Oktober 21, 2016

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN

Judul: MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN
Penulis: Risma Wati


BAB I
PENDAHULUAN
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompaok kami ini dengan mengambil topik yakni kependudukan di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengajar Ekonomi Pembangunan dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
 Saya merasa belum sempurna dalam menyelesaikan makalah ini, jadi saya minta maaf sebesar – besarnya jika makalah yang kami buat belum sesuai dengan syarat – syarat yang diberikan.
Sekian dan terima kasih.
LATAR BELAKANG
Pengangguran masih menjadi salah satu masalah yang paling krusial di Negara Berkembang terutama Indonesia
Urbanisasi merupakan masalah yang cukup serius bagi kota-kota besar diIndonesia. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama antar daerah pedesaan dengan daerah perkotaan. Semakin besarnya perbedaan antar  tingkat pertumbuhan wilayah menyebabkan semakin tingginya tingkat urbanisasi.
Kemiskinan menjadi momok dalam masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi angka kemiskinan tidak turun secara signifikan. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2015 diprediksi mencapai 30,25 juta orang atau sekitar 12,25 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.     Apa itu pengangguran, dan bagaimanakah pengangguran di kota besar ?
2.     Apa itu urbanisasi dan dampak urbanisasi ?
3.     Bagaimana angka kemiskinan di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud pengangguran dan bagaimanakah pengangguran di kota besar.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud urbanisasi dan dampak urbanisasi.
3. Untuk mengetahui angka kemiskinan di Indonesia.
BAB.II
PEMBAHASAN
PENGANGGURAN
Pengertian Pengangguran
Menurut Sukirno, pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu:
Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
 Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan .
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa:
Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (BPS, 2000: 14).
Analisis Data Pengangguran di Kota di Indonesia
Pendidikan dipandang sebagai solusi dalam  proses pembangunan ekonomi nasional. Dengan Pendidikan Indeks Pembangunan Manusia akan meningkat, kemudian pengangguran menurun dan kemiskinan juga menurun. Sesuai dengan pemikiran Theodore Schultz  "Investement in human capital"  yang mengatakan proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi juga merupakan suatu investasi.
Schultz (1960)  memperhatikan bahwa pembangunan sektor pendidikan berfokus pada  manusia telah memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Namun keadaan pendidikan di Indonesia dianggap masih kurang berkualitas. Hal ini dilihat dari lulusan Sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia kurang berkompeten.
Berdasarkan penelitian BAPPENAS tahun 2012 menunjukkan tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan. Dari 7,14% menjadi 6,56%. Pengangguran terbuka untuk lulusan SMA ke atas juga mengalami penurunan, untuk diploma turun dari 12,78% menjadi 7,16% dan sarjana dari 11,92% menjadi 8,02%. Namun jumlah ini belum menggembirakan karena pengangguran dikataka kecil apabila kurang dari 5%. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan pengelolaan pendidikan sebagai pendorong pembangunan ekonomi.
Dari data tersebut menunjukkan pengangguran di Indonesia terdistribusi di semua jenjang pendidikan.  Pengangguran terdidik  jenjang SLTA Umum, Diploma dan Universitas mengalami penurunan dari tahun 2011-2012, tetapi jenjang SLTA Kejuruan / SMK mengalami peningkatan TPT.
TPT SMA tertinggi karena Lulusan SMA dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, namun banyak lulusan SMA yang tidak mampu melanjutkan , sehingga mereka menganggur karena tidak dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan SMK yang diharapkan menjadi solusi pemerintah untuk mengentaskan pengangguran jumlahnya justru bertambah.  Program SMK dikhususkan untuk siswa agar dapat siap bekerja serta membuka lapangan pekerjaan/ berwirausaha sesuai bakat yang dimiliki melalui program Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Berdasarkan penyebabnya pengangguran dapat dibedakan 5 macam yaitu:
1. Pengangguran struktural yaitu : pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi.
2. Pengangguran siklus/konjungtur yaitu : pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan dalam tingkat perekonomian.misalnya perusahan-perusahaan harus mengurangi kegiatan produksi sehingga sebagian tenaga kerja diberhentikan.
3. Pengangguran friksional yaitu : pengangguran yang terjadi pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment),di mana tenaga kerja berusaha mengganti pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja atau mogok sementara untuk menuntut kenaikan upah.
4. Pengangguran musiman yaitu : pengangguran yang terjadi akibat perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala,misalnya menganggur pada saat selang antara musim tanam dan musim panen
5. Pengangguran karena perubahan teknologi(technological unemployment) yaitu pengangguran yang terjadi akibat perubahan teknologi misalnya mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin.
Cara mengatasi pengangguran di Indonesia
Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam mengurang jumlah pengangguran di Indonesia, namun masih saja pengangguran tidak berkurang bahkan lebih bertambah setiap tahunnya di karenakan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan lapangan pekerjaan.
Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi mengemukakan cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:
1. Memperbaiki pasar tenaga kerja
2. Menyediakan program pelatihan
3. Menciptakan program padat karya
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia hendaknya:
·         Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasab berserikat, dan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di kelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
Ada berbagai cara dalam mengatasi pengangguran,yaitu :
Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal.
Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja.
Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja.
Menggalakkan program transmigrasi.
Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan.
Mengintensifkan program keluarga berencana.
Menekan impor dan memperbanyak ekspor
 
URBANISASI
1. LANDASAN TEORI
Pengertian urbanisasi umumnya yang kita kenal adalah perpindahan dari desa ke kota. Sedangkan menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi. Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang pindah dari desa ke kota, karena adanya penarik di kota, yaitu kesempatan kerja.
Pengertian lain dari urbanisasi, dikemukakan oleh Dr. PJM Nas dalam bukunya Pengantar Sosiologi Kota yaitu Kota Didunia Ketiga. Pada pengertian pertama diutarakan bahwa urbanisasi merupakan suatu proses pembentukan kota, suatu proses yang digerakkan oleh perubahan struktural dalam masyarakat sehingga daerah-daerah yang dulu merupakan daerah pedesaan dengan struktur mata pencaharian yang agraris maupun sifat kehidupan masyarakatnya lambat laun atau melalui proses yang mendadak memperoleh sifat kehidupan kota. Pengertian kedua dari urbanisasi adalah, bahwa urbanisasi menyangkut adanya gejala perluasan pengaruh kota ke pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, ekonomi, sosial dan psikologi.
Dari beberapa pengertian mengenai urbanisasi yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian urbanisasi adalah merupakan suatu proses perubahan dari desa ke kota yang meliputi wilayah/ daerah beserta masyarakat di dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek-aspek fisik/ morfologi, sosial, ekonomi, budaya, dan psikologi masyarakatnya
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, mengalami peningkatan urbanisasi yang tidak terkendali. Dari hasil proyeksi urbanisasi, laju urbanisasi menunjukkan trend yang menaik. Tingkat urbanisasi pada tahun 2000 adalah 36,46% naik menjadi 40.48% di tahun 2005. Tingkat urbanisasi ini diperkirakan akan naik menjadi 48,41% di tahun 2015 serta naik menjadi 52,20% ditahun 2020.
2.FAKTOR-FAKTOR URBANISASI
Faktor Penarik (Pull Factors)
Orang desa tertarik ke kota adalah suatu hal yang wajar. Beberapa alasan yang menarik mereka pindah ke kota diantaranya adalah:
Melanjutkan sekolah, karena di desa tidak ada fasilitasnya atau mutu kurang.
Pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau mudahnya membuka usaha kecil-kecilan.
Tingkat upah di kota yang lebih tinggi.
Keamanan di kota lebih terjamin.
Hiburan lebih banyak
6. Kebebasan pribadi lebih luas
7.  Adat atau agama lebih longgar
Faktor Pendorong (Push Factors)
Di sisi lain kota mempunyai daya tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa umumnya mempercepat proses urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong tumbulnya urbanisasi, yakni :
1.      Keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis
2.      Keadaan kemiskinan desa yang seakan-akan abadi
3.      Lapangan kerja yang hampir tidak ada
4.      Pendapatan yang rendah
5.      Keamanan yang kurang
6.      Adat istiadat yang ketat
7.      Kurang fasilitas pendidikan
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa faktor utama penyebab timbulnya urbanisasi yang paling kuat adalah faktor ekonomi (menjadi motif utama), selain itu disusul dengan faktor tingkat pendidikan. Penyebab lain dari terjadinya urbanisasi adalah karena terjadinya "overruralisasi" yaitu tingkat dan cara produksi di pedesaan terdapat terlalu banyak orang.
DAMPAK URBANISASI BAGI DESA DAN KOTA
Urbanisasi  akan  menimbulkan  akibat tidak baik  di  daerah  pedesaan  yang ditinggalkan maupun di kota yang dituju. Akibat daridanya urbanisasi adalah sebagai berikut.
Akibat negatif urbanisasi yang terjadi di desa antara lain :
Terjadi  kekurangan  tenaga  muda  karena  pemuda  banyak  yang  pindah  ke  kota untuk mencari pekerjaan.
Sulit   mencari   tenaga   terdidik   sebagai   tenaga   penggerak   pembangunan sebab  mereka  yang  mempunyai  pendidikan  cukup  tinggi  tidak  mau pulang ke desanya.
Terhambatnya pembangunan di desa.
Produktivitas    pertanian    dan    sumber-sumber    penghasilan    di    daerah pedesaan makin menurun sebab kekurangan tenaga pengelola.
Akibat negatif urbanisasi yang terjadi di kota antara lain :
Di bidang kependudukan, semakin meningkatnya kepadatan penduduk di kota. 
Di bidang ekonomi, akibat kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh para urban sehingga meningkatnya pekerja kasar di kota, penghidupan semakin sulit,    kesempatan kerja semakin    sempit,    dan jumlah pengangguran meningkat.
Di bidang sosial, perumahan makin   sulit   diperoleh   sehingga   timbul golongan tunawisma (gelandangan)  gubuk-gubuk  liar,  daerah  pemukiman kumuh atau slum area, dan lingkungan kota menjadi kotor.
Di bidang transportasi,   sering   terjadi   kemacetan   lalu   lintas   terutama dijalan-jalan besar, meningkatnya kecelakaan lalu lintas, jumlah transportasi umum tidak mencukupi jumlah penumpang.
Di bidang keamanan, meningkatnya angka kejahatan,  seperti  pencopetan, penodongan, pencurian, penipuan, dan perampokan.
Meskipun  urbanisasi  banyak  membawa  akibat  negatif,  ada  juga  akibat  positifnya.
Akibat positif urbanisasi bagi desa :
Mengurangi pengangguran di pedesaan.
Mengurangi kepadatan penduduk di desa.
Tertanamnya  sifat  dinamis  masyarakat  desa  akibat  pengaruh  dan  urban  yang pulang ke desa, sehingga menunjang pembangunan desa.
Dapat  memperoleh  tenaga  kerja  yang murah untuk pembangunan.
USAHA-USAHA MENCEGAH ATAU MENGURANGI URBANISASI
Upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya urbanisasi adalah sebagai berikut :
Melaksanakan  pembangunan  secara  desentralisasi,  yaitu  pembangunan  yang merata  atau  menyebar  berpusat  pada  daerah-daerah.
Masing-masing daerah akan mengembangkan daerah sekitarnya.
Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan.
Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan, seperti fasilitas kesehatan, sekolah, tempat hiburan, dan transportasi.
Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga berencana.
Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan, antara lain membangun irigasi,  menggiatkan koperasi unit desa. 
Meningkatkan keamanan di pedesaan dengan lehih mengaktifkan sistem keamanan lingkungan atau siskamling.
Mengeluarkan  peraturan  untuk  mempersulit  perpindahan  penduduk  desa  ke kota,   misalnya   izin   pindah   ke   kota   sulit,   Jakarta   dinyatakan   tertutup   bagi  pendatang baru.
PEMECAHAN MASALAH URBANISASI
Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan memperlambat laju pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun desa, adapun program-program yang dikembangkan diantaranya:
Intensifikasi pertanian.
Mengurangi/ membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu program keluarga berencana.
Memperluas dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan
Program pelaksanaan transmigrasi.
Memperluas dan mengembangkan lapangan pekerjaan di kota.
Penyebaran pembangunan fungsional di seluruh wilayah.
Pengembangan teknologi menengah bagi masyarakat desa

Perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti reformasi tanah. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka yang yang berperan adalah pemerintah setempat dalam penerapannya. Pemerintah daerah perlu berbenah diri dan perlu mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi yang ada di daerah, sehingga terjadi kegiatan ekonomi dan bisnis yang benarbenar berorientasi pada kepentingan warganya. Tapi bukan berarti pemerintah daerah saja yang berperan, di tingkat pusat, pemerintah juga perlu membuat kebijakan lebih adil dan tegas terkait pemerataan distribusi sumber daya ekonomi. Arus balik ialah fenomena tahunan. Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik untuk mengantisipasi meledaknya jumlah penduduk perkotaan dengan segala macam persoalannya.
ANGKA KEMISKINAN
1.PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kenaikan jumlah penduduk miskin ini disebabkan beberapa faktor, termasuk kenaikan harga BBM, inflasi, dan pelemahan dolar. Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini mengatakan, berdasarkan kajian, kolaborasi ketga faktor tersebut bisa menambah angka kemiskinan sebesar satu persen.
2.ANALISIS ANGKA KEMISKINAN DI INDONESIA
Pada bulan Maret 2014 jumlah penduduk miskin sebesar 28,28 juta orang,  bila dibandingkan dengan September 2013 terjadi penurunan dari 28,60 juta orang, dan persentasenya juga menurun dari 11,46 menjadi 11,25 persen 
 Menurut pulau, perkotaan yang paling rendah presentase penduduk miskinnya terjadi di Kalimantan, tertinggi di Bali dan Nusa Tenggara, sementara untuk wilayah pedesaan  bila dilihat pulau yang tertinggi presentase penduduk miskinnya terjadi di Maluku dan Papua, terendah,Kalimantan,. Peranan  komoditi makanan terhadap garis kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Komoditi  makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan adalah beras, disusul telur ayam, daging ayam, mie instan, gula pasir, tempa dan tahu serta rokok.
Sementara komoditi bukan makanan, peranan terbesar diantaranya biaya perumahan, tarif dasar listrik, biaya pendidikan dan biaya untuk bahan bakar minyak atau BBM.
Secara rinci BPS mencatat  selama periode September 2013 hingga maret 2014 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun dari sekitar 10,68 juta orang  menjadi sekitar 10,51 juta orang. Sementara masyarakat miskin di daerah pedesaan turun dari 17,92 juta orangmenjadisekitar17,77jutaorang.
 3.Tabel Angka Kemiskinan

•Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. Tingkat kemiskinan pada bulan September2013 sebesar 11,47% (target APBN 2013sebesar 9,5%-10,5%). Kenaikan tingkat kemiskinan dari 11,37% pada Maret 2013 ini disebabakan terutama karena tingkat inflasi yang lebih tinggi dari target pada APBN-P. Dampak dirasakan terutama karena kenaikan harga bahan pokok makanan sebagai dampak antara lain karena kenaikan BBM pada bulan Juni 2013dan perubahan iklim.
•Target APBN 2014sebesar 9,0%-10,5%(Revisi RPJMN 2009-2014: 8,0%-10,0%).

Tahun2013
BadanPusatStatistikmencatatmasihadasekitar28,55 jutaatau11,47% dari248,8 jutapendudukIndonesia yang masukkedalamkategorimiskin
yang berartisekitar1 dari9 orang Indonesia adalahorang miskin.
Menurut hasil survei BPS, penduduk miskin di perkotaan terbanyak berada di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, sementara penduduk miskin di pedesaan terbanyak di Pulau Maluku dan Papua. Pulau Kalimantan merupakan pulau yang sedikit berpenduduk miskin.
Belum lagi, Indonesia masih memiliki 100 kabupaten/kota yang indeks kesejahteraannya masih rendah. Lokasi ini terkonsentrasi di wilayah Indonesia timur meskipun secara jumlah penduduk miskin banyak terdapat di pulau Jawa. Ke depan, kata dia pemerintah akan berupaya menciptakan lapangan kerja, terutama di wilayah Indonesia timur.Deputi Bidang Kemiskinan Ketenagakerjaan dan UKM Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Rahma Iryanti mengakui, tidak mudah mengentaskan kemiskinan lantaran kemiskinan kronis terus berlanjut.Dari berbagai upaya yang dilakukan ternyata masih banyak masyarakat yang rawan miskin dan berpotensi kembali miskin sehingga pengentasan kemiskinan tak kunjung selesai. Berdasarkan data 60 juta keluarga miskin yang ada selama tahun 2008-2010, sekitar 1,5 juta rumah tangga miskin berhasil keluar dari kategori miskin tetapi masih rentan terhadap kemiskinan. Sebanyak 2,1 juta keluarga miskin berhasil keluar dari kategorissangatmiskintetapitetapmiskin.Sebanyak 0,9 juta keluarga miskin berhasil keluar dari kondisi sangat miskin tetapi jatuh lagi dalam kemiskinan. Sementara, 1,5 juta keluarga miskin masih berada dalam kemiskinan yang kronis. Dia mengatakan, ada program prioritas wajib, yakni sektor pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang terus dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan antara penduduk miskin dan kaya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Urbanisasi adalah masalah penyebaran penduduk yang tidak merata antara wilayah desa dengan wilayah kota yang dapat menimbulkan beragam permasalahan dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat.
Angaka Kemiskinan adalah jumlah rasio keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.


Download MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: