalam suatu kesatuan usaha rumah tangga untuk mengurangi risiko serangan penyakit serta kegagalan panen. Sebagian besar lahan yang dikuasai dimanfaatkan untuk tanaman pangan dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga. Jenis usaha yang terpenting atau utama dan bernilai tinggi biasanya diusahakan atau ditanam di dekat tempat tinggal, sedangkan yang kurang penting atau nilainya rendah diusahakan pada lahan yang jauh dari rumah. Dengan demikian, karakteristik yang umum dijumpai adalah setiap petani selalu melakukan usaha tani campuran, terlepas dari luas pemilikan lahan, lokasi, atau kepadatan penduduk. Hal ini menunjukkan konsistensi dari kedua tujuan berusaha tani, yaitu memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan risiko. RUMUSAN MASALAH
Menghitung analisis ekonomi dari usaha tani campuran?
Menghitung keuntungan dan kerugian dari penerapan sistem usaha tani campuran?
Bagaimana hasil produksi tanaman setelah masa panen?
Menghitung analisis ekonomi dari sistem produksi tanaman dengan ternak?
Menghitung keuntungan dan kerugian dari penerapan system produksi tanaman dengan ternak?
Bagaimana manajemen produksi tanaman pangan dan tanaman pakan ternak dengan ternaknya?
Membuat bagan dari system integrasi sederhana dan menjelaskan penerapan dari system integrasi sederhana dari Model Pertanian Tekno Ekologis (Ekosistem Lahan Sawah)?
Membuat bagan dari system integrasi kompleks dan menjelaskan penerapan dari system integrasi kompleks dari Model Pertanian Tekno ekologis (Ekosistem Lahan Sawah)?
Membuat bagan dari system integrasi sederhana dan menjelaskan penerapan dari system integrasi sederhana dari Model Pertanian Tekno Ekologis (Ekosistem Lahan Perkebunan dengan Ternak)?
Membuat bagan dari system integrasi kompleks dan menjelaskan penerapan dari system integrasi kompleks dari Model Pertanian Tekno ekologis (Ekosistem Lahan Perkebunan dengan Ternak)?
TUJUAN PENULISAN
Setelah Mahasiswa melakukan survey ke pemilik lahan pertanian dan memiliki ternak, mahasiswa mampu membuat bagan integrasi sederhana dan integrasi kompleks, mampu menganalisis system ekonomi, mampu mengetahui keuntungan dan kerugian sistem pertanian terpadu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran keterkaitan antara tanaman dan ternak dalam kerangka usaha tani tradisional adalah pemanfaatan sumber daya lahan, tenaga kerja, dan modal secara optimal untuk menghasilkan produk seperti hijauan pakan ternak, tenaga ternak, dan padang penggembalaan, serta produk akhir seperti tanaman serat,tanaman pangan, dan daging. Namun demikian, vegetasi sebagai sumber hijauan, sangat berfluktuasi baik produksi maupun komposisinya. Hal ini merupakan risiko dari usaha ternak dalam suatu system tanaman-ternak, sehingga diperlukan sinkronisasi atau sinergisme antara pola pemeliharaan ternak dan dinamika vegetasi agar dicapai sasaran yang optimal. Pada sistem seperti ini, tanaman menghasilkan hijauan pakan ternak untuk menghidupi ternak yang akan menghasilkan tenaga untuk pengolahan lahan (membajak), pupuk, dan daging. (D,Tjeppy Soedjana, 2007)

Penerapan model integrasi tanaman ternak pada suatu kawasan yang memiliki potensi pengembangan usaha tani campuran harus mempertimbangkan paling sedikit empat skenario, yaitu: 1) scenario alami yang dilakukan atau dipraktekkan oleh petani setempat, 2) skenario system usaha tani tanpa ternak, 3) skenario system usaha tani dengan ternak, dan 4) scenario yang berbasis sumber daya (lahan, tenaga kerja, modal) dan peluang pengembangan kegiatan produktif, seperti tanaman,ternak, jasa buruh, transaksi nilai tambah antarkomoditas, dan sumber-sumber pendapatan lainnya. dari sangat tidak pasti sampai yang dapat diduga. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan risiko dan ketidak pastian adalah suatu keputusan yang baik belum menjamin kenyataan yang baik,karena keputusan yang baik pada dasarnya hanya merupakan sesuatu yang konsisten dengan informasi yang diper-oleh serta konsisten dengan tujuannya.Dengan demikian, keputusan yang baikmerupakan pilihan yang telah dipertimbangkan dengan baik yang didasarkanpada informasi yang tersedia. (Levine dan Soedjana, 2007)

Ketidakpastian diartikan sebagai suatu situasi pada suatu keadaan atau kejadian di masa mendatang yang tidak dapat diduga secara pasti. Para pengambil keputusan dapat saja memiliki pengetahuan atau tingkat kepercayaan tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, sehingga bila berbagai kemungkinan yang akan terjadi itu diberikan peluang yang sama, maka kita sudah menyatakan ketidakpastian itu.Istilah risiko lebih banyak digunakan dalam konteks pengambilan keputusan,karena risiko diartikan sebagai peluangakan terjadinya suatu kejadian buruk akibat suatu tindakan. Makin tinggi tingkat ketidakpastian suatu kejadian, makin tinggi pula risiko yang disebabkan oleh pengambilan keputusan itu. Dengandemikian, identifikasi sumber risikosangat penting dalam proses pengambilan keputusan. menyatakan, faktor risiko di bidang pertanian berasal dari produksi, harga dan pasar, usaha dan finansial, teknologi, kerusakan, social dan hukum, serta manusia. (Nelson et al. 2007 )Skala usaha dalam suatu sistem usaha tani dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain dari investasi, biaya tetap, biaya variabel, total nilai penjualan, luas areal tanam, dan jumlah satuan ternak. Perhitungan biaya setiap luasan areal tanam atau satuan ternak dapat dilakukan untuk melihat perbedaan efisiensi di antara petani yang mengusahakan komoditas serupa. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan petani pada saat memulai usahanya dan yang akan dikeluarkan kembali pada saat atau usia ekonomis investasi tersebut telah habis. Termasuk dalam biaya investasi adalah tanah, bangunan, mesin, bibit ternak, dan peralatan tidak habis pakai. Biaya tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani atau peternak dan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dalam suatu siklus produksi, misalnya biaya kandang, peralatan, perbaikan, depresiasi, dan upah manajer. Biaya operasional atau biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi, seperti biaya pakan konsentrat, hijauan, mineral, obat-obatan, serta tenaga pemelihara atau buruh. Total nilai penjualan biasanya dihitung setiap tahun dan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Cara seperti ini dilakukan dinegara yang sudah maju dan digunakan juga untuk mengelompokkan skala usaha kecil, menengah, dan besar. Skala usaha juga dapat diukur dengan melihat luas areal yang diusahakan oleh petani atau satuan ternak yang dimiliki peternak. ( Diwyanto et al. 2002 )
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 USAHA TANI CAMPURAN (MIXED FARMING SYSTEMS) DAN INTEGRASI TANAMAN - TERNAK
Praktikum I dan II
Pada praktikum Sistem Pertanian Terpadu dilakukan observasi kepada peternak yang menerapkan usaha pertanian campuran dan sitem produksi tanaman - ternak, hasil dari pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan dalam waktu observasi :Nama pemilik : Bpk.puguh
Nama Responden: Bpk.Kasun
Alamat Responden: Desa dengkol singosari
Kepemilikan lahan dan pola tanam
Petak Luas (m2) Jenis Tanaman
1 10.000 m2 Tanaman jagung
2 10.000 m2 Tanaman Singkong
Tanaman pakan ternak :
Rumput Canada
Caliandra
Lamtoro
Pohon sengon
Jenis pupuk
Jenis pupuk Seumber pupuk
Pupuk kandang Dari kotoran kambing
Urea Pupuk pabrikan
Lahan pak puguh diutamakan untuk menanam tanaman pakan ternak, yaitu berupa tanaman rumput Canada yang ditanam 1 kali dalam setahun tanpa istirahat, tanaman rumput gajah dipanen tiap 2 bulan sekali. Tanaman rumput gajah ditanam pada lahan 1.250 m2. Tanaman sampingannya yang ditanam berupa tanaman caliandra dan terdapat tanaman lamtoro dan kayu sengon serta tanaman pangan yaitu jagung dan singkong.Usaha petanian
Pola Tanam
Rumput gajah ditanam 1 kali dalam setahun tanpa jarak waktu/ selalu ditanam terus menerus. Rumput gajah ditanam sebagai tanaman pakan ternak yang diusahakan selalu ditanam/ tanaman utama yang ditanam.
Tanaman Jagung yang ditanam di lahan ketika berumur 2 bulan di panen dengan hasil 2 ½ kwintal dengan luas lahan 1hektar .Tanaman singkong yang di tanam pada lahan dapat dipanen pada umur 8 bulan dengan jumlah 28 ton dan harga per kg nya Rp1.200.
Untuk tanaman sengon dengan luas penanaman pada lahan 1.250 m2 dapat di panen pada umur 6-7 tahun.
Tanaman lamtoro dan Caliandra di tanam 1 kali dan masa pemanenan berkelanjutan,dan jika tidak produktif maka di lakukan pemangkasan dan penanaman kembali.
Tujuan Penanaman
Pada tanaman jagung dan singkong sebagian besar hasilnya itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangan peternak sehari hari,disamping itu sisa sisa dari hasil panen tersebut dapat di berikan pada ternak yang di pelihara,sebagai pakan tambahan.
Rumput gajah dan tanaman pakan ternak lainya di tanam dan di panen sesuai dengan kebutuhan ternak per harinya,dapat di katakana bahwa penanaman ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok maupun keseharian pakan ternak yang di butuhkan.
Untuk tanaman sengon di gunakan sebagai penghasil kayu dan daunya digunakan sebagai legum untuk pakan ternak.
Teknik Pengelolaan Tanaman
Penanaman tanaman pada lahan setiap tahun ditanami tanaman yang sama, yaitu ditanam tanaman pangan (jagung,singkong) dan tanaman pakan ternak rumput gajah,caliandra yang merupakan tanaman utama yang ditanam di lahannya. Tanaman sampingan yang ditanam oleh pak puguh adalah tanaman pohon sengon.Tanaman yang ditanam dipelihara dengan menggunakan pupuk organik, pupuk yang digunakan merupakan olahan dari limbah peternakan, sehingga terjadi interaksi antar sumber (pertanian dan peternakan) yang memacu system pertanian terpadu.
Tanaman dilakukan pemeliharaan dengan pemupukan secukupnya. Untuk tanaman jagung 2 ½ kwintal pemupukan untuk 1 hektar luas lahan,Dan untuk pemupukan tanaman pakan ternak dilakukan sekali saja dan saat produktifitas menurun dilakukan pemupukan kedua,jika tetap menurun maka tanaman di matikan dan dilakukan penanaman ulang.
Penanaman rumput gajah dilakukan 1 kali dalam setahun, yaitu pemanenan dilakukan 2 bulan sekali. Rumput gajah akan diambil sendiri oleh responden untuk pakan ternak yang di miliki pak puguh. Untuk tanaman caliandra responden tinggal memanen saat dibutuhkan untuk pakan ternak yang dimiliki pak puguh.Penanganan limbah pertanian digunakan oleh pak Sujiono sebagai pupuk.Untuk tanaman pangan seperti jagung dan singkong dapat di panen dalam waktu 8 bulan untuk 1 ha dengan berat 40 ton,untuk singkong untuk 1 ha dengan total berat 28 ton.
Pengolahan pertanian
Pengolahan lahan pertanian milik pak puguh dilakukan oleh pak kasun. Pak kasun mulai melakukan pekerjaan di lahan pertanian dan peternakan milik pak puguh mulai pukul 07.00 WIB- !6.00 WIB/ sekitar 10 jam/ sehari.
Biaya produksi
Tanaman Jagung
Bibit: benih jagung 20 kg @ Rp. 100.000,- → Rp. 2.000.000,-
Pupuk- Urea: 500 kg @ Rp. 1.500,-→ Rp. 750.000,-
Tenaga kerja- Pengolahan lahan 8 orang @ Rp. 50.000,- →Rp. 400.000,- (3 hari)
Biaya Panen Rp. 300.000,-
Biaya lain-lain Rp. 200.000,-
Total : Rp. 3.650.000,-
Pendapatan : jagung 2 ½ @ Rp. 3000,-/kg → Rp. 750.000,-
Pendapatan tebon jagung 4 ton @ Rp 13.000/2 ikat (10 kg) → Rp. 5.200.000,-
Keuntungan Bersih→Rp. 2.300.000,- (setiap panen)
Tanaman Singkong
Bibit singkong didapat saat pemanenan singkong 40 pohon
Pupuk
Urea : 50 kg @ Rp 1500/kg → Rp 75.000,-
Tenaga Kerja
Pengolahan lahan : 2 orang @ Rp 40.000,- = Rp 80.000,-
Biaya panen Rp 100.000,-
Biaya lain – lain Rp 50.000,-
Total biaya pengeluaran Rp 305.000,-
Pendapatan singkong 2,8 kwintal @Rp 1200,-/kg = Rp 336.000,-
Keuntungan Bersih→ Rp 31.000,- (setiap panen)
Tanaman rumput Canada
Bibit rumput Canada Rp.60.000
Pupuk
Urea : 100 kg @ Rp 1500/kg → Rp 150.000,-
Tenaga Kerja
Pengolahan lahan : 2 orang @ Rp 40.000,- = Rp 80.000,-
Biaya panen Rp 200.000,-
Biaya lain – lain Rp 100.000,-
Total biaya pengeluaran Rp 305.000,-
Pendapatan srumput canada 10 kwintal @Rp 350,-/kg = Rp 350.000,-
Keuntungan Bersih→Rp 45.000,- (setiap panen)
Caliandra sebagai tanaman pagar dan biasanya digunakan untuk pakan ternak sesuai kebutuhan.
Pohon sengon masih menunggu masa panen selama 7 tahun.
Usaha peternakan.
Jenis ternak yang dimiliki ;
Jenis ternak Jumlah ternak
Kambing etawah dan Peranakan etawah 20 (Biasanya sampai 60 ekor)
Bebek pecking 20 Ekor
b. Teknik Pengelolaan
Modal yang digunakan dalam pembelian ternak diperoleh dari tabungan sendiri, pembelian ternak dilakukan sedikit demi sedikit. Mula- mula pak puguh membeli kambing, kemudian bebek pecking, dan dilanjutkan dengan ternak lainnya. Awalnya pak puguh beternak 2 ekor kambing dan dilanjutkan dengan ternak yang lainya.Pemberian pakan dilakukan setiap pagi dan sore hari. Pemberian pakan dilakukan oleh pak kasun (Responden).Selain itu, hasil ternak juga dipelihara untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.Limbah peternakan dimanfaatkan oleh pak puguh sebagai pupuk organik. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik ini akan menambah penghasilan, selain itu limbah peternakan menjadi lebih bernilai, bukan sebagai limbah yang tidak bisa dimanfaatkan. Pupuk organik ini digunakan sendiri oleh pak puguh untuk pertanianya.
c. Pengadaan pakan hijauan
Pakan hijauan untuk ternak diperoleh dari lahan pak puguh sendiri, sehingga pak puguh tidak perlu khawatir akan hijauan untuk ternak karena pak puguh menanam rumput gajah di lahannya sendiri.
d. Analisi pendapatan
Pendapatan responden dari hasil pertanian dan penjualan Rp 1076.201,-. Pendapatan responden tidak dapat terperinci dan tetap setiap bulan, karena tidak semua ternak yang dipelihara dijual, sebagian dikonsumsi pemilik pribadi. Jika ternak yang dipelihara dikonsumsi sendiri oleh keluarga responden, maka penghasilan tidak tentu. Setelah memperoleh pendapatan, dipergunakan untuk membeli segala sesuatu yang menunjang kebutuhan responden dan keluarga.e. keterlibatan dalam usaha peternakan
Pengolahan peternakan dilakukan pak kasun. Beliau memulai melakukan pekerjaannya mulai pukul 07.00 WIB- 17.00 WIB.Responden mampu mengatur semua usaha peternakan milik bpak puguh hasil dari usaha tersebut sehingga responden bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari untuk keluarga.Biaya produksi peternakan
Kambing etawah dan Bebek pecking
Perkiraan biaya yang dikeluarkan :- Konsentrat: untuk 20 ekor bebek pecking dan 20 ekor kambing = Rp 315.000/Bulan
- Listrik: Rp 120.000/bulan
- Air: Rp 60.000/bulan
- Gaji 1 orang karyawan : Rp 700.000/bulan
- Total pengeluaran : Rp.1.195.000/Bulan
- pendapatan susu kambing @Rp. 6.000.000/Bulan dari 8 kambing laktasi\
- pendapatan bebek pecking @Rp. 500.000/Bulan
- Keuntungan bersih : → Rp.5.305.000,- (hasil penjualan)
Segi feasibilitas
Usaha tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut.Segi stabilitas
Usaha tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut karena secara umum sudah berkembang dengan baik.Segi produktivitas
Secara umum usaha tani ini terus berkembang dan dapat berlanjut dengan baik.Segi susutainabilitas
Secara umum usaha tani ini terus berkembang dan dapat berlanjut dengan baik.4.2 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS (di ekosistem lahan sawah)
Jenis tanama padi yang ditanam yaitu padi cembrodo. Luas lahan yang ditanami 5000m2. Jenis ternak yang dimiliki yaitu 4 ekor sapid an ternak tersebut kepunyaan sendiri. Ternak yang dimiliki tidak diperjual belikan karena untuk membajak sawah. Produksi tanaman padi setelah panen tidak dijual karena digunakan sendiri. Perincian biaya sebagai berikut :Pengeluaran
Pengolah sawah 2hari x 4orang x Rp. 40.000,00/hari = Rp. 320.000,00
Pembajak sawah 3hari x Rp. 50.000,00/hari = Rp. 150.000,00
Harga pupuk Urea 50kg = Rp. 90.000,00
Harga pupuk Mutiara 10kg x Rp.7500,00/kg = Rp. 75.000,00
Bibit padi cembrodo 6kg x Rp. 90.0000,00/10kg = Rp. 540.000,00
Jumlah =Rp. 1.175.000,00Integrasi sederhana
Dikawasan ekosistem lahan sawah milik Pak Ma'ruf umumnya hanya tomat dan lombok. Pada sistem ini dapat menambah komoditas yaitu ternak sapi. Keberadaan ternak akan membuat siklis sistem produksi dapat berlangsung secara tertutup. Adapun bagannya sebagai berikut :Integrasi kompleks
Dari pola integrasi sederhana dapat diintroduksi spesies lain yang memiliki hubungan fungsional dengan spesies yang sudah ada, contohnya ternak entok yang dimiliki Pak Ma'ruf dapat dikembangkan untuk dilepas dipersawahan padi pada saat setelah panen sehinggga dapat memperpanjang rantai ekosistem. Dengan sentuhan teknologi yaitu penempatan mesin pengolahan dari gabah menjadi beras, limbahnya yaitu bekatul dan dedak untuk tambahan pakan ternak. Pengolahan kotoran digunakan untuk pupuk dan kemudian dipadukan dengan pengolahan hasil, bagannya yaitu sebagai berikut :4.4 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS (di ekosistem lahan perkebunan – ternak)
Pada model pertanian tekno-ekologis lahan perkebunan dengan ternak, jenis tanaman kebun dan tanaman pakan ternak yang ditanam bpk. Jumari sebagai berikut :Jenis tanaman perkebunan yang di tanam :Sengon
Kelapa
Ketela Pohon
Pisang
Jenis tanaman pakan ternak :
Gamal
Lamtoro
Nangka
Ketela Pohon
Sedangkan ternak yang dipelihara yaitu ternak entok dan ternak sapi. Pada model pertanian ini sangat berkaitan antara ternak dan tanaman perkebunan yang ada didalamnya. Pemilik lahan yaitu Pak Ma'ruf hasil produksi dari tanaman pakan ternak yaitu gamal, lamtoro, nagka dan ketela pokon dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi dan jenis tanaman perkebunan yaitu sengon, kelapa, nangka dan ketala pohon hasilnya tidak dijual tetapi digunakan sendiri sebagai tambahan pakan ternak.

Kesimpulan :
BAB V
PENUTUP


Download MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TERPADU kelompok 37.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TERPADU kelompok 37. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: