September 10, 2016

Filosofi Akuntansi Syariah

Judul: Filosofi Akuntansi Syariah
Penulis: Nurbaeti Bety


Filosofi Akuntansi SyariahAkuntansi syariah dirumuskan sebagai sistem informasi yang membantu manusia melaksanakan amanahnya dalam menyampaikan laporan yang benar tentang suatu lembaga dan ikut berpartisipasi dalam menegakkan syariah dalam suatu organisasi yang dilaporkannya. Akuntansi syariah harus mengacu pada tujuan keberadaan manusia di muka bumi yang dimaksudkan sebagai "hamba Allah". Maka seharusnya akuntansi syariah juga harus dapat berperan dalam membantu dan memperlancar tugas manusia dalam melaksanakan fungsinya tersebut.Akuntansi Syari'ah jika ditinjau dari secara etimologi , kata akuntansi berasal dari bahasa inggris, accounting, dalam bahasa Arabnya disebut " Muhasabah" yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah atau wazan yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu
Menurut Prof. Dr. Omar Abdullah Zaid dalam buku Akuntansi Syariah halaman 57 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :
"Muhasabah, yaitu suatu aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syari'at dan jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan yang representatif, serta berkaitan dengan pengukuran dengan hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut untuk membentu pengambilan keputusan yang tepat.
Tujuan Akuntansi SyariahTujuan akuntansi syariah adalah "membantu semua pihak yang berkepentingan agar amanah yang dibebankan kepadanya sebagai khalifah atau hamba Allah dalam menjalankan suatu organisasi/ perusahaan dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan Allah dan pemberi amanah atau sesuai ketentuan syariah dengan tujuan agar semua kegiatan organisasi/perusahaan diridhoi Allah SWT serta pada akhirnya semua pihak yang terlibat dalam organisasi/perusahaan dapat mencapai tujuan kesejahteraan bersama dan mencapai tujuan utama 'alfalah' yaitu memasuki sorga Janatun Naim"
Prinsip dalam Akuntansi Syariah
Nilai pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam sistem akuntansi syari'ah. Ketiga nilai tersebut tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang universal dalam operasional akuntansi syari'ah. Apa makna yang terkandung dalam tiga prinsip umum tersebut? Berikut uraian ketiga prinsip yang terdapat dalam surat Al-Baqarah: 282.
Prinsip Pertanggungjawaban
Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim.Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsepamanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan sag Khaliq mulai dari alam kandungan.
Prinsip Keadilan
Jika ditafsirkan lebih lanjut, ayat 282 surat Al-Baqarah mengandung prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.
Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh misalnya, dalam akuntansi kita akan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.
Aliran dalam Akuntansi Syariah
Perkembangan akuntansi syari'ah saat ini menurut Mulawarman (2006; 2007a; 2007b; 2007c) masih menjadi diskursus serius di kalangan akademisi akuntansi. Diskursus terutama berhubungan dengan pendekatan dan aplikasi laporan keuangan sebagai bentukan dari konsep dan teori akuntansinya. Perbedaan-perbedan yang terjadi mengarah pada posisi diametral pendekatan teoritis antara aliran akuntansi syari'ah pragmatis dan idealis.
Akuntansi Syariah Aliran Pragmatis
Aliran akuntansi pragmatis menurut Mulawarman (2007a) menganggap beberapa konsep dan teori akuntansi konvensional dapat digunakan dengan beberapa modifikasi (lihat juga misalnya Syahatah 2001; Harahap 2001; Kusumawati 2005 dan banyak lagi lainnya). Modifikasi dilakukan untuk kepentingan pragmatis seperti penggunaan akuntansi dalam perusahaan Islami yang memerlukan legitimasi pelaporan berdasarkan nilai-nilai Islam dan tujuan syari'ah.
  Akuntansi Syari'ah Aliran Idealis
Konsep dasar teoritis akuntansi yang dekat dengan nilai dan tujuan syari'ah menurut aliran idealis adalah Enterprise Theory (Harahap 1997; Triyuwono 2002b), karena menekankan akuntabilitas yang lebih luas. Meskipun, dari sudut pandang syari'ah, seperti dijelaskan Triyuwono (2002b) konsep ini belum mengakui adanya partisipasi lain yang secara tidak langsung memberikan kontribusi ekonomi. Artinya, lanjut Triyuwono (2002b) konsep ini belum bisa dijadikan justifikasi bahwa enterprise theory menjadi konsep dasar teoritis, sebelum teori tersebut mengakui eksistensi dari indirect participants.
Komparasi Antara Aliran Idealis dan Pragmatis
Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbincangan mengenai perbedaan antara aliran akuntansi syari'ah pragmatis dan idealis di atas adalah, pertama, akuntansi syari'ah pragmatis memilih melakukan adopsi konsep dasar teoritis akuntansi berbasis entity theory. Konsekuensi teknologisnya adalah digunakannya bentuk laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas dengan modifikasi pragmatis. Kedua, akuntansi syari'ah idealis memilih melakukan perubahan-perubahan konsep dasar teoritis berbasis shari'ate ET. Konsekuensi teknologisnya adalah penolakan terhadap bentuk laporan keuangan yang ada; sehingga diperlukan perumusan laporan keuangan yang sesuai dengan konsep dasar teoritisnya.
Postulat Akuntansi SyariahPostulat adalah sesuatu yang ditetapkan dan diterima kebenarannya sebagai suatu syarat dalam mewujudkan tujuan akuntansi syariah dan sebagai dasar dalam merumuskan prinsip dan standar akuntansi syariah dalam menyusun laporan akuntansi syariah. Dengan mengacu pada apa yang sudah ada dalam postulat akuntansi konvensional dan memperhatikan struktur teori akuntansi syariah, tujuan laporan keuangan syariah maka postulat akuntansi syariah adalah sebagai berikut :1) Laporan akuntansi, adalah menyangkut satu entitas yang berdiri sendiri terpisah dari entitas dan pihak lain,
2) Entitas sebagai badan hukum harus dianggap sebagai badan yang tidak bisa hidup sendiri tanpa memperhatikan kewajibannya selaku manusia yang memiliki tanggungjawab sosial,
3) Laporan akuntansi syariah terdiri dari informasi berupa kualitatif dan kuantitatif,
4) Laporan merupakan bagian dari situasi pada suatu periode akuntansi tertentu, bukan final,
5) Nilai yang ada dalam laporan keuangan adalah temporer, fana dan bukan nilai likuidasi dan didalamnya ada kontribusi sistem moneter,
6) Akuntansi syariah harus bisa memberikan informasi tentang pelaksanaan amanah dan akuntabilitas, dan
7) Harga harus menggambarkan nilai riil yang berlaku saat periode laporan.


Download Filosofi Akuntansi Syariah.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca Filosofi Akuntansi Syariah. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: