September 06, 2016

akuntansi perusahaan dagang

Judul: akuntansi perusahaan dagang
Penulis: Arifatul Islamiyah


Akuntansi Perusahaan Dagang
Akuntansi diartikan sebagai seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan cara yang sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta penginterpretasian hasil dari pencatatan tersebut.
Dalam catatan maupun prosedur akuntansi perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan konsep penanding (matching principle) laba bersih (Rugi) suatu perusahan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga pokok penjualan. Misalkan dalam suatu toko elektronik, yang disebut harga pokok penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli televisi, radio, kulkas, mesin cuci dan lainnya yang telah laku dijual dalam satu periode.Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya telpon.
Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang kedua menjual barang dagangan. Karena adanya barang secara fisik yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan. yang disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali kepada pelanggan
Karakteristik Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang agar memperoleh keuntungan harus melakukan penjualan barang dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli barang tersebut. Jika dibandingkan dengan badan usaha lain, maka perusahaan dagang memiliki karakteristik sebagai berikut:
Perusahaan dagang menjual produk berupa barang berwujud, antara lain barang jadi, barang setengah jadi, dan bahan buku (bahan mentah). Barang dagang tersebut dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, pertambangan, dan hasil industry.
Perusahaan dagang tidak melakukan pengolahan atas barang dagang. Produk perusahaan dagang merupakan pembeli dari pihak luar.
Perusahaan memiliki aktivitas pokok sebagai berikut.
a.      Pembelian Barang. Kegiatan pembelian dalam perusahaan dagang meliputi pembelian aktiva produksi, pembelian barang dagang serta pembelian barang dan jasa lain untuk mendukung kegiatan usaha. Pembelian tersebut dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit dan pada umumnya dilakukan kepada beberapa pihak atau pemasok (supplier).b.      Penyimpanan Barang. Setelah melakukan pembelian,maka barang-barang yang telah dibeli tersebut disimpan untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen. Pada umumnya penyimpanan barang diletakkan pada suatu gudang sebagai persediaan barang dagang perusahaan.c.       Penjualan Barang. Sumber utama pendapatan bagi perusahaan dagang berasal dari penjualan. Seperti pembelian, penjualan barang dagang juga dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.Kegiatan Perusahaan Dagang
Pembelian Barang Dagang (purcases). Pembelian barang dagang adalah aktivitas memperoleh barang dagang untuk dijual kembali. Dalam melaksanakan pembelian barang yang akan dijual, perusahaan harus memperhatikan ha-hal sebagai berikut.
  Harga Faktur. Harga faktur adalah harga yang tertera pada faktur. Harga faktur merupakan harga satuan dikalikan kuantitas barang dagang yang dibeli. Jika ongkos angkut ditanggung oleh pembeli, harga poko pembelian barang dagang ialah harga faktur ditambah dengan ongkos angkut jika ongkos angkut ditanggung oleh penjual, maka harga pokok pembelian adalah sebesar harga faktur.Agar suatu perusahaan dapat beroperasi dengan menguntungkan,maka harga jual barang harus lebih tinggi dari harga belinya. Komponen harga jual yang menguntungkan :Harga pokok barang yang dijual
Biaya operasi perusahaan (spt : biaya sewa, gaji pegawai, biaya asuransi dsb)
Laba bersih yang diinginkan perusahaan
Penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan.Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat dilakukan secara kredit.a) Penjualan Tunai
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut :
Kas Rp 12.000,00
Penjualan Rp 12.000,00
(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)
Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap sebagai penjualan tunai. Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual disetor ke bank bersama dengan diterima uang kontan dan cek yang diterima dari pelanggan. Secara berkala bank membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban.b) Penjualan Kredit
Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet pada rekening
Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah :Piutang Dagang Rp 12.000,00
Penjualan Rp 12.000,00
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)
Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual peralatan kantor (bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah rekening Peralatan Kantor, bukan rekening Penjualan.
Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan menjadi uang tunai. Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ogkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15 Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125.000 dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut dapat dicatat :10 Januari
Piutang Dagang Rp 5.000.000Penjualan Rp 5.000.000
( Penjualan dgn menggunakan American Express)
15 Januari
Kas Rp 4.875.000
Beban Penagihan Kartu Kredit Rp 125.000Piutang dagang Rp 5.000.000
( Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan yang dilaporkan tanggal 10 Januari)
Retur Dan Potongan Penjualan
Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau karena alasan lain sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan diberikan potongan dari harga semula barang yang dijual tersebut (potongan penjualan). Bila retur penjualan atau potongan penjualan menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan nota kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan.
Nota kredit itu menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan serta alasan pengkreditan tersebut.Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang dagang.Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah retur dan potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai beban yang berkaitan dengan pengembalikan barang (angkutan, pengepakan, perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya), disarankan agar jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini akan memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan potongan tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut Retur dan potongan penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi penjualan kredit. maka pencatatan yang dilakukan untuk pengembalian barang tersebut adalah :
Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000Piutang Dagang Rp 250.000( untuk mencatat pengembalian barang dari seorang pembeli)
Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang dikembalikan ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet dan kas dikredit
Potongan Penjualan
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur.Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto.Contoh :Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah :20 Januari
Piutang dagang Rp 10.000.000Penjualan Rp 10.000.000
(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan syarat 2/10,n/30)
Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah :30 Januari
Kas Rp 9.800.000Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)
Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10,n/30, pada tanggal 15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga Rp 2.000.000, maka harga faktur brutoatas barang yang jadi dibeli adalah Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga Rp 8.000.000. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19 Januari maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000). Jurnal yang dicatat adalah :19 Januari
Kas Rp 7.840.000Potongan tunai penjualan Rp 160.000
Piutang dagang Rp 8.000.000
(untuk mencatat penerimaan piutang dengan potongan 2%)
Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari, maka perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus membayar penuh sebeesar Rp 10.000.000. Jurnal yang dilakukan adalah :21 Januari
Kas Rp 10.000.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)
Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba adalah :PT AmazonLaporan Rugi-Laba (sebagian)
266704445000
2636520762635Penjualan …………………………………………………… Rp 10.000.000Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000Potongan Penjualan Rp 160.000
Rp 410.000
Penjualan bersih …………………………………………...…. Rp 9.590.000
HARGA POKOK PENJUALAN
Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga pembelian bersih.
Persediaan Barang Dagang (Inventory)
Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan.Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan perpetual.Metode Persediaan Periodik
Dalam metode periodik, adanya transaksi pembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada rekening persediaan tapi pada rekening penjualan.Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik.
Metode Persediaan Perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.
Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :Harga Pokok Penjualan :Persediaan barang, 1 JanuariRp 10.000Pembelian Rp 530.000Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000Potongan pembelian Rp 10.600Pembelian bersihRp 499.400Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember Rp 60.000Harga Pokok Penjualan Rp 449.400
Persediaan Awal
Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang lalu
Pembelian
Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodic, maka pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir periode rekening ini harus ditutup.Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :5 Januari
Pembelian Rp 530.000
Hutang Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan termin (2/10,n/30)
Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan.Retur Dan Potongan Pembelian
Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan Potongan pembelian.Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :6 Januari
Hutang Dagang Rp 20.000
Retur Pembelian Rp 20.000(untuk mencatat pengembalian barang )Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode.Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketahui pembeelian bersih.
Potongan Tunai Pembelian
Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur pembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian.Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan melunasi semua hutangnya. Maka jurnalnya adalah :14 Januari
Hutang dagang Rp 530.000
Potongan pembelian Rp 10.600
Kas Rp 519.400
(Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%)
Potongan Rabat
Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini disebut RABAT. Rabat tidak sama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000 dijual dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000 ( 100.000- (30% x Rp 100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual.Biaya Angkut
Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination).
Biaya Angkut bagi Pembeli
Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang dibeli.Dalam beberapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30) ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :15 Januari
Pembelian Rp 5.050.000Hutang dagang Rp 5.050.000
(mencatat pembelian barang dagangan dengan franco gudang pembeli)
Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang tanggal 20 Januari , maka perhitungannya adalah :
Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah dibayar lebih dulu oleh penjual Rp 5.050.000
Dasar menghitung potongan Rp 5000.000
Tarif potong 2%
Jumlah potongan (5.000.000 x 2%) Rp 100.000
Jumlah pembayaran Rp 4.950.000
Amazon akan menjurnal :20 Januari
Hutang dagang Rp 5.050.000
Kas Rp 4.950.000
Potongan pembelian Rp 100.000
Biaya Angkut bagi penjual
Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam perhitungan rugi laba sebagai biaya penjualan.
Persediaan Akhir
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode.Laba Kotor
Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh :Penjualan bersih Rp 9.590.000Harga Pokok Penjualan Rp 449.400Laba Kotor Rp 9.140.600
Biaya Operasional
Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum.Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan peralatan gudang dan beban iklan.Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan digolongkan sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji pegawai kantor, asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya umum.Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan rupa-rupa dan biaya umum rupa-rupa.
Laba Dari Operasional
Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi modal serta penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari operasi.Harga Pokok Penjualan
Seperti terlihat dalam laporan rugi-laba,terdapat hubungan-hubungan sebagai berikut:
Harga pokok barang yang tersedia dijual = persediaan awal + harga pokok Pembelian
Harga pokok penjualan = harga barang yang tersedia dijual – harga pokok persediaan akhir
Laba kotor penjualan = penjualan bersih – harga pokok penjualan
Rekening-rekening dalam perusahaan dagang:
a. Penjualanb. Retur dan potongan penjualan
c. Potongan tunai penjualan
d. Pembeliane. Retur dan potongan pembelian
f. Potongan tunai pembelian
g. Biaya angkut pembelian
h. Persediaan barang dagangan

Prosedur-prosedur akhir pada perusahaan dagang dengan metode pisik
Pembuatan jurnal penyesuaian
Penyusunan Neraca Lajur
Penyusunan Laporan Keuangan
Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode
PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan perusahaan jasa.Perusahaan yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)
4324353666490HPP = Persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
00HPP = Persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian.
221353871328Harga pokok penjualan Rp xxxx
Persediaan barang dagangan Rp xxxx
00Harga pokok penjualan Rp xxxx
Persediaan barang dagangan Rp xxxx
Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mencatat harga pokok penjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan persediaan periodic adalah :217170224790Harga pokok penjualan Rp xxxx
Pembelian Rp xxxx
00Harga pokok penjualan Rp xxxx
Pembelian Rp xxxx

22415582550Persediaan Rp xxxx
Harga pokok penjualan Rp xxxx
00Persediaan Rp xxxx
Harga pokok penjualan Rp xxxx

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga ke rekening.
22043810609Harga pokok penjualan Rp xxxx
Biaya angkut pembelian Rp xxxx
00Harga pokok penjualan Rp xxxx
Biaya angkut pembelian Rp xxxx

216628142875Retur dan potongan pembelian Rp xxxx
Harga pokok penjualan Rp xxxx
00Retur dan potongan pembelian Rp xxxx
Harga pokok penjualan Rp xxxx

22396912700Potongan tunai pembelian Rp xxxx
Harga pokok penjualan Rp xxxx
00Potongan tunai pembelian Rp xxxx
Harga pokok penjualan Rp xxxx

Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan. Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember 2002 (dalam ribuan ):
1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000
2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
3. Depresiasi Gedung 10% pertahun
4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000
Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002 adalah (dalam ribuan ) :

Penyusunan Laporan Keuangan
Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka penyusun lapoan keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data yang diperlukan dalam pembuatan laporan keuangan telah tersedia di neraca lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim.
Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Dagang MUTIARA :


Download akuntansi perusahaan dagang.docx

Download Now



Terimakasih telah membaca akuntansi perusahaan dagang. Gunakan kotak pencarian untuk mencari artikel yang ingin anda cari.
Semoga bermanfaat

banner
Previous Post
Next Post

Akademikita adalah sebuah web arsip file atau dokumen tentang infografi, presentasi, dan lain-lain. Semua pengunjung bisa mengirimkan filenya untuk arsip melalui form yang telah disediakan.

0 komentar: