Oktober 21, 2016

Filsafat Pendidikan Realisme

Judul: Filsafat Pendidikan Realisme
Penulis: Hermanto No Kise


Filsafat Pendidikan Realisme
Realisme adalah reaksi terhadap keabstrakan dan "kedunia-lainan" dari filsafat idealisme. Titik tolak dari realisme adalah bahwa objek-objek dari indera muncul dalam bentuk apa adanya (Knight, 2007:81).
Realisme adalah suatu aliran filsafat yang luas meliputi materialisme di satu sisi dan sikap yang lebih dekat kepada idealisme di pihak lain.Realisme adalah pandangan bahwa objek-objek indera adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal. Diketahuinya atau menjadi objek pengalaman, tidak akan mempengaruhi watak sesuatu benda atau mengubahnya. Menurut Kattsoff (1996:126) realisme dalam berbagai bentuk menarik garis pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan diketahui.
Dalam filsafat pendidikan Realisme mendefinisikan dirinya sebagai aliran filsafat pendidikan dengan basis dasar 3 kategori. Di mana dunia luar berdiri tanpa tergantung keberadaan kita, realistas dapat diketahui melalui pikiran manusia (Ornstein, 1985:191):
Konsepsi Metafisika
Dalam pandangan realisme, realitas itu dipahami sebagai sesuatu yang sifatnya objektif,tersusun atas materi dan bentuk berdasarkan hukum alam. Sesuatu yang objektif adalah sesuatu yang berada di luar kesadaran manusia seperti keberadaan benda-benda , seperti misalnya meja, kursi, binatang,pintu, pohon, air , matahari dan sebagainya. Benda-benda ini secara objektif juga mengikuti hukum alam , di mana benda tersebut dapat rusak.
Berbeda dengan idealisme yang memandang bahwa realistas itu dikotomik, yakni adala dunia penampakan yang kita tangkap lewat indera dan ada dunia realitas yang kita tangkap melalui kecerdasan akal yang tefokus pada ide-gagasan,dan ide-gagasan yang eternal itu lebih dahulu ada dan lebih penting daripada dunia empiris-inderawi. Maka Realisme menyatakan bahwa benda-benda itulah yang pertama hadir tanpa harus diketahui oleh kesadaran kita.
Konsepsi Epistemologis
Dalam filsafat pendidikan, epistemologis banyak berbicara mengenai masalah kurikulum, cara belajar dan metode pembelajaran dan juga sumber-sumber pengetahuan yaitu apakah sumber pengetahuan hanya mutlak berasal dari guru ataukah ada sumber-sumber pengetahuan lainnya.
Aliran realisme menyatakan bahwa pengetahuan seseorang diperoleh lewat sensasi dan abstraksi. Sensasi dalam hal ini adalah digunakannya panca indera manusia untuk menemukan pengetahuan bagi dirinya. Melalui panca indera maka manusia dapat menangkap berbagai macam objek riil di luar dirinya dan kemudia dilanjutkan dengan proses abstraksi yaitu proses pengambilan kesan-kesan umum sehingga kesan ini kemudian disimpan dalam kesadaran seseorang.Epistemologis realis ini berbeda dengan epistemologi idealis yang mengatakan bahwa mengetahui berarti memikirkan kembali gagasan-gagasan yang sudah dimiliki.
Aksiologi Realisme
Aspek aksiologis banyak berkaitan dengan bidang nilai. Dalam kaitan dengan nilai, pandangan Realisme menyatakan bahwa nilai bersifat abadi, absolut tetapi mengikuti hukum alam yang berlaku.
Melalui konsep nilainya tersebut kelompok realis juga menyatakan bahwa mata pelajaran yang dilaksanakan di sekolah pada intinya adalah untuk menerangkan realitas objek dunia, sehingga studi-studi di sekolah lebih banyak didasarkan pada kajian-kajian ilmu kealaman atau sains.
Comenius dalam bukunya "Didactica Magna" (Didaktik Besar) dan "Orbis Sensualtum Pictus" (Dunia Panca Indera dengan Gambar-Gambar) mengemukakan metode berpikir yang diawali dengan fakta-fakta yang merupakan metode berpikir ilmiah, yaitu dengan metode induktif. Oleh karena itu dalam pembelajaran sangat ditekankan dengan penggunaan metode peragaan atau metode peragaan merupakan suatu keharusan dalam proses belajar mengajar, sehingga beliau dijuluki sebagai Bapak Keperagaan dalam Belajar Mengajar.
Beberapa prinsip belajar yang dikemukakan oleh Comenius (Sadulloh, 2003) adalah:
Pelajaran harus didasarkan pada minat peserta didik. Keberhasilan dalam mengajar tidak karena dipaksakan dari luar, melainkan merupakan suatu hasil perkembangan pribadinya.
Setiap mata pelajaran harus memiliki out-line; garis besar proses belajar mengajar, silabus dan rencana pembelajaran, dan sudah ada pada awal pembelajaran
Pada pertemuan awal atau permulaan pembelajaran, guru harus menyampaikan informasi tentang garis-garis besar pembelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik.
Kelas harus diperkaya dengan gambar-gambar, peta, affirmasi, foto, hasil karya peserta didik dan sejenisnya yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar yang diberikan/dilaksanakan
Pembelajaran harus berlangsung secara sikuens atau berkesinambungan dengan pelajaran sebelumnya sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh dan mengikuti perkembangan pengetahuan secara terus-menerus
Setiap aktivitas yang dilakukan guru bersama peserta didik hendaknya membantu untuk pengembangan hakikat manusia , dan kepada peserta didik ditunjukkan kepentingan yang praktis dari setiap sistim nilai
Pelajaran dalam subjek yang sama diperuntukkan bagi semua peserta didik
Secara logika, antara idealisme dan realisme tidak bisa dipertentangkan. Sebab, pencetus idealisme (Plato) adalah murid dari pencetus realisme (Socrates). Jika demikian, apakah mungkin Plato seorang idealis yang juga realis? Dengan pertanyaan lain, apakah Sokrates yang realis juga seorang idealis? Apa sesungguhnya hakekat ide dan riil atau materi itu?
Idealisme menganggap, bahwa yang konkret hanyalah bayang-bayang, yang terdapat dalam akal pikiran manusia. Kaum idealisme sering menyebutnya dengan ide atau gagasan. Seorang realisme tidak menyetujui pandangan tersebut. Kaum realisme berpendapat bahwa yang ada itu adalah yang nyata, riil, empiris, bisa dipegang, bisa diamati dan lain-lain. Dengan kata lain sesuatu yang nyata adalah sesuatu yang bisa diindrakan (bisa diterima oleh panca indra).
Kurikulum yang digunakan dalam aliran idealisme adalah pengembangan kemampuan berpikir, dan penyiapan keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.
Tokoh-tokoh Idealisme salah satunya adalah: Plato (477 -347 Sb.M) Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indra. Dan pada dasarnya sesuatu itu dapat dipikirkan oleh akal, dan yang berkaitan juga dengan ide atau gagasan. Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang dikenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan.
Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Konsep filsafat menurut aliran idealisme adalah :
a.      Metafisika-idealisme: secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah, sedangkan secara kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah, tetapi kenyataan rohaniah yang lebih berperan.
b.     Humanologi-idealisme: jiwa dikaruniai kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih.
c.     Epistimologi-idealisme: pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang.
Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide-gagasan, pemikiran, akal-pikir atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objek-objek & daya-daya material. Idealisme menekankan akal pikir (mind) sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi, & bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal-pikir atau jiwa (mind).


Download Filsafat Pendidikan Realisme.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Filsafat Pendidikan Realisme. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: